239
4.5 PERHITUNGAN LIFT 4.5.1 Kapasitas lift
Kapasitas lift disesuaikan dengan jumlah lantai bangunan dan jumlah penumpang yang akan menggunakannya. Pada gedung ini direncanakan
menggunakan 2 buah lift dengan kapasitas angkut masing-masing 13 orang.
4.5.2 Perencanaan Konstruksi
Perencanaan ruang lift hanya dikelilingi oleh dinding biasa dengan adanya kolom pada tiap sudut ruang lift. Sedang beban lift beserta
perangkatnya hanya ditahan oleh balok perletakan mesin dan balok anak.
4.5.3 Data Teknis
Data teknis lift yang digunakan pada gedung ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.52 Spesifikasi Lift Produksi Hyundai Elevator Co., Ltd.
Persons Load
Car Size Clear
Opening Hoistway
Pit Overhead
Capacity A x B
OP X2 x Y
P OH
mm mm
mm mm
mm
13 900 KG
1660x1505 900 4200x2000
1500 4600
Machine Room MX2 x MY x MH
Reaction mm
R1 kg R2 kg
4400 x 3750 x 2200
5100 3750
240
Gambar 4.35 Gambar Denah dan Potongan Lift
241
CAR LIFT HOISTWAY
KOLOM BALOK PERLETAKKAN MESIN 1 B1
BALOK PERLETAKKAN MESIN 2 B2 2500
200
4.5.4 Perhitungan Balok Perletakan Mesin dan Balok Pengatrol Mesin
Balok perletakan mesin berfungsi sebagai penambat mesin lift, posisi mesin berada di tengah balok. Sedang balok pengatrol mesin berfungsi
untuk mengatrol mesin menuju ruang mesin, sebelum diletakkan pada balok perletakan mesin. Jumlah balok perletakkan mesin ada 2 buah dengan beban
reaksi R yang berbeda, yaitu R1 = 5100 kg dan R2 = 3750 kg. Sedang beban untuk balok pengatrol mesin diambil 2500 kg. Dimensi kedua jenis
balok tersebut direncanakan 2535 cm.
Gambar 4.36 Denah Balok Perletakkan Mesin 4.5.4.1 Pembebanan Pada Balok
a. Balok Perletakan Mesin 1 • Beban Mati DL
- Beban sendiri balok : 0.25 x 0.35 x 2400 = 210 kgm - Beban Reaction R : R1
= 5100 kg • Beban Hidup LL
= 100 kg Data-data
teknis :
f’c : 30 Mpa
fy :
240Mpa b
: 250
mm h
: 350
mm D tul
: 12 mm Ø sengkang : 8 mm
d : h – p – Ø – ½ D : 350 - 40 – 8 – ½.12 : 296 mm
242
q= 210 kgm R +LL= 18150 kg
2000
M tum p M lap
Vtum p
Gambar 4. 37 Momen dan Lintang Pada Balok
M lap = ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
+ ×
+ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
× L
LL R
L q
1 8
1 24
1
2
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
× +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
5 ,
2 5200
8 1
5 ,
2 210
24 1
2
= 1679.688 kgm = 16,797 kNm M
tum =
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× +
× +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
L LL
R L
q 1
8 1
12 1
2
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
× +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
5 ,
2 5200
8 1
5 ,
2 210
12 1
2
= 1734,375 kgm = 17,344 kNm V
tum =
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
+ ×
+ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
× LL
R L
q 1
2 1
2 1
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ × +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
5200 2
1 5
, 2
210 2
1 = 2862,5 kg = 28,625 kN
243
4.5.4.2 Perhitungan Penulangan Balok Penggantung
Berdasarkan buku CUR 1, langkah-langkah perhitungan tulangan pada balok adalah sebagai berikut :
a Menetapkan tebal penutup beton menurut Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang hal. 14.
b Menetapkan diameter tulangan utama yang direncanakan dalam arah x dan arah y.
c Mencari tinggi efektif dalam arah x dan arah y. d Membagi Mu dengan b x d
2
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
×
2
d b
Mu e Mencari rasio penulangan
ρ dengan persamaan : ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ ×
× −
× ×
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
c f
fy fy
d b
Mu 588
, 1
2
ρ φ
ρ f Memeriksa syarat rasio penulangan
ρ
min
ρ ρ
mak
g Mencari luas tulangan yang dibutuhkan
6
10 ×
× ×
= d
b As
ρ
Contoh perhitungan penulangan balok perletakan mesin 1 : a. Tulangan Lapangan
- Penutup beton p = 20 mm
- Diameter tulangan utama rencana D = 12 mm
- Diameter tulangan sengkang Ø = 8 mm
- Tinggi efektif d = h – p – Ø – ½ D : 350 - 40 – 8 – ½.12 : 296 mm
- ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
2
d b
Mu =
2 2
846 ,
766 296
, 25
, 797
, 16
m kN
= ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ ×
- ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ ×
× −
× ×
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
c f
fy fy
d b
Mu 588
, 1
2
ρ φ
ρ
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
− ×
× =
30 240
588 ,
1 240
8 ,
767 ,
ρ ρ
2
168 ,
903 192
767 ,
ρ ρ −
= Dengan rumus abc didapatkan nilai
ρ = 0,00407 - Pemeriksaan rasio penulangan
ρ
min
ρ ρ
mak
244
2 6
2 ,
429 10
296 ,
25 ,
0058 ,
mm =
× ×
× =
00583 ,
240 4
, 1
4 ,
1
min
= =
= fy
ρ
048 ,
240 30
85 ,
240 600
450 85
, 85
, 600
450
1
= ×
× +
× =
× ×
+ ×
= fy
c f
fy
mak
β ρ
ρ ρ
min
jadi yang digunakan adalah ρ
min
- Luas tulangan yang dibutuhkan As =
6 min
10 ×
× ×
d b
ρ
Berdasarkan tabel penulangan, maka tulangan yang digunakan adalah 3 D 12 As
terpasang
= 452 mm
2
b. Tulangan Tumpuan -
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
×
2
d b
Mu =
2 2
819 ,
791 296
, 25
, 344
, 17
m kN
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
- ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ ×
× −
× ×
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
c f
fy fy
d b
Mu 588
, 1
2
ρ φ
ρ
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
− ×
× =
30 240
588 ,
1 240
8 ,
792 ,
ρ ρ
2
168 ,
903 192
792 ,
ρ ρ −
= Dengan rumus abc didapatkan nilai
ρ = 0,0042
- Pemeriksaan rasio penulangan ρ ρ
min
ρ
mak
0058 ,
240 4
, 1
4 ,
1
min
= =
= fy
ρ
048 ,
240 30
85 ,
240 600
450 85
, 85
, 600
450
1
= ×
× +
× =
× ×
+ ×
= fy
c f
fy
mak
β ρ
ρ ρ
min
jadi yang digunakan adalah ρ
min
245
2 6
2 ,
429 10
296 ,
25 ,
0058 ,
mm =
× ×
× =
- Luas tulangan yang dibutuhkan As =
6 min
10 ×
× ×
d b
ρ
Berdasarkan tabel penulangan, maka tulangan yang digunakan adalah 3 D 12 As
terpasang
= 452 mm
2
c. Tulangan
Geser Bidang lintang yang terjadi pada balok.
Digunakan untuk
mendisain tulangan
geser pada daerah tumpuan dan lapa- ngan. Daerah lapangan dimulai pada
jarak 15 x L, dari ujung balok. Daerah Tumpuan
- V
tum =
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
+ ×
+ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
× LL
R L
q 1
2 1
2 1
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ × +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
5200 2
1 5
, 2
210 2
1 = 2862,5 kg = 28,63 kN
- Vu = 28,63 kN -
Vc =
kN d
b c
f 55
, 67
296 250
30 6
1 6
1 =
× ×
× =
× ×
× -
kN Vc
33 ,
25 2
55 ,
67 75
, 2
= ×
= ×
φ -
kN Vc
663 ,
50 55
, 67
75 ,
= ×
= ×
φ
2 Vc
× φ
Vu →
×Vc φ
maka harus dipasang tulangan geser min - Syarat : s d2 = 2962 = 148 mm, diambil s = 100 mm
- Av
min
= fy
s b
× ×
3 =
240 3
100 250
× ×
246
350
2000 B
A
3D12
o8-100
A
3D12
o8-100
B
250
3D12
250
3D12
B-B POTONGAN A-A
POTONGAN
3D12
350
o8-100 o8-100
3D12
= 34,722 mm
2
Digunakan tulangan sengkang = Ø8 -100 Av = 201 mm
2
Daerah Lapangan - V
lap = ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ +
× +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
× ×
LL R
L q
L 1
2 1
2 1
2 1
750
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ × +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
× 5200
2 1
5 ,
2 210
2 1
1250 750
= 2757,5 kg = 27,575 kN - Vu = 27,575 kN
- Vc
= kN
d b
c f
55 ,
67 296
250 30
6 1
6 1
= ×
× ×
= ×
× ×
- kN
Vc 66
, 50
55 ,
67 75
, =
× =
× φ
2 Vc
× φ
Vu →
×Vc φ
maka harus dipasang tulangan geser min - Syarat : s d2 = 2962 = 148 mm, diambil s = 100 mm
- Av
min
= fy
s b
× ×
3 =
240 3
100 250
× ×
= 34,722 mm
2
Digunakan tulangan sengkang = Ø8-100 Av = 201 mm
2
Gambar 4. 38 Detail Penulangan Balok Perletakan Mesin 1
247 b. Balok Perletakan Mesin 2
• Beban Mati DL - Beban sendiri balok : 0.25 x 0.35 x 2400 = 210 kgm
- Beban Reaction R : R2 = 3750 kg
• Beban Hidup LL = 100 kg
Perhitungan tulangan utama dan tulangan geser disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4. 53 Tulangan utama
Tipe Mu
kNm d m
Mubd
2
kNm
2
ρ ρmin
ρmax As
mm
2
Tulangan As
terpasang ρ
terpasang M
terjadi lap 12.58 0.296
574.3243 0.003 0.005 0.048 370.000 3D12 452
0.00115 362.538 tump 13.125 0.296 599.2056 0.003 0.0058 0.048 429.000
3D12 452
0.00115 362.538
Tabel 4. 54 Tulangan geser
Tipe Vu kN
Vn kN Vc kN
ØVc2 kN ØVc kN
s mm Av
min
mm
2
tump 21.88 27.35 67.55 25.33 50.663 -
- lap 20.83 26.038 67.55 25.33 50.66
- -
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel Vu 2
Vc ×
φ maka tidak perlu
tulangan geser c. Balok Pengatrol Mesin
• Beban Mati DL - Beban sendiri balok : 0.25 x 0.35 x 2400 = 210 kgm
- Beban Reaction R : = 2500 kg
Perhitungan tulangan utama dan tulangan geser disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4. 55 Tulangan utama
Tipe Mu
kNm d m
Mubd
2
kNm
2
ρ ρmin
ρmax As
mm
2
Tulangan As
terpasang ρ
terpasang M
terjadi lap 8.359 0.296 381.6198 0.00121 0.0035 0.0203 259.000 3D12
339 0.00115 362.538
tump 8.906 0.296 406.5924 0.00129 0.0035 0.0203 259.000 3D12 339
0.00115 362.538
248
Tabel 4. 56 Tulangan geser
Tipe Vu kN
Vn kN Vc kN
ØVc2 kN ØVc kN
s mm Av
min
mm
2
tump 14.6 19.467 62.9 23.588
47.175 200 69.444 lap 13.55
18.067 62.9 23.588 47.175 200 69.444
249
376 376
1 1
1 1
1 12
6 6
13
7 8
18 18
22 23
23 13
21 24
DETAIL DILATASI A GEDUNG 2
GEDUNG 1
DILATASI 4.6 PERHITUNGAN DINDING, PELAT LANTAI, DAN PELAT ATAP
BASEMENT
Perhitungan perencanaan dinding basement dianggap sebagai shear wall dengan tumpuan dijepit pada balok dan kolomnya. Sedangkan lantai basement
dihitung sebagai pelat.
39 5
790
79 395
25 25
39 5
790 395
395 240
155 395
39 5
39 5
790 104
104 500
500 350
350 700
500 500
483 700
230 500
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
4 5
10 11
11 12
6 6
13
7 8
5
95 1095
500 350
400 400
400 400
400 400
200 800
800 800
800
15 15
15 15
15 15
15 15
15 15
15 15
16 16
16 16
16 16
17 17
17 17
17 17
25 25
25 25
19 18
18 19
330 39
5 39
5 153
330 790
22 23
23 13
250 600
50 300
435 435
17 08
21 24
20 20
20 20
20 20
20
A DILATASI ANTARA GEDUNG 1 2
Gambar 4. 39 Denah Plat Basement
250
Gambar 4.40 Denah Sloof
4.6.1 Perhitungan Dinding
Basement 4.6.1.1Penentuan Tebal Dinding
Berdasarkan Rancangan Standar Nasional Indonesia RSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 2002 pasal
16.532 maka: Ketebalan dinding luar ruang bawah tanah tidak boleh kurang daripada
190 mm. Jadi tebal dinding diambil t = 200 mm
4.6.1.2Pembebanan pada Dinding Basement
Beban yang bekerja pada dinding basement berupa tekanan tanah + tekanan air. Beban tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah :
251
1 m
TEKANAN TANAH TEKANAN AIR
H=4,3 m
3,3 m
Gambar 4.41 Tekanan Tanah
Pada Program SAP 2000, beban tekanan total tanah+air yang berbentuk segitiga tersebut dikalikan dengan bentang basement kemudian
dilimpahkan menuju kedua kolom yang menjepit suatu elemen dinding basement. Berikut beban tekanan tanah yang terjadi :
sloof H
kolom
Ka.Y H
L
balok
Gambar 4. 42 Penerapan Beban Basement pada Program SAP 2000
252
H=4,3 m
1,5 m
TEKANAN TANAH TEKANAN AIR
1,5 m 2,8 m
4 , 3 m
T E K A N A N T A N A H T E K A N A N A I R
1 , 5 =
T E K A N A N T A N A H + A I R
4.6.1.3 Perhitungan Tekanan tanah
Dari data tanah didapatkan :
1
=1,29Tm
3
; Ø
1
= 28,801
o
;c
1
=1,54 Tm
2
sat 1
=1,861Tm
3
; Ø2= 28,801
o
;c
2
=1,54 Tm
2
Diagram tekanan tanah
Perhitungan Ka pada kedalaman 0 sd 4,3 m : Ka
= tg
2
45 – θ
1
2 = tg
2
45 – 28,811 2 = 0,35
Dimana : Ka = koefisien tekanan tanah aktif
θ = sudut geser tanah
253
pe r m
et er
p an
ja ng
tumpuan jepit dinding terjepit pada sloof
H= 4,3
m m
H= 4,3
Beban segitiga tegangan tanah+air
Pada Z = 1,5 m
1
σ = ×H
1
× Ka =1,29 ×1,5 × 0,35
= 0,677 tm² Pada Z = 4,3 m
2
σ = .H
1
+
’
.H
2
× Ka = 1,29.1,5 + 1,861- 1 . 2,8 . 0,35 = 2,779 tm²
Tegangan yang disebabkan oleh air pori :
air
σ =
w
.
H
2.
= 2,8 tm²
4.5.1.5 Penulangan Dinding Basement
Untuk perhitungan dinding basement mempunyai prinsip yang sama dengan penulangan pelat. Momen yang terjadi akibat beban tekanan tanah
dihitung dengan mengandaikan struktur dinding basement sebagai struktur balok kantilever per meter panjang yang menerima beban segitiga akibat
tekanan total tanah+air.
Gambar 4. 43 Model Dinding Basement Sebagai Balok Kantilever
254 Dari perhitungan mekanika didapatkan nilai momen :
A
4,3 m
B
0,677
5,579
-2217,10 Kgm
1591,38 Kgm -3966,52 Kgm
PEMBEBANAN
BID M
Gambar 4. 44 Momen pada Balok Kantilever
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh nilai momen di A : Berdasarkan CUR 1, langkah-langkah perhitungan tulangan pada
pelat adalah sebagai berikut : o. Menetapkan tebal penutup beton menurut Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang hal. 14. p. Menetapkan diameter tulangan utama yang direncanakan dalam arah x
dan arah y. q. Mencari tinggi efektif dalam arah x dan arah y.
r. Membagi Mu dengan b x d
2
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
×
2
d b
Mu s. Mencari rasio penulangan
ρ dengan persamaan : ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ ×
× −
× ×
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ×
c f
fy fy
d b
Mu 588
, 1
2
ρ φ
ρ t. Memeriksa syarat rasio penulangan
ρ
min
ρ ρ
mak
u. Mencari luas tulangan yang dibutuhkan
6
10 ×
× ×
= d
b As
ρ
255 Contoh perhitungan tulangan arah vertikal lokasi bawah pada pelat dinding
basement : - Tebal pelat h = 200 mm
- Penutup beton p = 50 mm - Diameter tulangan utama arah x dan arah y rencana Ø = 12 mm
- Tinggi efektif arah z dz = h – p – 0,5xØ = 200 – 50 – 6 = 144 mm - Tinggi efektif arah y dy = h – p – Ø – 0,5xØ = 200 – 50 -12 – 6 =
132 mm -
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
×
2
d b
Mu =
2 2
469 ,
2276 132
, 1
6652 ,
39 m
kN =
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
× -
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
× ×
− ×
× =
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× c
f fy
fy d
b Mu
588 ,
1
2
ρ φ
ρ
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
× ×
− ×
× =
25 400
588 ,
1 400
8 ,
277 ,
2 ρ
ρ
2
56 ,
3010 320
277 ,
2 ρ
ρ − =
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,00139
- Pemeriksaan rasio penulangan ρ
min
ρ ρ
mak
0035 ,
400 4
, 1
4 ,
1
min
= =
= fy
ρ
02 ,
400 25
85 ,
400 600
450 85
, 85
, 600
450 =
× ×
+ ×
= ×
× +
× =
fy c
f fy
mak
β ρ
03 ρ ρ
min
jadi yang digunakan 0,0035 - Luas tulangan yang dibutuhkan As =
6
10 ×
× ×
d b
ρ =
6
10 154
, 1
0035 ,
× ×
× = 539 mm
2
Berdasarkan tabel penulangan, maka tulangan yang digunakan adalah tulangan Ø12 – 200
Berdasarkan tabel penulangan, maka tulangan yang digunakan adalah Ø12 – 200 As
terpasang
= 565 mm
2
256
D 12
-200 D
12-200
4300
2D 10-100 D 10-200
2
Sedang untuk tulangan arah horisontal digunakan Ø10 – 100.
Gambar 4. 45 Denah Penulangan Dinding Basement
4.6.2 Perhitungan Pelat Lantai Basement
Pelat lantai basement pada gedung hotel ini, dibagi menjadi 21 tipe ukuran. Sehingga akan terdapat 21 tipe perhitungan penulangan pelat pula.
Berikut 8 tipe pelat tersebut :
Tabel 4. 57 Tipe Pelat Lantai Basement
Gedung 1
Tipe B
L 1
3,95 5,000
2
3,500 3,950
4
2,300 2,500
5
3,000 3,500
6
0,950 3,950
7
0,950 3,950
8
0,950 2,800
10
1,040 5,000
11
1,040 3,500
12
1,530 5,000
13
0,950 1,530
257 Gedung 2
Tipe B
L 15
3,500 4,000
16
3,300 4,000
17
1,530 4,000
18
3,500 5,000
19
3,500 3,500
20
4,000 4,350
22
0,950 3,300
23
0,950 3,500
24
0,950 4,350
25
2,500 3,500
4.6.2.1 Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai Basement 1. Beban mati
• Beban sendiri pelat = 0,35 x 2400
= 840 kgm² • Beban spesi 3 cm
= 0,03 x 2100 = 63 kgm²
• Beban penutup lantai = 1 x 24
= 24 kgm² DL Total = 927 kgm²
2. Karena permukaan air tanah berada dibawah permukaan tanah keras, maka beban tekana air tanah tidak diperhitungkan
3. Beban Hidup Beban hidup LL yang bekerja untuk lantai parkir = 800 kgm
2
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL = 1,2 927 + 1,6 800 = 2392,4 kgm² = 23,924 kNm²
4.6.2.2Penulangan Pelat Lantai Basement
a. Perhitungan Momen