Komponen Utama dalam Sediaan Pewarna Pipi

17 mengaplikasikannya memerlukan bantuan kuas. Poleskan kuas pada bola-bola warna itu, lalu poleskan pada pipi. Jenis pewarna pipi ini dapat digunakan untuk semua jenis kulit.

2.6 Komponen Utama dalam Sediaan Pewarna Pipi

a. Talkum Talkum merupakan bahan dasar dari sediaan pewarna pipi yang bersifat mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah. Untuk pewarna pipi talkum harus putih, halus, dan tidak berbau. Tentu saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah yang paling dibutuhkan. Untuk partikel dari talkum adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling tidak 98 harus dapat melewati ayakan mesh 200 tidak lebih besar dari 74 mikro talkum termikronisasi sekarang sudah tersedia dimana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaaan dari talkum termikronisasi tergantung dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan. b. Kaolin Kaolin merupakan bahan dasar dari golongan silikat. Kaolin memiliki kemampuan menutupi dan adhesi yang baik, dalam jumlah maksimal 25 kaolin dapat mengurangi sifat kilat talkum. Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama Al 2 O 3 .2SiO 2 .2H 2 O dan dapat disebut kaolin: nacrite, dickite, dan kaolinite. Universitas Sumatera Utara 18 Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada pewarna pipi umumnya tidak melebihi 25. c. Zink oksida Zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kulit kering. Kadang-kadang digunakan pada tingkat cukup rendah dalam pewarna pipi karena memiliki kekuatan yang cukup baik. Zink oksida memiliki kecenderungan untuk mengepalkan partikel, oleh karena itu harus diayak sebelum pencampuran dengan bahan lain dalam formulasi. d. Pengikat Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam pewarna pipi ada 5 tipe dasar pengikat, yaitu Balsam, 1972: 1. Pengikat kering Pengikat kering seperti logam stearat zink atau magnesium stearat. Penggunaan dari pengikat kering dibutuhkan untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat. 2. Pengikat minyak Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan lanolin, dapat sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat. 3. Pengikat larut air Universitas Sumatera Utara 19 Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah larutan gom seperti, tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik seperti PVP polyvinylpyrolidone metil selulosa, karboksil metil selulosa juga telah digunakan dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam medium gom dan berguna dalam semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri. 4. Pengikat tidak larut air Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam pewarna pipi. Minyak mineral, lemak ester dari segala tipe dan turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur dengan jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan pewarna pipi yang halus dan kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk menyeragamkan distribusi kelembaban pewarna pipi. 5. Pengikat emulsi Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air dalam pewarna pipi, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang digunakan dengan luas. Seperti emulsi yang mempunyai distribusi keseragaman yang baik pada fase minyak maupun fase air, yang mana penting dalam kepuasan pengempaan serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan kehilangan kelembaban secepat pengikat tidak larut air. e. Pengawet Universitas Sumatera Utara 20 Tujuan penggunaan pengawet adalah untuk menjaga kontaminasi produk selama pembuatan dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat mengkontaminasi produk setiap kali penggunaannya, baik dari tangannya atau dari alat yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas dari mikroorganisme.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian meliputi penyiapan sampel, pembuatan ekstrak bunga kana merah, pembuatan sediaan dalam berbagai konsentrasi, pemeriksaan mutu fisik sediaan, uji iritasi, uji poles, uji kesukaan hedonic test, dan uji Angka Lempeng Total ALT terhadap sediaan terhadap variasi sediaan yang dibuat. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat Alat-alat yang digunakan antara lain: alat-alat gelas laboratorium, cawan penguap, freeze dryer, kaca objek, kertas saring, lumpang dan alu porselen, neraca analitis, oven, rotary evaporator, penangas air, batang pengaduk, alumunium foil, pipet tetes, kertas perkamen, gunting, tissue, ayakan mesh 60, 100 spatula, sudip, cawan petri, alat pencetak, alat uji kekerasan Copley, dan wadah pewarna pipi.

3.1.2 Bahan

Universitas Sumatera Utara