16
16 memuaskan.  Sedangkan,  efikasi  diri  mempengaruhi  bagaimana  individu
berpikir,  merasa,  memotivasi  diri  mereka  sendiri  dan  bertindak  pada kepercayaan yang hasilnya dapat dicapai.
3. Dimensi-Dimensi Performansi Kerja
Menurut  Bernadin  2001,  dalam  Sudarmanto,  2009  dimensi performansi kerja, antara lain:
a. Quality, terkait dengan proses atau hasil yang mendekati sempurna atau
ideal dalam memenuhi maksud atau tujuan. b.
Quantity, terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan. c.
Timeliness, terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan aktivitas atau menghasilkan produk.
d. Cost-effectiveness,  terkait  dengan  tingkat  penggunaan  sumber-sumber
organisasi  orang,  uang,  material,  teknologi  dalam  mendapatkan  atau memperoleh  hasil  atau  pengurangan  pemborosan  dalam  penggunaan
sumber-sumber organisasi. e.
Need  for  supervision,  terkait  dengan  kemampuan  individu  dalam menyelesaikan  pekerjaan  atau  fungsi-fungsi  pekerjaan  tanpa  asistensi
pimpinan atau intervensi pengawasan pimpinan. f.
Interpersonal  impact,  terkait  dengan  kemampuan  individu  dalam meningkatkan  perasaan  harga  diri,  keinginan  baik  dan  kerja  sama  di
antara sesama pekerja dan anak buah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17 Selain  itu,  Mathis    Jackson  2010  menyatakan  bahwa  terdapat
enam dimensi performansi, yaitu: a.
Quantity of output b.
Quality of output c.
Timeliness of output d.
Presenceattendance on the job e.
Efficiency of work completed f.
Effectiveness of work completed
Berdasarkan uraian
dimensi performansi
kerja, peneliti
menggunakan dimensi performansi kerja dari konsep bernadin 2001 dan Mathis dan Jackson 2010 yakni quality, quantity, timeliness, presence on
the  job,  need  for  supervision  dan  interpersonal  impact.  Penggabungan dimensi
performansi kerja
tersebut dikarenakan
peneliti ingin
menyesuaikan penilaian performansi kerja yang ada di perusahaan X.
4. Penilaian Performansi
Pada  organisasi,  pengukuran  performansi  biasanya  terjadi  dalam konteks  penilaian  performansi  formal,  dimana  untuk  mengukur
performansi  karyawan  menggunakan  standar  yang  telah  ditentukan Cleveland,  Murphy    William  dalam  Riggio,  2009.  Penilaian
performansi  merupakan proses  yang  menentukan seberapa baik karyawan melakukan
pekerjaan relatif
mereka terhadap
standar dan
18
18 mengkomunikasikan  informasi  tersebut  kepada  mereka.  Penilaian
performansi  dapat  memberikan  jawaban  atas  beragam  pertanyaan  yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga dapat mengarah pada kesuksesan
serta  performansi  yang  buruk  dapat  ditingkatkan.  Setelah  hasil  penilaian positif, karyawan akan mendapatkan keuntungan jika penilaian membantu
mereka untuk menentukan bagaimana meningkatkan performansi kerjanya
Mathis et al., 2010.
Simanjuntak  2005,  dalam  Poltak,  2012  menyatakan  bahwa penilaian  performansi  merupakan  suatu  metode  dan  proses  penilaian
pelaksanaan  tugas  seseorang  atau  sekelompok  orang  atau  unit-unit  kerja dalam  suatu  perusahaan  atau  organisasi  dengan  standar  performansi  atau
tujuan  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya.  Sedangkan,  menurut  Cooper dalam  Samsudin,  2005  menyatakan  bahwa  penilaian  performansi
merupakan  tingkat  pelaksanaan  tugas  yang  dapat  dicapai  oleh  seseorang, unit, atau divisi dengan  menggunakan kemampuan  yang ada dan batasan-
batasan  yang  telah  ditetapkan  untuk  mencapai  tujuan  organisasi  atau
perusahaan.
Berdasarkan  beberapa  teori  mengenai  penilaian  performasi  yang telah  diuraikan  tersebut,  penilaian  performasi  merupakan  suatu  metode
yang  digunakan  dalam  menentukan  pelaksanaan  tugas  yang  akan  dicapai oleh  individu  dengan  menggunakan  standar  atau  batasan-batasan
performansi  yang  telah  ditetapkan  untuk  mencapai  tujuan  organisasi  atau perusahaan tertentu.