Advokasi Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan

Tabel 3.2 Peran Stakeholder dalam Proses Penyusunan RPJM NegeriRenstra Kelurahan Stakeholder Peran Stakeholder Fasilitator program MATASIRI • Meningkatkan kapasitas fasilitator lokal melalui pelatihan-pelatihan • Fasilitasi proses lokakarya penjaringan aspirasi masyrakat pengkajian negerikeluran • Bersama fasilitator lokal dan Tim Penyusun RPJMRenstra mempersiapkan dan menyusun dokumen RPJM NegeriRenstra Kelurahan • Memfasilitasi komunikasi antar Pemerintah KabupatenKota denngan tim di negeri kelurahan melalui forum dialog kebijakan Warga dan atau kelompok masyarakat • Menghadiri forum penyusunan dokumen perencanaan pembangunan • Menjadi sumber informasi untuk pengembangan kebutuhan program pembangunan Fasilitator lokal negeri kelurahan • Pengorganisasian kegiatan-kegiatan di tingkat negeri dan kelurahan • Mengumpulkan data ditingkat negeri dan kelurahan maupun daerah • Mengumpulkan informasi program pembangunan di masing-masing SKPD dan kecamatan • Membagun komunikasi antara tim penyusun, Pemerintah Negeri dan Kelurahan, Kecamatan, danPemerintah KabupatenKota, dan fasilitator MATASIRI Tim Penyusun RPJM • Mempersiapkan dan menyusun dokumen RPJM Renstra • Mengumpulkan data ditingkat NegeriKelurahan maupun Daerah • Membagun komunikasi antara fasilitator lokal, Pemerintah Negeri dan Kelurahan , Kecamatan, dan fasilitator MATASIRI • Mengumpulkan data ditingkat negerikelurahan maupun Daerah Stakeholder Peran Stakeholder Pemerintah • Menentukan calon fasilitator local • Membentuk Tim Penyusun RPJMRenstra memfasilitasi pertemuan tingkat DusunRT • Mempersiapkan data potensi negerikelurahan • Bersama Tim Penyusun dan Fasilitator Lokal mempersiapkan dan menyusun dokumen RPJM Renstra Pemerintah Kecamatan • Mendorong Pemerintah NegeriKelurahan proses penyusunan RPJM Negeri dan Renstra Kelurahan • Memfasilitasi komunikasi antara Pemerintah Negeri dan kelurahan dengan Pemerintah KabupatenKota teristimewa informasi program pembangunan di tingkat SKPD Pemerintah Kabupaten Kota • Sumber informasi program pembangunan bagi Tim di Negeri dan kelurahan dalam melengkapi dokumen RPJMRenstra • Bersama Fasilitator MATASIRI memfasilitasi proses komunikasi melalui forum dialog tingkat KabupatenKota • Mendorong Pemerintah NegeriKelurahan dalam penyelesaian dokumen RPJMRenstra • Menyelaraskan program-program dalam Dokumen RPJM dan Renstra dalam forum dialog kebijakan DPRD Kabupaten Kota • Memberi dukungan politik terhadap dokumen RPJM Negeri dan Renstra Kelurahan • Memfasilitasi dialog kebijakan antar Pemerintah KabupatenKota, Kecamatan, Pemerintah Negeri dan kelurahan Sumber : Diolah dari berbagai dokumen Program MATASIRI Setelah proses penjaringan aspirasi melalui dialog maupun lokakarya, pengumpulan data untuk melengkapi seluruh informasi kualitatif dan kuantitatif yang dibutuhkan baik di tingkat negeri dan kelurahan maupun Kabupaten Kota seluruhnya merupakan tahapan berikutnya yang menjadi tanggung jawab tim penyusun di negeri dan kelurahan termasuk mengakses informasi rencana program pembangunan di tingkat SKPD Renstra maupun Renja SKPD. Proses penyusunan draf dokumen perencanaan pem- bangunan ini memiliki tantangan yang cukup tinggi. Meskipun Pemerintah Negeri dan Kelurahan telah membentuk Tim Penyusun dan adanya fasilitator lokal, namun keterbatasan kemampuan SDM yang tersedia dalam penulisan isi dan teknik penulisan dokumen maupun perangkat pendukung komputer menjadi tantangan serius. Tentu saja, rata- rata fasilitator lokal maupun aparat pemerintah negeri dan kelurahan tidak memiliki kemampuan dasar mengetik ke dalam perangkat keras semacam laptop atau komputer dengan baik. Untuk mengatasi hal ini maka dilakukan pembagian peran antara fasilitator Program MATASIRI dengan Tim Negeri dan kelurahan lihat Tabel 5. Sebagai bagian dari proses pembalajaran beberapa langkah dilakukan antara lain: Pertama, draf awal dokumen awal disiapkan oleh fasilitator Mercy Corps, dimana masing-masing bab dan sub bab diberi pengantarredaksi singkat dan data apa yang harus dilengkapi. Ternyata dari 15 lokasi, hanya 6 lokasi yang merubah dan atau mengembangkan pengantar redaksi yang disiapkan oleh fasilitator MATASIRI. Gambar 3.5 Tahapan Penyelarasan Kebijakan Program 9 Kedua, fasilitator Program MATASIRI bersama dengan fasilitator lokal dan Tim Penyusun pada waktu tertentu melengkapi sistematika penulisan dokumen setiap bab. Selain dua hal tersebut di atas, kondisi yang mengharuskan fasilitator Program MATASIRI berperan secara teknis adalah keterbatasan SDM dalam menggunakan peralatan computer laptop, terutama tim di negeri. Tidak bisa dipungkiri, hal ini juga berdampak pada isi narasi dalam dokumen dipengaruhi oleh gaya bahasa fasilitator Program MATASIRI. Tetapi yang patut diapresiasi dan saking semangatnya, ada 9 S. Soumokil Project Oicer Gender and Govenrnance Mercy Corps Maluku Materi Presentasi dalam Dialog Kebijakan Publik dengan Anggota DPRD Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Maluku Tengah untuk Penyerasian Dokumen Perencanaan Pembangunan Berbasis Masyarakat negeri yang menulis seluruh draft dokumen RPJM Negeri dengan tulisan tangan yakni Negeri Salas. Sementara sebagian dokumen perencanaan pembangunan dari Ne- geri Rutah ditulis dengan tulisan tangan dan sebagian menggunakan jasa pengetikan penyewaan komputer. Sungguh komitmen yang luar biasa Ketiga, untuk menyelaraskan draf dokumen RPJM Negeri dan Renstra Kelurahan dengan kebijakan pembangunan pemerintah kabupatenkota termasuk program-program pembangunan di masing-masing SKPD maka dilakukan be- berapa langkah strategis diantaranya; Pertama, dialog Kebijakan penyelarasan dokumen RPJM Negeri dan Renstra Kelurahan tingkat KabupatenKota merupakan upaya untuk memastikan bawa draft dokumen perencanaan yang disusun sesuai dengan kebijakan pembangunan sekaligus untuk memperoleh masukan dari dan dukungan dari pihak pemerintah daerah. Kedua, dialog kebijakan publik penyerasian dokumen pe- rencanaan berbasis masyarakat dengan DPRD Kabupaten Kota dan Pemerintah Daerah adalah langkah yang diambil untuk memperoleh dukungan politik. Dialog yang meng- hadirkan tiga komponen utama dalam pendekatan sistim perencanaan Nasional yaitu perencanaan partisipatif di tingkat negeri dan kelurahan, perencanaan dengan pendekatan teknokratif di tingkat eksekutifpemerintah daerah dan perencanaan dengan pendekatan politis di tingkat legistlatif merupakan tahapan akhir dari proses penyusunan RPJM Negeri dan Renstra Kelurahan sebelum dilembagakan dalam suatu Peraturan Negeri dan Keputusan Lurah. Ketiga, penyerahan dokumen RPJM Negeri dan Renstra Kelurahan kepada Pemerintah Daerah, yang dilakukan oleh pelaksana Program MATASIRI sebagai bentuk pertanggung jawaban program kepada pemerintah daerah. Keempat, proses legislasi dokumen RPJM Negeri di tingkat negeri telah dilakukan setelah Saniri Negeri dengan cara menyerahkan Rancangan Peraturan Negeri kepada Raja Kepala Peme- rintah Negeri. Tahapan selanjutnya, peraturan negeri akan dikirim melalui Camat untuk dievaluasi oleh Bupati Walikota, lalu dilakukan proses pengundangan ke Lembaran Daerah. Penutup Dengan berbagai level maupun derajat yang beragam, keterlibatan berbagai pihak dalam proses penyusunan do- kumen perencanaan pembangunan baik di negeri mau- pun kelurahan merupakan poin strategis dalam bab 3 ini. Keterlibatan ini tentu sesuai dengan pengalaman dan pe- ngetahuan masing-masing pihak. Tetapi, kontribusi ber - bagai pihak tersebut tentu meningkatkan kualitas do- kumen perencanaan pembangunan. Hal ini tentu juga ber- dampak pada isi dokumen yang bisa memotret masalah dan kebutuhan berbagai pihak yang terlibat dalam proses penyusunan terutama kemanfaatannya terhadap kelompok IDPs. Selain itu, dalam konteks pembangunan peka per- damaian, keterlibatan berbagai pihak ini memberi makna yang penting berupa modal sosial yang sangat penting sebagai pondasi dalam pembangunan peka konlik dan pro bina damai. Adanya keterlibatan ini tentu meminimalisir tujuan dan arah pembangunan yang hanya memperhatikan kelompok tertentu saja.  m BAB IV Negeri Membangun Berbasis Keterlibatan Warga dan Pro Bina Damai B ab ini memotret pendekatan dan strategi yang di apli- kasikan Program MATASIRI di Maluku Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Ba- gian Timur. Selain itu, bab ini menggambarkan bagaimana pihak Pemerintah Daerah telah memberikan ruang bagi Pemerintah NegeriKelurahan untuk mempresentasikan dokumen awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Negeri dan Rencana Strategis Renstra Keluruhan, serta membuka adanya ruang diskusi yang melibatkan Pemerintah Negeri, Bappeda atau Bappekot, dan Dinas- dinas untuk memberi masukan konstruktif terhadap substansi dokumen-dokumen perencanaan yang sangat penting bagi masa depan warga negerikeluruhan yang sudah menjadi sasaran program.

A. Berjejaring untuk Transformasi Pengetahuan

Pengembangan Program MATASIRI mengedepankan pen dekatan kemitraan partnership approach dengan strategi pelibatan dan persenyawaan engagement ber- bagai stakeholders. Dengan pendekatan tersebut, Program MATASIRI mampu menggalang kerjasama antara Pemerintah NegeriKelurahan, Pemerintah Kota Ambon, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, dan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur. Relasi kemitraan yang dilandasi ke- percayaan tersebut dapat melahirkan kesepahaman yang akhirnya memperlancar proses konsolidasi untuk kepen- tingan program. Ujung program ini diantaranya adalah pe- ngesahan dokumen perencanaan oleh Pemerintah Daerah. Dokumen yang dimaksud adalah dokumen pe ren canaan negeri dan kelurahan yang disusun oleh pihak negeri kelurahandesa setelah mereka mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan dan pendampingan yang panjang oleh Tim MATASIRI. Beragam intervensi berupa program telah dilakukan, diantaranya kegiatan pelatihan, lokakarnya, dialog ke- bijakan, studi banding learning visit, dan pendampingan kepada negeri dan kelurahan sasaran program. Dampak program itu telah memberikan makna dan manfaat bagi banyak pihak. Tersedia ruang interaksi antar stakeholders, baik pihak eksekutif dan legislatif daerah, warga masya- rakat negeri dan kelurahan, media lokal, serta organisasi masyarakat sipil OMS lokal. Dengan ruang interaksi yang intensif—setidaknya hampir tiga tahun Program MATASIRI—telah menyediakan ruang belajar dan praktik demo krasi deliberatif yang konstruktif dan mampu melahirkan kepercayaan yang memudahkan implementasi banyak agenda perubahan. Kegiatan bersama tersebut juga telah mengembangkan budaya dialog, yang sangat sesuai dengan semangat bina damai peace building dan integrasi menyeluruh, yang kondusif bagi proses-proses pembangunan di wilayah yang beranjak sembuh dari cabikan konlik horisontal perang saudara. Dengan budaya dialog seperti itu, potensi konlik yang sebenarnya masih laten di daerah-daerah pasca konlik seperti Maluku dan Seram akan lebih mudah diredakan, karena warga masyarakat cenderung memilih jalan dialog ketika perselisihan mulai muncul di permukaan. Diskusi interaktif dan kerja-kerja kelompok yang dila- kukan selama training dan workshop juga mendorong peserta untuk mudah bekerjasama atau membangun kolaborasi. Mereka menjadi terbiasa bekerjasama ketika dihadapkan dengan persoalan yang dialaminya. Selain itu, mereka menjadi lebih inklusif, terbuka untuk membangun kerjasama dengan pihak lain di luar komunitasnya. Intensitas kegiatan yang melibatkan partisipasi antar pihak dengan orientasi partnership, akhirnya menghasilkan relasi yang hangat diantara para peserta, terutama mereka-mereka yang berasal dari negeri atau kelurahan. Di akhir program, kehangatan relasi tersebut memunculkan gagasan untuk menciptakan semacam wadah, atau kelembagaan yang bisa memberi kesempatan lagi bagi mereka untuk bertemu dan terus bertukar pengetahuan guna mengembangkan diri. Khusus para fasilitator lokal, berinisiasi membentuk forum bersama “Forum Fasilitator” yang akan mereka manfaatkan untuk menjaga asa ke- bersamaan dalam membangun negeri dan kelurahan. Forum ini selain dapat memfasilitasi mereka untuk menjaga kerekatan relasi, juga akan dikembangkan guna meluaskan jaringan yang akan berkontribusi terhadap keberlanjutan misi mereka dalam membangun negeri berbasisi potensi lokal. Merujuk pada testimoni beberapa fasilitator lokal, mereka sudah pernah didekati pihak negeri, desa atau kelurahan tetangga, yang meminta mereka agar mau membantu mengajari dan memfasilitasi penyusunan dokumen perencanaan. Rupanya semakin banyak negeri, desa, dan kelurahan yang mulai menyadari bahwa ke- pe milikan atas dokumen perencanaan merupakan ke- butuhan serius yang harus segera mereka penuhi. Alasannya, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah No 01 tahun 2006 tentang Negeri, sudah mensyaratkan kepada negerikelurahan agar memiliki dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah dalam mengelola pemerintahan. Dengan demikian, negeri kelurahan yang sudah menjadi sasaran Program MATASIRI telah menjadi rujukan bagi negeri dan kelurahan lain untuk menimba ilmu, dan belajar tentang penyusunan dokumen perencanaan—RPJM Negeri dan Renstra Kelurahan. Pada tahun 2014, rencananya pihak Badan Pember- dayaan Masyarakat dan Pemerintahan Negeri BPM PN Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah akan melakukan misi scalling up atau replikasi program pendampingan ten tang penyusunan dokumen perencanaan, seperti yang telah dipraktikkan oleh tim dari Program MATASIRI. Upaya re p likasi tersebut merujuk dari penyampaian Dra. Silviana Mattemmu, Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Negeri Kabupaten Maluku Tengah, akan dilakukan di 4 negeri atau desa baru, atau negeri atau desa yang belum pernah mendapatkan program pen- dampingan oleh tim MATASIRI dan belum memiliki dokumen perencanaan yang resmi sesuai dengan ketentuan regualsi yang berlaku. 1 Bagan 4.1 Skema Aksi Kolektif Program MATASIRI Legislatif Daerah

B. Sinergi dan Komitmen Melalui Dialog Kebijakan

Program MATASIRI juga memfasilitasi dialog kebijakan policy dialog yang dilaksanakan beberapa kali, baik kepada jajaran eksekutif maupun legislatif daerah. Dialog 1 Wawancara dengan Dra. Silviana Mattemmu, Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Negeri Kabupaten Maluku Tengah pada 18 September 2013 di Kab. Maluku Tengah. Eksekutif dan Legislatif Daerah Project Oicers MATASIRI IRE Mercycorps  Training  Workshop  Dialog Kebijakan  Pendampingan  Studi Banding Media Lokal Negeri dan Kelurahan warga, pemerintah, organisasi warga, dan fasilitator negerikelurahan Outputs dan Outcomes:  RPJM Negeri  Renstra Kelurahan  Fasilitataor Lokal  Replikasi Program  Alokasi Anggaran dari Pemerintah Daerah dan Mercycorps