Antosianin Ekstraksi TINJAUAN PUSTAKA

7 Ordo : Zingiberales Famili : Cannaceae Genus : Canna Spesies : Canna indica L. Nama Lokal : Bunga Kana Hasil identifikasi tumbuhan bunga kana dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 47.

2.1.2 Sifat dan khasiat Bunga kana biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan

bahan obat tradisional . Rimpang rasanya manis dan berkhasiat penyejuk, pereda demam antipiretik, peluruh kencing diuretik, penenang tranquilizer, dan menurunkan tekanan darah hipotensif, disentri kronis, wasir hemoroid, keputihan lekore, dan radang hati akut disertai kuning. Bunganya berkhasiat hemostatis, darah haid yang banyak metrorrhagia, dan batuk darah. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpang segar atau kering dan bunga keringnya Dalimartha, 2003.

2.2. Antosianin

Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini merupakan penyebab hampir semua warna merah jambu, merah marak, merah, ungu, dan biru dalam daun bunga, daun, dan buah pada tumbuhan tinggi. Universitas Sumatera Utara 8 Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin Harborne, 1987. Antosianidin adalah aglikon antosianin yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang paling umum sampai saat ini ialah sianidin yang berwarna merah lembayung. Warna jingga disebabkan oleh pelargonidin yang gugus hidroksilnya kurang satu dibandingkan sianidin. Warna lembayung dan biru umumnya disebabkan oleh delfinidin yang gugus hidroksilnya lebih satu dibandingkan sianidin Harborne, 1987. Antosianin terdapat dalam semua tumbuhan tingkat tinggi, banyak ditemukan dalam bunga dan buah, tetapi ada juga yang ditemukan dalam daun, batang, dan akar. Bagi tumbuhan, antosianin memiliki banyak fungsi yang berbeda, misalnya sebagai antioksidan dan pelindung untuk melawan sinar UV. Antosianin telah digunakan untuk mewarnai sejak zaman dahulu. Warna antosianin bergantung pada struktur dan keasaman. Sebagian besar antosianin berwarna merah pada kondisi asam dan berubah menjadi biru dan ungu pada kondisi basa. Selain itu, warna antosianin juga terpengaruh oleh suhu, oksigen dan sinar UV Anonim, 2011. O OH Gambar 1. Struktur Antosianin Universitas Sumatera Utara 9

2.3 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang terkandung dalam simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat Ditjen POM, 1979. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran dimana pelarut polar akan melarutkan solute yang polar dan pelarut nonpolar akan melarutkan solute yang non polar atau disebut dengan “like dissolve like”. Ada beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu: maserasi, perkolasi, refluks, sokletasi, digesti, infundasi, dan dekoktasi Ditjen POM, 1979. Menurut Ditjen POM 1979, beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai penelitian antara lain, yaitu: 1. Cara Dingin a. Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan dan pendiaman pada temperatur ruangan. Sedangkan remaserasi adalah pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat pertama dan seterusnya. b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan, Universitas Sumatera Utara 10 serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan kedalam bejana perkolator, tetapi dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari sekurang-kurangnya 3 jam. Bila serbuk simplisia tersebut langsung dialiri dengan cairan penyari, maka cairan penyari tidak dapat menembus ke seluruh sel dengan sempurna. 2. Cara Panas a. Refluks Refluks adalah ekstraksi menggunakan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. b. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi berkelanjutan dan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. c. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C. d. Infundasi Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit. Universitas Sumatera Utara 11 e. Dekoktasi Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 30 menit. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Ditjen POM, 1995.

2.4 Kosmetik