1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu kegiatan usaha, sumber daya manusia merupakan investasi yang memegang peranan penting bagi perusahaan. Tanpa adanya
sumber daya manusia, faktor produksi lain tidak dapat dijalankan dengan maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan,
karena dengan gaji yang diperoleh seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Gaji dan upah merupakan tambahan kemampuan ekonomis bagi pegawai, oleh karena itu atas gaji dan upah yang diterima dikenakan pajak
penghasilan yang pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang Perpajakan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak. Pajak penghasilan
dikenakan kepada Wajib Pajak sebanding dengan kemampuannya untuk membayar. Kata “sebanding” dalam perpajakan diwujudkan dengan tarif
yang menggunakan persentase tertentu. Wajib Pajak yang berpenghasilan besar akan membayar pajak lebih besar sebaliknya Wajib Pajak yang
berpenghasilan kecil akan membayar pajak lebih kecil. Pajak penghasilan atas gaji, upah, honorarium, tunjangan, pensiun,
dan imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dipungut melalui sistem pemotongan with holding system pada saat penghasilan tersebut
2 dibayarkan. Sistem pemungutan ini memberikan wewenang kepada pihak
ketiga yang ditunjuk untuk memotong atau memungut pajak penghasilan dari penerima penghasilan. Direktorat Jenderal Pajak memberikan
kepercayaan kepada pihak pemberi kerja untuk melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 PPh Pasal 21 sehubungan dengan imbalan
atas pekerjaan atau jasa atau kegiatan lain yang diterima Wajib Pajak. Penghitungan yang dilakukan oleh pihak ketiga sering terjadi
kesalahan dalam menghitung, salah dalam menentukan tarif, dan salah tulis. Kesalahan yang dilakukan oleh pemberi kerja akan merugikan
berbagai pihak, terutama bagi Wajib Pajak dan negara. Melihat permasalahan yang dapat mengakibatkan kerugian tersebut, maka
penentuan besarnya pajak penghasilan terutang orang pribadi perlu ditinjau kembali agar sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
yang berlaku dan tidak mengakibatkan kerugian baik dari pihak Wajib Pajak maupun negara.
B. Rumusan Masalah