BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Informasi adalah salah satu hal yang paling penting saat ini.Tanpa adanya informasi kita tidak tahu perkembangan saat ini, seperti teknologi, politik,
ekonomi, olahraga, otomotif, dan fashion. Perkembangan yang sangat pesat menuntut penyebaran informasi harus cepat dan tepat. Bentuk informasi ada
bermacam-macam, seperti media cetak, media online, ataupun sekedar dari mulut ke mulut. PT. Sinar Nusra Press Utama bergerak dalam bidang media cetak,
perusahaan ini sudah menerbitkan media cetak sejak tahun 1966 yang sekarang bernama Harian Umum NusaBali. Perkembangan perusahaan ini tidak lepas dari
perkembangan teknologi dan kualitas sumber daya manusianya. Dunia jurnalistik saat ini membutuhkan kerja sama tim dan membutuhkan fleksibilitas, perusahaan
membutuhkan karyawan yang memiliki perilaku organizational citizenship behavior, seperti membantu individu lain dalam tim, mengajukan diri untuk
melakukan pekerjaan ekstra, menghindari konflik dengan rekan kerja, mentaati peraturan, serta mentoleransi terjadinya kerugian dan gangguan terkait pekerjaan
Robbins dan Judge, 2008:40. Sumber daya manusia yang berkualitas semakin dibutuhkan di berbagai
konteks pada era globalisasi ini, termasuk pula pada konteks jurnalistik. Namun, pada kenyataannya tingkat kepuasan kerja dan OCB kurang optimal. Masalah
kepuasan kerja yang dihadapi di PT. Sinar Nusra Press Utama adalah tentang pekerjaan yang dibebankan, kesempatan promosi dan gaji yang diterima,
sedangkan masalah yang terkait tentang OCB di perusahaan yakni perilaku berinisiatif dan kurang adanya diskusi antar rekan kerja. Hal ini dapat dilihat dari
wawancara tidak terstruktur yang dilakukan pada 25 karyawan dengan hasil tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan PT. Sinar Nusra Press Utama
No Pertanyaan
Jawaban
STS TS
CS S
ST 1
Saya menyenangi pekerjaan saya
10 15
2
Saya mendapatkan kesempatan untuk
pengembangan karir
12 10
3 3
Gaji yang
saya terima sudah layak
13 8
4
Total
35 33
7 Sumber: PT. Sinar Nusra Press Utama, 2015
Tabel 1.2 Tingkat
OCB Karyawan PT. Sinar Nusra Press Utama
No Pertanyaan
Jawaban STS
TS CS
S ST
1 Saya
bersedia membantu
meringankan perkerjaan rekan kerja
tanpa mengharapkan
imbalan 16
6 3
2 Saya bersedia saling bertukar
pikiran dalam menyelesaikan tugas
7 14
4 Total
23 20
7
Sumber: PT. Sinar Nusra Press Utama, 2015 Tabel 1.1 menunjukkan sebagian besar karyawan yang di wawancara
merasa tidak puas atas pekerjaannya, ini dilihat dari banyaknya frekuensi menjawab tidak setuju pada pertanyaan yang diberikan. Hal ini berarti tingkat
kepuasan kerja karyawan di PT. Sinar Nusra Press Utama cukup rendah. Tabel 1.2 menunjukkan tingkat OCB karyawan yang rendah dilihat dari frekuensi jawaban
yang diberikan oleh karyawan. . Miao 2011 berpendapat dalam penelitiannya OCB dianggap sarana yang
dipakai oleh seorang karyawan untuk memberikan kontribusinya kembali kepada organisasi, jika seorang karyawan puas dengan pekerjaannya karyawan tersebut
lebih cenderung membantu karyawan yang lain dengan melakukan OCB sebaliknya, jika karyawan tersebut akan jarang melakukan OCB jika kepuasan
kerja mereka rendah. Yuniar, dkk. 2011 mengatakan OCB merupakan bentuk perilaku pilihan dan inisiatif individual yang jika tidak ditampilkan pun tidak
diberikan hukuman, dalam dunia kerja yang dinamis seperti saat ini dimana tugas- tugas semakin banyak, organisasi membutuhkan perilaku OCB yang baik seperti
mengeluarkan pendapat yang konstruktif tentang tempat kerja mereka, membantu yang lain dalam timnya, menghindari konflik yang tidak perlu, dan dengan lapang
dada memahami gangguan kerja yang terkadang terjadi. Ahmed et al. 2012 berpendapat organizational citizenship behavior OCB dianggap sebagai salah
satu konsep manajemen yang muncul dan sedang ditekankan untuk efektivitas organisasi.
OCB dipengaruhi oleh kepuasan kerja.Maxwell 2007: 446 berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah perasaan karyawan pada saat prestasi dan
pekerjaannya berhasil, hal ini umumnya dianggap secara langsung terkait dengan produktivitas serta kesejahteraan pribadi. Lu et al. 2013 dalam penelitiannya
mengatakan bahwa OCB dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh kepuasan
kerja, semakin besar tingkat kepuasan kerja yang diperoleh karyawan maka semakin besar pula tingkat OCB karyawan di perusahaan tersebut.Najafi et al.
2011 mengemukakan bahwa jika seseorang puas terhadap pekerjaannya maka dia akan lebih sering melakukan tindakan OCB. Menurut Rini, dkk. 2013
menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB, kepuasan kerja akan berpengaruh terhadap kesukarelaan seseorang untuk
mengerjakan pekerjaan.Menurut Robbins dan Judge 2008:113, kepuasan kerja merupakan faktor penentu utama dari perilaku OCB, karyawan yang puas
cenderung berbicara secara positif tentang organisasi, membantu individu lain dan melewati harapan normal dalam pekerjaan mereka. Rahmi 2014 dalam
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB, semakin tinggi kepuasan kerja seseorang maka semakin
tinggi pula tingkat OCBnya. OCB juga dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional. Bass dalam
Northouse 2013: 179 menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional memotivasi pengikut untuk melakukan lebih dari yang diharapkan, dengan
meningkatkan tingkat pemahaman pengikut akan kegunaan dan nilai dari tujuan yang rinci dan ideal, membuat pengikut mengalahkan kepentingan diri sendiri
demi tim atau organisasi, dan menggerakkan pengikut untuk memenuhi kebutuhan tingkatan yang lebih tinggi. Saeed dan Ahmad 2012 menyatakan bahwa
pemimpin disarankan untuk mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional untuk mempengaruhi bawahannya sehingga mereka dapat terlibat dalam perilaku
peran ekstra seperti organizational citizenship behavior OCB yang bermanfaat
bagi pertumbuhan organisasi, sehingga dapat dilihat dan diamati bahwa antara kepemimpinan transformasional dan berbagai dimensi dari OCB berhubungan
positif. Oguz 2010 berpendapat bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap OCB. Maharani et al. 2013
juga mengemukakan dalam hasil penelitiannya bahwa kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif yang tidak langsung terhadap tingkat
OCB di suatu perusahaan. Menurut Lin et al. 2011 dalam penelitiannya mengatakan bahwa manajer
yang sudah menerapkan kepemimpinan transformasional maka tingkat OCB karyawan di perusahaan tersebut akan meningkat yang otomatis akan
meningkatkan kualitas performa perusahaan. Haynes 2007: 479 mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional menginspirasi kesuksesan organisasi
dengancara mempengaruhi sikap karyawan tentang bagaimana seharusnya nilai organisasi yang baik itu seperti kepercayaan, keadilan, dan kehandalan, serta
kepemimpinan transformasional yang mirip dengan kepemimpinan karismatik atau inspirasional, menciptakan pekerja rasa kepemilikan organisasi, mendorong
cara-cara baru memecahkan masalah, dan mempromosikan pembelajaran seumur hidup bagi semua anggota organisasi. Yukl 2010 berpendapat dengan
kepemimpinan transformasional, para pengikut merasakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan penghormatan terhadap pemimpin, dan mereka
termotivasi untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan dari mereka.
Kepemimpinan transformasional mempengaruhi kepuasan kerja. Wahab et al. 2014 mengemukakan bahwa seseorang yang sudah mengaplikasikan
kepemimpinan transformasional maka tingkat kepuasan kerja karyawannya juga meningkat. Omar dan Hussin 2013 dalam penelitiannya mengatakan
kepemimpinan transformasional dapat memimpin, merubah dan memotivasi karyawannya agar karyawan tersebut mendapatkan kepuasan kerja yang tinggi.Al-
Swidi et al. 2012 menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional telah terbukti memiliki efek signifikan pada kepuasan kerja karyawan melalui
peningkatan persepsi pemberdayaan karyawan.Yang dan Islam 2012 melakukan penelitian untuk menunjukkan pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap
kepuasan kerja dengan menggunakan perspektif bisnis dari balanced scorecard, dan menunjukkan hasil yang signifikan. Ardana, dkk 2009: 34 menyatakan
bahwa teori dua faktor Herzberg di pengaruhi oleh faktor higiene atau ekstrinsik yang terdiri dari gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, kualitas superivisi,
kualitas hubungan antar pribadi dengan atasan dan faktor motivator atau instrinsik yang terdiri dari prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, kemajuan, serta
pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Uraian yang telah dijelaskan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dan organization citizenship behavior.Berdasarkan hal tersebut maka, penelitian ini ingin
mengetahui bagamaimana pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dan OCB pada PT. Sinar Nusra Press Utama.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian