BAB II FAKTOR PENDORONG HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID
BERJUANG UNTUK KAUM PEREMPUAN INDONESIA TAHUN 1945.
Perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan salah satu upaya untuk mengangkat derajat kaum perempuan agar setara atau
sederajat dengan kaum laki-laki. Banyak faktor pendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang untuk kaum perempuan di Indonesia, yakni faktor
pendidikan, emansipasi perempuan, faktor politik serta faktor sosial.
A. Faktor Pendidikan
Faktor pendidikan merupakan salah satu upaya Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang. Dengan banyak berdirinya sekolah-sekolah untuk
golongan pribumi, maka secara perlahan tapi pasti mulailah muncul bibit- bibit kaum terpelajar di Indonesia yang semakin lama semakin banyak
jumlahnya, hal ini merupakan salah satu dampak positif perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk berjuang. Karena dengan munculnya golongan
terpelajar inilah yang nanti mejadi motor penggerak lahir dan tumbuhnya kesadaran nasional di Indonesia.
Melalui pendidikan nantinya perempuan di Indonesia akan mendapatkan bekal untuk tujuan dari perjuangannya. Seperti halnya Hajjah
Rangkayo Rasuna Said memulainya dengan perjuangan dalam bidang pendidik. Melalui pendidikan bagi kaum perempuan maka dengan sendirinya
akan tertanam tumbuhnya kesadaran baru untuk memperjuangkan kesamaan derajat antara laki-laki dan perempuan.
Hajjah Rangkayo Rasuna Said sadar jika menginginkan adanya sebuah kemajuan bagi kaum perempuan agar tidak selalu tertindas dari kaum
laki-laki maka harus dimulai melalui bidang pendidikan. Melalui pendidikan ini mulai tertanam pemahaman perjuangan perempuan. Pendidikan inilah
yang kemudian menjadi akar tumbuhnya kesadaran akan pembaharuan kesamaan derajat kaum perempuan agar setara dengan kaum laki-laki.
Tumbuhnya kesadaran kaum perempuan ini sebagai akibat dari perkembangan pendidikan baik yang bercorak barat maupun Islam akhirnya
membangkitkan suatu kekuatan baru dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dari pendidikan yang mereka dapat itulah mereka akhirnya muncul kesadaran
untuk melakukan emansipasi perempuan. Hajjah Rangkayo Rasuna Said setelah menamatkan Sekolah Dasar
kemudian melanjutkan belajar di pesantren Ar-Rasyidiyah sebagai satu- satunya santri perempuan. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Diniyah
School Putri di Padang Panjang dan bertemu dengan Rahmah El-Yunusiah. Dengan bekal yang dimiliki oleh Rasuna Said inilah kemudian muncul
sebuah kesadaran pentingnya sebuah pendidikan bagi kaum perempuan. Rasuna Said sangatlah memperhatikan kemajuan dan pendidikan kaum
perempuan, terbukti pada tahun 1923 Rangkayo Rahman Al-Yunusiah, saudara perempuan Zainuddin Labai Al-Yunusi, mendirikan Madrasah