Uji Normalitas PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, INSIDER OWNERSHIP DAN FIRM SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2006- 2009.

56 sedangkan tahun 2008 DPR tertinggi yaitu sebesar 8.8 Perusahaan Gas Negara,Tbk dan DPR terendah sebesar 0.3 terjadi pada PT.Sumi Indo Kabel,Tbk..Pada tahun 2009 DPR tertinggi yaitu sebesar 9.44 Perusahaan Gas Negara,Tbk dan DPR terendah sebesar 0.46 terjadi pada PT.Alumindo Light Industry,Tbk

4.3. Uji Normalitas

Menurut Gujarati 1995 : 66-67 bahwa dalam regresi OLS Ordinary Least Square asumsi normalitas diberlakukan pada u i residual. Dalam regresi OLS Ordinary Least Square b , b 1 , b 2 , b 3 dan b 4 adalah fungsi linier dari Y dan Y adalah fungsi linier dari u i residual. Distribusi sampling dari regresi OLS Ordinary Least Square tergantung pada distribusi residual u i , apabila residual u i berdistribusi normal dengan sendirinya b , b 1 , b 2 , b 3 dan b 4 juga berdistribusi normal. Berikut ini hasil dari uji normalitas pada residual : Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test INSD TOT AKTIVA DER PBV N 50 50 50 50 Mean .0501 20.3006 .5273 3.0784 Normal Parameters a Std. Deviation .09734 6.02308 .95493 4.32070 Absolute .379 .181 .290 .283 Positive .379 .181 .286 .283 Most Extreme Differences Negative -.304 -.127 -.290 -.260 Kolmogorov-Smirnov Z 2.678 1.282 2.053 2.004 Asymp. Sig. 2-tailed .000 .075 .000 .001 Sumber : data diolah, lampiran 2 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa uji Kolmogorov-Smirnov dengan Lilliefors Significance Correction menunjukkan hasil tidak signifikan, bahwa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 57 tidak semua variable yang diteliti memiliki distribusi yang normal nilai signifikansi lebih dari 0,05. Untuk itu, agar tidak menambah biaya dan waktu, disarankan untuk merubah pengujian normalitas dengan metode lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu: melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data observasi. Transformasi dapat dilakukan ke dalam bentuk Logaritma natural, akar kuadrat, inverse, atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah condong ke kiri, ke kanan, mengumpul di tengah atau menyebar ke samping kanan dan kiri. Firdaus, Muhammad,2004, Berikut Uji Normalitas dengan uji transformasi: Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas dengan Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 49 52 42 52 -5.7492 2.9476 -2.8913 .4404 3.14779 .33223 4.87061 1.09002 .102 .152 .319 .175 .084 .127 .141 .175 -.102 -.152 -.319 -.094 .711 1.095 2.067 1.260 .693 .182 .000 .084 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed TR_X1 TR_X2 TR_X3 TR_Y Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber : data diolah,lampiran 2 Berdasarkan tabel di atas bahwa uji Kolmogorov-Smirnov dengan Lilliefors Significance Correction menunjukkan bahwa semua variable yang diteliti memiliki distribusi yang tidak normal nilai signifikansi 0,05. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 58 Salah satu metode untuk membuat data berdistribusi normal adalah dengan uji outlier. Ghozali, 2006: 33-39. Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p 1. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² chi kuadrat pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Adalah sebagai berikut: Tabel 4.7. Uji Kualitas Data Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation Predicted Value -1.1168 1.7327 0.5451 0.70481 Std. Predicted Value -2.358 1.685 0.000 1.000 Standard Error of Predicted Value 0.180 0.493 0.270 0.070 Adjusted Predicted Value -1.0757 1.6433 0.5442 0.71369 Residual -2.07172 1.74920 0.00000 0.83564 Std. Residual -2.379 2.009 0.000 0.960 Stud. Residual -2.453 2.063 0.001 1.004 Deleted Residual -2.20162 1.86702 0.00098 0.91475 Stud. Deleted Residual -2.657 2.170 0.000 1.034 Mahal. Distance 0.642 11.203 2.923 2.172 Cooks Distance 0.000 0.185 0.023 0.036 Centered Leverage Value 0.017 0.295 0.077 0.057 a. Dependent Variable: TR_Y Sumber : lampiran Berdasarkan tabel di atas bahwa deteksi terhadap outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan  2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai  2 0.001 dengan jumlah variable bebas 3 adalah sebesar 16,266 [diperoleh dari excel dengan rumus [CHINV,0.001:3]= 16,266.. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 11,203 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 59 lebih kecil dari  2 tabel 16,266 tersebut. Dengan demikian tidak terjadi multivariate outliers atau data sudah berdistribusi normal.

4.3.1. Uji Asumsi Klasik

Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien yang terbaik linier dan tidak bias BLUE : Best Linier Unbiassed Estimator . Uji asumsi klasik tersebut meliputi asumsi autokorelasi, multikolinieritas dan heteroskedastisitas.

1. Uji Autokorelasi

Adanya Autokorelasi dalam model regresi artinya adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson. Berikut ini hasil uji Durbin Watson : Tabel 4.8 : Hasil Uji Durbin Watson Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .645a 0.416 0.366 0.87072 1.565 a. Predictors: Constant, TR_X3, TR_X1, TR_X2 b. Dependent Variable: TR_Y Sumber : data diolah, lampiran 3 Nilai DW Durbin Watson yang dihasilkan adalah sebesar 1,565 karena nilai DW Durbin Watson berada du 1,59 ≤ d1,565 ≤ 4 – du 4- 1,59=2,46, maka dapat disimpulkan bahwa antar residual kesalahan pengganggu terdapat korelasi atau model regresi linier berganda yang dihasilkan terjadi autokorelasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60 Salah satu alternatif untuk mengatasi model regresi linear yang terkena gangguan autokorelasi adalah dengan memasukkan lag dari variabel terikat menjadi salah satu variabel bebasnya. Pada tahap interpretasi model, lag variabel tidak usah diinterpretasikan karena hanya merupakan metode untuk menghilangkan gangguan autokorelasi saja. Firdaus,Muhammad, 2004. Adalah sebagai berikut: Tabel 4.9. Uji Autokorelasi Model Summary b .515 a .265 .202 1.03896 1.705 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, TR_X3, TR_X1, TR_X2 a. Dependent Variable: Lag_TR_Y b. Sumber : data diolah, lampiran 3 Gambar 4.1.: Distribusi daerah keputusan Autokorelasi Menolak Ho Daerah keragu- Daerah keragu- Menolak Ho Bukti auto raguan raguan bukti auto Korelasi korelasi Positif negatif Menerima Ho atau Ho kedua-duanya 0 D L D U 2 4-D U 4-D L 4 1,34 1,59 1,705 2,41 2,66 Sumber : Gujarati, 1991 : 218. Nilai DW Durbin Watson yang dihasilkan adalah sebesar 0,989 karena nilai DW Durbin Watson berada du 1,59 ≤ d1,705 ≤ 4 – du 4-1,59=2,41, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 maka dapat disimpulkan bahwa antar residual kesalahan pengganggu tidak terdapat korelasi atau model regresi linier berganda yang dihasilkan tidak terjadi autokorelasi.

2. Uji Multikolinieritas

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Adapun besaran VIF dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 : Nilai VIF Variance inflation Factor Coefficients a .996 1.004 .975 1.026 .974 1.027 TR_X1 TR_X2 TR_X3 Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: TR_Y a. Sumber : data diolah, lampiran 3 Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinieritas, karena besaran VIF yang dihasilkan oleh variabel insider ownership X 1 , firm size X 2 , leverageX 3 lebih kecil dari 10.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 Tabel 4.11 : Hasil Korelasi Rank Spearman Correlations 1.000 .063 -.160 -.016 . .665 .330 .924 49 49 39 39 .063 1.000 -.156 .016 .665 . .324 .921 49 52 42 39 -.160 -.156 1.000 .244 .330 .324 . .134 39 42 42 39 -.016 .016 .244 1.000 .924 .921 .134 . 39 39 39 39 Correlation Coeffici Sig. 2-tailed N Correlation Coeffici Sig. 2-tailed N Correlation Coeffici Sig. 2-tailed N Correlation Coeffici Sig. 2-tailed N TR_X1 TR_X2 TR_X3 Unstandardize Residual Spearmans rh TR_X1 TR_X2 TR_X3 Unstandardiz ed Residual Sumber: data diolah, Lampiran 3 Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi heteroskedastisitas, karena tingkat signifikansi yang dihasilkan oleh variabel insider ownership X 1 , firm size X 2 , rasio hutang X 3 lebih kecil dari 5 sig 5. 4.4. Analisis Model dan Pengujian Hipotesis 4.4.1. Hasil Analisis Regresi Berganda