APLIKASI NAVIGASI PERJALANAN BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS.

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS

SKRIPSI

Disusun Oleh : ANDI SANTOSO NPM. 0534010054

Kepada

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI - FTI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

JAWA TIMUR


(2)

Positioning System) dengan Menggunakan Google Maps Dosen Pembimbing 1 : Basuki Rahmat, S.Si, MT.

Dosen Pembimbing 2 : Achmad Junaidi, S.Kom.

ABSTRAKSI

Pada saat ini, hampir setiap individu dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi sedangkan suatu wilayah semakin berkembang dalam pembangunan, baik pembangunan jalan maupun pembangunan gedung-gedung. Oleh karena itu setiap individu memerlukan informasi tentang rute perjalanan dalam mencapai tempat tujuan. Semakin berkembang pembangunan suatu wilayah maka semakin banyak rute jalan untuk mencapai suatu tempat tujuan. Dalam hal ini rute yang optimal dan waktu tempuh yang cepat sangat dibutuhkan oleh suatu individu yang memiliki mobilitas yang tinggi.

Pada tugas akhir ini, dibuat suatu sistem aplikasi yang mampu memberikan informasi tentang rute perjalanan yang optimal dan memberikan informasi suatu tempat yang dibutuhkan dalam suatu perjalanan misalnya, tempat pengisian bahan bakar, restoran, hotel, dll. Dalam memberikan informasi rute perjalanan sistem aplikasi menggunakan Google Maps Direction. Sistem aplikasi juga menampilkan posisi koordinat user secara akurat dengan perangkat keras GPS (Global Positioning System). Informasi yang diberikan oleh GPS dalam format NMEA (National Marine Electronics Association). Dalam membaca data NMEA tersebut sistem menggunakan teknik split string atau pemecahan data menjadi beberapa segmen.

Informasi tempat yang dibutuhkan dalam perjalanan digunakan untuk penyimpanan placemark atau koordinat tunggal. Data placemark tersebut akan disimpan dalam database server hosting Dalam representasi dari hasil informasi placemark, rute perjalanan serta track perjalanan akan ditampilkan dalam data teks dan juga dalam bentuk peta. Untuk panduan perjalanan akan ditampilkan dalam bentuk suara dan teks. Untuk representasi peta sistem aplikasi menggunakan layanan dari Google Maps, oleh karena itu sistem aplikasi harus terkoneksi dengan internet.

Kata kunci : GPS, rute perjalanan, placemark, split string, NMEA data.


(3)

Alhamdulillahirabbil‘alamin, Sembah sujudku dan segala puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena hanya dengan kehendak dan kuasa-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan Tugas Akhir yang berjudul ”APLIKASI

NAVIGASI PERJALANAN BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING

SYSTEM) DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS”.

Tugas Akhir dengan beban 4 SKS ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.

Penulis menyadari bahwasanya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini telah mendapat bantuan dan dukungan yang tidak sedikit dari berbagai pihak. Untuk itu penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri- Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika-Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

3. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT dan Bapak Achmad Junaidi, S.Kom selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahannya selama pembuatan Tugas Akhir ini.

4. Ibu, Bapak dan seluruh keluarga besar ku yang senantiasa mengingatkan dan mendoakan serta memberikan dukungannya supaya Tugas Akhir ini segera penulis selesaikan.

5. Bapak Achmad Junaidi, S.Kom selaku dosen wali yang selalu memberi inspirasi bagi penulis.

6. Segenap dosen, karyawan dan admik di program studi Teknik Informatika dan Fakultas Teknologi Industri.

7. Miftachur rochmah yang selalu memberikan doa dan supportnya setiap waktu untuk penulis.


(4)

iii

9. Dan semua orang yang belum sempat disebutkan satu-persatu, karena namamu telah terukir di hatiku.

Di dalam Tugas Akhir ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan yang belum bisa penulis sempurnakan. Untuk itu saran dan masukan sangatlah penulis harapkan untuk perbaikan ke depan.

Surabaya, 25 November 2010


(5)

Halaman

ABSTRAKSI...i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR...viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan . ... 3

1.5. Manfaat . ... 4

1.6. Metodologi .. ... 5

1.7. Sistematika . ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Sistem Informasi Geografis... 8

2.1.1. Data Spasial... 9

2.1.2. Data Vektor ... 10

2.1.3. Data Raster ... 11

2.1.4. Data Spasial... 11

2.2. Sumber Data Spasial ... 13

2.3. Sistem Koordinat... 14

2.3.1. Sistem Koordinat Bujur-Lintang... 15

2.3.2. Universal Transverse Mercator (UTM)... 16

2.3.3. Satuan Sudut ... 18

2.3.4. Ketelitian Koordinat... 19

2.4. Navigasi ... 20

2.5. Global Positioning System (GPS) ... 21

2.5.1. Sistem Satelit GPS ... 23

2.5.2. Signal Satelit GPS ... 24

2.5.2.1. Carriers ... 24

2.5.2.2. Pseudo-Random Codes ... 24

2.5.2.3. Navigation Message ... 25

2.5.3. Cara Kerja GPS ... 25

2.5.4. Sinyal dapat Menentukan Lokasi ... 27

2.6. Google Maps ... 28

2.6.1. Google Maps API... 29

2.6.2. Google Maps Direction ... 31


(6)

3.1.2. Input Data Tempat ... 37

3.2. Perancangan Sistem ... 38

3.2.1. Diagram Use Case... 39

3.2.2. Diagram Aktivitas ... 40

3.2.3. Diagram Sekuensial... 51

3.2.4. Diagram Kolaborasi ... 61

3.2.5. Diagram Kelas... 70

3.2.6. Relasi Kelas... 80

3.3. Perancangan Database ... 86

3.4. Perancangan Antarmuka/Interface... 87

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM... 98

4.1. Lingkungan Implementasi... 98

4.1.1. Lingkungan Perangkat Keras ... 98

4.1.2. Lingkungan Perangkat Lunak ... 99

4.1.3. Lingkungan Lokasi Implementasi ... 99

4.2. Implementasi Fungsional ... 99

4.2.1. Fungsi Koneksi dan Pengambilan Data dari GPS ... 99

4.2.2. Fungsi Pemisahan Data NMEA ... 101

4.2.3. Fungsi Pencarian Rute Perjalanan... 104

4.2.4. Mengambil Informasi Data Jalan dari Google Maps .... 106

4.2.5. Fungsi Pemisahan Informasi Data Jalan ... 107

4.2.6. Fungsi Voice dalam Membacakan Informasi Rute Perjalanan ... 109

4.2.7. Fungsi Create Account pada Sistem Aplikasi ... 110

4.2.8. Fungsi Edit Account ... 113

4.2.9. Fungsi Add Placemark ... 114

4.2.10.Fungsi Search Placemark... 116

4.3. Implementasi Antarmuka ... 119

4.3.1. Antarmuka New Account... 120

4.3.2. Antarmuka Edit Account ... 121

4.3.3. Antarmuka Add With GPS... 122

4.3.4. Antarmuka Add With Map... 124

4.3.5. Antarmuka Search Placemark ... 125

4.3.6. Antarmuka Tour Guide ... 126

4.3.7. Antarmuka Manual Direction ... 128

4.3.8. Antarmuka Live Map... 130

4.3.9. Antarmuka Weather ... 131

4.3.10.Antarmuka General Setting... 132

4.3.11.Antarmuka Login... 133


(7)

5.3. Data Uji ... 136

5.4. Penentuan Uji Kasus ... 136

5.4.1. Pengujian Terhadap Placemark ... 136

5.4.2. Pengujian Rute Perjalanan ... 138

5.4.3. Pengujian Track Perjalanan... 139

5.4.4. Pengujian Panduan Voice dan Text ... 140

5.5. Hasil Uji Kasus ... 140

5.5.1. Hasil Uji Kasus No-1 ... 141

5.5.2. Hasil Uji Kasus Ke-2... 142

5.5.3. Hasil Uji Kasus Ke-3... 143

5.5.4. Hasil Uji Kasus Ke-4... 144

5.5.5. Hasil Uji Kasus Ke-5... 145

5.5.6. Hasil Uji Kasus Ke-6... 146

5.5.7. Hasil Uji Kasus Ke-7... 147

5.5.8. Hasil Uji Kasus Ke-8... 148

5.5.9. Hasil Uji Kasus Ke-9... 149

5.5.10.Hasil Uji Kasus Ke-10... 150

5.5.11.Hasil Uji Kasus Ke-11... 151

5.5.12.Hasil Uji Kasus Ke-12... 153

5.5.13.Hasil Uji Kasus Ke-13... 155

5.5.14.Hasil Uji Kasus Ke-14... 157

5.5.15.Hasil Uji Kasus Ke-15... 158

5.5.16.Hasil Uji Kasus Ke-16... 159

5.5.17.Hasil Uji Kasus Ke-17... 160

5.5.18.Hasil Uji Kasus Ke-18... 161

5.5.19.Hasil Uji Kasus Ke-19... 162

5.5.20.Hasil Uji Kasus Ke-20... 162

5.5.21.Hasil Uji Kasus Ke-21... 162

5.6. Evaluasi Hasil Uji Kasus... 163

BAB VI PENUTUP... 165

6.1. Kesimpulan ... 165

6.2. Saran... 166

DAFTAR PUSTAKA ... 167


(8)

Halaman

Tabel 3.1 : Tabel Account ... 86

Tabel 3.2 : Tabel Placemark ... 86

Tabel 3.3 : Tabel Track ... 87

Tabel 3.4 : Tabel Detail Track ... 87

Tabel 5.1 : Tabel Uji Kasus Placemark with GPS ... 137

Tabel 5.2 : Tabel Uji Kasus Placemark with Map ... 137

Tabel 5.3 : Tabel Uji Kasus Placemark Input Manual ... 138

Tabel 5.4 : Tabel Uji Kasus Rute Perjalanan ... 139

Tabel 5.5 : Tabel Uji Kasus Track Perjalanan ... 139

Tabel 5.6 : Tabel Uji Kasus Panduan Voice dan Text ... 140

Tabel 5.7 : Tabel Keberhasilan Uji Kasus ... 163

Tabel 5.8 : Tabel Parameter Uji ... 164


(9)

Halaman

Gambar 2.1. : Layer Data Vektor... 11

Gambar 2.2. : Data Raster ... 12

Gambar 2.3. : Globe . ... 15

Gambar 2.4. : Zona UTM Dunia... 17

Gambar 2.5. : Zona UTM Indonesia ... 18

Gambar 2.6. : Macam-macam GPS Receiver... 23

Gambar 2.7. : Simulasi Posisi Satelit GPS... 23

Gambar 2.8. : Simulasi Penerimaan Data dari Satelit... 26

Gambar 2.9. : Tampilan GPS Receiver ... 26

Gambar 3.1. : Skema Sistem ... 32

Gambar 3.2. : Data GPS... 35

Gambar 3.3. : Diagram Use Case Sistem Navigasi Perjalanan ... 39

Gambar 3.4. : Diagram Aktivitas Create Account ... 41

Gambar 3.5. : Diagram Aktivitas Edit Account ... 42

Gambar 3.6. : Diagram Aktivitas New Placemark... 43

Gambar 3.7. : Diagram Aktivitas Edit Placemark ... 45

Gambar 3.8. : Diagram Aktivitas Search Placemark... 46

Gambar 3.9. : Diagram Aktivitas Tour Guide... 48

Gambar 3.10. : Diagram Aktivitas Manual Direction ... 49

Gambar 3.11. : Diagram Sekuensial Create Account ... 52

Gambar 3.12. : Diagram Sekuensial Edit Account... 53

Gambar 3.13. : Diagram Sekuensial New Placemark ... 54

Gambar 3.14. : Diagram Sekuensial Edit Placemark ... 56

Gambar 3.15. : Diagram Sekuensial Search Placemark ... 57

Gambar 3.16. : Diagram Sekuensial Manual Direction... 58

Gambar 3.17. : Diagram Sekuensial Tour Guide... 60

Gambar 3.18. : Diagram Kolaborasi Create Account ... 62

Gambar 3.19. : DiagramKolaborasi Edit Account... 63

Gambar 3.20. : Diagram Kolaborasi New Placemark... 64

Gambar 3.21. : Diagram Kolaborasi Edit Placemark ... 65

Gambar 3.22. : Diagram Kolaborasi Search Placemark... 66

Gambar 3.23. : Diagram Kolaborasi Manual Direction ... 67

Gambar 3.24. : Diagram Kolaborasi Tour Guide... 69

Gambar 3.25. : Kelas F-utama ... 70

Gambar 3.26. : Kelas F-Account ... 71

Gambar 3.27. : Kelas F-Edit Account ... 71

Gambar 3.28. : Kelas F-Login... 72

Gambar 3.29. : Kelas F-New Placemark... 72

Gambar 3.30. : Kelas F-Edit Placemark ... 73

Gambar 3.31. : Kelas F-Search Placemark... 74


(10)

Gambar 3.35. : Kelas T-Account... 77

Gambar 3.36. : Kelas T-Placemark... 77

Gambar 3.37. : Kelas T-Track ... 78

Gambar 3.38. : Kelas T-Detail Track... 78

Gambar 3.39. : Kelas Pengguna... 78

Gambar 3.40. : Kelas Google Maps Server... 79

Gambar 3.41. : Kelas GPS ... 80

Gambar 3.42. : Diagram Kelas Create Account... 81

Gambar 3.43. : Diagram Kelas Edit Account... 81

Gambar 3.44. : Diagram Kelas New Placemark ... 82

Gambar 3.45. : Diagram Kelas Edit Placemark... 82

Gambar 3.46. : Diagram Kelas Search Placemark ... 83

Gambar 3.47. : Diagram Kelas Manual Direction... 84

Gambar 3.48. : Diagram Kelas Tour Guide ... 85

Gambar 3.49. : Form Utama ... 88

Gambar 3.50. : Form Login ... 89

Gambar 3.51. : Form New Account... 90

Gambar 3.52. : Form Edit Account ... 91

Gambar 3.53. : Form New Placemark ... 92

Gambar 3.54. : Form Edit Placemark... 93

Gambar 3.55. : Form Search Placemark ... 94

Gambar 3.56. : Form Manual Direction ... 95

Gambar 3.57. : Form Tour Guide ... 96

Gambar 3.58. : Form Show Maps ... 97

Gambar 4.1. : Fungsi Koneksi Serial Port... 100

Gambar 4.2. : Contoh Data NMEA... 100

Gambar 4.3. : Fungsi Pengambilan Data dari Serial Port... 101

Gambar 4.4. : Macam Jenis Data NMEA ... 102

Gambar 4.5. : Potongan Source code Fungsi Pemisah Data NMEA ... 102

Gambar 4.6. : Potongan Source code Fungsi Input titik Awal dan Tujuan ... 104

Gambar 4.7. : Potongan Source code Fungsi Create Rute... 105

Gambar 4.8. : Potongan Source code Pengambilan Informasi Jalan ... 106

Gambar 4.9. : Fungsi Pengiriman Informasi Jalan... 107

Gambar 4.10. : Fungsi Pemisahan Informasi Data Jalan ... 108

Gambar 4.11. : Contoh Text dari Split Informasi Data Jalan... 108

Gambar 4.12. : Contoh Penghapusan Text terakhir Split Informasi Data Jalan108 Gambar 4.13. : Fungsi Suara... 109

Gambar 4.14. : Fungsi Mendapatkan Id User ... 110

Gambar 4.15. : Fungsi Generate Password User ... 111

Gambar 4.16. : Fungsi Pengiriman Email... 112

Gambar 4.17. : Fungsi Cek Validasi Email... 113

Gambar 4.18. : Fungsi Edit Account ... 113


(11)

x

Gambar 4.22. : Fungsi Memasukkan Data Placemark ke File XML ... 117

Gambar 4.23. : Fungsi Pengambilan data XML dan penampilkan dalam peta 118 Gambar 4.24. : Tampilan Utama dari Aplikasi ... 119

Gambar 4.25. : Tampilan Antarmuka New Account ... 120

Gambar 4.26. : Tampilan Antarmuka Edit Account... 121

Gambar 4.27. : Tampilan Antarmuka Add With GPS ... 123

Gambar 4.28. : Tampilan Antarmuka Add With Map ... 124

Gambar 4.29. : Tampilan Antarmuka Search Placemark ... 125

Gambar 4.30. : Tampilan Input Antarmuka Tour Guide ... 126

Gambar 4.31. : Tampilan Antarmuka Hasil Pencarian Rute Perjalanan... 127

Gambar 4.32. : Tampilan Input Antarmuka Manual Direction ... 128

Gambar 4.33. : Tampilan Antarmuka Hasil Pencarian Rute Perjalanan... 129

Gambar 4.34. : Tampilan Antarmuka Live Map ... 130

Gambar 4.35. : Tampilan Icon Dari Cuaca ... 131

Gambar 4.36. : Tampilan Antarmuka Weather... 131

Gambar 4.37. : Tampilan Antarmuka General Setting ... 133

Gambar 4.38. : Tampilan Antarmuka Login ... 133

Gambar 4.39. : Tampilan Antarmuka Lost Password... 134

Gambar 5.1. : Peta Hasil Uji Kasus No-1 ... 141

Gambar 5.2. : Peta Hasil Uji Kasus No-2 ... 142

Gambar 5.3. : Peta Hasil Uji Kasus No-3 ... 143

Gambar 5.4. : Peta Hasil Uji Kasus No-4 ... 144

Gambar 5.5. : Peta Hasil Uji Kasus No-5 ... 145

Gambar 5.6. : Peta Hasil Uji Kasus No-6 ... 146

Gambar 5.7. : Peta Hasil Uji Kasus No-7 ... 147

Gambar 5.8. : Peta Hasil Uji Kasus No-8 ... 148

Gambar 5.9. : Peta Hasil Uji Kasus No-9 ... 149

Gambar 5.10. : Peta Hasil Uji Kasus No-10 ... 150

Gambar 5.11. : Peta Uji Kasus No-11 Jalur 1 ... 151

Gambar 5.12. : Peta Uji Kasus No-11 Jalur 2 ... 152

Gambar 5.13. : Peta Uji Kasus No-11 Jalur 3 ... 152

Gambar 5.14. : Peta Uji Kasus No-12 Jalur 1 ... 153

Gambar 5.15. : Peta Uji Kasus No-12 Jalur 2 ... 154

Gambar 5.16. : Peta Uji Kasus No-12 Jalur 3 ... 154

Gambar 5.17. : Peta Uji Kasus No-13 Jalur 1 ... 155

Gambar 5.18. : Peta Uji Kasus No-13 Jalur 2 ... 156

Gambar 5.19. : Peta Hasil Uji Kasus No-14 ... 157

Gambar 5.20. : Peta Hasil Uji Kasus No-15 ... 158

Gambar 5.21. : Peta Hasil Uji Kasus No-16 ... 159

Gambar 5.22. : Peta Hasil Uji Kasus No-17 ... 160


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada jaman saat ini pembangunan sangat maju, diantaranya pembangunan jalan untuk menghubungkan dari suatu tempat ke tempat lain. Karena jalan merupakan suatu sarana yang penting dalam perkembangan suatu wilayah baik di sektor perekonomian, perdagangan, dan industri. Misalnya dalam meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat, karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasar di luar wilayah itu.

Dengan prasarana jalan yang semakin bertambah maka pengetahuan tetang jalur dan arah jalan sangat diperlukan, apalagi bagi seseorang yang baru bertempat tinggal di wilayah tersebut. Untuk memperoleh suatu informasi jalur dan arah perjalanan dibutuhkan suatu alat yang dapat memberikan posisi dimana seseorang tersebut berada yang di sebut dengan GPS (Global Positioning System) atau biasa dikenal sebagai sistem navigasi. Umumnya GPS yang kita kenal digunakan sebagai sistem navigasi, tetapi sebenarnya tidak hanya itu. GPS dasarnya digunakan untuk keperluan militer dan pertahanan, lalu kemudian berkembang untuk keperluan navigasi baik untuk di darat maupun di laut dan juga di udara pada pesawat-pesawat udara. GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi, dengan menambahkan peta yang dihubungkan dengan GPS, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa


(13)

mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini peta yang digunakan ialah peta Google Maps. Google Maps adalah layanan gratis peta dan pemetaan digital yang bisa dimanfaatkan untuk mengamati peta dunia yang disediakan oleh Google. Google Maps memanfaatkan teknologi digital imaging, seperti foto Satelit sehingga dapat melihat bagaimana landscape planet bumi apabila dilihat dari luar angkasa.

Untuk memudahkan pengguna jalan dalam mengakses informasi dibutuhkan 2 alat yang tersebut di atas yaitu perangkat GPS dan peta. Untuk penetuan jalur, informasi yang diinputkan berupa koordinat tempat awal dan tempat tujuan. Sistem aplikasi akan menentukan jalur pada peta, serta memberikan panduan berupa arahan dalam perjalanan. Dengan adanya jalur dan panduan arah tersebut sangat memudahkan seseorang untuk melakukan perjalanan agar cepat dan tepat sampai tujuan. Dapat menghemat waktu dan sangat efisien karena akan mengurangi salah jalur, bahkan tersesat bagi pengguna jalan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas diantaranya:

1. Bagaimana memperoleh data dari perangkat GPS receiver 2. Bagaimana cara menerapkan peta digital pada sistem dengan

menggunakan Google Maps

3. Bagaimana cara menyimpan dan mengambil data dari server hosting 4. Bagaimana menentukan jalur dari suatu titik ketitik yang lain dengan

menggunakan Google Maps Direction


(14)

6. Memberikan informasi jarak dan waktu yang akan ditempuh

7. Menggabungkan letak posisi user dengan jalur yang telah ditentukan oleh sistem pada peta

1.3. Batasan Masalah

Dari Rumusan masalah di atas batasan masalah dari sistem aplikasi adalah:

1. Peta yang digunakan adalah peta dari Google Maps, sehingga untuk menampilkannya dibutuhkan koneksi internet

2. Dalam pengambilan jalur tidak didasarkan pada parameter kepadatan kendaraan bermotor, atau pada jalan yang ditutup karena jalan di perbaiki, jalan rusak, jalan di tutup sementara / diportal

3. Sistem dipergunakan hanya untuk kendaraan bermotor

4. Aplikasi dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 2005. 5. Database yang digunakan adalah MySQL Version 5.

6. Aplikasi yang dihasilkan hanya dapat berjalan pada sistem operasi Windows

1.4. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghubungkan sebuah perangkat keras, yaitu GPS receiver dengan aplikasi.

2. Mengambil data koordinat dari GPS receiver untuk selanjutnya diolah kedalam sistem aplikasi.

3. Menghubungkan aplikasi untuk menyimpan dan mengambil data dari server hosting.


(15)

4. Menghubungkan sistem dan memberikan data yang dibutuhkan Google Maps untuk mendapatkan peta digital online dan juga memberikan informasi koordinat tempat yang dibutuhkan dalam perjalanan (pom bensin, tempat ibadah).

5. Membuat sistem aplikasi yang memberikan informasi rute perjalanan dan panduan arah perjalanan kepada pengguna jalan dengan bantuan perangkat GPS dan Google Maps Direction.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi pengguna jalan mempermudah pengguna jalan dalam menentukan rute perjalanan meskipun pengguna jalan belum pernah ke wilayah tersebut.

2. Dapat pula digunakan untuk perusahaan jasa expedisi, travelling, angkutan umum, dan pihak lain yang membutuhkan. Guna memberikan informasi jalur perjalanan yang akan memudahkan bagi pengemudi

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Studi pustaka

Tahap pertama malakukan studi pustaka tentang cara berinteraksi dengan perangkat keras GPS, Server Hosting, dan juga Google Maps. Serta mengumpulkan bahan – bahan penelitian berupa literature yang


(16)

berkaitan dengan penelitian yang bisa didapatkan dari buku atau dari internet.

2. Perancangan sistem

Melakukan analisa terhadap proses bisnis sistem yang akan dibuat. Menghubungkan sistem dengan perangkat keras GPS sebagai sumber data koordinat, menghubungkan sistem dengan database pada server hosting sebagai tempat penyimpanan data dan menghubungkan sistem dengan Google Maps Direction untuk menentukan suatu rute yang akan di tempuh.

3. Perancangan database

Merancang sistem database yang akan digunakan untuk penerapan aplikasi tersebut.

4. Perancangan aplikasi

Melakukan pengumpulan terhadap kebutuhan fungsional, merancang arsitektur aplikasi dan perancangan antarmuka.

5. Pembuatan aplikasi

Setelah dilakukan perancangan baik terhadap sistem aplikasi, maupun database, maka dilanjutkan dengan pembuatan aplikasi.

6. Uji coba dan evaluasi aplikasi

Melakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah diimplementasi, dengan cara memberikan inputan tempat yang akan menjadi tujuan, kemudian melakukan perjalanan ketempat tersebut. Serta mengevaluasi output yang dihasilkan.


(17)

7. Penyusunan Buku Skripsi

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan penelitian. Buku ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan penelitian. Dari penyusunan buku ini diharapkan dapat mempermudah pembaca yang ingin menyempurnakan dan mengembangkan aplikasi lebih lanjut.

1.7 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang dibuat dalam penelitian yang meliputi latar belakang bab, yang dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang deskrpsi umum Skripsi yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta metodologi dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai konsep dan teori pembelajaran yang menjadi landasan pembuatan skripsi antara lain: Sistem informasi geografis, system koordinat, GPS (Global Positioning System) BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang analisa dari sistem yang akan dibuat dan perancangan sistem yang meliputi antara lain : deskripsi umum sistem, pemodelan sistem dengan UML, dan perancangan antarmuka aplikasi.


(18)

BAB IV IMPLEMENTASI

Bab ini berisi hasil implementasi dari perancangan yang telah dibuat sebelumnya yang meliputi : konfigurasi dasar dan apa saja yang dibutuhkan, implementasi proses dan implementasi form-form aplikasi.

BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI

Pada bab ini berisi penjelasan tentang hasil uji coba aplikasi dan evaluasinya.

BAB VI : PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran-saran yang diperlukan untuk penyempurnaan penelitian.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum pengertian Sistem Informasi Geografis suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.

Pada dasarnya sistem informasi geografis dapat dikerjakan secara manual. Namun dalam perkembangan teknologi selanjutnya sistem informasi geografis akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer. Sistem informasi geografis yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis yang tersedia merupakan data dalam jumlah dan ukuran besar, dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.

Sistem informasi geografis mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada sistem informasi geografis merupakan data spasial. Ini adalah sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi sistem


(20)

informasi geografis dapat menjawab beberapa pertanyaan, seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan sistem informasi geografis dari sistem informasi lainnya.

Sistem informasi geografis adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri dari berbagai komponen. Tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya, tapi harus tersedia data geografis yang akurat dan sumber daya manusia untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan sistem informasi geografis.

2.1.1 Data Spasial

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial, data yang berorientasi geografis. Data ini memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (atribut) yang dijelaskan berikut ini :

Lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Data spasial digunakan sebagai visualisasi dan manipulasi dari objek dunia nyata yang disajikan dalam bentuk model komputer, seperti jalan, bangunan, lokasi kriminal. Data spasial ini umumnya diterapkan pada penggunaan peta digital.

Deskriptif (atribut) atau informasi nonspasial, suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya. Data atribut menjelaskan objek dari dunia nyata, berupa teks, nomer, fotografi, dan lainnya. Contoh jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.


(21)

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

1. Data Vektor 2. Data Raster

2.1.2 Data Vektor

Vektor adalah struktur data yang digunakan untuk menyimpan data spasial. Data Vektor adalah terdiri dari garis atau lengkungan, yang didefinisikan sebagai awal dan akhir sebuah titik yang bertemu yang dinamakan node. Lokasi dan topologi dari node tersebut disimpan secara ekplisit. Atributnya didefinisikan oleh batasan-batasannya (boundary) sendiri dan kurva garis digambarkan sebagai seri dari lengkungan yang saling terhubung.

Vektor berbasis GIS didefinisikan sebagai vektorial dari data geografis. Menurut karakteristik dari model data, objek geografis secara ekplisit digambarkan dengan karakteristik spasial yang diasosiasikan dengan aspek thematic.

Ada cara yang berbeda untuk mengorganisasikan database rangkap ini (Spasial dan Thematic). Biasanya, sistem vektorial terdiri dari dua komponen, yang pertama mengatur data spasial dan yang lainnya mengatur data thematic. Ini dinamakan dengan organisasi sistem hybrid, dimana terhubung sebagai basis data relational pada attributnya secara topologi untuk data spasial. Elemen kunci pada sistem ini diidentifikasikan pada setiap objek. Indentifikasi ini adalah unix dan berbeda untuk setiap objek dan memungkinkan sistem untuk terhubung dengan basis data.


(22)

Gambar 2.1. Data vektor (Diambil dari : Charter, 2010)

Pada model dasar vektor, data geospasial di gambarkan dengan bentuk koordinat. Pada data Vektor unit dasar dari informasi spasial berupa titik, garis (arch) dan poligon. Masing-masing unit ini secara sederhana terkolaborasi sebagai sebuah series untuk satu atau beberapa titik koordinat, sebagai contoh sebuah garis terdiri dari kumpulan beberapa titik, dan poligon merupakan kumpulan dari beberapa garis.

Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa feature. Namun kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

2.1.3 Data Raster

Data raster (disebut juga dengan sel grid) adalah data yang berupa pixel dan tersusun dalam baris dan kolom, menyimpan informasi spasial dalam sebuah grid atau matrik. Tiap pixel mempunyai nilai, dan nilai ini dapat merepresentasikan sesuatu, seperti ketinggian (dalam DEM, digital elevation


(23)

model), jenis tanah, penggunaan lahan, kemiringan dalam suatu nilai greyscale (dalam sebuah citra/image).

Data raster biasanya digunakan untuk menyimpan informasi mengenai feature geografis yang terus menerus pada suatu permukaan, seperti ketinggian, nilai reflektan, kedalaman air tanah, dan lain-lain. Data citra adalah satu bentuk data raster dimana pada tiap sel atau pixel menyimpan nilai yang direkam oleh peralatan optic atau elektronik. Grid pada pembahasan ini adalah data raster.

Data raster mempunyai resolusi beragam dan ukuran sel dalam suatu grid adalah tetap, sehingga jika kita lakukan zoom pada data raster maka akan terlihat bentuk dari jajaran sel tersebut.

Gambar 2.2. Data Raster. (Diambil dari : Charter, 2010)

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file.


(24)

Semakin tinggi resolusi grid-nya, semakin besar ukuran filenya, dan ini sangat bergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematis. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis. (Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG), 2009)

2.2 Sumber Data Spasial

Salah satu syarat SIG adalah data spasial. Ini dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain:

1 Peta analog yaitu peta dalam bentuk cetak. Seperti peta topografi, peta tanah dan sebagainya. Umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, dan kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital. Caranya dengan mengubah format raster menjadi format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.

2 Data penginderaan jauh, seperti hasil citra satelit, foto-udara dan sebagainya, merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG. Karena ketersediaan data secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan


(25)

adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasi masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.

3 Data pengukuran lapangan merupakan data yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut, contohnya batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dan lain-lain.

4 Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor. (Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG), 2009)

2.3 Sistem koordinat

Sistem koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Sistem koordinat dimaksudkan untuk memberikan peng-alamat-an terhadap setiap lokasi di permukaan bumi. Peng-alamatan dengan sistem kordinat didasarkan atas jarak timur-barat dan utara-selatan suatu tempat dari suatu titik pangkal tertentu. Jarak diukur dalam satuan derajat sudut yang dibentuk dari titik pangkal ke posisi tersebut melalui pusat bumi. Sedangkan titik pangkal ditetapkan berada di perpotongan belahan utara-selatan bumi (garis katulistiwa) dengan garis yang membelah bumi timur- barat melalui kota GreenWhich di Inggris.


(26)

Gambar 2.3. Globe. (Diambil dari : Zuhdi, 2009)

Saat ini terdapat dua sistem koordinat yang bisa digunakan di indonesia, yaitu sistem koordinat bujur-lintang dan sistem koordinat UTM ( Universal Transverse Mercator ). Terdapat dua sistem dikarenakan tidak semua sistem koordinat bisa dipakai disemua wilayah. Sistem koordinat bujur-lintang tidak bisa digunakan di tempat – tempat yang berdekatan dengan kutub sebab garis bujur akan menjadi terlalu pendek.

2.3.1 Sistem koordinat Bujur-lintang

Sistem koordinat bujur-lintang atau disebut juga Latitude - Longitude terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu :

1. Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan bumi, disebut juga garis lintang (latitude). 2. Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut juga garis bujur (longitude).

Posisi suatu tempat dialamatkan dengan nilai kordinat garis bujur (longitude) dan lintang (latitude) yang melalui tempat itu. Garis bujur (longitude), sering juga disebut garis meridian, yaitu merupakan garis lurus yang


(27)

menghubungkan kutub utara dan selatan bumi. Nilai kordinat garis bujur dimulai dari buju 0 yaitu di Greenwhich, kemudian membesar ke arah timur dan barat sampai bertemu kembali di Garis batas tanggal internasional yaitu terletak di Selat Bering dengan nilai 180. Garis bujur 0 sering disebut prime meridian atau meridian Greenwhich. Garis bujur ke arah barat diberi nilai negatif dan disebut bujur barat (west longitude) serta disingkat BB. Sedangkan garis bujur yang ke arah timur diberi nilai positif dan disebut bujur timur (east longitude) disingkat BT. Nilai kordinatnya didasarkan atas besarnya sudut yang terbentuk dari bujur 0 ke garis bujur tersebut melalui pusat bumi

Adapun nilai koordinat lintang dimulai dari garis lingkaran katulistiwa yang diberi nilai 0 derajat . Selanjutnya garis - garis lintang yang lain berupa lingkaran-lingkaran parallel (sejajar) katulistiwa berada di sebelah utara dan selatan katulistiwa. Lingkaran parallel di selatan disebut garis lintang selatan (LS) dan diberi nilai negatif, sedangkan lingkaran parallel di utara diberi nilai positif dan disebut garis lintang utara (LU) . Nilai maksimum koordinat garis lintang adalah 90 yaitu terletak di kutub-kutub bumi. (Zuhdi, 2008)

2.3.2 Universal Transverse Mercator (UTM)

Sistem UTM dengan system koordinat WGS 84 sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada dua


(28)

meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB hingga 174° BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus kearah timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas lintang dalam system koordinat ini adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya.

Gambar 2.4. Zona UTM dunia (Diambil dari : Charter, 2010)

Setiap zone UTM memiliki system koordinat sendiri dengan titik nol pada perpotongan antara meridian sentralnya dengan ekuator. Untuk menghindari koordinat negative, meridian tengah diberi nilai awal absis (x) 500.000 meter. Untuk zone yang terletak dibagian selatan ekuator (LS), juga untuk menghindari koordinat negatif ekuator diberi nilai awal ordinat (y) 10.000.000 meter. Sedangkan untuk zone yang terletak dibagian utara ekuator, ekuator tetap memiliki nilai ordinat 0 meter.

Untuk wilayah Indonesia terbagi atas sembilan zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT sampai dengan 144° BT dengan batas parallel (lintang) 11° LS


(29)

hingga 6° LU. Dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zone 46 (meridian sentral 93° BT) hingga zone 54 (meridian sentral 141° BT). (Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG), 2009)

Gambar 2.5. Zona UTM Indonesia (Diambil dari : Charter, 2010) 2.3.3 Satuan Sudut

Besarnya sudut dalam sistem koordinat geografik dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu dengan satuan DMS (degree minute second) atau satuan DD (decimal degree). Dalam sistem satuan DMS, setiap derajat sudut dibagi menjadi 60 menit dan setiap menitnya dibagi lagi menjadi 60 detik. Penulisannya dinyatakan sebagai ddomm’ss”. Sedangkan pada sistem satuan DD, setiap derajatnya dinyatakan dalam pecahan decimal (pecahan berkoma).

Konversi dari DMS ke DD atau sebaliknya diperlukan karena pada kebanyakan software GIS, tidak semua sistem ini diakomodir. Walaupun pada penyajian data, baik DMS maupun DD dapat ditampilkan. Namun yang paling banyak pada proses input data, software GIS hanya bisa menerima data koordinat dalam satuan DD. Karena perlu dikuasai keterampilan konversi antara kedua system satuan tersebut. (Zuhdi, 2008)


(30)

Dalam konversi DMS ke DD, perlu diperhatikan bahwa untuk kordinat yang bernilai negatif (lintang selatan atau bujur barat), penjumlahan komponen menit dan detiknya juga harus merupakan penjumlahan bilangan negatif

Contoh 2: Kordinat dinyatakan dalam 107,42654o ; -6,85320o. Maka DMS nya dihitung sbb :

Jadi kordinat DMS-nya adalah 107o25’35,544” BT 6o51’11,52” LS

2.3.4 Ketelitian Koordinat

Baik pada DMS maupun DD, perlu diketahui berapa ketelitian suatu nilai kordinat. Karena di wilayah katulistiwa jarak 1o sama dengan jarak 111321 meter. Maka perlu diperhatikan kesalahan yang terjadi jika kita mengabaikan suatu


(31)

angka menit atau detik pada DMS atau suatu nilai digit dalam kordinat DD. Karena pada DMS, 10 = 3600” = 111321 m, maka 1” kira-kira sama dengan jarak 30 m. Maka perubahan nilai kordinat sebesar 1” berarti penyimpangan jarak sejauh 30m. Andai jika kita bisa mentolerir kesalahan sampai 100 m, berarti kesalahan kordinat tidak boleh lebih besar dari 3,3”.

Pada sistem DD, perlu diperhatikan jarak yang diwakili oleh setiap digit di belakang koma. Perubahan satu satuan pada digit pertama di belakang koma mempunyai nilai jarak lebih dari 11 Km. Perubahan satu unit pada digit kedua di belakang koma berarti 1,1 Km. Demikian seterusnya. Berarti jika kita hanya mentolerir kesalahan sampai 100 m, maka kordinat DD harus dibuat setidaknya sampai 4 digit di belakang koma. (Zuhdi, 2008)

2.4 Navigasi

Navigasi adalah penetuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat.

Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas, namun dengan perkembangan zaman kompas telah digantikan dengan alat GPS yang lebih modern dan akurat. Pekerjaan navigasi darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection, perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat. Dalam hal navigasi dibutuhkan beberapa alat. (Haso, 2008)


(32)

1 Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north = utara), S (south = selatan), E (east = timur) dan W (west = barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east = timur laut), SE (south east = Tenggara), SW (south west = barat daya) dan NW (north west = barat laut).

2 Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara.

3 Peta adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan perbandiangan skala tertentu. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisat/geografi/wilayah. Bagian-bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda, dan deklinasi magnetis.

4 GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain), tracking (memonitor pergerakan seseorang/benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi, dan menetukan waktu yang tepat di tempat manapun.

2.5 Global Positioning System (GPS)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat


(33)

yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit.

Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberi nama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi diubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik.

Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dahulu hanya untuk keperluan militer mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis.

Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari permukaan bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi yang bisa menjangkau semua area di atas permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit).

Setiap satelit mampu mengelilingi bumi hanya dalam waktu 12 jam. Sangat cepat, sehingga mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi Anda di atas permukaan bumi.

GPS reciever sendiri berisi beberapa integrated circuit (IC) sehingga murah dan teknologinya mudah untuk digunakan oleh semua orang. GPS dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, misalnya mobil, kapal, pesawat terbang, pertanian dan diintegrasikan dengan komputer maupun laptop.


(34)

Berikut beberapa contoh perangkat GPS reciever:

Gambar 2.6. Macam-macam GPS Reciever (Diambil dari : Sunyoto, 2010) 2.5.1 Sistem Satelit GPS

Untuk menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang ada di orbit sekitar 12,000 mil di atas kita. Bergerak konstan, bergerak mengelilingi bumi 12 jam dengan kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar matahari, mempunyai baterai cadangan untuk menjaga agar tetap berjalan pada saat gerhana matahari atau pada saat tidak ada energi matahari. Roket penguat kecil pada masing-masing satelit agar dapat mengorbit tepat pada tempatnya.

Gambar 2.7. Simulasi Posisi Satelit GPS (Diambil dari : Sunyoto, 2010)

Satelit GPS adalah milik Departemen Pertahanan (Department of Defense) Amerika, adapun hal-hal lainnya:


(35)

2. GPS satelit pertama kali adalah tahun 1978 3. Mulai ada 24 satelit dari tahun 1994

4. Satelit di ganti tiap 10 tahun sekali

5. GPS satelit beratnya kira-kira 2,000 pounds 6. Kekuatan transmiter hanya 50 watts atau kurang

Satelit-satelit GPS harus selalu berada pada posisi orbit yang tepat untuk menjaga akurasi data yang dikirim ke GPS reciever, sehingga harus selalu dipelihara agar posisinya tepat. Stasiun-stasiun pengendali di bumi ada di Hawaii, Ascension Islan, Diego Garcia, Kwajalein dan Colorado Spring. Stasiun bumi tersebut selalu memonitor posisi orbit jam satelit dan di pastikan selalu tepat.

2.5.2 Signal Satelit GPS 2.5.2.1 Carriers

Satelite GPS mengirim sinyal dalam dua frekuensi. L1 dengan 1575.42 Mhz dengan membawa dua status pesan dan pseudo-random code untuk keperluan perhitungan waktu. L2 membawa 1227.60 MHz dengan menggunakaan presesi yang lebih akurat karena untuk keperluan militer.

Daya sinyal radio yang dipancarkan hanya berkisar antara 20-50 Watts. Ini tergolong sangat rendah mengingat jarak antara GPS dan satelit sampai 12.000 mil. Sinyal dipancarkan secara line of sight (LOS), dapat melewati awan, kaca tapi tidak dapat benda padat seperti gedung, gunung.

2.5.2.2 Pseudo-Random Codes

GPS yang digunakan untuk publik akan memantau frekuensi L1 pada UHF (Ultra High Frequency) 1575,42 MHz. Sinyal L1 yang dikirimkan akan memiliki pola-pola kode digital tertentu yang disebut sebagai pseudo random.


(36)

Sinyal yang dikirimkan terdiri dari dua bagian yaitu kode Protected (P) dan Coarse/Acquisition (C/A). Kode yang dikirim juga unik antar satelit, sehingga memungkinkan setiap receiver untuk membedakan sinyal yang dikirim oleh satu satelit dengan satelit lainnya. Beberapa kode Protected (P) juga ada yang diacak, agar tidak dapat diterima oleh GPS biasa. Sinyal yang diacak ini dikenal dengan istilah Anti Spoofing, yang biasanya digunakan oleh GPS khusus untuk keperluan tertentu seperti militer.

2.5.2.3 Navigation Message

Ada sinyal frekuensi berkekuatan lemah yang ditambahkan pada kode L1 yang memberikan informasi tentang orbit satelit, clock corection dan status sistem lainnya.

2.5.3 Cara Kerja GPS

Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4 satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12 chanel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan juga akan semakin tinggi.

Cara kerja GPS secara logik ada 5 langkah:

1. Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit.

2. Untuk perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak menggunakan travel time sinyal radio.

3. Untuk mengukur travel time, GPS memerlukan akurasi waktu yang tinggi.


(37)

4. Untuk perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan ketingian pada orbitnya.

5. Terakhir harus mengoreksi delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer sampai diterima reciever.

Gambar 2.8. Simulasi Penerimaan Data dari Satelit (Diambil dari : Sunyoto, 2010)

Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit yang akurat dia dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever mengambil informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan “triangulation” menghitung lokasi user dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu sinyal dikirim dengan waktu sinyal tersebut diterima. Dari informasi itu dapat diketahui berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak GPS reciever dapat melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan dalam peta elektronik.

Gambar 2.9. Tampilan GPS Reciever (Diambil dari : Sunyoto, 2010)

Sebuah GPS reciever harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk memenghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika GPS receiver dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat menghitung posisi


(38)

3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi user, selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah yang akan menjadi tujuan, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari terbenam dan masih banyak lagi.

Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu sangat presesi karena Satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit jalan dengan partikel atom yang diisolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam biasa.

Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan informasi lokasi kita. Selain itu semakin banyak sinyal satelit yang dapat diterima maka akan semakin presesi data yang diterima karena ketiga satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama.

Ketinggian itu menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS, bagi kita karena semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga gangguan semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang cocok. Satelit harus teptap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presesi salalu di cek tentang altitude, posision dan kecepatannya.

2.5.4 Sinyal dapat Menentukan Lokasi

Apa hubungan antara sinyal yang dikirimkan oleh satelit dengan cara GPS menentukan lokasi? Sinyal yang dikirimkan oleh satelit ke GPS akan digunakan untuk menghitung waktu perjalanan (travel time). Waktu perjalanan ini sering juga disebut sebagai Time of Arrival (TOA). Sesuai dengan prinsip fisika,


(39)

bahwa untuk mengukur jarak dapat diperoleh dari waktu dikalikan dengan cepat rambat sinyal.

Maka, jarak antara satelit dengan GPS juga dapat diperoleh dari prinsip fisika tersebut. Setiap sinyal yang dikirimkan oleh satelit akan juga berisi informasi yang sangat detail, seperti orbit satelit, waktu, dan hambatan di atmosfir. Satelit menggunakan jam atom yang merupakan satuan waktu paling presisi.

Untuk dapat menentukan posisi dari sebuah GPS secara dua dimensi (jarak), dibutuhkan minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit akan dibutuhkan agar didapatkan lokasi ketinggian (secara tiga dimensi). Setiap satelit akan memancarkan sinyal yang akan diterima oleh GPS receiver. Sinyal ini akan dibutuhkan untuk menghitung jarak dari masing-masing satelit ke GPS. Dari jarak tersebut, akan diperoleh jari-jari lingkaran jangkauan setiap satelit. Lewat perhitungan matematika yang cukup rumit, interseksi (perpotongan) setiap lingkaran jangkauan satelit tadi akan dapat digunakan untuk menentukan lokasi dari GPS di permukaan bumi. (Sunyoto, 2005)

2.6 Google Maps

Google Maps merupakan layanan yang dikeluarkan oleh Google. Layanan ini menyediakan peta grafis dunia. Google maps dapat diakses dengan alamat URL http://maps.google.com. Fungsi penuh Google Maps hanya tersedia bagi negara Australia, Eropa Barat, Amerika, Kanada, dan Cina. Fungsi penuh Google Maps juga disediakan bagi pengguna internet Jepang. Namun minus kelebihan fitur penunjuk berkendara. Sementara data foto satelit Google Maps hanya tersedia bagi negara tertentu juga. Jadi untuk indonesia, tidak begitu detail


(40)

negara utama. Untuk Asia tenggara, cuma Singapura yg secara resmi dimasukkan ke database Google Maps. Sementara bagi negara lain, termasuk Indonesia, google hanya bisa menyediakan foto pencitraan satelit berdasar tingkat resolusi foto tertentu.

Tampilan peta yang disediakan oleh Google Maps dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:

 Roadmap, untuk menampilkan peta dalam bentuk dua dimensi.

 Satelite, untuk menampilkan peta dalam bentuk pencitraan satelite.

 Terrain, untuk menampilkan peta dalam bentuk relief permukaan bumi, juga dapat digunakan untuk menggambarkan ketinggi permukaan, seperti laut dan pegunungan.

 Hybrid, menampilkan peta dalam bentuk gabungan antara pencitraan satelit dengan layer diatasnya adalah keterangan seperti halnya pada Roadmap.

2.6.1 Google Maps API

Google Maps juga mengeluarkan Google Maps API (application programming interface) yang merupakan library Java Script, dengan adanya API ini peta yang dikeluarkan oleh Google dapat ditanamkan dalam website, maupun didalam aplikasi. Layanan atau fungsi yang disediakan oleh Google Maps API dikategorikan menjadi lima bagian diantaranya:

Basic map object : elemen dasar dalam Google Maps API adalah map itu sendiri, dan dalam fungsi ini menggunakan dasar-dasar dari objek map dan operasi yang akan digunakan.


(41)

Event map : javascript dalam browser merupakan salah satu pengendali untuk beberapa even atau kejadian. Google Maps API juga memiliki beberapa pengendali even yang dibentuk dalam format javascript.

Map control : map yang ada dalam situs Google Maps mengandung elemen UI yang mengijinkan pengguna untuk berinteraksi dalam map. Elemen tersebut dikenal sebagai kontrol, kontrol-kontrol ini juga disediakan oleh Google Maps API untuk dapat digabungkan kedalam aplikasi map yang akan dikembangkan. Berikut beberapa kontol yang disediakan oleh Google Maps API :

GLargeMapControl3D, kontrol pembesaran berukuran besar yang saat ini digunakan dalam Google Maps, di sudut kiri atas peta.

GLargeMapControl, kontrol pembesaran berukuran sedang. Secara default, muncul di sudut kiri atas peta.

GSmallMapControl, kontrol pembesaran berukuran kecil secara default muncul di sudut kiri atas peta.

GSmallZoomControl3D, kontrol pembesaran kecil tanpa menggunakan skala ukuran pembesaran.

GSmallZoomControl, kontrol pembesaran kecil tanpa menggunakan skala ukuran pembesaran, yang bisanya digunakan pada petunjuk arah mengemudi dalam Google Maps.

GScaleControl, digunakan untuk mengintrol skala peta.

GMapTypeControl, digunakan untuk merubah tampilan peta, sesuai dengan yang dikehendaki pengguna. Misal map, satelite, hybrid, atau terrain.


(42)

Dengan disediakkannya layanan-layanan tersebut pengguna dapat memilih layanan Google Maps yang sesuai dengan aplikasi yang akan dibangunnya.

2.6.2 Google Maps Direction

Google Maps direction adalah salah satu fungsi dari Google Maps Api. Google Maps Direction merupakan sebuah jembatan untuk memperoleh data atau informasi didalam suatu negara tentang jalur lalulintas. Namun tidak semua negara mendapatkan informasi secara detail, termasuk negara Indonesia. Fungsi penuh Google Maps hanya tersedia bagi negara Australia, Eropa Barat, Amerika, Kanada, dan Cina. Untuk Asia tenggara, hanya Singapura yang secara resmi dimasukkan ke database Google Maps. Untuk negara Indonesia hanya mendapatkan informamsi berupa jalur lalulintas yang digunakan hanya untuk kendaraan bermotor, untuk di negara yang disebutkan di atas sudah terdapat jalur lalulintas untuk sepeda dan juga pejalan kaki. Cara kerja dari fungsi Api Google Maps Direction ini adalah Google Maps Direction menerima inputan data berupa koordinat. Kemudian data tersebut dikirimkan ke Google Maps Server untuk diproses penentuan jalur yang akan ditempuh. Dalam Google Maps Direction jalan dibagi menjadi 3 bagian, yakni jalan tol dengan warna jalan orange, jalan raya dengan warna kuning, dan jalan desa dengan warna putih.


(43)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Masalah

Sistem dibangun berdasarkan masalah yang sering dialami pengguna jalan dalam hal medapatkan informasi tentang perjalanan, baik itu rute atau tempat yang dibutuhkan dalam suatu perjalanan misalnya pom bensin, tempat ibadah dan tempat pariwisata. Dari permasalahan tersebut maka peneliti merancang sebuah sistem yang dapat memberikan panduan dalam melakukan perjalanan dan juga memberikan informasi tempat. Berikut skema sistem yang akan dibangun secara garis besar dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 3.1. Skema Sistem.

Interaksi user

GPS RECEIVER SATELIT

USER

Pengiriman data xml dan pengambilan output peta

Pengiriman data navigasi

Sistem aplikasi Penyimpanan data

Server hosting


(44)

Gambar di atas merupakan skema cara kerja sistem dalam garis besar. Yang memiliki bagian – bagian berikut :

1. User adalah pengguna yang menjalankan aplikasi

2. Sistem aplikasi adalah perangkat lunak yang akan dibangun untuk memproses input dari User dan juga dari device yang lain untuk kembali dihasilkan output yang sesuai dengan informasi yang diperlukan

3. Satelit GPS adalah satelit yang memberikan informasi kepada GPS receiver berupa data NMEA (National Marine Electonics Association) 4. GPS receiver adalah perangkat keras yang menerima data dari satelit GPS 5. Server hosting adalah tempat untuk penyimpanan data dari sistem aplikasi 6. Google Maps adalah adalah layanan yang digunakan oleh sistem untuk

memperoleh mempresentasikan peta digital, serta koordinat tempat.

Sesuai gambar diagram di atas, ketika pengguna manjalankan aplikasi maka GPS akan memberikan data kepada aplikasi dari satelit – satelit yang tersambung. GPS terkoneksi dengan perangkat komputer melalui bluetooth. aplikasi juga melakukan koneksi ke jaringan internet. Setelah aplikasi terkoneksi dengan internet dan GPS, maka data dari GPS akan diproses dan ditampilkan kepada pengguna dalam bentuk koordinat dan peta digital. Dalam peta digital terdapat informasi koordinat User, koordinat tempat – tempat yang dibutuhkan dalam perjalanan (pom bensin, tempat ibadah, pariwisata). data koordinat dari lokasi tersebut disimpan dalam database pada server hosting agar semua pemakai aplikasi dapat share koordinat lokasi, sehingga informasi lokasi pada peta aplikasi ini selalu terupdate dan semakin maksimal.


(45)

Pada peta akan tampil koordinat user berada. Untuk memulai perjalanan, user diminta untuk menginputkan nama jalan yang akan menjadi tujuan. Setelah titik awal dan titik tujuan di masukkan aplikasi akan memproses data dengan mengambil data koordinat tempat tersebut dari database, kemudian data koordinat tersebut diubah menjadi data XML dan dikirim oleh sistem kepada Google Maps. Sesudah Google Maps memperoleh data XML dari sistem, maka Google Maps akan memproses rute terpendek kemudian memberikan informasi rute tersebut kepada sistem. Sistem akan memproses kembali data yang diperoleh dari Google Maps. Data - data tersebut diformat kembali sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem. Data dimasukkan dalam database. Kemudian data rute akan diberikan kepada user dalam bentuk peta, panduan berupa text dan berupa voice.

Untuk lebih detail peneliti akan menjelaskan sub – sub proses dari sistem diantaranya pengolahan data GPS, proses input koordinat tempat, informasi rute perjalanan.

3.1.1 Pengolahan Data GPS

Ketika pengguna memulai dengan memasukkan data tujuan, maka aplikasi akan mulai mengambil data dari GPS receiver, data yang diambil adalah data utuh. Data yang diperoleh oleh GPS receiver berasal dari satelit GPS, disebut dengan data NMEA (National Marine Electonics Association). NMEA ini dijadikan komunikasi standar untuk peralatan-peralatan GPS receiver pada angkatan laut. Data NMEA berisi posisi, waktu, kecepatan, dan lainnya yang di decoded oleh satelit GPS. Data utuh tersebut diterima oleh aplikasi kemudian diformat. Format tersebut bertujuan agar data yang diberikan dari GPS receiver


(46)

dapat sinkron dengan data sistem dan juga data yang dibutuhkan oleh Google Maps. Berikut contoh data yang di keluarkan oleh GPS receiver

Gambar 3.2. Data GPS.

Ada empat jenis data dari GPS receiver yaitu GGA, GSA, GSV dan RMC. Data dari GPS ini dikirim setiap detik hanya untuk data GSV yang dikirim setiap 4 detik.

1. GGA

Tipe GGA menyediakan data yang fix. Data tersebut terdiri dari posisi, waktu, serta rincian data pada kualitas fix. Format data GGA :

$ GPGGA, 123519,4807.038, N, 01131,000, E, 1,08,0.9,545.4, M, 46,9, M,, *

47

2. GSA

Berisi data nilai DOP dan status dari satelit. Format data GSA ini adalah :

$GPGSA,A,3,04,05,,09,12,,,24,,,,,2.5,1.3,2.1*39 3. GSV

Memberikan data data tentang satelit yang terhubung dengan GPS misal : Jumlah GPS yang terhubung, kedudukan satelit. Format data GSV ini adalah :


(47)

4. RMC

Berisi data minimum GPS yang memperoleh data dengan versi PVT (position, velocity, time) posisi, kecepatan dan waktu.format data RMC adalah :

$ GPRMC, 123519, A, 4807,038, N, 01.131,000, E, 022.4,084.4,230394,003.1,

W * 6A

Data yang diambil oleh sistem untuk mendapatkan koordinat titik awal atau koordinat suatu titik dari GPS ialah data format GGA. Dalam data GGA format latitude dan longitude masih berupa format degree minute (DM) sedangkan format data yang dibutuhkan sistem adalah degree decimal, sehingga data dari GPS dengan format degree minute (DM) dikonversi ke degeree decimal (DD). Berikut contoh perhitungannya :

Data dari GPS :

$GPGGA,123519,4807.038,N,01131.000,E,1,08,0.9,545.4,M,46.9,M,,*47

yang menunjukkan data Latitude ialah 4807.038, N yang berarti 48 degree, 07.038 minute, dan N berarti LU

Rumus {.d = M / 60, Degree decimal = Degrees + .d }

 Jadi .d = 7.038 / 60 = 0.1173

Degree decimal = 48 + 0.1173 = 48.1173

Jadi Latitude = 48.1173

yang menunjukkan data Longitude ialah 01131.000, E yang berarti 11 degree, 31.000 minute, E berarti BT

Rumus {.d = M / 60, Degree decimal = Degrees + .d }


(48)

Degree decimal = 11 + 0.51666667 = 11. 51666667

Jadi Longitude = 11. 51666667

Ketika data dari GPS receiver telah diformat menjadi degree decimal dan sesuia dengan format dari sistem maka sistem akan mengambil data koordinat GPS tersebut sebagai titik awal. Kemudian koordinat titik awal tersebut di format ke XML, data kemudian direpresentasikan pada peta digital dengan mengirimkan data XML tersebut pada Google Maps.

3.1.2 Input Data Tempat

Data tempat merupakan data-data tempat yang dibutuhkan dalam suatu perjalanan misal tempat pengisian bahan baku kedaraan, restoran, tempat ibadah, dan tempat wisata. Inputan yang dibutuhkan dalam data tempat tersebut ialah :

1. Id tempat 2. Nama tempat 3. Latitude 4. Longitude 5. Jenis tempat 6. Keterangan

Data - data tersebut bisa dimasukkan oleh pengguna dan data tersebut di simpan dalam data base server hosting dengan tujuan agar data tersebut dapat dibagi ke semua pengguna sistem aplikasi ini. Sehingga data tempat tersebut bisa terupdate secara cepat. Untuk keakuratan inputan data dari pengguna setiap jangka waktu tertentu admin sistem akan mengecek data tersebut.


(49)

3.2 Perancangan Sistem

Dari hasil analisa diatas dapat dilakukan perancangan terhadap sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem ini dilakukan dengan pendekatan perancangan sistem berorientasi obyek, dengan menggunakan diagram UML. Sistem akan dibagi menjadi beberapa obyek-obyek diskrit yang saling berinteraksi. Setiap obyek dari sistem memiliki atribut dan operasinya sendiri, wujud dari obyek misalnya adalah, entitas, form, aktor, dan lainnya yang juga memiliki atribut dan operasi. Diagram UML yang digunakan dalam perancangan ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya, diagram use case, diagram aktivitas.

Aplikasi ini memiliki dua fungsi utama yaitu pengolahan data terhadap penyimpanan koordinat tempat, dan terhadap panduan dalam perjalanan. Penyimpanan koordinat tempat dibagi menjadi 3 submenu yaitu new placemark, edit placemark, search placemark. Untuk panduan perjalanan dibagi menjadi dua submenu yaitu tour giude dan manual direction. Data penyimpanan koordinat tempat meliputi nama tempat, koordinat tempat tersebut, jenis dari tempat tersebut dan keterangan. Data data tempat tersebut untuk merepresentasikan tempat seperti tempat ibadah, restauran, pariwisata, pengisian bahan bakar dll. Untuk panduan perjalanan merupakan informasi untuk pengguna dalam melakukan perjalanan ke suatu tempat atau tujuan. Informasi yang ditampilkan berupa peta arah perjalanan dan panduan berupa text dan voice.


(50)

3.2.1 Diagram Use Case

Gambar 3.3. Diagram Use Case Sistem Navigasi Perjalanan.

Diagram use case atau use case diagram menyajikan interaksi antara use case dan aktor. Dimana aktor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun. Aktor digambarkan dengan gambar orang sedangkan use case digambarkan dengan bentuk elips. Use case juga menggambarkan fungsionalitas sistem atau persyaratan – persyaratan yang harus di penuhi sistem dari pandangan pemakai. Use case yang digunakan untuk sistem ini meliputi :

1. Create account : membuat account baru pada sistem kemudian di simpan dalam database server.

2. Edit account : melakukan perubahan data account yang sudah tersimpan dalam database.


(51)

3. New Placemark : memasukkan data - data tempat (tempat ibadah, restaurant, pengisian bahan bakar, wisata).

4. Edit Placemark : melakukan perubahan pada data placemark. 5. Search Placemark : melakukan pencarian data placemark

kemudian menampilkannya dalam bentuk peta.

6. Tour Guide : melakukan pencarian rute perjalanan, menampilkan koordinat terbaru dengan GPS, menampilkan data placemark serta memberikan panduan berupa text dan voice.

7. Manual Direction : melakukan pencarian rute dan menampilkan panduan berupa text dan voice.

3.2.2 Diagram Aktivitas

Diagram aktivitas atau Activity diagram menggambarkan aliran fungsionalitas sistem. Activity diagrams menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing aliran berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang sedang berjalan. Aktifitas-aktifitas digambarkan dengan bentuk bujur sangkar bersudut tidak lancip, yang di dalamnya berisi langkah – langkah apa saja yang terjadi dalam aliran kerja. Diagram kelas di mulai dengan keadaan mulai (start state) yang berarti dimulainya aliran kerja. Sebuah keadaan selesai (end state) yang menunjukkan akhir diagram. Untuk titik keputusan atau pilihan digambarkan dengan bentuk bujur sangkar.


(52)

1. Diagram Aktivitas untuk Use Case Create Account

Gambar 3.4. Diagram Aktivitas Create Account.

Diagram aktivitas di atas menjelaskan aliran kerja sistem dalam use case Create account. Diawali dengan pengguna memilih menu create account pada form utama, kemudian pengguna memasukkan data – data yang diperlukan oleh sistem. data disini berupa nama, email, alamat, negara. Setelah proses pengisian selesai terjadi pengecekan oleh sistem, apakah input data dari pengguna sudah terisi, jika data sudah terisi maka dilanjutkan dengan pengecekan email jika belum maka pengguna harus mengisinya. Pada pengecekan email, dilakukan pengecekan email valid atau tidak, jika valid maka data akan disimpan dalam database, jika tidak maka pangguna harus memasukkan email kembali. Setelah data tersimpan dalam database untuk selanjutanya sistem melakukan proses pengiriman data account kepada pengguna melaluai email yang didaftarkan.


(53)

2. Diagram Aktivitas untuk Use Case Edit Account

Gambar 3.5. Diagram Aktivitas Edit Account.

Aliran kerja dari diagram aktivitas edit account adalah pengguna memilih menu edit account dilanjutkan dengan login ke sistem. Jika login tersebut gagal maka terdapat pilihan keluar dari sistem atau mengirimkan account password, jika memilih account password maka user akan menginputkan email dan sistem akan mengirimkan account password tersebut ke email pengguna. Jika login berhasil maka sistem akan menampilkan account dan pengguna dapat


(54)

mengubah data account. Jika selesai diubah data account akan diperbaharui dan ditampilkan kembali data account terbaru oleh sistem.

3. Diagram Aktivitas untuk Use Case New Placemark


(55)

Diagram aktivitas new placemark dimulai dari pengguna memilih menu new placemark pada form utama. kemudian pengguna harus melakukan login, jika login gagal maka pengguna diberikan 2 pilihan selesai atau kirim account password ulang. Jika pengguna memilih kirim ulang account password maka sistem akan mengirim ulang password ke email pengguna. Jika login berhasil pengguna juga diberikan dua pilihan apakah inputan koordinat diinputkan dari pengguna atau dari GPS. Jika dari GPS maka sistem akan mengambil data latitude dan longitude dari GPS. Jika inputan koordinat manual dari pengguna maka pengguna akan memasukkan koordinatnya dan juga data – data placemark. Kemudian data di simpan dan sistem akan menampilkan data dalam bentuk data grid. Jika pengguna menampilkan dalam bentuk peta, maka data placemark diubah ke format XML. Data XML tersebut kemudian dikirim ke server Google Maps. Google Maps akan memproses data tersebut, kemudian mengirimkan kembali data placemark tersebut dalam bentuk data peta. Data peta dari Google Maps diproses kembali oleh sistem kemudian ditampilkan ke pengguna dalam bentuk peta digital.

4. Diagram Aktivitas untuk Use Case Edit Placemark

Aliran diagram aktivitas edit placemark dimulai pengguna memilih menu edit placemark kemudian pengguna harus melakukan login, jika login gagal maka pengguna diberikan 2 pilihan selesai atau kirim account password ulang. Jika pengguna memilih kirim ulang account password maka sistem akan mengirim ulang password ke email pengguna. Jika login berhasil pengguna juga diberikan dua pilihan apakah inputan koordinat diinputkan dari pengguna atau dari GPS. Jika dari GPS maka sistem akan mengambil data latitude dan longitude


(56)

dari GPS sebagai update koordinat. Jika tidak maka pangguna akan memperbaharui data secara manual, kemudian data disimpan oleh sistem. Data placemark yang baru diedit tersebut ditampilkan kembali oleh sistem. Berikut diagram aktivitasnya.


(57)

5. Diagram Aktivitas untuk Use Case Search Placemark


(58)

Diagram aktivitas di atas menjelaskan aliran kerja sistem dalam use case search placemark. Diawali dengan pengguna memilih menu search placemark pada form utama. Dalam form serach placemark pengguna memasukkan nama tempat yang akan dicari. Setelah nama tersebut dimasukkan oleh pengguna sistem akan mencari nama tempat tersebut. Jika dalam database nama tersebut memilki kesamaan kata dengan data placemark yang lain namun berbeda id dan koordinat, maka sistem akan memproses urutan tampilan data sesuai dengan counter placemark. Counter placemark merupakan jumlah dari pengguna yang melihat tempat tersebut. Setelah proses pengurutan maka data ditampilkan dalam bentuk view grid. Pengguna akan memilih placemark yang tampil, setelah pengguna memilih salah satu placemark maka sistem akan menambahkan counter dalam placemark tersebut. Dalam form search placemark terdapat pilihan untuk menampilkan dalam bentuk peta, jika pengguna memilih pilihan tersebut maka data placemark diubah kedalam format XML. Data XML tersebut dikirim ke server Google Maps untuk diproses dalam bentuk data peta digital, selanjutnya data tersebut dikirim kembali oleh server Google Maps kepada sistem kemudian diproses oleh sistem dan ditampilkan dalam bentuk peta digital. Tampilan pada peta disini dalam bentuk icon yang mewakilkan suatu tempat tersebut, misal tempat pariwisata maka icon yang ditampilkan berupa gambar wisaata yang berarti tempat tersebut adalah tempat wisata. Selain tampilan dalam bentuk icon placemark tersebut juga terdapat keterangan dari tempat tersebut untuk menampilkannya tekan pada icon placemarknya.


(59)

6. Diagram Aktivitas untuk Use Case Tour Guide


(60)

Diagram ini menjelaskan tentang aliran kerja dari use case tour guide. Dimulai dari pengguna memilih menu tour guide pada form utama. Form tour guide akan tampil kemudian melakukan pengecekan koneksi GPS, jika tidak terkoneksi maka sistem akan mengkoneksikannya. Jika data GPS terkoneksi maka sistem akan mengambil data dari GPS. data terebut yang diambil hanya data koordinat. Sistem akan menjadikan koordinat tersebut menjadi titik awal perjalanan. Selanjutnya pengguna memasukkan koordinat tujuan. Dalam form tour guide ada tombol untuk menambahkan tujuan, jadi tujuan dari pengguna bisa lebih dari satu. Setelah tujuan dimasukkan maka pengguna dapat menyimpan data perjalanan tersebut, namun untuk penyimanan data pengguna harus melakukan login dahulu. Jika pengguna tidak login sistem tetap dapat digunakan namun sistem tidak menyimpan track dari perjalanan tersebut. Data koordinat titik awal dan tujuan selanjutnya diubah kedalam format XML dan dikirimkan ke server Google Maps. Data koordinat tersebut diproses oleh server Google Maps menjadi sebuah rute dan peta digital. Proses atau cara pengambilan rute dengan mengirimkan data koordinat awal dan koordinat tujuan tersebut dinamakan Google Maps direction. Data rute dan peta dari server Google Maps dikembalikan lagi ke sistem, oleh sistem diubah kembali ke format XML kemudian diproses dan ditampilkan peta digital beserta rute perjalanan. Ketika rute dan peta digital sudah tampil, maka sistem mengambil data koordinat terbaru dari GPS dan menampilkannya beserta rute dan peta digital. Untuk panduan text dan voice akan ditampilkan pada waktu pengguna akan melewati persimpangan jalan. Panduan text dan voice ini berguna sebagai penentu arah dari perjalanan.


(61)

7. Diagram Aktivitas untuk Use Case Manual Direction


(62)

Diagram di atas menjelaskan tentang aliran kerja dari use case manual direction. Aliran kerja dari sistem manual direction hampir sama dengan tour guide, yang membedakan ialah dalam manual direction yang memberikan inputan koordinat awal dari pengguna sedangkan tour guide dari GPS secara otomatis. Pada dasarnya manual direction ini digunakan untuk mengetahui rute perjalanan saja. Untuk panduan voice dan text juga akan ditampilkan beserta tampilan peta digital tidak seperti pada tour guide untuk panduan voice dan taxt ditampilkan pada waktu pengguna akan melewati persimpangan atau perubahan arah perjalanan.

3.2.3 Diagram Sekuensial

Diagram sekuensial atau sequence diagram digunakan untuk menunjukkan aliran fungsionalitas dalam use case. Mendeskripsikan bagaimana obyek-obyek saling berinteraksi satu dengan lainnya sesuai dengan alur waktu. Diagram sekuensial menunjukkan aspek waktunya dan juga dibuat dengan satu skenario saja, dimana satu skenario adalah satu diagram untuk masing-masing use case. Alur waktu digambarkan vertikal dari atas ke bawah. Obyek-obyek digambarkan sebagai segiempat dalam satu baris di bagian atas diagram. Status aktifitas obyek digambarkan dengan garis vertikal di bawah segiempat obyek tersebut, Garis tebal sedang melakukan aktifitas dan garis putus-putus tipis tidak melakukan aktifitas. Interaksi digambarkan dengan garis panah dengan keterangan ditulis di dekat garis tersebut.


(1)

5.5.19 Hasil Uji Kasus No. 19

Dalam uji kasus no 19 sama dengan kasus sebelumnya namun dalam uji coba ini kondisi internet tidak terkoneksi. Dalam kasus ini sistem tidak berhasil dalam pengambilan data perjalanan pada server Google Maps dan menampilkan panduan perjalanan. Karena dalam pengambilan tersebut membutuhkan jaringan internet. Dalam kasus ini sistem aplikasi akan menampilkan pesan “Internet not connected” sebagai informasi bahwa internet dalam keadaan putus atau ada gangguan sehingga sistem aplikasi tidak bisa terkoneksi dengan server Google Maps.

5.5.20 Hasil Uji Kasus No. 20

Pada uji kasus no 20 untuk tujuan sama dengan kasus no 18 dan 19, namun dalam uji kasus ini kondisi GPS tidak terhubung dan internet terhubung. Dalam kasus ini sistem berhasil dalam mengambil data perjalanan dari server Google Maps dan menampilkan panduan perjalanan. Namun untuk kasus ini hanya bisa dalam menu manual direction, tidak bisa pada menu tour guide dikarenakan pada menu tour guide membutuhkan GPS sebagai alat untuk mengetahui kondisi pengguna setiap saat berada.

5.5.21 Hasil Uji Kasus No. 21

Pada uji kasus no 21 untuk pengujian dan tujuan sama dengan kasus no 18,19 dan 20, namun dalam uji kasus ini kondisi GPS pada waktu perjalanan tidak terhubung atau tidak fix dan kondisi internet terhubung. Dalam kasus ini sistem aplikasi berhasil dalam menampilkan panduan suara dan teks, namun ketika GPS tidak terhubung atau kondisinya dalam keadaan tidak fix maka dalam menampilkan panduan suara saat perjalanan menjadi tidak akurat atau tidak sesuai


(2)

dengan perjalanan di lapangan. Untuk panduan teks dapat ditampikan oleh sistem aplikasi karena panduan teks tidak dipengaruhi oleh status GPS, panduan teks ini hanya dipengaruhi oleh koneksi internet.

5.6 Evaluasi Hasil Uji Kasus

Dari hasil uji kasus yang didapatkan pada uji kasus sebelumnya, maka dapat dibuatkan rangkuman keberhasilan uji kasus sistem aplikasi ini dalam sebuah tabel sebagai berikut.

Tabel 5.7. Tabel Keberhasilan Uji Kasus No

Uji Berhasil Keterangan

1 Ya Pengambilan placemark dalam kondisi GPS fix dan internet terhubung

2 Tidak Dalam pengambilan placemark GPS tidak terhubung 3 Ya Kondisi GPS tidak fix, letak placemark tidak akurat 4 Tidak Dalam pengambilan placemark koneksi internet tidak

terhubung

5 Ya Koordinat placemark yang dimasukkan cukup tepat 6 Ya Koordinat placemark yang dimasukkan kurang tepat 7 Tidak Dalam pengambilan internet tidak terhubung

8 Ya Koordinat placemark yang dimasukkan kurang tepat 9 Ya Koordinat placemark yang dimasukkan tepat

10 Ya Koordinat placemark yang dimasukkan lebih tepat 11 Ya Berhasil memilih rute perjalanan terpendek

12 Ya Berhasil memilih waktu tempuh tercepat dalam rute perjalanan

13 Ya Berhasil memilih rute dengan waktu tempuh terpendek dengan melewati jalan tol

14 Ya Track yang didapatkan tepat

15 Tidak Dalam uji coba GPS tidak terhubung

16 Ya Track ada yang menyimpang dikarenakan ada gangguan dalam pengiriman data GPS

17 Tidak Dalam uji coba koneksi internet tidak terhubung 18 Ya Panduan dapat ditampilkan dengan baik

19 Tidak Dalam uji coba koneksi internet tidak terhubung

20 Ya Jika untuk pencarian rute saja (menu manual direction) 21 Ya Dalam perjalanan dalam menampilkan panduan tidak tepat


(3)

Dari tabel di atas dan uji coba yang telah dilakukan ada beberapa parameter yang menentukan keberhasilan sistem aplikasi. Berikut parameter yang menentukan keberhasilan sistem aplikasi.

Tabel 5.8. Parameter Uji

Nomor Parameter Nilai parameter

1 Koneksi GPS Terhubung, tidak terhubung 2 Kondisi penerimaan GPS Fix, tidak fix

3 Koneksi internet Terhubung, tidak terhubung

4 Kondisi koneksi internet Kuat, lemah

Parameter-parameter di atas merupakan parameter yang mempengaruhi atau menentukan keberhasilan sistem aplikasi dalam melakukan input data placemark, penentuan rute perjalanan, dan juga dalam menampilkan panduan perjalanan berupa suara dan teks. Karena sistem yang dibuat sangat tergantung pada internet dan GPS, maka 2 parameter tersebut harus terhubung dengan aplikasi.


(4)

BAB VI

PENUTUP

Pada bagian ini dibuat kesimpulan dari hasil pengerjaan Tugas Akhir. Dalam bab ini juga diberikan saran yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan lebih lanjut.

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pengerjaan Tugas Akhir ini, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut :

1. Aplikasi dapat mengambil data dari GPS receiver.

2. Dengan menggunakan teknik split dan substring, sistem aplikasi dapat memisahkan atau memecahkan data NMEA dari GPS receiver menjadi data persegmen atau subsegmen.

3. Penyesuaian data koordinat latitude dan longitude dari GPS receiver dengan data format koordinat dari server Google Maps.

4. Informasi data tempat – tempat public disimpan dalam sebuah server hosting, sehingga semua pengguna dapat saling share.

5. Presisi koordinat GPS receiver dalam sebuah peta ditentukan oleh kondisi penerimaan data dari satelit ke GPS receiver.

6. Dalam pemilihan rute perjalanan aplikasi merekomendasikan rute perjalanan dengan waktu tempuh yang tercepat, bukan jarak yang terpendek.

7. Aplikasi memberikan panduan berupa suara dan teks dalam memandu perjalanan dari titik awal sampai ke tujuan.


(5)

8. Dari hasil pengujian terdapat track atau koordinat yang menyimpang dari koordinat sebenarnya dikarenakan terhalang oleh gedung tinggi dan juga dinding kaca, sehingga penerimaan data tidak sempurna.

9. Memberikan informasi prediksi cuaca dalam wilayah Indonesia untuk membantu dalam perjalanan, prediksi cuaca tersebut diperoleh dari BMKG Indonesia. 10. Representasi data spasial dalam peta Google Maps, digunakan dalam setiap data

placemark, rute perjalanan, track, dan cuaca.

6.2 Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut terhadap perangkat lunak, ada beberapa saran yang dapat dijadikan acuan yaitu :

1. Memberikan beberapa rekomendasi rute perjalanan, karena dalam sistem aplikasi ini hanya satu rute perjalanan yang direkomendasikan.

2. Dalam pemilihan rute perjalanan belum terdapat parameter kepadatan jalan raya dalam waktu-waktu tertentu.

3. Dalam membacakan panduan rute perjalanan berupa suara masih menggunakan logat bahasa Inggris, belum terdapat logat untuk bahasa Indonesia.

4. Dalam aplikasi belum terdapat sistem untuk memantau dan memberikan pesan ketika pengguna tidak mengikuti jalur yang direkomendasikan.

5. Dalam sistem ini dapat ditambahkan SMS gateway untuk pemantauan kendaraan dengan mentransmisikan data koordinat melalui SMS.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG) (2009). From

http://belajarmapserver.blogspot.com/2009/05/1-konsep-sistem-informasi-geografis-gis.html, 9 Maret 2010.

Charter, Denny (2010) GIS. From

http://dennycharter.wordpress.com/category/gis/, 12 Maret 2010. dennycharter

Zuhdi, Mohd (2008) Sistem Koordinat Geografik. From

http://www.angelfire.com/mo/zuhdi/Kuliah2.pdf , 15 maret 2010.

Haso (2008) Navigasi. From

http://www.arismaduta.org/index.php?view=article&catid=51%3Anaviga si&id=89%3Anavigasi&format=pdf&option=com_content&Itemid=77, 10 April 2010.

Sunyoto, Andi (2005) Global Positioning System (GPS) Overview. From

http://p3m.amikom.ac.id/p3m/dasi/sept05/ - STMIK AMIKOM Yogyakarta Makalah ANDI _global positioning_.pdf, 20 Maret 2010.

Sodiq, Amri (2009), Tutorial Dasar Pemrograman Google Maps API. From www.amrishodiq.blogspot.com, 3 Mei 2010.