PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA

PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR

PADA BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

R. NUGRAHA HANGGARA ARIWENDA

0712010161 / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA

PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR

PADA BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh:

R. NUGRAHA HANGGARA ARIWENDA 0712010161 / EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 30 September 2011

Pembimbing Utama : Tim Pengguji : Ketua

`

Wiwik Handayani, SE, MSi Dra. Ec. Malicha Sekretaris

Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS Anggota

Wiwik Handayani, SE, MSi

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389


(3)

SKRIPSI

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CSR TERHADAP

PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR

PADA BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

R. NUGRAHA HANGGARA ARIWENDA 0712010161 / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Wiwik Handayani, SE, MSi Tanggal………

Mengetahui Wakil Dekan I

Drs. Rahman A. Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP

PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR

PADA BURSA EFEK INDONESIA”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(5)

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan segalanya. 7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Surabaya, September 2011


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ...11

2.2.1. Pengertian Manajemen keuangan...11

2.2.2. Tujuan Manajemen Keuangan...12

2.2.2. Laporan Keuangan ...13

2.2.2.1. Jenis Laporan Keuangan ...16

2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan ...20


(7)

2.2.4. Corporate Social Responsibility (CSR) ...23

2.2.5. Pengungkapan sosial sebagai tanggung jawab perusahaan ...24

2.2.6. Pelaporan pertanggungjawaban sosial perusahaan ...24

2.2.9. Pengaruh CSR terhadap Profitabilitas...26

2.3. Kerangka Konseptual ...28

2.4. Hipotesis...29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 32

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Perusahaan ... 37

4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 39

4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia ... 39

4.2. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ... 40

4.2.1. Uji Outlier Multivariate ... 40

4.2.2. Uji Normalitas ... 41

4.2.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 42


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1. Kesimpulan ... 46 5.2. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Uji Outlier Multivariate...40 Tabel 4.2. Normalitas Data Masing-masing Variabel ...41 Tabel 4.3 Koefisien Regresi...42


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CSR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA  

R. Nugraha Hanggara Ariwenda

ABSTRAK

Dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi yang tinggi, perusahaan perlu mengungkapkan kinerja CSR dalam “Laporan CSR”. Melalui laporan ini akan terungkap apakah tingkat keterbukaan perusahaan sudah satu level dengan harapan masyarakat (Darwin, 2006). Hal tersebut sesuai dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat, maka sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya kepada pihak eksternal sebagai informasi dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam hal prospek perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui pengaruh pelaksanaan Program CSR terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan 10 Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI, pengambil periode analisis 2006 sampai tahun 2010 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier.

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengujian untuk variable CSR (X) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y).


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, di mana menurut pendekatan teori akuntansi tradisional, perusahaan harus memaksimalkan labanya agar dapat memberikan sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Namun seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat semakin menyadari adanya dampak-dampak sosial yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai laba yang maksimal, yang semakin besar dan semakin sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu, masyarakat pun menuntut agar perusahaan senantiasa memperhatikan dampak-dampak sosial yang ditimbulkannya dan berupaya mengatasinya.

Menurut World Council for Sustainable Development definisi Corporate

Social Responsibility (CSR) adalah komitmen berkelanjutan dari bisnis untuk

berperilaku dan berkontribusi bagi pembangunan ekonomi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawannya, serta masyarakat local ataupun masyarakat luas. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan konsep dimana perusahaan mengintegrasikan masyarakat dan lingkungan dalam kegiatan bisnis dan interaksi mereka, dengan para stakeholder dengan dasar sukarela (Handayati,2009:7)


(13)

Seiring dengan perkembangan konsep manejemen, sehingga tujuan utama pelaporan keuangan guna memberikan informasi kepada para pemegang saham dan kreditur menjadi ikut bergeser pula kearah kecenderungan bahwa perlunya pelaporan yang bersifat dari luar organisasi perusahaan (externality) dalam rangka memberikan informasi kepada beberapa kelompok orang luar (investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat) yang berkepentingan terhadap perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa ide dasar yang melandasi perlunya dikembangkan akuntansi sosial (sosial accounting), secara umum adalah perlunya perluasan tanggung jawab sosial perusahaan.

Permasalahan penting lainnya yang menjadi isu dikalangan para akuntan sehubungan dengan erxternality adalah mengenai seberapa jauh perusahaan harus bertanggung jawab terhadap sosial ekonomi seluruhnya, dan bagaimana perlakuan akuntansi yang tepat untuk menggambarkan transaksi yang terjadi antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya tersebut. Di pihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industri berperang untuk mengubah peraturan pemerintah yang baru atau mencoba mengikisnya melalui ketidakpatuhan. Dalam kasus ini, menejemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti undang-undang perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negative terhadap perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut tidak sesuai dengan manfaatnya.

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement),


(14)

khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Pengukuran kinerja didefinikan sebagai performing measurement adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

Corporate Social Responbility atau CSR adalah istilah popular yang digunakan untuk mewakili sebuah program bakti sosial sebagai bentuk kontribusi positif dari perusahaan kepada masyarakat. Ada beberapa contoh program CSR yang dilakukan beberapa perusahaan ternama di Indonesia belakangan ini. Diantaranya PT. Telkom yang secara aktif melakukan usaha pemerataan informasi dan penetrasi jaringan internet di sekolah-sekolah yang mempunyai kondisi geografis dan infrastuktur tertinggal.


(15)

Sedangkan Exelcomindo melakukan program tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat secara lebih general dengan target seluruh lapisan masyarakat dari berbagai macam latar belakang. Misalnya seminar Indonesia berprestasi yang dilaksanakan XLcare sebagai wujud dukungan terhadap dunia pendidikan di Indonesia dan peningkatan kualitas anak-anak untuk masa depan yang lebih baik.

Pada tahun 2010 diketahui bahwa perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dan operator seluler sebanyak 11 perusahaan di Indonesia, misalnya seperti : Telkom, XL, Indosat, Axis, 3, Mobile-8, Bakrie Telecom. Hal ini memberikan persaingan yang sengit antar operator dalam memperebutkan pasar sehingga diperlukan suatu cara dan inovasi produk dan layanan agar dapat tetap bertahan, kemudian jika dibandingkan dengan Negara-negara lain, perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dan telepon seluler maka Indonesia termasuk yang paling banyak dan ketat persaingannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan corporate social

responsibility sebagai variabel independen karena secara teoritis ketika

perusahaan semakin meningkatkan kegiatan corporate social responsibility maka dapat meningkatkan image dari perusahaan dan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Corporate social responsibility juga digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian terdahulu diantaranya Nelling dan Webb (2006), Tsoutsoura (2004), Sayekti dan Wondabio (2006), Lindrawati, Felicia dan Budianto (2008).


(16)

Masalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan social semakin banyak disoroti, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh kepedulian sosial perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap profit yang dihasilkannya. Biaya-biaya sosial sebagai wujud pelaksanaan CSR perusahaan dikaitkan dengan profitabilitas perusahaan, terutama pada return yang akan diterima perusahaan.

Alasan selanjutnya adalah bahwa bentuk dari tanggung jawab social perusahaan bidang telekomunikasi dan operator seluler lebih jelas dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang sama-sama listing di BEI. Di setiap perusahaan

go public, implementasi CSR-nya kurang identik satu sama lain, sehingga

menyusahkan dalam pengambilan variabel penelitian. Dalam perusahaan perbankan, bentuk tanggung jawab social perusahaan bidang telekomunikasi dan operator seluler satu dengan yang lain adalah sama, yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, sehingga akan memudahkan proses penelitian. Untuk kesejahteraan karyawan, di setiap perusahaan secara garis besar adalah sama sehingga akan memudahkan proses penelitian

Dengan adanya program CSR yang dilaksanakan oleh industry telekomunikasi tersebut dapat meningkatkan citra dan ketertarikan stakeholder maupun public sasaran dari PT. Industri Telekomunikasi. Ketertarikan itu dapat diukur dengan peningkatan penjualan suatu perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan.


(17)

Pada kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa peran dunia usaha selama ini hanya sebatas pemberian dukungan dana secara sukarela (voluntary) dan kedermawanan (philanthropy) sehingga kegiatan yang dilaksanakan kurang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Hal ini memunculkan rasa kekecewaan masyarakat dan pemerintah akan minimnya peran dunia usaha dalam kehidupan sosial dan adanya kecenderungan bahwa pelaksanaan CSR hanya sekedar untuk di mata masyarakat atau bahkan hanya di mata konsumen mereka Biaya-biaya sosial sebagai wujud pelaksanaan CSR perusahaan dikaitkan dengan profitabilitas perusahaan, terutama pada return yang akan diterima perusahaan. (Anatan, 2009:2)

Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan investor tidak semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja. Laporan tahunan adalah salah satu media yang digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan para investor. Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi tambahan kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi.


(18)

Profitabilitas merupakan salah satu alat ukur perusahaan dalam menentukan keefektifan kinerja perusahaan. Profitabilitas dapat diukur melalui

Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dalam penggunaan asset. (Handoko, 2007: 9)

Profitabilitas yang dalam penelitian ini dilambangkan dengan NPM. Net

Profit Margin (NPM), adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan

perusahaan, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial. (Darwis, 2009:55)

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan


(19)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

Apakah pelaksanaan Program CSR berpengaruh terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan :

Mengetahui pengaruh pelaksanaan Program CSR terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: a.Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan penerapan tanggung jawab sosial secara efektif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. b.Bagi investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada investor dan calon investor serta pelaku pasar lainnya dalam memandang tanggung jawab sosial yang diumumkan oleh perusahaan.


(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

1. R

akhiemah (2008), Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Hasil penelitian ini membuktikan diterimanya H1 bahwa kinerja lingkungan yakni usaha perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green) yang diukur melalui program PROPER memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CSR disclosure yang dilakukan oleh perusahaan,terbukti dari nilai t hitung yang lebih kecil dari α = 0.05, yakni sebesar 0.03.

2. R

etno Anggraini (2006) Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)

Perusahaan perbankan dan asuransi sebagian besar (lebih dari 50%) mengungkapkan informasi mengenai pengembangan sumber daya manusianya dibandingkan dengan industri yang lain. Hal ini karena industri ini sangat tergantung pada kemampuan manusia (karyawan) dalam


(21)

memberikan jasanya kepada pelanggan. Perusahaan dengan kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang memiliki risiko politis yang tinggi (high-profile) cenderung mengungkapkan informasi sosial yang lebih banyak dibandingkan perusahaan lain.

3. S

amsinar Anwar (2009) Dengan Judul Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Harga Saham Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan dan harga saham dengan cara melakukan analisis pada Perusahaan yang telah melakukan pengungkapan Corporate Sosial Responsibility yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang dianalisis adalah data sekunder berbentuk time series dari tahun 2007-2009 pengungkapan Corporate Social Responsibility dan kinerja keuangan perusahaan (ROA, ROE) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur, komunikasi dan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Analisis data mengggunakan metode analisis estimasi regresi persamaan

simultan atau SEM (Structural Equation Modelling). Ada temuan dalam

penelitian ini bahwa pengaruh secara simultan antara Kinerja keuangan Perusahaan yang di ukur dengan ROA, ROE dan EVA berpengaruh positif pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada laporan keuangan perusahaan. Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) dan CSR berpengaruh positif terhadap harga saham


(22)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Manajemen keuangan

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin setiap individu pernah mengalami kelebihan penghasilan dan ada berbagai alternatif keputusan . Ada yang memiliki alternatif untuk menyimpan dalam bentuk tabungan atau deposito (Rupiah atau dolar), untuk beli sebidang tanah, rumah, surat berharga dll dengan pertimbangan alternatif yang paling menguntungkan.

Bagi perusahaan untuk medapatkan dana guna memperoleh aktiva (kekayaan) serta dlam menjalankan operasinya maka pengaturan kegiatan tersebut disebut dengan menajemen keuangan. Untuk melaksanakan manajemen keuangan perlu memahami teori keuangan. Pemahaman teori keuangan memudahkan kita memahami berbagai masalah yang kita hadapi sehari-hari.

Persamaan antara keuangan dan akuntans adalah: Menfokuskan perhatian pada aktiva dan pasiva perusahaan, meski berbeda dalam hal periode waktu.

2.2.2. Tujuan Manajemen Keuangan

Dalam teori keuangan, tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan. Tujuan normatifnya adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Kalau


(23)

perusahaan itu sudah go publik maka memaksimumkan nilai perusahaan adalah dengan memaksimumkan harga pasar saham.

Memaksimumkan harga saham tidak sama dengan memaksimumnkan keuntungan (profit) perusahaan. Jika perusahaan akan meningkatkan keuntungan maka perusahaan bisa langsung menerbitkan saham baru untuk memperoleh tambahan dan kemudian diinvestasikan untuk mendapatkan keuntungan. Biasanya perusahaan dengan tujuan memaksimumkan keuntungan akan mendorong manajemen perusahaan memilih proyek-proyek yang menjanjikan keuntungan besar. Proyek yang menjanjikan keuntungan besar biasanya mengandung risiko yang besar juga. Misalkan bank yang belum terkenal menawarkan bunga tabungan jauh lebih tinggi dibandingkan bank yang terkenal baik dan aman. Dapat disimpulkan bahwa untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tidak hanya keuntungan yang diperhatikan tetapi juga faktor risiko.

2.2.2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. “Laporan


(24)

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integrasi dari laporan keuangan”. (PSAK, 2009:14)

Jadi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha suatu perusahaan akan dapat diketahui melalui keuangan yang merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang terdiri dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan kejadian keuangan selama periode tertentu yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya.

2.2.2.1. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2007:15), laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari:

a. Neraca

b. Laporan laba rugi

c. Laporan perubahan posisi keuangan d. Catatan atas laporan keuangan

Setiap laporan keuangan utama harus diikuti dengan pernyataan bahwa catatan atas laporan keuangan adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan disusun dalam rangka mencapai atau memperoleh penjelasan yang cukup disebut dengan laporan bentuk pendek. Bila laporan bentuk ini ditambah dengan penjelasan tambahan


(25)

yang diperlukan guna penjelasan penuh. Laporan ini disebut laporan bentuk panjang.

a. Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan posisi atau keadaan

keuangan, dengan demikian menunjukkan aktiva, kewajiban dan modal sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. neraca mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. a

ktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

2. k

ewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

3. E

kuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

b. Laporan Laba Rugi, merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan pada periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atas kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. laporan keuangan laba rugi mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva.


(26)

2) Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi dalam periode akuntasi tertentu dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal.

c. Laporan perubahan posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dapat

disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana. Bapepam mewajibkan emiten dan calon emiten menyampaikan laporan keuangan yang dilengkapi dengan laporan perubahan posisi keuangan yang mengukur perubahan aktiva, kewajiban dan modal sendiri selama suatu periode tertentu dalam bentuk arus kas (inflow) arus kas keluar (outflow) dana. laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas, operasi dan pendanaan.

d. Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan memberikan penjelasan kualitatif serta kuantitatif terhadap laporan keuangan utama, sehingga tidak menyesatkan pembacanya. Kewajiban untuk pemberian catatan menurut Bapepam harus didasarkan pada pertimbangan materialitas berdasarkan persentase relatif. Untuk pihak-pihak yang sifatnya khusus, baik karena sifat industri maupun transaksinya perlu diuraikan dalam ikhtisar dan daftar informasi tambahan.

2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah


(27)

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

(a) aset;

(b) liabilitas; (c) ekuitas;

(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan

(f) arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.2.3. Rasio Profitabilitas

Yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan perusahaan. Dalam perhitungan rasio-rasio Profitabilitas ini biasanya dicari


(28)

hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba-rugi perusahaan dengan pos-pos pada neraca perusahaan guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efesiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio Profitabilitas, diindikatori oleh (Faisol, 2007:152):

a. R

eturn On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dalam penggunaan asset. Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan perusahaan ada perbedaan sedikit antara ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak.

b. R

eturn On Equity (ROE), yaitu perbandingan diantara laba bersih perusahaan dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembagian deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.


(29)

Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham. Perlu diperhatikan, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan perusahaan, Perusahaan Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan unsure ROE. Hal ini dikarenakan Perusahaan Indonesia selaku Pembina dan pengawas perperusahaanan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu perusahaan yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat

c. N

et Profit Margin (NPM), adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan perusahaan, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Sebagaimana halnya dengan perhitungan rasio sebelumnya, rasio NPM pun mengacu kepada pendapatan operasional perusahaan yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam prakteknya memiliki berbagai resiko seperti resiko kredit (kredit bermasalah dan kredit macet), serta Kurs Valas (jika kredit diberikan dalam bentuk valas).

2.2.4. Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Kotler dan Lee dalam Solihin (2009:5) ”Corporate Social Responsibility is a commitment to improve community well being through discretionary business practices and contribution of corporate resources”(tanggung jawab sosial perusahaan adalah kegiatan yang


(30)

semata-mata merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan berkontribusi kepada sumberdaya perusahaan).

Menurut versi Perusahaan Dunia dalam Laksiani (2008:45) definisi Corporate Social Responsibility (CSR) adalah “Corporate Social Responsibility (CSR) is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development” (Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen bisnis sebagai kontribusi untuk keberlanjutan perkembangan ekonomi yang bekerja sama dengan pekerja, perwakilan mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk memperbaiki kualitas hidup, dimana keduanya baik untuk bisnis maupun pengembangan).

Menurut Perusahaan Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standart usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.

Sedangkan menurut Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai komitmen bisnis yang berperan untuk mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan


(31)

keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.

Sejauh ini definisi yang banyak digunakan adalah pemikiran Elkington tentang triple bottom line. Menurut Elkington (1997) dalam Laksiani (2008:45) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah adanya segitiga dalam kehidupan stakeholders yang mesti diperhatikan korporasi di tengah usahanya mencari keuntungan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial, yang kemudian diilustrasikan dalam bentuk segitiga.

Ebert (2003) mendefinisikan corporate social responsibility sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-komitmennya terhadap kelompok-kelompok dan individual-individual dalam lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya adalah pelanggan, perusahaan-perusahaan lain,

para karyawan, dan investor. Corporate Social Responsibility (CSR)

memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum (Darwin, 2004:33). Dalam kemajuan industri sekarang, tekanan masyarakat kepada perusahaan agar mereka melakukan pembenahan sistem operasi perusahaan menjadi suatu sistem yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap sosial sangat kuat, perkembangan tekhnologi dan industri yang pesat dituntut untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar.


(32)

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham (shareholders), tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Adapun tujuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) adalah (Darwin, 2004:33):

1. U

ntuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.

2. U

ntuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

3. S

ebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.

Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.


(33)

Tanggung jawab adalah suatu kewajiban perusahaan yang tidak hanya menyediakan barang dan jasa baik bagi masyarakat maupun juga dalam mempertahankan kualitas lingkungan sosialnya secara fisik maupun memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat dimana mereka berada. Perusahaan bertanggung jawab secara sosial ketika manajemennya memiliki visi atas kinerja operasionalnya, tidak hanya mengutamakan atas laba perusahaan tetapi juga dalam menjalankan aktivitasnya, memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memandang laba sebagai satu-satunya tujuan dari perusahaan tetapi ada tujuan yang lainnya yaitu kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, karena perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. Al., 1987).

Pengungkapan tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate social reporting adalah proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray et. Al., 1987). Kontribusi negatif perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya telah menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat adalah dengan mengungkapkan informasi-informasi mengenai operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungan sebagai tanggung jawab perusahaan.

Gray et. Al. (1995) menyebutkan 3 studi yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten tersebut, yaitu:


(34)

1. Decision-userfulnes study

Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan bahwa informasi sosial dibutuhkan users, seperti analis, perusahaaner, dan pihak lain yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa informasi aktivitas sosial perusahaan berada pada posisi moderately important.

2. Economic theory study

Studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada Economic agency theory dan Accounting positivism theory yang menganologikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun, pengertian users tersebut telah berkembang menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder).

3. Social and political theory studies

Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi, dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengamsusikan bahwa perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholder nya.


(35)

Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-sumber sosial (social resources). Jika aktivitas perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya biaya sosial (social cost) yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan menimbulkan social benefit (manfaat sosial)

2.2.6. Pelaporan pertanggungjawaban sosial perusahaan

Ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu Negara. Sedangkan yang kedua adalah ungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat. (Anggraini, 2006:4)


(36)

Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri model pelaporan pertanggungjawaban sosialnya. (Anggraini, 2006:4)

Informasi dalam menyusun dan mengungkapkan tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan, Zhegal & Ahmed (1990) mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. L

ingkungan

Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup. Meliputi, pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

2. E

nergi

Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi terhadap produk perusahaan. Meliputi, konservasi energi, efisien energy.

3. P


(37)

Meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial

4. S

umber daya manusia

Bidang ini meliputi aktivitas untuk kepentingan karyawan sebagai sumber daya manusia bagi perusahaan maupun aktivitas di dalam suatu komunitas. Aktivitas tersebut antara lain, program pelatihan dan peningkatan ketrampilan, perbaikan kondisi kerja, upah dan gaji serta tunjangan yang memadai, pemberian beberapa fasilitas, jaminan keselamatan kerja, pelayanan kesehatan, pendidikan, seni. 5. Produk

Meliputi keamanan, pengurangan polusi.

2.2.9. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas

Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan investor tidak semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja. Laporan tahunan adalah salah satu media yang digunakan oleh perusahaan


(38)

untuk berkomunikasi langsung dengan para investor. Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi tambahan kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba atau profitabilitas.

Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi yang tinggi, perusahaan perlu mengungkapkan kinerja CSR dalam “Laporan CSR”. Melalui laporan ini akan terungkap apakah tingkat keterbukaan perusahaan sudah satu level dengan harapan masyarakat (Darwin, 2006). Hal tersebut sesuai dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat, maka sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya kepada pihak eksternal sebagai informasi dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam hal prospek perusahaan.

Dunia usaha pun semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi

keuangannya saja, yaitu untuk mencari profit. Perusahaan juga harus

memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Oleh karena itu, lahirlah konsep Corporate Social Responsibility (CSR). CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines, yaitu: Profit (keuntungan), People (masyarakat) dan Planet


(39)

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan teori diatas, dapat disimpulkan hipotesis pada penelitian ini adalah :

Bahwa terdapat pengaruh positif pada Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

Pelaksanaan Program CSR

(X)

Profitabilitas (Y)


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. CSR Disclosure

Atribut dari CSR yang sering digunakan pada setiap penelitian adalah berbeda-beda. Hal ini terjadi karena kinerja tanggung jawab sosial perusahaan sulit untuk diukur, jadi itu sebabnya studi-studi sebelumnya atas hubungan antara kinerja sosial perusahaan dengan kinerja keuangan menggunakan pendekatan yang berbeda pada kinerja sosial perusahaan (Fauzi, 2004). Atribut dari CSR yang sering digunakan pada setiap penelitian adalah berbeda-beda. Hal ini terjadi karena kinerja tanggung jawab sosial perusahaan sulit untuk diukur, hal ini menyebabkan pada studi sebelumnya atas hubungan antara kinerja sosial perusahaan dengan kinerja keuangan menggunakan pendekatan yang berbeda pada kinerja sosial perusahaan (Fauzi, 2004). Fauzi (2004) meringkas Pengukuran CSR yang berbeda-beda yaitu : Biaya Bina Lingkungan, Biaya kemitraan, Biaya kesejahataraan karyawan.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas, yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang


(41)

bersangkutan. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan :

a. Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dalam penggunaan asset. Perhitungan rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Faisol, 2007 : 156) :

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah sejumlah unsur-unsur dimana suatu kesimpulan akan disusun (Emory dan Cooper, 1998). Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh perusahaan sub sektor Telekomunikasi yang telah terdaftar (listing) di BEI. Penelitian ini menggunakan 10 Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI, pengambil periode analisis 2006 sampai tahun 2010 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial.

a) PT. Telkom

b) PT. Indosat

c) PT. Excelcomindo


(42)

e) PT. Natrindo Telepon Seluler f) PT. Mobile – 8 Telecom

g) Smart Telecom

h) PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia i) PT. Hutchison Charoen Pokhpand Telecom j) PT. Pasifik Satelit Nusantara

3.2.2. Sampel

Untuk menentukan sampel digunakan metode purposive sampling. Salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu dari peneliti. Kriteria yang digunakan antara lain :

1. Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif

diperdagangkan sampai 2006 sampai tahun 2010 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan 2006 sampai tahun 2010 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial, serta menyerahkan laporan tahunannya dan telah mempublikasikannya berturut-turut. 3. Informasi pengungkapan sosial diungkapkan pada laporan tahunan perusahaan yang bersangkutan sampai 2006 sampai tahun 2010 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial.


(43)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data Sekunder merupakan data yang diambil dari laporan tahunan perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang menggunakan jenis data yaitu data sekunder yang diambil dari laporan tahunan perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI yang meliputi data laporan keuangan, sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, dan lain sebagainya. Sumber data dalam penelitian ini adalah : dari Bursa Efek Indonesia

3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.6.1 Teknik Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana. Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Di atas telah dijelaskan bahwa dalam penetilian ini diperlukan teknik analisis yang menggunakan model regresi linier dan pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan hipotesis sebagai berikut :

1. Menghitung masing–masing variabel bebas dan variabel terikat


(44)

masing–masing variabel bebas dan variabel terikat yang diperlukan untuk analisis.

2. Meregresikan variabel bebas dengan variabel terikat

Untuk menganalisis permasalahan digunakan regresi sederhana dengan persamaan sebagai berikut :

Y = β0 + β 1 X1 + e Keterangan:

Y = Profitabilitas X1 = CSR

β 0 = Konstanta ei = Standart Error

3.6.2Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF (Varians Inflation Factor), yaitu : (Ghozali, 2001 : 57)


(45)

1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. 2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.

2. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut terdapat heteroskedastisitas. Metode regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastistitas. (Ghozali, 2001 : 60). Sedangkan kriteria pengujiannya adalah:

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas.

3. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi diantara anggota – anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu ( seperti pada data return waktu atau time series data ) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang ( seperti pada data silang waktu atau cross sectional). (Sumodiningrat, 2002 : 231). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu regresi linear ada korelasi kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas ( k ) dan jumlah data ( n ) sehingga diketahui dL dan du


(46)

maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan atau tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2001: 61).

Kriteria pengujian Durbin Watson dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 1 : Autokorelasi

Durbin Watson Kriteria

0 < DW < dL dL < DW < du du < DW < 4-du 4-du < DW < 4-dL 4-dL < DW < 4-

Ada autokorelasi positif Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi negatif Sumber : Ghozali, 2001 : 61

3.6.3 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan Program SPSS 17 dengan uji t yang memiliki prosedur sebagai berikut:

a. Ho : β i = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hi : β i  0 ; terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Tingkat signifikan 5% = 0,05

c. Kriteria pengujian :

1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima 2. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak


(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Perusahaan

4.1.1. PT. Telkom, Tbk

Perusahaan Perseroan (Persero) P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk

(“Perusahaan”) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en

Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7 tanggal 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam Berita Negara Hindia Belanda No. 52 tanggal 3 April 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (“Persero”). Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, S.H. No. 128 tanggal 24 September 1991. Akta pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6870.HT.01.01.Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan No. 210. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan terakhir antara lain mengubah masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, berdasarkan akta notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. No. 8 dan No. 9 tanggal 7 September 2007 dan pemberitahuan atas perubahan tersebut telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


(48)

(“Menkumham”) berdasarkan Surat No. W7-HT.01.10-12858 tanggal 14 September 2007

Kegiatan Perusahaan dalam menyelenggarakan jasa telekomunikasi dalam negeri, meliputi telepon, teleks, telegram, satelit, sirkit langganan, surat elektronik, dan jasa komunikasi bergerak dan seluler. Pada tahun 1995, Perusahaan telah melakukan kerja sama dengan para mitra usaha dalam pembangunan, pengelolaan, dan pengoperasian sarana telekomunikasi di lima dari tujuh divisi regional (“Divre”)

4.1.2. PT. Indosat, Tbk

PT Indosat Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No. 55 tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Akta pendirian ini diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, Tambahan No. 24. Pada tahun 1980, Perusahaan dijual oleh American Cable and Radio Corporation, anak perusahaan dari International Telephone & Telegraph, kepada Pemerintah Republik Indonesia dan menjadi Badan Usaha Milik Negara (Persero).

Pada tanggal 7 Februari 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam Surat No. 14/V/PMA/2003 atas perubahan status dari Badan Usaha Milik Negara (Persero) menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. Selanjutnya, pada tanggal 21 Maret 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri


(49)

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas perubahan Anggaran Dasar yang berkaitan dengan perubahan status hukum tersebut.

Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta dan Koperasi dapat menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi. Sedangkan penyelenggara telekomunikasi khusus dapat diselenggarakan oleh perseorangan, instansi pemerintah dan badan hukum selain penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi. Undang-undang Telekomunikasi melarang kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat, dan diharapkan menjadi pembuka jalan bagi liberalisasi pasar

4.1.3. PT. Bakrie Telecom, Tbk

PT Bakrie Telecom Tbk (dahulu PT. Radio Telepon Indonesia) (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 13 Agustus 1993 berdasarkan Akta No. 94 dibuat dihadapan Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 13 tanggal 5 November 1993 dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27 November 1993, keduanya dibuat dihadapan Abdurachman Kadir, S.H., Notaris pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970.

Status Perusahan mengalami perubahan menjadi perusahaan terbuka sebagaimana tertuang dalam resolusi para pemegang saham yang berkekuatan


(50)

sama dengan Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan dalam Akta No. 6 tanggal 3 Februari 2006 yang dibuat oleh Agus Madjid, S.H., Notaris di Jakarta.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi penyediaan jaringan dan penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan daerah operasi mencakup Jakarta, beberapa wilayah di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie, Lantai 2, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta Selatan dan memulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 November 1995.

4.1.4. PT. Fren, Tbk

PT Mobile-8 Telecom Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 11 tanggal 2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-24156.HT.01.01.TH.2002 tanggal 16 Desember 2002, yang dimuat dalam Tambahan No. 1772, Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2003. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan sehubungan dengan penerbitan 607.466.700 saham baru Perusahaan dilakukan dengan akta No.181 tanggal 15 Agustus 2007 dari Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


(51)

Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. W7.HT.01.10.12408 tanggal 5 September 2007. Perubahan terakhir dilakukan dengan akta No. 158 tanggal 24 April 2008 dari Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. AHU.52716.AH.01.02 tanggal 19 Agustus 2008

Sesuai dengan ketentuan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah melakukan kegiatan usaha dalam bidang telekomunikasi dan ruang lingkup kegiatan usaha adalah sebagai berikut Menawarkan jasa telekomunikasi di dalam wilayah Republik Indonesia Menyediakan berbagai produk multimedia dan jasa terkait lainnya termasuk tetapi tidak terbatas pada penjualan secara langsung maupun tidak langsung voice services, data/image dan jasa-jasa komersial mobile lainnya Membangun, menyewakan dan memiliki jaringan telekomunikasi tanpa kabel di frekuensi 800 MHz yang secara eksklusif berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) khususnya teknologi CDMA 2000 1X


(52)

4.2. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis

4.2.1. Uji Outlier Multivariate

Tabel 4.1. Hasil Uji Outlier Multivariate

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 8.46 13.02 10.50 1.100 20

Std. Predicted Value -1.850 2.288 .000 1.000 20

Standard Error of Predicted

Value 1.377 3.792 2.259 .768 20

Adjusted Predicted Value 6.57 14.78 10.28 1.629 20

Residual -9.636 9.318 .000 5.813 20

Std. Residual -1.568 1.516 .000 .946 20

Stud. Residual -1.615 1.592 .016 1.015 20

Deleted Residual -10.219 10.433 .221 6.744 20

Stud. Deleted Residual -1.702 1.674 .019 1.040 20

Mahal. Distance .004 6.284 1.900 1.973 20

Cook's Distance .001 .366 .056 .080 20

Centered Leverage Value .000 .331 .100 .104 20

a. Dependent Variable: data

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian ditemukan bahwa tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD Maksimum 6,284 yang lebih kecil dari 13,815

4.2.2. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila nilai signifikansi (probabilitas) yang diproleh lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan dalam penelitian (5%) maka data tersebut telah terdistribusi normal. (Santoso, 2001 : 97)


(53)

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.

Tabel 4.2. Normalitas Data Masing-masing Variabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Profitabilitas CSR

N 20 20

Mean 5.5675 2.08E9

Normal Parametersa

Std. Deviation 13.77990 2.986E9

Absolute .227 .280

Positive .224 .280

Most Extreme Differences

Negative -.227 -.243

Kolmogorov-Smirnov Z 1.015 1.254

Asymp. Sig. (2-tailed) .254 .086

Sumber : Lampiran

Dari tabel 4.2 diatas, terlihat bahwa nilai probabilitas setiap variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi dari data adalah mengikuti pola distribusi normal.

4.2.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Hasil analisis mengenai koefisien model regresi adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 4.3 berikut ini.


(54)

Tabel 4.3 Koefisien Regresi

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 9.186 3.607 2.547 .020

1

CSR -1.736E-9 .000 -.376 -1.723 .102

Sumber : Lampiran

Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Y = Xe Y = 9.186 - 1.736E-9 X1

Dengan asumsi bahwa variabel CSR (X1)adalah nol atau konstan maka

nilai Profitabilitas (Y) adalah sebesar 9.186

Koefisien regresi untuk variabel CSR (X1) diperoleh nilai -1.736E-9,

mempunyai koefisien regresi negatif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai CSR (X1) akan menurunkan profitabilitas (Y) dengan asumsi bahwa variabel yang

lainnya adalah konstan.

4.4.1.3. Hasil Pengujian uji t

uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil dari uji t adalah sebagai berikut :


(55)

Tabel 4.4 : Hasil Uji t

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .376a .142 .094 13.11670

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 9.186 3.607 2.547 .020

1

CSR -1.736E-9 .000 -.376 -1.723 .102

Hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa :

CSR (X) berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y), tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. ,0,102 > 0,05 : Non signifikan [negatif].

Koefisien korelasi berganda (R) = 0,376 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independent (X) dengan (Y) adalah sangat lemah. Koefisien

determinasi (R2) = 0,142 berarti variable (Y) dipengaruhi oleh variabel independent (X) 14,20 persen sedang sisanya sebesar 85,80 persen dipengaruhi oleh variabel lain selain satu variabel independen dalam model tersebut.

4.5. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian untuk variable CSR (X) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y), hal ini disebabkan tingkat kepedulian masyarakat secara umum belum baik. Artinya, sekalipun pengusaha sudah melakukan


(56)

sebagai pemakai produk perusahaan tidak memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan, maka usaha tersebut tidak akan mempunyai dampak positif terhadap kinerja keuangan (profitabilitas) perusahaan. Dalam hal ini para konsumen masih berfikir pada taraf yang penting terjangkau kebutuhannya, belum memikirkan apakah produk tersebut ramah lingkungan atau tidak. Menurut Donovan dan Gibson (2000), dari sisi teori legitimasi, profitabilitas berpengaruh negative terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan. Hal didukung dengan argumentasi bahwa tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat menganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan. ini berarti bahwa besar kecilnya profitabilitas tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab social perusahaan. (Darwis, 2009:58)

Pengaruh yang tidak signifikan dalam penelitian ini dikarenakan adanya pandangan dari perusahaan bahwa dengan mengeluarkan biaya bina lingkungan akan menambah beban perusahaan karena perusahaan juga harus bertanggung jawab kepada para pemegang saham atas berkurangnya laba yang akan dibagikan karena digunakan untuk biaya sosial. Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan data profitabilitas perusahaan yang ikut menurun dengan adanya program CSR. Dengan demikian perusahaan harus bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan keuntungan efisiensi yang ditimbulkan oleh pengeluaran biaya tersebut (Januarti dan Apriyanti, 2005).


(57)

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Pagalung (2009) yang menyatakan bahwa Pengungkapan Corporate Social Responsibility memberi pengaruh positif terhadap hubungan antara profitabilitas perusahaan. Ini menunjukkan bahwa semakin baik kinerja keuangan perusahaan semakin tinggi

pengungkapan CSR. Heinze (1976) dalam Gray et.al. (1996) menyatakan

bahwa profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial dan Penelitian terdahulu yang dilakukan Bowman dan Haire (1976) serta Presto (1978) dalam Hackston dan Milne (1996) mendukung hubungan profitabilitas dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Corporate Social Responbility tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan bagi perusahaan, investor dan peneliti selanjutnya dalam menentukan kebijaksanaan dimasa yang akan datang.

Keterbatasan penelitian ini adalah hanya menggunakan periode penelitian selama empat tahun, sehingga hasil jangka panjang dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dikesampingkan. Hal ini juga masih belum dapat digeneralisasi dan belum dapat mereprensentasikan semua perusahaan yang ada. Penelitian ini juga hanya menggunakan varibel dependen ROA saja. Berdasarkan keterbatasan yang telah disebutkan di atas, sehingga dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan memperpanjang waktu pengamatan sehingga penelitian dapat digeneralisasi.


(59)

Penelitian selanjutnya dapat mengganti atau menambah proksi profitabilitas. Menurut Hariyani, (2009 : 53) mismenggunakan variabel lain yang potensial memberikan kontribusi terhadap profitabilitas seperti kebijakan utang dan kebijakan dividend.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fr Reni Retno. 2006. ”Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi Ke-9. Padang, 23 – 26 Agustus.

Bassamalah, Anies S., dan Johnny Jermias. 2005. “Social and Environmental Reporting and Auditing in Indonesia: Maintaining Organizational Legitimacy?” Gadjah Mada International Journal of Business. January- April Vol. 7 No. 1.

Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15 Desember.

Ema. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15 Desember.

Faisol, Ahmad, 2007, Analisis Kinerja Keuangan Bank Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jurnal Bisnis & Manajemen, Volume 3 No.2, Januari 2007 Fitriany. 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan

Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IV. Bandung. 30-31 Agustus. Hair, Joseph H., Rolph Anderson, Ronald L. Tatham dan William C. Black. 1998.

Multivariate Data Analysis. Edisi 5. New ersey: Prentice Hall.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kiroyan, Noke. 2006. “Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya?” Economics Business Accounting Review. Edisi III. September-Desember:


(61)

Komar, Seful. 2004. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility Accounting) dan Korelasinya dengan Akuntansi Islam. Media Akuntansi. Edisi 42/Tahun XI, hal. 54-58.

Kusumawati, Dwi Novi, dan Bambang Riyanto LS. 2005. ”Corporate Governance Dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting Dan Struktur Dewan

Terhadap Kinerja”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional

Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16 September.

Laksiani, 2008, Implementasi Corporate Social Responbility sebagai Upaya Mengatasi Konflik Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTET) (Studi Kasus pada PLN Kota Malang), Jurnal Penelitian Kependidikan, Tahun 18, Nomor 1, Oktober 2008

Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. ”Pengaruh CSR Disclosure

terhadap Earning Response Coefficient”. Makalah Disampaikan dalam

Simposium Nasional Akuntansi ke-10. Makasar, 26 – 28 Juli

Ulupui, I. G. K. A. 2007. ”Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2. No. 1, Januari

Yuniasih, Ni Wayan, dan Made Gede Wirakusuma, 2007. “Pengaruh Kinerja Keuangan

terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social

Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi,” Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana

Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor (Studi Kasus Pada Perusahaan – Perusahaan High Profile di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya,


(1)

sebagai pemakai produk perusahaan tidak memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan, maka usaha tersebut tidak akan mempunyai dampak positif terhadap kinerja keuangan (profitabilitas) perusahaan. Dalam hal ini para konsumen masih berfikir pada taraf yang penting terjangkau kebutuhannya, belum memikirkan apakah produk tersebut ramah lingkungan atau tidak. Menurut Donovan dan Gibson (2000), dari sisi teori legitimasi, profitabilitas berpengaruh negative terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan. Hal didukung dengan argumentasi bahwa tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat menganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan. ini berarti bahwa besar kecilnya profitabilitas tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab social perusahaan. (Darwis, 2009:58)

Pengaruh yang tidak signifikan dalam penelitian ini dikarenakan adanya pandangan dari perusahaan bahwa dengan mengeluarkan biaya bina lingkungan akan menambah beban perusahaan karena perusahaan juga harus bertanggung jawab kepada para pemegang saham atas berkurangnya laba yang akan dibagikan karena digunakan untuk biaya sosial. Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan data profitabilitas perusahaan yang ikut menurun dengan adanya program CSR. Dengan demikian perusahaan harus bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan keuntungan efisiensi yang ditimbulkan oleh pengeluaran biaya tersebut (Januarti dan Apriyanti, 2005).


(2)

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Pagalung (2009) yang

menyatakan bahwa Pengungkapan Corporate Social Responsibility memberi

pengaruh positif terhadap hubungan antara profitabilitas perusahaan. Ini menunjukkan bahwa semakin baik kinerja keuangan perusahaan semakin tinggi

pengungkapan CSR. Heinze (1976) dalam Gray et.al. (1996) menyatakan

bahwa profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial dan Penelitian terdahulu yang dilakukan Bowman dan Haire (1976) serta Presto (1978) dalam Hackston dan Milne (1996) mendukung hubungan profitabilitas dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Corporate Social Responbility tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan bagi perusahaan, investor dan peneliti selanjutnya dalam menentukan kebijaksanaan dimasa yang akan datang.

Keterbatasan penelitian ini adalah hanya menggunakan periode penelitian selama empat tahun, sehingga hasil jangka panjang dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dikesampingkan. Hal ini juga masih belum dapat digeneralisasi dan belum dapat mereprensentasikan semua perusahaan yang ada. Penelitian ini juga hanya menggunakan varibel dependen ROA saja. Berdasarkan keterbatasan yang telah disebutkan di atas, sehingga dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan memperpanjang waktu pengamatan sehingga penelitian dapat digeneralisasi.


(4)

Penelitian selanjutnya dapat mengganti atau menambah proksi profitabilitas. Menurut Hariyani, (2009 : 53) mismenggunakan variabel lain yang potensial memberikan kontribusi terhadap profitabilitas seperti kebijakan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fr Reni Retno. 2006. ”Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta)”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi

Ke-9. Padang, 23 – 26 Agustus.

Bassamalah, Anies S., dan Johnny Jermias. 2005. “Social and Environmental Reporting

and Auditing in Indonesia: Maintaining Organizational Legitimacy?” Gadjah

Mada International Journal of Business. January- April Vol. 7 No. 1.

Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi Nasional

Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15 Desember.

Ema. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi Nasional

Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15 Desember.

Faisol, Ahmad, 2007, Analisis Kinerja Keuangan Bank Pada PT Bank Muamalat

Indonesia Tbk. Jurnal Bisnis & Manajemen, Volume 3 No.2, Januari 2007

Fitriany. 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IV. Bandung. 30-31 Agustus.

Hair, Joseph H., Rolph Anderson, Ronald L. Tatham dan William C. Black. 1998.

Multivariate Data Analysis. Edisi 5. New ersey: Prentice Hall.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kiroyan, Noke. 2006. “Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social

Responsibility (CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya?” Economics Business Accounting Review. Edisi III. September-Desember:


(6)

Komar, Seful. 2004. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility

Accounting) dan Korelasinya dengan Akuntansi Islam. Media Akuntansi. Edisi

42/Tahun XI, hal. 54-58.

Kusumawati, Dwi Novi, dan Bambang Riyanto LS. 2005. ”Corporate Governance Dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting Dan Struktur Dewan

Terhadap Kinerja”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional

Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16 September.

Laksiani, 2008, Implementasi Corporate Social Responbility sebagai Upaya Mengatasi Konflik Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTET) (Studi Kasus pada PLN Kota

Malang), Jurnal Penelitian Kependidikan, Tahun 18, Nomor 1, Oktober 2008

Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. ”Pengaruh CSR Disclosure

terhadap Earning Response Coefficient”. Makalah Disampaikan dalam

Simposium Nasional Akuntansi ke-10. Makasar, 26 – 28 Juli

Ulupui, I. G. K. A. 2007. ”Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan

Profitabilitas terhadap Return saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta)”.

Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2. No. 1, Januari

Yuniasih, Ni Wayan, dan Made Gede Wirakusuma, 2007. “Pengaruh Kinerja Keuangan

terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social

Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi,” Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana

Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor (Studi Kasus Pada Perusahaan – Perusahaan High Profile di BEJ).


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 4 80

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).

0 2 13

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).

0 3 16

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

0 1 13

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

0 4 13

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 35

PENGARUH PENGUNGKAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 65

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

PENGARUH PENGUNGKAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21