Tujuan Manajemen Keuangan Rasio Profitabilitas

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Manajemen keuangan Dalam kehidupan sehari-hari mungkin setiap individu pernah mengalami kelebihan penghasilan dan ada berbagai alternatif keputusan . Ada yang memiliki alternatif untuk menyimpan dalam bentuk tabungan atau deposito Rupiah atau dolar, untuk beli sebidang tanah, rumah, surat berharga dll dengan pertimbangan alternatif yang paling menguntungkan. Bagi perusahaan untuk medapatkan dana guna memperoleh aktiva kekayaan serta dlam menjalankan operasinya maka pengaturan kegiatan tersebut disebut dengan menajemen keuangan. Untuk melaksanakan manajemen keuangan perlu memahami teori keuangan. Pemahaman teori keuangan memudahkan kita memahami berbagai masalah yang kita hadapi sehari-hari. Persamaan antara keuangan dan akuntans adalah: Menfokuskan perhatian pada aktiva dan pasiva perusahaan, meski berbeda dalam hal periode waktu.

2.2.2. Tujuan Manajemen Keuangan

Dalam teori keuangan, tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan. Tujuan normatifnya adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Kalau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan itu sudah go publik maka memaksimumkan nilai perusahaan adalah dengan memaksimumkan harga pasar saham. Memaksimumkan harga saham tidak sama dengan memaksimumnkan keuntungan profit perusahaan. Jika perusahaan akan meningkatkan keuntungan maka perusahaan bisa langsung menerbitkan saham baru untuk memperoleh tambahan dan kemudian diinvestasikan untuk mendapatkan keuntungan. Biasanya perusahaan dengan tujuan memaksimumkan keuntungan akan mendorong manajemen perusahaan memilih proyek-proyek yang menjanjikan keuntungan besar. Proyek yang menjanjikan keuntungan besar biasanya mengandung risiko yang besar juga. Misalkan bank yang belum terkenal menawarkan bunga tabungan jauh lebih tinggi dibandingkan bank yang terkenal baik dan aman. Dapat disimpulkan bahwa untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tidak hanya keuntungan yang diperhatikan tetapi juga faktor risiko.

2.2.2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. “Laporan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integrasi dari laporan keuangan”. PSAK, 2009:14 Jadi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha suatu perusahaan akan dapat diketahui melalui keuangan yang merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang terdiri dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan kejadian keuangan selama periode tertentu yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya.

2.2.2.1. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir 2007:15, laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari: a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan posisi keuangan d. Catatan atas laporan keuangan Setiap laporan keuangan utama harus diikuti dengan pernyataan bahwa catatan atas laporan keuangan adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan disusun dalam rangka mencapai atau memperoleh penjelasan yang cukup disebut dengan laporan bentuk pendek. Bila laporan bentuk ini ditambah dengan penjelasan tambahan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang diperlukan guna penjelasan penuh. Laporan ini disebut laporan bentuk panjang. a. Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan posisi atau keadaan keuangan, dengan demikian menunjukkan aktiva, kewajiban dan modal sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. neraca mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. a ktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. 2. k ewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3. E kuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. b. Laporan Laba Rugi, merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan pada periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atas kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. laporan keuangan laba rugi mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1 Penghasilan income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2 Beban expense adalah penurunan manfaat ekonomi dalam periode akuntasi tertentu dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal. c. Laporan perubahan posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana. Bapepam mewajibkan emiten dan calon emiten menyampaikan laporan keuangan yang dilengkapi dengan laporan perubahan posisi keuangan yang mengukur perubahan aktiva, kewajiban dan modal sendiri selama suatu periode tertentu dalam bentuk arus kas inflow arus kas keluar outflow dana. laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas, operasi dan pendanaan. d. Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan memberikan penjelasan kualitatif serta kuantitatif terhadap laporan keuangan utama, sehingga tidak menyesatkan pembacanya. Kewajiban untuk pemberian catatan menurut Bapepam harus didasarkan pada pertimbangan materialitas berdasarkan persentase relatif. Untuk pihak-pihak yang sifatnya khusus, baik karena sifat industri maupun transaksinya perlu diuraikan dalam ikhtisar dan daftar informasi tambahan.

2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: a aset; b liabilitas; c ekuitas; d pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; e kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan f arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.2.3. Rasio Profitabilitas

Yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan perusahaan. Dalam perhitungan rasio-rasio Profitabilitas ini biasanya dicari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba-rugi perusahaan dengan pos-pos pada neraca perusahaan guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efesiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio Profitabilitas, diindikatori oleh Faisol, 2007:152: a. R eturn On Asset ROA, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dalam penggunaan asset. Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan perusahaan ada perbedaan sedikit antara ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. b. R eturn On Equity ROE, yaitu perbandingan diantara laba bersih perusahaan dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembagian deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham. Perlu diperhatikan, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan perusahaan, Perusahaan Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan unsure ROE. Hal ini dikarenakan Perusahaan Indonesia selaku Pembina dan pengawas perperusahaanan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu perusahaan yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat c. N et Profit Margin NPM, adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan perusahaan, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Sebagaimana halnya dengan perhitungan rasio sebelumnya, rasio NPM pun mengacu kepada pendapatan operasional perusahaan yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam prakteknya memiliki berbagai resiko seperti resiko kredit kredit bermasalah dan kredit macet, serta Kurs Valas jika kredit diberikan dalam bentuk valas.

2.2.4. Corporate Social Responsibility CSR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 4 80

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).

0 2 13

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).

0 3 16

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

0 1 13

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

0 4 13

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 35

PENGARUH PENGUNGKAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 65

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

PENGARUH PENGUNGKAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21