BENTUK PERJUANGAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM
Seperti halnya Tirtoadisurjo, H.O.S. Tjokroaminoto adalah seorang lulusan OSVIA yang juga telah mengundurkan diri dari dinas pemerintahan.
Dia merupakan tokoh yang memiliki karisma dan terkenal sikapnya yang memusuhi orang-orang yang memegang kekuasaan baik berkebangasaan
Belanda maupun bumi putera. Karena itu dia dengan cepat menjadi pemimpin yang paling terkemuka dari gerakan rakyat yang pertama itu Dan ketika nama
SDI berubah menjadi Sarekat Islam SI pada tahun 1912, H.O.S. Tjokroaminoto menjadi pucuk pimpinannya. Dan semenjak itulah SI menjadi
organisasi yang berkembang pesat dari sisi jumlah anggotanya. Pada tahun 1919 tercatat SI memiliki 2 juta anggota di Jawa dan di luar Jawa. Hal ini
berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi keanggotan hanya sebatas orang Jawa.
Ketika SI berkembang pesat terutama di pedesaan, SI menjadi suatu organisasi perlawanan terhadap struktur kekuasaan lokal yang monolitis
seperti priyayi, kaum Tionghoa dan pejabat Hindia Belanda. Oleh karena itu organisasi tersebut menjadi lambang solidaritas kelompok yang dipersatukan.
Persentuhan SI dengan faham komunis kurang lebih terjadi ketika seorang anggota SI cabang Surabaya, yaitu Semaoen pindah ke Semarang pada tahun
1915 dan kemudian aktif di dalam Serikat Buruh Kereta Api dan Term VSTP. Sneevliet, seorang Belanda penganut mistik yang berideologi
marxisme, rupanya juga aktif disana Dan juga sebagaimana diketahui, Sneevliet adalah pendiri Indische Sociaal-Democratische Vereeniging
ISDV, suatu partai yang beraliran “kiri” di Surabaya pada tahun 1914.
Perjumpaannya dengan Sneevliet ini kemudian membawa Semaoen masuk ke dalam ISDV.
Pada saat-saat itu kedudukan Tjokroaminoto sebagai ketua SI sangat sulit, ia mengalami situasi yang dilematis, apakah mempertahankan SI
sebagai organisasi bernafaskan Islam ataukah menerima Marxisme sebagai ideologi partai. Akhirnya ia bersikap kompromis, dia menerima doktrin sosial
Marxisme walaupun dengan kualifikasi yang cukup lemah. SI yang pada saat itu memiliki orang-orang seperti Haji Agus Salim 1884-1954, mantan
konsulat Belanda di Jeddah, yang menjadikan Pan-Islamisme dan modernisme sebagai dasar menjalankan kegiatan politik, membawa SI
menerapkan “disiplin partai” yang disetujui pada kongres SI bulan Oktober tahun 1921.
Dengan adanya “disiplin partai”, maka seorang anggota SI tidak mungkin lagi menjadi anggota partai lain. Anggota-anggota PKI kini
dikeluarkan dari SI, tetapi pertikaian tetap harus diselesaikan di setiap cabang SI. Sebagai akibatnya, SI terpecah menjadi dua yaitu “SI Putih” dan “SI
Merah”. Dalam kongres SI pada bulan Februari 1923 kemudian mendirikan
Partai Sarekat Islam PSI yang memiliki “disiplin partai” dengan bertekad akan mendirikan cabang-
cabang partai ini dimana saja yang ada cabang “SI Merah”nya. Cabang-cabang “SI Merah” kemudian banyak ditentang oleh
masyarakat Minangkabau, kemudian SI Merah tersebut dihapuskan. Setelah SI Merah dihapuskan kemudian berdirilah organisasi “Sarekat Rakyat” di
Minangkabau. Hj.Rangkayo Rasuna Said adalah salah satu pejuang wanita
yang aktif dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Aktifitasnya dalam pergerakan nasional dimulai sejak ia diangkat sebagai sekretaris
cabang Sarekat Rakyat di Sumatera Barat.
12
b.
Anggota Persatuan Muslim Indonesia
Partai politik merupakan salah satu tempat penyaluran aspirasi atau wadah politik masyarakat dalam menyatukan persepsi ideologi serta
menjalankan cita-cita bersama. Lahirnya partai-partai politik di Minangkabau tidak bisa terlepas dari sejarah panjang Minangkabau dalam menghadapi
hegemoni kekuasaan kolonial yang telah menyengsarakan rakyat. Persatuan Muslimin Indonesia Permi dalam waktu singkat dua
tahun setelah berdirinya, berubah menjadi partai politik yang terkuat dan paling berpengaruh di Sumatera Barat, dan dapat dikatakan sebagai partai
yang paling mewakili karakter politik kawasan ini dalam periode akhir penjajahan. Salah satu penyebab perubahan menjadi partai politik ini adalah
karena tidak
adanya saluran
politik sebagai
akibat tertutupnya
Muhammadiyah bagi kegiatan politik. Permi merupakan organisasi yang didirikan pada tahun 1930 dengan
asas Islam dan kebangsaan nasionalisme. Permi merupakan organisasi Islam yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia, seiring merebaknya kegiatan
politik pada masa itu. Permi juga dengan cepat menjadi partai politik terkuat di Sumatera Barat, dan menyebar ke Aceh, Tapanuli, Riau, Jambi dan
Bengkulu. Partai ini menjadi wadah utama paham Islam modernis. Rasuna
12
http:id.wikipedia.orgwikiSarekat_Islam. diunduh pada 05 Oktober 2014 pukul 21.57
Said merupakan tokoh Permi yang terkenal. Meskipun komunisme menjadi sangat populer pada dasawarsa 1920-an kaum agama yang tak setuju dengan
ideologi baru itu pun tetap berkembang. Awal tahun 1920 berdiri PGAI Persatuan Guru Agama Islam dengan tujuan mengumpulkan ulama-ulama
di Sumatera Barat. Atas prakarsa H. Abdullah Ahmad tahun 1924 berdirilah sekolah Normal Islam di Padang. Sekolah ini dimaksudkan sebagai sekolah
lanjutan, lebih tinggi daripada Sumatera Thawalib yang merupakan sekolah rendah.
Setelah melawat ke Jawa tahun 1925 dan bertemu pemimpin- pemimpin Muhammadiyah di sana Haji Rasul turut mendirikan cabang
Muhammadiyah. Pertama di Sungai Batang dan kemudian di Padang Panjang. Organisasi ini dengan cepat menjalar ke seluruh Sumatera Barat.
Muhammadiyah berperan penting dalam menentang pemberlakuan Ordonansi Guru di Sumatera Barat tahun 1928. Dengan ordonansi ini guru agama
diwajibkan melapor kepada pemerintah sebelum mengajar. Peraturan ini dipandang mengancam kemerdekaan menyiarkan agama.
Sebelumnya Muhammadiyah di Jawa sudah memutuskan meminta ordonansi ini dicabut. Pada tanggal 18 Agustus 1928 diadakanlah rapat umum yang
kemudian memutuskan menolak pemberlakuan ordonansi guru. Meskipun terlibat dalam penolakan Ordonansi Guru, berbeda dengan organisasi
komunis seperti Sarikat Rakyat, pada umumnya Muhammadiyah menghindari kegiatan politik. Penumpasan gerakan komunis tahun 1927 menyebabkan
banyak anggota Sarekat Rakyat atau simpatisannya berpaling ke
Muhammadiyah mencari perlindungan. Para anggota yang lebih radikal ini tidak puas dan kemudian banyak yang keluar untuk aktif dalam Persatuan
Sumatra Thawalib. Organisasi ini pada tahun 1930 menjelma menjadi partai politik bernama Persatuan Muslim Indonesia, disingkat Permi.
c.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat DPR RIS
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Hajjah Rangkayo Rasuna Said diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Serikat DPR RIS. Kemudian dia menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai akhir hayatnya.
d.
Pendiri Organisasi Pemuda Nippon Raya
Pada masa pendudukan Jepang, kembali ke Padang. Bersama Khatib Sulaiman mendirikan organisasi pemuda Sumatera Barat dengan nama
Pemuda Nippon Raya yang bertujuan membina bibit-bibit pejuang kemerdekaan.
Pada masa pendudukan Jepang, Rasuna beserta kaum muda lainnya mendirikan organisasi pemuda Nippon Raya di Padang. Nippon Raya
digunakan Rasuna untuk menggembleng mental pemuda untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, beliau ikut serta sebagai pendiri organisasi pemuda Nippon Raya di Padang yang kemudian
dibubarkan oleh Pemerintah Jepang.
13
alasannya, pemuda nippon raya lebih berorientasi
membentuk pemuda-pemuda
Indonesia yang
siap memperjuangkan kemerdekaan.
13
edi rasidi, meneladani kepahlawanan kaum wanita, 2010, hlm. 22
e.
Anggota Dewan Pertimbangan Agung
Dewan Pertimbangan Agung disingkat DPA adalah lembaga tinggi negara Indonesia menurut UUD 45 sebelum diamandemen yang fungsinya
memberi masukan atau pertimbangan kepada presiden. DPA dibentuk berdasarkan Pasal 16 UUD 45 sebelum diamandemen. Ayat 2 pasal ini
menyatakan bahwa DPA berkewajiban memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah. Dalam penjelasan
Pasal 16 disebutkan bahwa DPA berbentuk Council of State yang wajib memberi pertimbangan kepada pemerintah.
Pada 25 September 1945, DPA dibentuk melalui pengumuman pemerintah Berita Republik Indonesia No. 4 dengan ketua R. Margono
Djojohadikusumo. Anggota DPA pertama ini berjumlah sebelas orang. Di antaranya adalah Radjiman Widiodiningrat, Syekh Djamil Djambek, Agus
Salim dan dr. Latumeten. Tidak banyak yang dikerjakan DPA pertama ini. Ketika sistem pemerintahan berubah menjadi sistem parlementer, keberadaan
DPA menjadi tidak berarti. Walau tetap eksis sampai pada 1949 tapi nasib DPA sebagai lembaga konstitusional menjadi terpuruk. Periode berikutnya
posisi DPA makin tidak jelas. Kondisi ini berlangsung hingga Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959. DPA Sementara dibentuk
berdasarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959, 22 Juli 1959. Ketuanya dirangkap oleh Presiden Soekarno. DPA definitif baru muncul pada 1967
melalui UU No. 3 Tahun 1967 yang disahkan pejabat Presiden Soeharto.
Setelah kemerdekaan, Rasuna menjadi anggota Dewan Perwakilan Sumatera, mewakili daerah Sumatera Barat. Kemudian ia terpilih sebagai
anggota DPR-RIS di tahun 1950-an. Pada 1959, Rasuna diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung DPA hingga akhir hayatnya, 2
November 1965. Karena jasa-jasanya, Rasuna dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.
14
14
http:suaramerdeka.comv1index.phpreadcetak2009041559481HR.Rasuna.Said..Ulama.dan.Perempu an.Pejuang. diunduh pada 08 Oktober 2014 pukul 09.10