Sumber Data Spasial Navigasi

Semakin tinggi resolusi grid-nya, semakin besar ukuran filenya, dan ini sangat bergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematis. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis. Konsep Sistem Informasi Geografis SIG, 2009

2.2 Sumber Data Spasial

Salah satu syarat SIG adalah data spasial. Ini dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain: 1 Peta analog yaitu peta dalam bentuk cetak. Seperti peta topografi, peta tanah dan sebagainya. Umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, dan kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital. Caranya dengan mengubah format raster menjadi format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi. 2 Data penginderaan jauh, seperti hasil citra satelit, foto-udara dan sebagainya, merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG. Karena ketersediaan data secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasi masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster. 3 Data pengukuran lapangan merupakan data yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut, contohnya batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dan lain- lain. 4 Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor. Konsep Sistem Informasi Geografis SIG, 2009

2.3 Sistem koordinat

Sistem koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Sistem koordinat dimaksudkan untuk memberikan peng-alamat-an terhadap setiap lokasi di permukaan bumi. Peng-alamatan dengan sistem kordinat didasarkan atas jarak timur-barat dan utara-selatan suatu tempat dari suatu titik pangkal tertentu. Jarak diukur dalam satuan derajat sudut yang dibentuk dari titik pangkal ke posisi tersebut melalui pusat bumi. Sedangkan titik pangkal ditetapkan berada di perpotongan belahan utara-selatan bumi garis katulistiwa dengan garis yang membelah bumi timur- barat melalui kota GreenWhich di Inggris. Gambar 2.3. Globe. Diambil dari : Zuhdi, 2009 Saat ini terdapat dua sistem koordinat yang bisa digunakan di indonesia, yaitu sistem koordinat bujur-lintang dan sistem koordinat UTM Universal Transverse Mercator . Terdapat dua sistem dikarenakan tidak semua sistem koordinat bisa dipakai disemua wilayah. Sistem koordinat bujur-lintang tidak bisa digunakan di tempat – tempat yang berdekatan dengan kutub sebab garis bujur akan menjadi terlalu pendek.

2.3.1 Sistem koordinat Bujur-lintang

Sistem koordinat bujur-lintang atau disebut juga Latitude - Longitude terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu : 1. Garis dari atas ke bawah vertikal yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan bumi, disebut juga garis lintang latitude. 2. Garis mendatar horizontal yang sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut juga garis bujur longitude. Posisi suatu tempat dialamatkan dengan nilai kordinat garis bujur longitude dan lintang latitude yang melalui tempat itu. Garis bujur longitude, sering juga disebut garis meridian, yaitu merupakan garis lurus yang menghubungkan kutub utara dan selatan bumi. Nilai kordinat garis bujur dimulai dari buju 0 yaitu di Greenwhich, kemudian membesar ke arah timur dan barat sampai bertemu kembali di Garis batas tanggal internasional yaitu terletak di Selat Bering dengan nilai 180. Garis bujur 0 sering disebut prime meridian atau meridian Greenwhich. Garis bujur ke arah barat diberi nilai negatif dan disebut bujur barat west longitude serta disingkat BB. Sedangkan garis bujur yang ke arah timur diberi nilai positif dan disebut bujur timur east longitude disingkat BT. Nilai kordinatnya didasarkan atas besarnya sudut yang terbentuk dari bujur 0 ke garis bujur tersebut melalui pusat bumi Adapun nilai koordinat lintang dimulai dari garis lingkaran katulistiwa yang diberi nilai 0 derajat . Selanjutnya garis - garis lintang yang lain berupa lingkaran-lingkaran parallel sejajar katulistiwa berada di sebelah utara dan selatan katulistiwa. Lingkaran parallel di selatan disebut garis lintang selatan LS dan diberi nilai negatif, sedangkan lingkaran parallel di utara diberi nilai positif dan disebut garis lintang utara LU . Nilai maksimum koordinat garis lintang adalah 90 yaitu terletak di kutub-kutub bumi. Zuhdi, 2008

2.3.2 Universal Transverse Mercator UTM

Sistem UTM dengan system koordinat WGS 84 sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid sumbu perputaran bumi sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi x,y menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB hingga 174° BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus kearah timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas lintang dalam system koordinat ini adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara. Bagian derajat dari bawah LS dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X huruf I dan O tidak digunakan. Jadi bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya. Gambar 2.4. Zona UTM dunia Diambil dari : Charter, 2010 Setiap zone UTM memiliki system koordinat sendiri dengan titik nol pada perpotongan antara meridian sentralnya dengan ekuator. Untuk menghindari koordinat negative, meridian tengah diberi nilai awal absis x 500.000 meter. Untuk zone yang terletak dibagian selatan ekuator LS, juga untuk menghindari koordinat negatif ekuator diberi nilai awal ordinat y 10.000.000 meter. Sedangkan untuk zone yang terletak dibagian utara ekuator, ekuator tetap memiliki nilai ordinat 0 meter. Untuk wilayah Indonesia terbagi atas sembilan zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT sampai dengan 144° BT dengan batas parallel lintang 11° LS hingga 6° LU. Dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zone 46 meridian sentral 93° BT hingga zone 54 meridian sentral 141° BT. Konsep Sistem Informasi Geografis SIG, 2009 Gambar 2.5. Zona UTM Indonesia Diambil dari : Charter, 2010

2.3.3 Satuan Sudut

Besarnya sudut dalam sistem koordinat geografik dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu dengan satuan DMS degree minute second atau satuan DD decimal degree. Dalam sistem satuan DMS, setiap derajat sudut dibagi menjadi 60 menit dan setiap menitnya dibagi lagi menjadi 60 detik. Penulisannya dinyatakan sebagai dd o mm’ss”. Sedangkan pada sistem satuan DD, setiap derajatnya dinyatakan dalam pecahan decimal pecahan berkoma. Konversi dari DMS ke DD atau sebaliknya diperlukan karena pada kebanyakan software GIS, tidak semua sistem ini diakomodir. Walaupun pada penyajian data, baik DMS maupun DD dapat ditampilkan. Namun yang paling banyak pada proses input data, software GIS hanya bisa menerima data koordinat dalam satuan DD. Karena perlu dikuasai keterampilan konversi antara kedua system satuan tersebut. Zuhdi, 2008 Dalam konversi DMS ke DD, perlu diperhatikan bahwa untuk kordinat yang bernilai negatif lintang selatan atau bujur barat, penjumlahan komponen menit dan detiknya juga harus merupakan penjumlahan bilangan negatif Contoh 2: Kordinat dinyatakan dalam 107,42654 o ; -6,85320 o . Maka DMS nya dihitung sbb : Jadi kordinat DMS-nya adalah 107 o 25’35,544” BT 6 o 51’11,52” LS 2.3.4 Ketelitian Koordinat Baik pada DMS maupun DD, perlu diketahui berapa ketelitian suatu nilai kordinat. Karena di wilayah katulistiwa jarak 1 o sama dengan jarak 111321 meter. Maka perlu diperhatikan kesalahan yang terjadi jika kita mengabaikan suatu angka menit atau detik pada DMS atau suatu nilai digit dalam kordinat DD. Karena pada DMS, 1 = 3600” = 111321 m, maka 1” kira-kira sama dengan jarak 30 m. Maka perubahan nilai kordinat sebesar 1” berarti penyimpangan jarak sejauh 30m. Andai jika kita bisa mentolerir kesalahan sampai 100 m, berarti kesalahan kordinat tidak boleh lebih besar dari 3,3”. Pada sistem DD, perlu diperhatikan jarak yang diwakili oleh setiap digit di belakang koma. Perubahan satu satuan pada digit pertama di belakang koma mempunyai nilai jarak lebih dari 11 Km. Perubahan satu unit pada digit kedua di belakang koma berarti 1,1 Km. Demikian seterusnya. Berarti jika kita hanya mentolerir kesalahan sampai 100 m, maka kordinat DD harus dibuat setidaknya sampai 4 digit di belakang koma. Zuhdi, 2008

2.4 Navigasi

Navigasi adalah penetuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat. Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas, namun dengan perkembangan zaman kompas telah digantikan dengan alat GPS yang lebih modern dan akurat. Pekerjaan navigasi darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan intersection dan resection, tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection, perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat. Dalam hal navigasi dibutuhkan beberapa alat. Haso, 2008 1 Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N north = utara, S south = selatan, E east = timur dan W west = barat, serta arah mata angin lainnya yaitu NE north east = timur laut, SE south east = Tenggara, SW south west = barat daya dan NW north west = barat laut. 2 Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara. 3 Peta adalah gambaran sebagianseluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan perbandiangan skala tertentu. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisatgeografiwilayah. Bagian- bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda, dan deklinasi magnetis. 4 GPS Global Positioning System adalah sistem radio-navigasi global yang