114 dipertegas lagi oleh informan unsur tokoh masyarakat dari Kelurahan Tiwugalih
dengan pernyatannya sebagaai berikut : ”Tingkat partisipasi masyarakat sekarang ini sudah agak turun semenjak
reformasi, apalagi tujuan dan manfaatnya tidak jelas mereka sulit diajak. Pengalaman saya, dulu pernah ada WC umum awalnya pemeliharaan
kebersihan cukup baik tetapi ketika makin banyak sampah, air limbahnya menggenang dari mereka tidak ada yang berinisiatif untuk memulai upaya
pemeliharaan sehingga lambat laun WC umum rusak dan tidak dapat digunakan lagi” .
b. Kesediaan Masyarakat Berpartisipasi Dalam Pengolahan Air Limbah
Domestik Jika ada pembangunan alat pengolah air limbah domestik sebagai bagian
dari pengelolaan air limbah domestik diperoleh gambaran bahwa masyarakat bersedia berpartisipasi dengan catatan programnya harus jelas dan bermanfaat.
Berikut petikan hasil wawancara dengan informan unsur tokoh masyarakat dari Kelurahan Prapen sebagai berikut :
”Saya bisa menjamin masyarakat di Kelurahan Prapen ini masih memiliki jiwa gotong royong yang tinggi tetapi dalam bentuk tenaga. Ketika
diminta sumbangan dalam bentuk uang ini yang sulit karena mereka memiliki penghasilan yang kurang. Disamping itu krisis kepercayaan
terhadap pemegang dana juga mempengaruhi mereka”
Informan unsur LSM memperjelas faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dengan pernyataannya sebagai berikut :
”Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi tergantung sejauh mana kita dapat memberdayakan mereka. Selama ini masyarakat kita belum
sepenuhnya diajak untuk mengenal dan mengindentifikasi permasalahannya sendiri secara menyeluruh. Yang dilakukan pemerintah
hanya bersifat kegiatan sesaat dan tidak berkelanjutan. Mestinya masyarakat diajak untuk menemukan permasalahan pokok yang ada
sehngga apa yang akan diberikan benar-benar merupakan kebutuhan bukan keinginan”.
Hasil pengumpulan jawaban kuesioner juga memberikan gambaran 100 responden bersedia berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan air limbah
domestik.
c. Bentuk Partisipasi Yang Akan Diberikan
115 Bentuk partisipasi masyarakat yang paling mudah diperoleh di Kota Praya
adalah bentuk sumbangan tenaga dan pikiran. Bentuk partisipasi dalam bentuk material biasanya agak sulit. Dari hasil wawancara terungkap bahwa disamping
disebabkan karena faktor kurangnya penghasilan juga disebabkan oleh krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Berikut petikan hasil wawancara
dengan Sekretaris Kelurahan Prapen : ”Masyarakat kami selalu siap diajak bergotong royong dalam kegiatan
kemasyarakatan. Tetapi yang agak sulit ketika masyarakat diajak menyumbang dalam bentuk uang. Dalam bentuk tenaga mereka siap. Hal
ini disebabkan karena disamping mereka kebanyakan berpenghasilan rendah mereka juga terpengaruh oleh kasus-kasus korupsi yang tidak
tuntas yang banyak mereka tonton di TV”
Penelusuran lebih jauh dalam mengungkapkan pendapat masyarakat diperoleh pernyataan yang senada dengan apa yang disampaikan oleh Sekretaris
Kelurahan Prapen tersebut yaitu : ”Insyaallah dalam bentuk sumbangan tenaga saya siap sebab kalau
dalam bentuk uang kayaknya saya tidak bisa janji karena saya melihat di televisi banyak sekali koruptor yang tidak mendapat hukuman yang
setimpal, malah masyarakat kecil disuruh menyumbang itu tidak adil”
Gambaran tersebut didukung oleh hasil pengumpulan jawaban kuesioner dari 109 responden dengan persentase sebagai berikut : 60,55 siap berpartisipasi
dalam bentuk tenaga, 26,61 dalam bentuk sumbangan pikirangagasan, 16,51 dalam bentuk uang, dan dalam bentuk materialbarang serta lain-lain sesuai
kemampuan masing-masing sebesar 8,21.
d. TahapWaktu Berpartisipasi