Pengaruh insider ownership Terhadap Nilai Perusahaan

bawah nilai buku saham tersebut Fakhruddin Hadianto, 2001. Price to book value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Dengan demikian, price to book value rasio sangat berguna untuk menentukan saham-saham apa saja yang mengalami overvalued, undervalued, atau wajar Pandowo, 2002. Keberadaan price to book value sangat penting bagi investor untuk menentukan strategi investasi. Hasil penelitian Yulianto 1998 yang dikutip oleh Pandowo 2002 menyimpulkan bahwa price to book value dapat digunakan untuk menentukan strategi investasi yang dilakukan investor di pasar modal. Berdasarkan nilai PBV, investor dapat memprediksi saham-saham yang mengalami undervalued dan overvalued, sehingga dapat menentukan strategi investasi yang sesuai dengan harapan investor untuk memperoleh dividen dan capital gain yang tinggi.

2.3. Pengaruh insider ownership Terhadap Nilai Perusahaan

Menurut Bathala et al 1994 dalam agency model yang dikemukakan oleh Jensen meckling, perusahaan merupakan subyek terhadap meningkatnya konflik, karena adanya penyebaran keputusan dan resiko. Dalam konteks ini para manajer cenderung untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi perilaku oportunistik yang lain. Mereka menerima manfaat penuh tapi tidak menanggung resiko ataupun biaya yang oleh Jensen dan Meckling disebut gency cost of equity. Di sisi lain para manajer juga mempunyai kecenderungan untuk menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimalisasi nilai perusahaan, melainkan untuk kepentingan oportunistik. Ini jelas akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menimbulkan resiko kebangkurutan. Untuk menekan hal ini Jensen dan Meckling 1976 menyarakan untuk lebih meningkatkan kepemilikan insider dalam perusahaan. Dengan demikian menanggung resiko sebagai konsekuensi apabila mereka melakukan kesalahan dalam keputusan. Kepemilikan saham oleh manajer insider akan membuat mereka semakin hati – hati dalam menentukan hutang. Dapat disimpulkan bahwa, adanya pemisahan kepemilikan perusahaan akan menjadi factor pemicu masalah keagenan. Oleh karena itu dengan adanya kepemilikan manajerial maka kinerja manajer akan semakin meningkat karena mereka juga memiliki perusahaan, kinerja yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan.

2.3.1. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan

Jensen 1986 menyatakan bahwa dengan adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham Masulis, 1998. Namun demikian peningkatan hutang juga akan menimbulkan peningkatan risiko kebangkrutan bila tidak diimbangi dengan penggunaan hutang yang hati-hati Taswan, 2003. Dari pendapat para pakar diatas maka bias dikatakan bahwa kebijakan hutang bias digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan, maka kebijakan hutang mempunyai hubungan yang positif dengan nilai perusahaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2. Pengaruh Firm size Terhadap Nilai Perusahaan

Semakin besar perusahaan maka semakin banyak dana yang digunakan untuk menjalankan operasi perusahaan. Salah satunya adalah hutang. Bringham dan Gapenski 1999 dalam Soliha dan Taswan 2002 menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan dana dari sumber eksternal yang besar, peningkatan hutang bias meningkatkan nilai perusahaan. Size yang besar dan tumbuh bisa merefleksikan tingkat profit dimasa yang akan datang. Besar kecilnya suatu perusahaan akan sangat berpengaruh pada pendanaannya. Banyak perusahaan besar akan memperoleh dana dengan menerbitkan obligasi, yang merupakan surat utang jangka panjang yang dibeli oleh investor. Beberapa perusahaan besar akan memilih untuk menerbitkan obligasi dibandingkan memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan karena tingkat suku bunganya lebih rendah. Perusahaan kecil yang tidak terkenal tidak akan dapat menerbitkan obligasi. Bahkan jika mereka dapat menerbitkan obligasi mereka sendiri, penerbitan obligasi biasanya akan memerlukan banyak dana yang tidak mampu dikeluarkan oleh sebuah perusahaan kecil Jeff Madura, 2001 : 227. Ukuran perusahaan menunjukan aktivitas perusahaan yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan menunjukan tingkat pertumbuhan yang mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan ikut meningkat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.3. Teori yang melandasi kebijakan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan

 Adanya Balancing Theory yang mengungkapkan bahwa akan terjadi struktur modal yang optimal bila ada keseimbangan antara manfaat dan biaya.  Pecking Order Theory yang mendasarkan pada Asymmetric Information yang menggambarkan sebuah hierarki dalam pencarian dana perusahaan dimana perusahaan lebih memilih menggunakan internal equity untuk membayar deviden dan mengimplementasikannya sebagai peluang pertumbuhan. Apabila perusahaan membutuhkan dana eksternal, maka akan lebih memilih hutang sebelum external equity Donaldson, 1961; Myers, 1984. Sesuai dengan teori pecking order, maka investasi akan dibiayai dengan dana internal terlebih dahulu. Kemudian baru diikuti dengan penerbitan hutang. Setelah hutang tidak mencukupi, maka langkah terakhir dengan penerbitan saham ekuitas baru. Hal tersebut digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dari penjelasan teori-teori yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menciptakan keseimbangan Price Book Value maka perusahaan harus dapat menyeimbangkan antara manfaat dan biaya. Dalam hal ini harus lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan investasi dan penggunaan dana baik berasal dari hutang maupun dari cash flow sehingga tercipta kemakmuran semua pihak baik pemilik saham maupun manajer. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4. Kerangka Konseptual