Perjuangan Kesetaraan Gender TANTANGAN YANG DIHADAPI OLEH HAJJAH RANGKAYO RASUNA
Rasuna Said untuk berjuang, untuk memperjuangkan apa yang menjadi hak bagi kaum perempuan. Agar kedudukan kaum perempuan menjadi setara
dengan kaum laki-laki. Berbagai perjuangan ia lakukan dengan memberikan pengetahuan bagi kaum perempuan, banyak menulis di majalah maupun surat
kabar untuk menggugah semangat kaum perempuan. Aktivitas dan perjuangan Rasuna juga patut mendapatkan apresiasi
dan sejatinya bisa menjadi inspirasi bagi perempuan selanjutnya. Emansipasi wanita yang ia tegakkan sebagai bagian dari upayanya untuk menegakkan
kesetaraan gender yang selama beberapa dekade berada dalam kekuasaan patriarkhi. Karena itu, ada beberapa hal yang mesti kita pahami dari sepak
terjang Rasuna Said. Pertama, Rasuna merupakan simbol perempuan pejuang,
yang tidak saja pandai bicara orator tapi juga seorang organisatoris. Hal itu, ia tunjukkan dengan terlibat dalam banyak kegiatan perjuangan dan sekolah-
sekolah. Satu hal lagi, bahwa Rasuna juga seorang penulis. Terbukti, ia
mampu mendirikan majalah Menara Putri dan berperan sebagai seorang pemimpin redaksi pada Majalah Raya. Dengan kemampuannya ini, praktis
beliau adalah seorang multi talenta. Sayangnya, tidak ada data yang menunjukkan akan karya-karyanya yang dibukukan seperti yang dilakukan
oleh gurunya, Hamka.
20
Kedua, beliau adalah seorang penganut idealisme yang kuat. Terbukti, untuk mewujudkan kebebasan negeri ini dari tangan penjajah Belanda dan
Jepang serta tegaknya emansipasi perempuan, ia rela dipenjara. Padahal,
20
http:epholic.blogspot.com201101hr-rasuna-said-ulama-pejuang-orator-dan.html. diunduh pada 21 Oktober 2014 pukul 07.57
sejatinya, seorang perempuan lebih sering berada di rumah mengurus keluarga. Tapi, ia berani keluar dan berjuang menentang kekerasan dan
ketidakadilan. Dan terbukti, penjara telah gagal meruntuhkan tekad perjuangannya. Setelah keluar dari hotel prodeo, ia tetap berdakwah baik
sebagai pejuang maupun pendidik.
Ketiga, eksistensinya di Dewan Perwakilan Sumatera dan anggota DPR-RIS juga menjadi autokritik terhadap perempuan lain yang memiliki
posisi yang sama. Ia memperlihatkan kepada kaum perempuan bahwa untuk menjadi seorang dewan itu tidak harus menjual pesona kecantikan semata,
tapi juga kelebihan intelektual. Hal ini kadang berbeda dengan yang terjadi sekarang, seperti masuknya beberapa kalangan selebritis wanita ke dewan.
Tanpa punya latar belakang perjuangan politik yang kuat, dia justru bisa
diterima di dewan karena pesona kecantikannya atau ketenarannya. Masih banyak lagi yang bisa dipelajari dari sosok Rasuna.