penggunaan fasilitas laboratorium serta pemanfaatan multi media untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menangani permasalahan bicara terutama pembentukan konsonan S pada anak
Tunarungu yang tidak dapat bicara. Peningkatan kualitas mahasiswa dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan dalam bidang
pengetahuan dan bidang keterampilan. Peningkatan dalam bidang pengetahuan dapat dilakukan dengan mengkaji berbagai literature, memperhatikan perkuliahan dosen di kelas dan sebagainya.
Peningkatan dalam bidang keterampilan perlua adanya praktek dalam penanganan dan pembentukan bicara pada subyek yang sesungguhnya yaitu anak tunarungu. Kemampuan dalam
bidang keterampilan perlu dilakukan secara sendiri –sendiri oleh mahasiswa dengan praktek di lapangan. Penguasaan pengetahuan secara teoritis diperlukan sebagai media untuk menguasai
keterampilan secara praktis. Satu kelemahan yang sering terjadi khususnya mahasiswa adalah penguasaan pada bidang keterampilan atau pada aplikasi di lapangan. Penggunaan audio visual
dalam praktek pembentukan konsonan S pada anak tunarungu selama ini belum banyak dilakukan oleh mahasiswa.
1. 1.
Perumusan masalah Permasalahan yang terjadi pada mata kuliah artikulasi yaitu tidak adanya subyek anak
tunarungu untuk praktek di dalam kampus. Untuk mengatasi permasalahan diatas dilakukan praktek di berbagai SLB-B. Dengan demikian waktu pertemuan dalam pengajaran bicara sangat terbatas, sehingga
menyulitkan mahasiswa untuk trampil melakukan perbaikan bicara pada anak. Untuk itu perlu dilakukan inovasi – inovasi dalam perkuliahan, sehingga kemampuan mahasiswa dalam praktek pembentukan
konsonanvocal dapat meningkat. Inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu memanfaatkan fasilitas yang dimiliki jurusan dan teknologi multi media semaksimal mungkin dalam proses
pembelajaran. Adapun inovasi yang dipilih dalam meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam penggunaan audio visual sebagai sarana pembelajaran. Dengan demikian diharapkan kesulitan
mahasiswa dalampraktek pembentukan bicara yaitu konsonan S pada anak tunarungu dapat teratasi seefektif dan efisien mungkin.
1. 1.
Cara Pemecahan Masalah Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu melakukan percobaan – percobaan dengan
memggunakan media CD pembelajaran bicara yang dilakukan di laboratoriumkelas yang diberikan tentang teknik – teknik perbaikan bicara. Adapun langkah – langkah sebagai berikut :
1. Penyiapan dengan menyusun rencana topic materi sesuai dengan tingkat kesulitan pada masing –
masing konsonan maupun vocal.
2. Memperlihatkan kepada mahasiswa masing – masing teknik dalam memperbaiki bicara lengkap
dengan penggunaan berbagai sarana pembelajaran dan peralatan peraga yang di perlukan.
3. Melakukan diskusi tentang berbagai teknik perbaikan bicara.
4. Mengumpulakan dan menganalisis data.
Untuk lebih jelasnya, maka desain inovasi yang digunakan dalam pembelajaran dapat dilihat pada bagian di bawah ini :
Bagan desain pembelajaran artikulasi II dengan CD pembelajaran bicara Materi Perkuliahan teori dan Praktek
Analiss hasil praktek 2 dari perekaman audio visual dan diskusi dalam rangka perbaikan praktek berikutnya
Analisis hasil praktek 1 dari perekaman audio visual dan diskusi dalam rangka perbaikan praktek 1.
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian adalah menemukan pembelajaran yang
efektif dan efisien dalam pembentukan bicara pada konsonan S pada anak tunarungu. 1.
KontribusiManfaat Penelitian Kontribusi yang ingin dicapai adalah bertambahnya wawasan pengetahuan dalam bidang
pendidikan, khususnya dalam pendidikan luar biasa serta dapat diaplikasi secara praktis di lapangan dan di kelas sebagai salah satu bentuk pembelajaran di ruang kuliah, sehingga mahasiswa tidak
mengalami kesulitan dalam pembentukan konsonan S. dengan demikian inovasi yang telah ditemukan dapat digunakan dalam pengajaran bicara yaitu pembentukan konsonan S pada siswa tunarungu.
1. Tinjauan Pustaka dan Hipotesis Tindakan
1. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran bicara konsonan s
Belajar adalah kegiatan para siswa, baik dengan bimbingan guru atau dengan usaha sendiri. Pendidik berusaha membantu agar siswa belajar lebih terarah, cepat, lancer, dan berhasil baik. Atau
istilah lain dengan membelajarkan siswa. Pembelajaran agar berhasil perlu dilaksanakan ssistematis, secara bulat dengan mempertimbangkan segala aspek.
Sebelum mengenal pembelajaran secara khusus perlu mengenal pembelajaran secara umum. Pembelajaran di dalam kelas baik secara klasikal atau individual dibutuhkan adanya model
pembelajaran. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu pengertian model secara umum. Model dalam kehidupan sehari – hari merupakan suatu pola yang di contoh, baik dalam bentuk fisik suatu hasil kerja
atu suatu pola tertentu menghasilkan perilaku belajar yang baik. Model pembelajaran merupakan penyederhanaan dari hubungan berbagai komponen yang ada dalam proses belajar mengajar di dalam
kelas. Komponen – komponen pembelajaran meliputi : metode belajar, sarana dan prasarana, guru, siswa, kurikulum, alat evaluasi, dan sebagainya. Menurut Zamroni, 1988:79, mengatakan model
merupakan inti dari teori dalam bentuk sederhana , sehingga mudah dibaca dan dipahami. Sedangkan menurut Winardi 1986:53-55, mengatakan ada tiga cara untuk menyatakan model, yaitu : 1 secara
verbal menerangkan dengan kata – kata, 2 secara grafis yaitu menerangkan dengan menyajikan diagram, dan 3 secara matematis pada ilmu pasti.
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar pada anak tunarungu yaitu :
1. Prinsip Bimbingan