Analisis Regresi Linier Berganda 1. Asumsi Klasik

83 Tabel 4.11 : Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian Kolmogorov Smirnov Tingkat Signifikan Keterangan Total Quality Management X 1 Sistem penghargaan X 2 Sistem pengukuran kinerja X 3 Kinerja manajerial Y 0,736 1,189 0,824 0,764 0,651 0,119 0,506 0,604 Normal Normal Normal Normal Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa distribusi data pada variabel Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 , sistem pengukuran kinerja X 3 dan kinerja manajerial Y adalah distribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 0,10 sig 10. 4.4. Analisis Regresi Linier Berganda 4.4.1. Asumsi Klasik Model regresi yang diperoleh merupakan model yang menghasilkan estimasi linear tidak bias yang baik Best Linier Unbiased Estimator BLUE artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul-betul linear dan tidak bias, kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi yang disebut asumsi klasik, sebagai berikut :

1. Autokorelasi

Pada data crossection silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individukelompok yang berbeda atau autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series. Sehingga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 84 penelitian ini, uji autokorelasi tidak dilakukan dikarenakan data yang digunakan bukan data time series tetapi data cross section yang diambil berdasarkan kuesioner Santoso, 2000 : 216.

2. Multikolinearitas

Artinya antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam regresi tidak berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Dari dugaan adanya multikolinearitas tersebut maka perlu adanya pembuktian secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinearitas yang dapat dilakukan dengan cara menghitung VIF Variance inflation Factor. Ghozali, 2001: 57. Jika VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas kalau lebih kecil dari 10 tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.12 :VIF Variance inflation Factor Collinearity Statistics Variabel Tolerance VIF Total Quality Management X 1 Sistem penghargaan X 2 Sistem pengukuran kinerja X 3 0,419 0,577 0,299 2,388 1,734 3,340 Sumber :Hasil Olahan Data Lampiran 9 Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai VIF dari variabel Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 kurang dari angka 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3. Heteroskedastisitas

Varian variabel bebas tidak konstan atau berbeda untuk setiap nilai tertentu variabel bebas. Pada regresi linear, nilai residual atau nilai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 85 mutlak dari residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai mutlak dari residual dengan seluruh variabel bebas Gujarati, 1995:188. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 :Korelasi Rank Spearman Variabel Koefisien korelasi Rank Spearman Tingkat signifikansi Total Quality Management X 1 Sistem penghargaan X 2 Sistem pengukuran kinerja X 3 0,280 0,138 0,133 0,261 0,584 0,600 Sumber:Hasil Olahan Data Lampiran 10 Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat dijelaskan bahwa pada variabel Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 tidak terjadi heteroskedastisitas, karena tingkat signifikans yang dihasilkan lebih dari 10 sig 0,10. Berdasarkan evaluasi asumsi klasik di atas secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa model Regresi Linear Berganda yang digunakan tidak melanggar asumsi klasik.

4.4.2. Persamaan Regresi Linier Berganda

Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan uji regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 86 Dimana : Y = Kinerja manajerial X 1 = Total Quality Management X 2 = Sistem penghargaan X 3 = Sistem pengukuran kinerja b = Konstanta b 1 , b 2 , b 3 = Koefisien regresi variabel X 1 , X 2 , dan X 3 e = error Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang akurat, maka perhitungan regresi linier berganda digunakan alat bantu program SPSS versi 16.0. Berdasarkan data pada lampiran 9, maka pengolahan yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 :Persamaan Regresi Linier Berganda Variabel bebas Koefisien regresi Konstanta Total Quality Management X 1 Sistem penghargaan X 2 Sistem pengukuran kinerja X 3 1,665 0,558 0,149 0,046 Sumber:Hasil Olahan Data Lampiran 9 Berdasarkan tabel 4.14 di atas, maka persamaan yang didapat adalah : Y= 1,665 + 0,558 X 1 + 0,149 X 2 + 0,046 X 3 Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 87 b = Konstanta = 1,665 Menunjukkan besarnya nilai dari kinerja manajerial Y. Apabila variabel Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 sama dengan nol atau konstan, maka Y sebesar 1,665. b 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = 0,558 Hubungan antara variabel Total Quality Management X 1 dengan kinerja manajerial Y dinyatakan positif, artinya jika Total Quality Management X 1 naik satu satuan, maka kinerja manajerial Y akan naik sebesar 0,558 satuan dengan asumsi variabel X 2 dan X 3 adalah konstan. b 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = 0,149 Hubungan antara variabel sistem penghargaan X 2 dengan kinerja manajerial Y dinyatakan positif, artinya jika variabel sistem penghargaan X 2 naik satu satuan, maka kinerja manajerial Y akan naik sebesar 0,149 satuan dengan asumsi variabel X 1 dan X 3 adalah konstan. b 3 = Koefisien regresi untuk X 3 = 0,046 Hubungan antara variabel sistem pengukuran kinerja X 3 dengan kinerja manajerial Y dinyatakan positif, artinya jika variabel sistem pengukuran kinerja X 3 naik satu satuan, maka kinerja manajerial Y akan naik sebesar 0,046 satuan dengan asumsi variabel X 1 dan X 2 adalah konstan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 88

4.4.3. Koefisien Determinasi R

2 Nilai R 2 menunjukkan besarnya pengaruh Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 terhadap kinerja manajerial Y, sedangkan nilai R menunjukkan besarnya korelasi ganda antara Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 dengan kinerja manajerial Y. Adapun nilai R 2 dan R yang dihasilkan adalah : Tabel 4.15 : Nilai R 2 dan R Model Summary b .853 a .727 .669 .23835 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, SISTEM PENGUKURAN KINERJA X3, SISTEM PENGHARGAAN X2, TQM X1 a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL Y b. Sumber: Hasil Olahan Data Lampiran 9 Nilai R 2 yang dihasilkan sebesar 0,727 yang berarti bahwa Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 mampu menjelaskan kinerja manajerial Y sebesar 72,7 dan sisanya sebesar 27,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Sedangkan nilai korelasi R sebesar 0,853 menunjukkan korelasi yang sangat kuat antara Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 dengan kinerja manajerial yaitu sebesar 85,3. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 89

4.4.4. Uji Kesesuaian Model Uji F

Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi linier berganda yang digunakan. Adapun hasil dari uji F adalah sebagai berikut : Tabel 4.16 : Nilai F hitung ANOVA b 2.120 3 .707 12.440 .000 a .795 14 .057 2.915 17 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, SISTEM PENGUKURAN KINERJA X3, SISTEM PENGHARGAAN X2, TQM X1 a. Dependent Variable: KINERJA MANAJERIAL Y b. Sumber: Hasil Olahan Data Lampiran 9 Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas menjelaskan bahwa nilai F hitung yang dihasilkan sebesar 12,440 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000kurang dari 10 sig 10 maka H ditolak dan H 1 diterima, berarti model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 terhadap kinerja manajerial Y.

4.4.5. Uji Pengaruh Secara Parsial Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial variabel Total Quality Management X 1 , sistem penghargaan X 2 dan sistem pengukuran kinerja X 3 terhadap kinerja manajerialY. Adapun hasil dari uji t adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 90 Tabel 4.17 : Nilai t hitung Variabel Bebas t hitung Sig Total Quality Management X 1 Sistem penghargaan X 2 Sistem pengukuran kinerja X 3 2,456 2,242 0,255 0,028 0,042 0,803 Sumber: Hasil Olahan Data Lampiran 9 Nilai t hitung pada variabel Total Quality Management X 1 sebesar 2,456 dengan tingkat signifikan kurang dari 10 yaitu sebesar 0,028 maka H ditolak dan H 1 diterima yang artinya Total Quality Management X 1 secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial Y atau Total Quality Management X 1 terbukti berpengaruhterhadap kinerja manajerial Y. Nilai t hitung pada variabel sistem penghargaan X 2 sebesar 2,242 dengan tingkat signifikan kurang dari 10 yaitu sebesar 0,042 maka H ditolak dan H 1 diterima yang artinya sistem penghargaan X 2 secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial Y atau sistem penghargaan X 2 terbukti berpengaruhterhadap kinerja manajerial Y. Nilai t hitung pada variabel sistem pengukuran kinerja X 3 sebesar 0,255 dengan tingkat signifikan lebih dari 10 yaitu sebesar 0,803 maka H diterima dan H 1 ditolak yang artinya sistem pengukuran kinerja X 3 secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial Y atau sistem pengukuran kinerja X 3 tidak terbukti berpengaruhterhadap kinerja manajerial Y. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini “Bahwa Penerapan Total Quality Management, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 91 Sistem Penghargaan, Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial” sebagian teruji kebenarannya, karena variabel bebas yang terbukti berpengaruh terhadap kinerja manajerial adalah Total Quality Management dan sistem penghargaan, sedangkan sistem pengukuran kinerja tidak terbukti berpengaruhterhadap kinerja manajerial.

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

0 4 71

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

3 14 111

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial(Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah

0 6 15

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial(Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah

0 4 19

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

1 17 17

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

0 4 17

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati).

0 5 16

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati).

0 3 14

Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) terhadap Kinerja Manajerial.

1 20 21

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 2 11