Berjejaring untuk Transformasi Pengetahuan

Jamuan dari Sukunan Inovasi dan kreasi lokal dalam pemberdayaan desa sangat penting dipelajari. Tema penting yang layak menjadi perhatian adalah pengalaman Dusun Sukunan, Kelurahan Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY, yakni belajar mengelola sampah secara benar, ramah lingkungan green, berbasis komunitas partisipatif, dan mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga, serta mengelola desa wisata lingkungan ecotourism. Model pengelolaan sampah terpadu ini dimotori oleh Iswanto dan warga masyarakat dalam wadah “Paguyuban Sukunan Bersemi”. Dalam kunjungan tersebut, selain berdiskusi intensif, peserta juga difasilitasi untuk melakukan observasi tem- pat-tempat pengolahan sampah, Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL, serta mengunjungi workshop tempat kerja kreatif dan diperkenalkan dengan produk-produk hasil daur ulang sampah yang bisa dibeli sebagai souvenir, yakni tas sekolah, tas laptop, dompet, jaket, bermacam asesoris, dan pernak-pernik lain yang semuanya terbuat dari bahan daur ulang—plastik dan kain. Selain dikenalkan kemampuan praktis yakni pelatihan juga dikenalkan konsep dan teorinya. Praktik langsung mengolah sampah organik menjadi kompos yang bisa dikomersilkan, serta bagaimana membuat dan mamanfaatkan lubang biopori untuk pengomposan sampah organik, sekaligus sebagai media resapan air hujan yang murah dan efektif. Dalam konteks ini juga dipelajari tata kelola sumberdaya lingkungan, termasuk terkait pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desanegeri. Mengkomunikasikan Pengetahuan Baru Hasil Studi Banding Pelajaran berharga dari pengalaman empirik daerah atau desa lain, kemudian dikomunikasikan kepada para pengambil kebijakan di daerah asal, kepada Pemkab Maluku Tengah dan Kota Ambon, organisasi kemasyarakatan, dan stakeholders lain. Agenda yang dilakukan berupa lokakarya. Selain mem- presentasikan materi tentang sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis komunitas, pengembangan desa wisata ber basis komunitas, dan pembelajaran implementasi RPJMDes dan Renstra Kelurahan dalam pembangunan da erah, kegiatan lokakarya berupaya mendiskusikan lang kah-langkah strategis dalam penyusunan program sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah, serta mensinergikan kebijakan pembangunan daerah dan kebu- tuhan pengelolaan potensi sumberdaya dalam pro gram- program SKPD. Kegiatan lokakarya juga dilengkapi dengan kegiatan praktik langsung pembuatan lubang biopori untuk pe- ngomposan sampah organik, yang dilakukan di SMK Negeri I Masohi dan di Kelurahan Ampera, serta kegiatan observasi dan studi kasus pengelolaan obyek wisata pantai di Negeri Rutah. Semua itu merupakan tindaklanjut dari kegiatan diskusi pada sesi sebelumnya mengenai praktik-praktik baik yang diperoleh selama studi banding. Lokakarya untuk sosialisasi hasil studi banding tersebut mendapatkan sambutan positif dari pihak pemerintah daerah. Pemda Bappeda Maluku Tengah mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan yang pertama kali terjadi, “Baru kali ini, hasil studi banding dipresentasikan kepada pemerintah daerah. Hal tersebut dinilai terobosan penting, sangat baik untuk meningkatkan keberhasilan program pembangunan daerah. Kegiatan tersebut juga menghasilkan rekomendasi tentang mendesaknya kebutuhan akan pelatihan dan pendampingan mengenai pengelolaan BUMDes berbasis potensi dan aset negeri. Pihak pemerintah daerah, kelurahan, juga kelompok PKK sangat antusias untuk segera mengadakan alat pembuatan biopori, agar pengetahuan baru mereka bisa segera dipraktikkan.

D. Evaluasi Perencanaan Pembangunan

Dari rangkaian Program MATASIRI, dilakukan evaluasi dan sharing pengalaman dalam menyusun dokumen peren- canaan ini dikemas dalam lokakarya workshop yang melibatkan perwakilan dari negeri dan kelurahan. 5 5 Selain itu, lokakarya ini juga menghadirkan perwakilan dari peme- rintah daerah, yaitu Bappeda Malteng dan Bappekot Kota Ambon , Tujuannya adalah untuk pertama, melakukan evaluasi proses-proses perencanaan pembangunan di Ambon dan Maluku terutama dalam hal penyusunan dokumen peren- canaan pembangunan; kedua, mendiskusikan strategi dan pendekatan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan peka perdamaian; dan ketiga, untuk mendis- kusikan peta jalan road map penyusunan dokumen perencanaan pembangunan yang peka perdamaian dan pro integrasi yang menyeluruh serta berkelanjutan. Kegiatan tersebut sebagai bagian dari skenario lanjutan setelah semua negeri dan kelurahan yang menjadi sasaran Program MATASIRI di Kota Ambon, Kabupten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Timur telah menyelesaikan proses pe nyusunan RPJM Negeri atau Renstra Kelurahan. Dokumen perencanaan yang telah mereka miliki, selain sudah dipresentasikan kepada para stakeholders di level kota dan kabupaten, juga telah beberapa kali didialogkan kepada para pengambil kebijakan policy makers. Dalam proses- proses pembahasan di forum-forum multistakeholders tersebut dokumen perencanaan negeri dan kelurahan itu mendapatkan banyak inputs, sehingga telah meningkatkan kualitas dan menaikkan tingkat kepastiannya. Di level negeri atau kelurahan, proses penyusunan RPJM Negeri dan Renstra Kelurahan telah membantu men sistematisasi gagasan dan praktik pembangunan di ne geri dan kelurahan. Dengan adanya dokumen peren- canaan pembangunan tersebut, maka proses musyawarah dan perwakilan dari Dinas seperti; Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kesehatan,Dinas Pariwisata dan Dinas Pekerjaan Umum, serta perwakilan dari lembaga lainnya seperti BPM PN dan Badan Ketahanan Pangan dan Pertanian.