BAB II LANDASAN TEORI
1.  Prestasi Akademik 1.1.Pengertian Prestasi Akademik
Menurut Chaplin 2006 prestasi adalah suatu tingkatan khusus dari  kesuksesan  karena  mempelajari  tugas-tugas,  atau  tingkat  tertentu
dari  kecakapankeahlian  dalam  tugas-tugas  sekolah  atau  akademis. Secara  pendidikan  atau  akademis,  prestasi  merupakan  satu  tingkat
khusus  perolehan  atau  hasil  keahlian  dalam  karya  akademis  yang dinilai  oleh  guru-guru,  melalui  tes-tes  yang  sudah  dibakukan,  atau
melalui kombinasi kedua hal tersebut. Selain itu, Djamarah 2002 mendefinisikan prestasi  akademik
sebagai suatu hasil yang diperoleh, dimana hasil tersebut berupa kesan- kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil
akhir  dari  aktivitas  belajar.  Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  prestasi akademik  merupakan  perubahan  dalam  hal  kecakapan  tingkah  laku,
ataupun  kemampuan  yang  dapat  bertambah  selama  beberapa  waktu dan  tidak  disebabkan  proses  pertumbuhan,  tetapi  adanya  situasi
belajar. Suryabrata  1998  juga  menambahkan  bahwa  prestasi
akademik  merupakan  suatu  penilaian  hasil  pendidikan,  dimana  untuk mengetahui  pada  waktu  dilakukannya  penilaian  sejauh  manakah  anak
didik  setelah  ia  belajar  dan  berlatih  dengan  sengaja.  Dimana, perwujudan  bentuk  hasil  proses  belajar  tersebut  dapat  berupa
Universitas Sumatera Utara
pemecahan  lisan  maupun  tulisan,  dan  keterampilan  serta  pemecahan masalah  langsung  dapat  diukur  atau  dinilai  dengan  menggunakan  tes
yang terstandar Sobur, 1996. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
akademik  adalah  hasil  yang  dicapai  seseorang  dalam  bidang akademisnya.
1.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Suryabrata  2001  mengemukakan  bahwa  ada  dua  faktor  yang mempengaruhi prestasi akademik, yaitu:
1. Faktor  Eksternal  merupakan  faktor  yang  berasal  dari  luar,
dimana meliputi: a. Faktor non sosial
Faktor  non  sosial  ini  meliputi  keadaan  udara,  suhu  udara, cuaca,  waktu,  tempat,  alat-alat  yang  dipakai  untuk  belajar.
Faktor  ini  secara  langsung  dapat  mempengaruhi  psikologis seseorang yang berakibat pada hasil prestasi yang akan didapat
pada mahasiswa. b. Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia sesama manusia, baik manusia  itu  ada  hadir  maupun  kehadirannya,  jadi  tidak
langsung hadir. 2.
Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri, dimana meliputi:
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor Fisiologis Faktor
fisiologis antara
lain keadaan
jasmani. Keadaanjasmani  melatarbelakangi  aktivitas  belajar;  dimana
keadaan jasmani yang sehat akan memberikan pengaruh positif dalam proses belajar seseorang sehingga proses belajar tersebut
akan memberikan hasil yang optimal. b. Faktor Psikologis
Yang  termasuk  dalam  faktor  psikologis  adalah  minat, bakat, intelegensi, kepribadian dan motivasi peserta didik.
Selain itu, Muhibbin 2010 juga menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang antara lain:
1. Faktor  Internal  yang  meliputi  aspek  fisiologis  dan  aspek
psikologis. a.
Aspek Fisiologis Kondisi  umum  jasmani  atau  tegangan  otot  yang  menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi  semangat  dan  intesitas  seseorang  dalam
mengikuti pelajaran. b.
Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis  yang
dapat  mempengaruhi  kuantitas  dan  kualitas  perolehan akademik seseorang, antara lain tingkat kecerdasanintelegensi;
sikap siswa tersebut terhadap suatu pelajaran,  bakat dan minat siswa,  serta  motivasi  siswa.  Dimana  motivasi  siswa  dapat
berupa  motivasi  intrinsik  yang  berasal  dari  dalam  diri  siswa,
Universitas Sumatera Utara
dimana  siswa  melakukan  proses  belajar  siswa  tersebut menyukai  pelajaran  yang  ia  pelajari  ataupun  motivasi
ekstrinsik  yang  berasal  dari  luar  diri  siswa  tersebut,  dimana siswa  ingin  mendapatkan  nilaiprestasi  akademik  yang
optimal. 2.
Faktor Eksternal yang meliputi kondisi lingkungan sekitar yang bersifat sosial maupun non-sosial.
a. Faktor sosial
Lingkungan sosial sekitar kampus dapat berupa para dosen, senior,  dan  teman-teman  sekelas  lainnya.  Dan  lingkungan
sosial  sekitar  rumah  juga  mempengaruhi  seseorang  untuk mencapai  prestasi  akademik,  seperti  dukungan  orangtua  dan
lingkungan tetangga. b.
Faktor non-sosial Faktor-faktor  yang  termasuk  dalam  lingkungan  non-sosial
adalah  gedung  kampus  dan  letaknya,  rumah  tempat  tinggal individu  tersebut,  alat-alat  belajar  yang  digunakan,  keadaan
cuaca dan waktu belajar yang digunakan seseorang. 3.
Faktor  Pendekatan  Belajar,  yakni  berupa  jenis  upaya  belajar seseorang  yang  meliputi  strategi  dan  metode  yang  digunakan
seseorang  untuk  melakukan  kegiatan  mempelajari  materi- materi pelajaran.
Berdasarkan  penjelasan  diatas,  dapat  disimpulkan  bahwa  prestasi akademik  dapat  dipengaruhi  oleh  faktor  internal,  faktor  eksternal  dan
faktor  pendekatan  belajar.  Dimana  faktor  internal  terdiri  dari  aspek
Universitas Sumatera Utara
fisiologis  dan  aspek  psikologis,  sedangkan  faktor  eksternal  terdiri  dari aspek sosial dan aspek non-sosial.
1.3.Indikator Prestasi Akademik Mahasiswa
Dwipurwani  2012  mengatakan  bahwa  prestasi  mahasiswa  dapat dilihat  dari  IPK  IndeksPrestasi  Kumulatif  yang  mengukur  mahasiswa
secaraakademik.  Nilai  IPK  dipengaruhi  oleh  berbagai  hal  oleh  kualitas tenagapengajar  yang  diukur  melalui  tingkat  pendidikan  formalyang
ditamatkan,  penguasaan  metode  mengajardan  penguasaan  materi  yang diajarkan.
Muhibbin  2010  juga  menambahkan  indikator  prestasi  akademik yang dicapai oleh seseorang mahasiswa dapat dilihat melalui IPK Indeks
Prestasi  Kumulatif  yang  tertera  pada  setiap  semester  maupun  pada  akhir penyelesaian  studi.  Dimana  IPK  diperoleh  melalui  penilaian  terhadap
mahasiswa  melalui  hasil  tes  ataupun  tugas-tugas  yang  sudah  dikerjakan mahasiswa.
Jadi,  indikator  prestasi  akademik  adalah  IPK  Indeks  Prestasi Kumulatif mahasiswa tersebut.
2. Self-Regulated Learning SRL
2.1.Pengertian Self-Regulated Learning
Zimmerman  Woolfolk,  2004  mengatakan  bahwa  self-regulation merupakan  sebuah  proses  dimana  seseorang  peserta  didik  mengaktifkan
dan  menopang  kognisi,  perilaku,  dan  perasaannya  yang  secara  sistematis
Universitas Sumatera Utara
berorientasi pada pencapaian suatu tujuan. Ketika tujuan tersebut meliputi pengetahuan maka yang dibicarakan adalah self-regulated learning.
Self regulated learningmerupakan suatu proses pengaturan diri dan strategi  yang  melibatkanmetakognisi,  motivasional,  dan  behavioral  dalam
mengoptimalkan  proses  pembelajaran  Zimmerman,  1990.  Secara metakognisi,  siswa  membuatperencanaan,  mengatur,  mengorganisir,
mengontrol,  dan  mengevaluasi  tujuan.Siswa  bertanggung  jawab  dalam keberhasilan  dan  kegagalan,  memilikiketertarikan  intrinsik  dalam
menghadapi  tugas  yang  mengacu  kepadamotivasional.  Serta  secara behavioral,  siswa  mencari  bantuan  dan  masukan,menciptakan  lingkungan
belajar  yang  optimal,  dan  memberikan  instruksi  sertapenguatan  terhadap
dirinya Aronson, 2002.
Selain  itu,  self-regulated  learning  dapat  berlangsung  apabila peserta  didik  secara  sistematis  mengarahkan  perilakunya  dan  kognisinya
dengan  cara  memberi  perhatian  pada  instruksi-instruksi,  tugas-tugas, melakukan  proses  dan  menginterpretasikan  pengetahuan,  mengulang-
ulang  informasi  untuk  mengingatnya  serta  mengembangkan  dan memelihara keyakinannya positif tentang kemampuan belajar dan mampu
mengantisipasi  hasil  belajarnya  Zimmerman  dalam  Schunk Zimmerman, 1989.
Strategi  self-regulated  learning  mengacu  kepada  tindakan  dan proses  yang  terarah  dalam  memperoleh  informasi  dan  keterampilan  yang
melibatkan  persepsi  siswa  terhadap  tujuan,  dan  bantuan  yang  digunakan. Siswa yang meregulasi diri dalam belajar akan memilih dan menggunakan
strategi  self-regulated  learning  untuk  mencapai  hasil  akademik  yang
Universitas Sumatera Utara
diharapkan  yang  berdasarkan  pada  timbal  balik  dari  keefektifan  dan keterampilan belajar Zimmerman, 1990.
Dari  uraian  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  self-regulated learning adalah kemampuan seseorang dalam mengatur belajarnya sendiri
mengaktifkan  pikiran,  perasaan  dan  perilaku  dalam  mencapai  tujuan belajarnya dengan melakukan strategi self-regulated learning.
2.2.Faktor Yang Mempengaruhi Self-Regulated Learning
Menurut  Stone,  Schunk    Swartz  Cobb,  2003  self-regulated learning, dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu :
a. Keyakinan  diri  self-efficacy,  motivasi  dan  tujuan.    Self-
efficacymengacu pada
kepercayaan seseorang
tentang kemampuan dirinya untuk  belajar atau melakukan ketrampilan
pada tingkat tertentu. b.
Motivasi Bandura dalam Cobb, 2003 merupakan sesuatu yang menggerakkan  individu  pada  tujuan,  dengan  harapan  akan
mendapatkan  hasil  dari  tindakannya  itu  dan  adanya  keyakinan diri untuk melakukannya.
c. Tujuan  merupakan  kriteria  yang  digunakan  individu  untuk
memonitor kemajuan belajarnya. Ketiga  faktor  tersebut  diatas,  yakni  tujuan,  motivasi  dan  self-
efficacy  saling  berhubungan  dengan  SRL.  Self-efficacy  merefleksikan kepercayaan akan kemampuan diri seseorang untuk  menyelesaikan tugas,
yang akan mempengaruhi tujuan apakah orientasi pada tujuan belajar atau kinerja.  Selanjutnya  self-efficacy  yang  tinggi,  akan  lebih  memotivasi
Universitas Sumatera Utara
individu untuk meningkatkan regulasi diri, sehingga individu dapat belajar dengan  mengimplementasikan  lebih  banyak  strategi  self-regulated
learning, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi akademiknya. Berdasarkan  pemaparan  di  atas, ditunjukkan bahwa selama proses
self  regulatedlearning  berlangsung,  ada  tiga  faktor  yang  dapat berpengaruh.  Faktor-faktortersebut  adalah  self-efficacy,  motivasi  dan
tujuan.
2.3.Strategi dalam Self-Regulated Learning
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Zimmerman dalam Schunk  Zimmerman, 1998 ditemukan empat belas strategi self-
regulated learning sebagai berikut: a.
Evaluasi terhadap diri self-evaluating Merupakan  inisiatif  peserta  didik  dalam  melakukan  evaluasi
terhadap kualitas dan kemajuan pekerjaannya. b.
Mengatur  dan  mengubah  materi  pelajaran  organizing  and transforming
Peserta  didik  mengatur  materi  yang  dipelajari  dengan  tujuan meningkatkan  efektivitas  proses  belajar.  Perilaku  ini  dapat  bersifat
covert dan overt. c.
Membuat rencana dan tujuan belajar goal setting  planning Strategi  ini  merupakan  pengaturan  peserta  didik  terhadap  tugas,
waktu,  dan  menyelesaikan  kegiatan  yang  berhubungan  dengan  tujuan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
d. Mencari informasi seeking information
Peserta  didik  memiliki  inisiatif  untuk  berusaha  mencari  informasi di luar sumber-sumber sosial ketika mengerjakan tugas.
e. Mencatat hal penting keeping record  monitoring
Peserta didik berusaha mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan topik yang dipelajari.
f. Mengatur lingkungan belajar environmental structuring
Peserta  didik  berusaha  mengatur  lingkungan  belajar  dengan  cara tertentu sehingga membantu mereka untuk belajar dengan lebih baik.
g. Konsekuensi setelah mengerjakan tugas self consequating
Peserta didik mengatur atau membayangkan reward dan punisment bila sukses atau gagal dalam mengerjakan tugas atau ujian.
h. Mengulang dan mengingat rehearsing  memorizing
Peserta  didik  berusaha  mengingat  bahan  bacaan  dengan  perilaku overt dan covert.
i. Meminta bantuan teman sebaya seek peer assistance
Bila  menghadapi  masalah  yang  berhubungan  dengan  tugas  yang sedang dikerjakan, peserta didik meminta bantuan teman sebaya.
j. Meminta bantuan gurupengajar seek teacher assistance
Bertanya kepada guru di dalam atau pun di luar jam belajar dengan tujuan untuk dapat membantu menyelesaikan tugas dengan baik.
k. Meminta bantuan orang dewasa seek adult assistance
Universitas Sumatera Utara
Meminta  bantuan  orang  dewasa  yang  berada  di  dalam  dan  di  luar lingkungan  belajar  bila  ada  yang  tidak  dimengerti  yang  berhubungan
dengan pelajaran. l.
Mengulang tugas atau test sebelumnya review testwork Pertanyaan-pertanyaan ujian terdahulu mengenai topik tertentu dan
tugas yang telah dikerjakan dijadikan sumber informasi untuk belajar. m.
Mengulang catatan review notes Sebelum  mengikuti  tujuan,  peserta  didik  meninjau  ulang  catatan
sehingga mengetahui topik apa saja yang akan di uji. n.
Mengulang buku pelajaran review texts book Membaca  buku  merupakan  sumber  informasi  yang  dijadikan
pendukung catatan sebagai sarana belajar.
3.  Mahasiswa 3.1.Pengertian Mahasiswa
Secara harafiah, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.  Takwin  2008  berpendapat  bahwa  yang  terdaftar  sebagai  murid
diperguruan  tinggi  dapat  disebut  sebagai  mahasiswa.  Badudu  dan  Zaih 2001  mendefinisikan  mahasiswa  sebagai  siswa  perguruan  tinggi.
Menurut  Sarwono  dalam  Anwar,  2010  mahasiswa  adalah  setiap  orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi
dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Berdasarkan  definisi-definisi  tersebut  diatas,  dapat  disimpulkan bahwa mahasiswa adalah seseorang yang sedang belajar dan terdaftar pada
Universitas Sumatera Utara
salah satu bentuk perguruan tinggi, yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
3.2.Mahasiswa yang Aktif Beroganisasi
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  Balai  Pustaka,  2002, aktivis  adalah  individu  atau  sekelompok  orang  terutama  anggota  politik,
sosial,  buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan  yang bekerja  aktif mendorong  pelaksanaan  sesuatu  atau  berbagai  kegiatan  di  organisasinya.
Aktivis merupakan orang yang gelisah melihat ketidakadilannya, bergerak melakukan  perubahan  untuk  mencapai  tujuannya  yang  biasanya  bersifat
social  Diniawati,  2010.  Mahasiswa  yang  aktif  dalam  organisasi  berarti mahasiswa  yang  mengikuti  organisasi  kampus,  dimana  mahasiswa  yang
menjadi  fungsionaris  dari  organisasikemahasiswaan  yang  ada  di  tingkat fakultas Widayanti, 2005.
Jadi  aktif  organisasi  adalah  ikut  secara  aktif  dalam  melakukan perubahan  karena  adanya  ketidakadilan  di  lingkungan  dan  merupakan
suatu  sistem  formal  yang  di  dalamnya  terdapat  sekelompok  orang  yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.
3.3.Pengertian Organisasi Kemahasiswaan
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  kata  organisasi  berarti kesatuan atau susunan yang terdiri atas bagian-bagian atau orang didalam
perkumpulan untuk tujuan tertentu, atau kelompok kerjasama antara orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama dalam Winkel  Hastuti,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  Kepmen  Dikbud  nomor:  155U1998  dalam Widayanti, 2005 organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen
yang  sangat  penting  dalam  proses  pendidikan  di  perguruan  tinggi. Keberadaan  organisasi  mahasiswa  merupakan  wahana  dan  sarana
pengembangan  diri  mahasiswa  ke  arah  perluasan  wawasan,  peningkatan kecendekiawan,  integritas  kepribadian,  menanamkan  sikap  ilmiah,  dan
pemahaman  tentang  arah  profesi  dan  sekaligus  meningkatkan  kerjasama serta menumbuh.
3.4.Bentuk Organisasi Kemahasiswaan
Menurut  As’ri  2007,  terdapat  dua  macam  organisasi  yang dikenal, yaitu:
a. Organisasi  intra  kampus  yaitu  organisasi  yang  berada  di  dalam
kampus,  yang  ruang  lingkup  kegiatan  dan  anggotanya  hanya terbatas  pada  mahasiswa  yang  ada  di  kampus  tersebut  atau
sewaktu-waktu  melibatkan  peserta  dari  luar.  Organisasi  intra  ini terbagi  dalam  dua  bagian,  yaitu  pertama,  berdasarkan  ruang
lingkupnya  yang  terdiri  dari  organisasi  tingkat  jurusan  ruang lingkupnya  satu  jurusan,  organisasi  tingkat  fakultas  ruang
lingkupnya satu fakultas dan organisasi tingkat universitas ruang lingkupnya  tingkat  universitas.  Kedua,  organisasi  berdasarkan
minat  dan  bakat  atau  yang  lebih  dikenal  dengan  nama  Unit Kegiatan  Mahasiswa  UKM  dengan  ruang  lingkupnya  ada  yang
setingkat fakultas dan yang lebih banyak setingkat universitas.
Universitas Sumatera Utara
b. Organisasi  ekstra  kampus  merupakan  organisasi  yang  berada  di
luar  kampus,  di  mana  ruang  lingkup  dan  anggotanya  adalah mahasiswa seperguruan tinggi atau lintas perguruan tinggi.
Oleh  karena  itu,  keberadaan,  bentuk,  dan  tempat  kedudukan sepenuhnya tergantung dari prakarsa dan kemauan mahasiswa. Walaupun
demikian organisasi kemahasiswaan di dalam kampus beserta aktivitasnya harus  semata-mata  ditujukan  untuk  kepentingan  pendidikan  dan
pengembangan  mahasiswa  sejalan  dengan  misi  perguruan  tinggi  yang bersangkutan.
4.  Pengaruh Self-Regulated  Learning  Terhadap  Prestasi  Akademik
Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi
Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk  memperbaiki  dan  memperbarui  kondisi  masyarakat,  bangsa,  dan
negara,  dimana  seharusnya  mahasiswa  memiliki  pengetahuan  yang  luas. Selain  itu,  mahasiswa  juga  harus  memiliki  kemampuan  skill,  visi,
karakter,  jauh  lebih  maju  dibandingkan  kebanyakan  masyarakat  pada umumnya.  Sehingga  mahasiswa  sadar  akan  tanggung  jawabnya  dan
memiliki  motivasi  untuk  berprestasi.  Tumbuhnya  motivasi  berprestasi, berdasarkan  fakta  dan  banyak  pengalaman,  bermula  dari  organisasi
mahasiswa.  Dimana  organisasi  mahasiswa  menjadi  bagian  vital  dalam dunia  akademik  kampus  yang  membantu  perguruan  tinggi  mencetak
intelektual muda unggul Ilham, 2011.
Kegiatan  yang  diikuti  mahasiswa  melalui  organisasi  akan memberikan  pengaruh  yang  kuat  terhadap  perkuliahannya.  Keikutsertaan
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa dalam organisasi akan memberikan pengaruh terhadap prestasi akademiknya,  dimana  mahasiswa  yang  mengikuti  organisasi  diharapkan
memiliki prestasi akademik yang baik. Selain itu, keikutsertaan mahasiswa dalam  organisasi  juga  diharapkan  dapat  mengembangkan  kemampuannya
dalam  mencapai  prestasi  akademik  Sarifudin,  2010.  Mahasiswa  yang aktif  dalam  organisasi  cenderung  memiliki  prestasi  akademik  yang  baik
Susanto,  2011.  Hal  ini  dikarenakan,  keaktifan  mahasiswa  dalam organisasi  menumbuhkan  motivasi  berprestasi  pada  mahasiswa  dalam
mencapai prestasi akademik yang optimal Ilham, 2011.
Prestasi  akademik  merupakan  hasil  dari  sebuah  proses  dalam belajar  Sobur,  1996.  Dan  terdapat  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi
prestasi  akademik,  salah  satunya  adalah  self-regulated  learning  Mei  dan Liyana,  2010.  Penelitian-penelitian  sebelumnya  tentang  self-regulated
learning  menunjukkan  bahwa  self-regulated  learning  memiliki  hubungan dengan  prestasi  akademik.  Misalnya  penelitian  yang  dilakukan  oleh
Zimmerman  1990  menunjukkan  bahwa  terdapat  korelasi  positif  yang sangat signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik.
Valle,  dkk  2008  juga  menambahkan  bahwa  terdapat  hubungan  positif secara signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik,
dimana tingkat self-regulated learning yang tinggi mengarah pada prestasi akademik  yang  tinggi  dan  begitu  juga  sebaliknya.  Penelitian  oleh  Turan
dan  Damirel  2010  juga  menunjukkan  bahwa  ada  hubungan  antara  self- regulated  learning  terhadap  pencapaian  akademik,  dimana  jika  peserta
didik  mengembangkan  keterampilan  self-regulated  learning  maka  akan meningkatkan  efisiensi  belajar  dan  self-efficacy  peserta  didik  yang  akan
Universitas Sumatera Utara
mengarah  kepada  peningkatan  pencapaian  akademik.  Fakta  empiris  juga menunjukkan bahwa sekalipun kemampuan seseorang tinggi tetapi ia tidak
dapat  mencapai  prestasi  akademik  yang  optimal  karena  kegagalannya dalam  melakukan  self-regulated  learning  Purwanto,  dalam  Latipah,
2010.
Hal  ini  didukung  oleh  Zimmerman  yang  menyatakan  bahwa  self- regulated  learning  merupakan  salah  satu  faktor  yang  penting  dalam
mencapai  prestasi  akademik.  Dimana  individu  yang  belajar  akan mendapatkan  prestasi  akademik  yang  baik,  bila  individu  tersebut
menyadari dan mengetahui cara belajar yang efektif atau memiliki strategi self-regulated  learning  yang  baik  dalam  Fasikhah    Fatimah,  2013.
Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  diperlukan  kemampuan  self-regulated
learningdalam mencapai prestasi akademik yang optimal.
Dalam  hal  ini,  self-regulated  learningmerupakan  suatu  proses pengaturan  diri  dan  strategi  yang  melibatkanmetakognisi,  motivasional,
dan behavioral dalam mengoptimalkan proses pembelajaran Zimmerman, 1990.  Secara  metakognisi,  siswa  membuatperencanaan,  mengatur,
mengorganisir,  mengontrol,  dan  mengevaluasi  tujuan.Siswa  bertanggung jawab  dalam  keberhasilan  dan  kegagalan,  memilikiketertarikan  intrinsik
dalam menghadapi tugas yang mengacu kepadamotivasional. Serta secara behavioral,  siswa  mencari  bantuan  dan  masukan,menciptakan  lingkungan
belajar  yang  optimal,  dan  memberikan  instruksi  sertapenguatan  terhadap
dirinya Aronson, 2002.
Dapat  dikatakan  bahwa  dengan  adanya  self-regulated  learning yang  tinggi,  individu  dapat  memperoleh  prestasi  akademik  yang  lebih
Universitas Sumatera Utara
optimal.  Dalam  hal  ini,  self-regulated  learning  sangat  dibutuhkan  pada mahasiswa  yang  aktif  berorganisasi  untuk  membuat  manajemen  waktu
yang baik untuk mengatur aktivitas perkuliahan dan aktivitas di organisasi. Sehingga keaktifan mahasiswa dalam organisasi tidak menjadi penghalang
untuk mencapai prestasi akademik yang baik Sentosa, 2008.
5.  Hipotesa
Adapun  hipotesa  dalam  penelitian  ini  adalah  terdapat  pengaruh self-regulated  learning  terhadap  prestasi  akademik  mahasiswa  yang  aktif
berorganisasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN