7 penelitian untuk mengetahui seberapa besar sikap dan gaya hidup terhadap
pengambilan keputusan untuk membeli emas putih dengan demikian penulis
membuat judul TA : “Pengaruh Sikap dan Gaya Hidup Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Emas Putih Di Pusat Kota Surabaya”.
1.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan membeli emas putih di Pusat Kota Surabaya?
2. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan membeli emas putih di Pusat Kota Surabaya?
1.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap keputusan membeli emas putih di Pusat Kota Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap keputusan membeli emas putih di Pusat Kota Surabaya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
1.3. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Bagi ilmu pengetahuan Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen
Pemasaran terutama bagi akademisi yang ingin menganalisis pengaruh sikap dan gaya hidup terhadap pengambilan keputusan pembelian.
2. Bagi perusahaan Sebagai bahan informasi tambahan untuk penyempurnaan dalam perbaikan
atau peningkatan kualitas produk, memberikan ketertarikan pada suatu produk agar konsumen membelinya.
3. Bagi peneliti sebagai referensi penelitian lebih lanjut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dan diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan masukan untuk mendukung penelitian pernah
dilakukan oleh : Penelitian ini sebelumnya dilakukan oleh Harjito dan Nurfaizah,2006.
dengan judul penelitian “Hubungan Kebijakan Hutang, Insider Ownership Dan Kebijakan Dividen Dalam Mekanisme Pengawasan Masalah Agensi Di
Indonesia”. Rumusan masalah yang di ajukan adalah sebagai berikut: 1.Ada hubungan saling mengganti antara kebijakan hutang dengan insider ownership
dalam peranan pengawasan untuk mengurangi masalah agensi. 2.Ada hubungan saling mengganti antara kebijakan hutang dengan pembayaran dividen dalam
peranan pengawasan untuk mengurangi masalah agensi. 3. Ada hubungan saling
mengganti antara insider ownership dengan pembayaran dividen dalam peranan
pengawasan untuk mengurangi masalah agensi. 4. Ada pengaruh positif yang signifikan antara kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. 5. Ada pengaruh
positif yang signifikan antara insider ownership terhadap nilai perusahaan. 6.Ada pengaruh positif yang signifikan antara kebijakan pembayaran dividen terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa hubungan saling
mengganti antara kebijakan hutang, insider ownership dan kebijakan hutang dalam peranan pengawasan masalah agensi tidak sepenuhnya terjadi di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hubungan saling mengganti antara ketiga variabel mekanisme agensi tersebut ditunjukkan dengan hubungan negatif di antara mekanisme-mekanisme
pengawasan tersebut. Tetapi meskipun diperoleh hubungan yang negatif, tetapi secara statistik tidak signifikan. Hipotesis pertama H1 yang menyatakan terdapat
hubungan antara kebijakan hutang dengan insider ownership dalam pengawasan masalah agensi tidak terbukti dalam penelitian ini. Begitu juga dengan hipotesis
H3 yang menyatakan terdapat hubungan saling mengganti antara insider ownership dengan kebijakan dividen dalam pengawasan masalah agensi tidak
terbukti. Oleh karena itu disimpulkan bahwa hutang dan dividen sebagai kebijakan
keuangan tidak dapat menggantikan peranan insider ownership sebagai kebijakan bukan keuangan dalam mengurangi masalah agensi. Hubungan saling mengganti
antara kebijakan hutang dengan dividen dalam peranan pengawasan masalah agensi juga tidak terjadi secara signifikan. Hubungan saling mengganti ini
ditunjukkan oleh tanda koefisien negatif dan tidak signifikan untuk kedua mekanisme hutang dan dividen. Penemuan ini tidak mendukung hipotesis H2
yang menyatakan terdapat hubungan saling mengganti antara hutang dengan dividen dalam peranan pengawasan masalah agensi. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa di antara variabel kebijakan keuangan hutang dan dividen tidak dapat saling mengganti untuk mengurangi masalah agensi di Indonesia.
Meskipun tingkat penggunaan hutang ditingkatkan, peranan dividen sebagai mekanisme pengawasan tidak dapat dikurangi untuk tujuan mengurangi masalah
agensi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penelitian ini selanjutnya dilakukan oleh Wardani dan Hermuningsih,2009 dengan judul penelitian ” Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai Perusahaan pada perusahaan yang Terdaftar di bursa efek malaysia Dan bursa efek indonesia”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia.
Hasil penelitian ini bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia kebijakan dividen dipengaruhi oleh insider ownership dan kebijakan hutang,
sedangkan di Indonesia tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa undang-undang yang terapkan di Malaysia berkaitan dengan perlindungan hukum investor dirasa
lebih efektif untuk mengendalian manajer dan insider ownership, sehingga insider tidak mungkin meningkatkan nilai perusahaan karena kepentingan antara pemilik
dan agen diselaraskan karena kontrol pasar dan tindakan disiplin manajer. Selain itu nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia dan Bursa Efek Indonesia
tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen. Hal ini tidak sesuai dengan bird hand theory Gordon, 1962 dalam Brigham dan Gapensky, 1996 yang menyatakan
bahwa dividen yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan karena pemegang saham lebih menyukai dividen yang tinggi karena memiliki kepastian yang tinggi
dibandingkan capital gain. Hal ini menunjukkan bahwa pemegang saham tidak lagi melihat kebijakan dividen sebagai sinyal positif bahwa perusahaan dalam
keadaan baik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Keagenan Agency Theory