129 c.
Program penyehatan lingkungan belum terintegrasi dengan pengelolaan sumber daya air, akibatnya air limbah domestik dikelola dengan sistem
buang dengan prinsip asal tidak mengganggu tempat tinggal sementara sumber daya air seperti sungai dan waduk serta air tanah terancam
pencemaran. d.
Proses perencanaan dalam musrenbang belum sepenuhnya partisipatif karena usulan kegiatan sering didominasi oleh usulan Satuan Kerja
Perangkat Daerah SKPD e.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan seringkali tidak melibatkan masyarakat sejak perencanaan hingga operasional.
f. Kemampuan daerah untuk membiayai pengelolaan air limbah domestik
rendah
3. Peluang Opportunities-O
a. Adanya keinginan masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah
domestik sebagaimana pelayanan terhadap persampahan. b.
Tingakt patisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan-kegiatan bersama di Kota Praya masih cukup tinggi
c. Adanya sumber dana dari DAK dan Dana Perimbangan Pusat pada
masing-masing dinasinstansi yang terkait pengelolaan air limbah domestik.
d. Saat ini tingkat kepadatan penduduk masih rendah
4. Ancaman Threats-T
a. Jumlah penduduk akan semakin bertambah dengan tingkat pertumbuhan
penduduk tahun 1990-2000 sebesar 0,98. Pertambahan penduduk ini berpotensi menghasilkan air limbah domestik yang lebih banyak
b. Pemahaman masyarakat terhadap dampak air limbah domestik masih
rendah sehingga pembuangan air limbah domestik jarang dipikirkan sebagai ancaman terhadap sumber daya air.
130 c.
Ketersediaan lahan semakin berkurang sebagai akibat kepadatan semakin bertambah sehngga dapat menyulitkan pengelolaan air limbah domestik di
masa mendatang. d.
Kesediaan masyarakat untuk membiayai pengelolaan air limbah domestik rendah
e. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
Dari Analisa SWOT tersebut, selanjutnya diperoleh asumsi-asumsi yang diyakini akan memberikan alternatif solusi terhadap adanya peluang dan
kegagalan, berupa pilihan-pilihan strategis dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Berdasarkan pada hasil analisis kondisi internal dan eksternal tersebut maka
dapat disusun strategi untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalisir kelemahan dan ancaman.
1. Strategi yang dapat dilakukan untuk menggunakan seluruh Kekuatan S
untuk memanfaatkan Peluang O. Langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan tupoksi terkait pengelolaan air
limbah domestik dengan memanfaatkan sumber dana dari DAK atau
APBN lainnya S
ab
- O
a
b. Meningkatkan peran pendampingan oleh LSM kepada masyarakat S
e
– O
b
c. Melaksanakan pengelolaan air limbah domestik sistem on-site dengan
melibatkan peran serta masyarakat S
ac
– O
abcd
d. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah Kabupaten
Lombok Tengah dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah
domestik
2. Strategi yang dapat dilakukan untuk menggunakan seluruh Kekuatan S
dalam rangka menghindari Ancaman T a.
Melaksanakan pengelolaan air limbah domestik sistem off-site dengan melibatkan peran serta masyarakat
b. Meningkatkan peran Tuan Guru dan LSM peduli lingkungan dalam upaya
meningkatkan pemahaman dan persepsi masyarakat S
de
– T
bd
131 c.
Melakukan penataan permukiman melalui penerapan perijinan mendirikan
bangunan yang mempersyaratkan pengelolaan air limbah domestik Sac –
T
ac
3. Strategi untuk memanfaatkan Peluang O yang ada dengan cara mengatasi
kelemahan-kelemahan W yang dimiliki a.
Peningkatan kualitas pengolahan air limbah domestik untuk melindungi
sumber daya air dan lingkungan W
c
-O
abcd
b. Mencari alternatif pembiayaan di luar APBD melalui kombinasi antara
pemerintah, swasta dan masyarakat W
f
– O
ac
c. Meningkatkan koordinasi antar dinasinstansi W
cd
-O
abcd
4. Strategi untuk meminimalkan Kelemahan W yang ada serta menhindari
Ancaman T a.
Menyusun Perda pengelolaan air limbah domestik termasuk Perijinan pembuangan air limbah domestik, penetapan kelas air sebagai acuan
pemantauan dan pengawasan serta pengendalian pencemaran air beserta
penerapan sanksi W
b
– T
abcd
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air limbah
domestik W
ef
– T
d
4.4.4. Alternatif Kebijakan