Kerangka Pikiran TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Kerangka Pikiran

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan rasio keuangan rasio keuangan Likuiditas CR, QR, Efisiensi AT, Profitabilitas ROA, ROI, NPM, GPM, dan Financial Lavarage DR dalam memprediksi probabilitas munculnya kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang go public. Sebelum menentukan kerangka pikiran, berikut adalah penjelasan tentang hubungan antara masing-masing rasio terhadap financial distress.

2.3.1. Hubungan antara Rasio Likuiditas terhadap Financial Distress

Rasio likuiditas termasuk kelompok rasio yang menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Rasio ini terdiri dari: a. Current Ratio CR Variabel ini mempunyai hubungan negatif terhadap kemungkinan suatu perusahaan mengalami financial distress. Berarti semakin besar current ratio, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Saputri, 2009 b. Quick Ratio QR Variabel ini mempunyai hubungan negatif terhadap kemungkinan suatu perusahaan akan mengalami financial distress. Berarti semakin tinggi quick ratio, maka semakin kecil kemungkinan suatu perusahaan akan mengalami kondisi financial distress. Ermawan, 2008

2.3.2. Hubungan antara Rasio Efisiensi terhadap Financial Distress

Rasio ini mengukur sampai seberapa besar efektivitas dan efisiensi asset perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya untuk menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran. Rasio ini terdiri dari: Asset Turnover AT Variabel ini mengukur kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan asset berputar dalam suatu periode tertentu untuk menghasilkan revenue. Semakin tinggi asset turnover, maka semakin kecil suatu perusahaan mengalami financial distress. Almilia dan Kristijadi, 2003

2.3.3. Hubungan antara Rasio Profitabilitas terhadap Financial Distress

Rasio profitabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini terdiri dari: a. Return on Assets ROA Variabel ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan pada tingkat asset tertentu. Semakin tinggi return on assets, maka semakin efisien manajemen asetnya. Atau dengan kata lain, semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Almilia dan Kristijadi, 2003 b. Return on Investment ROI Variabel ini mengukur kemampuan tingkat pengembalian total yang dihasilkan dari semua sumber pendanaan yang ditanamkan investor pada suatu perusahaan. Semakin tinggi return on investment, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Almilia dan Kristijadi, 2003 c. Net Profit Margin NPM Variabel ini berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan di masa datang. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi profit margin suatu perusahaan, maka peluang perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan yang profitable lebih besar. Berarti semakin besar variabel ini, maka semakin kecil perusahaan mengalami financial distress. Ermawan, 2008 d. Gross Profit Margin GPM Variabel ini mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual. Semakin rendah rasio ini menandakan bahwa perusahaan rawan terhadap perubahan harga yang berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh. Atau dengan kata lain, semakin besar gross proit margin, maka semakin kecil perusahaan mengalami financial distress. Ermawan, 2008

2.3.4. Hubungan antara Rasio Financial Lavarage terhadap Financial

Distress Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang atau dengan kata lain financial lavarage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio ini terdiri dari: Debt Ratio DR Variabel ini mengukur perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Variabel ini mempunyai hubungan positif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress. Semakin besar debt ratio, maka semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Almilia dan Kristijadi, 2003 Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu di atas, maka gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pikiran Analisis Regresi Logistik 2.4. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: H : Rasio keuangan Likuiditas CR, QR, Efisiensi AT, Profitabilitas ROA, ROI, NPM, GPM, dan Financial Lavarage DR tidak dapat Perusahaan Manufaktur yang Go Public Kondisi Financial Distress Laba bersih negatif dan tidak melakukan pembayaran dividen selama 2 tahun Kondisi Non-Financial Distress Laba bersih positif dan melakukan pembayaran dividen selama 2 tahun Laporan Keuangan Rasio Efisiensi 1. AT Rasio Likuiditas 1. CR 2. QR Rasio Profitabilitas 1. ROA 2. ROI 3. NPM 4. GPM Rasio Financial Lavarage 1. DR Tingkat Signifikan Model Kondisi Financial Distress digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang go public. H 1 : Rasio keuangan Likuiditas CR, QR, Efisiensi AT, Profitabilitas ROA, ROI, NPM, GPM, dan Financial Lavarage DR dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang go public.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi:

3.1.1. Variabel Dependen Y

Variabel dependen Y adalah variabel yang tidak dapat berdiri sendiri dan nilainya tergantung pada hasil pengamatan. Variabel dependen Y dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yang sesuai dengan kondisi perusahaan, yaitu: a. Perusahaan yang mengalami financial distress Y=1, apabila: 1 Beberapa tahun mengalami laba bersih net income negatif. 2 Selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden. b. Perusahaan yang non financial distress Y=0, apabila: 1 Beberapa tahun mengalami laba bersih net income positif. 2 Selama lebih dari satu tahun melakukan pembayaran deviden. Almilia dan Kristijadi 2003 Satuan data yang digunakan adalah Rupiah.

3.1.2. Variabel Independen X

Variabel independen X yang dipakai dalam penelitian ini adalah: a. Rasio Likuiditas.