Seni Budaya 203
Setelah kamu belajar tentang unsur-unsur lakon, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini
1. Apa saja yang kamu ketahui tentang unsur lakon dalam teater? 2. Apa perbedaan pemakaian unsur bahasa yang digunakan dalam lakon
teater tradisional rakyat dan teater tradisional istana?
Kamu telah mengetahui dan memahami unsur–unsur lakon sebagai pengalaman kamu dalam meningkatkan pengalaman belajar seni teater.
Pembelajaran berikutnya kamu diharapkan dapat memiliki kemampuan menyusun naskah lakon melalui praktik menulis dengan teknik secara
terstruktur dan terbimbing dengan guru
D. Teknik Menyusun Naskah Lakon
Menyusun naskah lakon pada dasarnya adalah menulis lakon tentang kehidupan yang bersumber naskah lakon secara tertulis atau tidak ditulis
secara hukum sastra drama. Naskah lakon dibangun dan berkembang melalui lakon yang memiliki konlik. Kehadiran konlik di dalam lakon teater bersifat
mutlak. Jika di dalam lakon tidak mengandung konlik berarti telah mengaburkan esensi dari lakon teater drama itu sendiri. Dimana inti dari
drama adalah konlik.
Di dalam praktiknya, menyusun naskah lakon diperlukan suatu cara atau teknik untuk penuangan gagasan dalam bentuk tulisan. Adapun cara yang
dapat digunakan dalam kreativitas menyusun naskah lakon dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti menerjemahkan, mengadaptasi, menyadur dan
menyanggit.
1. Teknik Menterjemahkan
Menterjemahkan merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dilakukan guna memenuhi pengadaan lakon teater. Dalam
kenyataannya lakon hasil terjemahan atau kisah sangat sulit didapat, lebih- lebih lakon kisah berbahasa asing. Oleh karena itu bentuk pementasan atau
kisah satu-satu hanya ada di Indonesia, dan salah satu bentuk yang mendekati bentuk atau kisah milik asing adalah Opera.
204 Kelas X SMA MA SMK MAK
Terjemah atau menterjemahkan dapat diartikan sebagai mengalih bahasakan atau dalam bahasa Inggris translate dari bahasa asing Inggris,
German, Arab ke dalam bahasa Indonesia atau kebalikannya, bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia Sunda, Jawa atau sebaliknya. Syarat pertama
bagi seorang penulis dalam menterjemah sebuah lakon harus memahami dan menguasai bahasa serta utamanya menguasai teknik menyusun naskah lakon
yang dijadikan alat atau pisau bedahnya.
Kegiatan yang memungkinkan dalam menterjemahkan lakon, dengan cara mengalihbahasakan lakon berbahasa Sunda atau Jawa atau bahasa daerah
lain ke dalam bahasa Indonesia atau dengan melakukan kebalikannya. Misalnya dari lakon teater berbahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah
setempat.
2. Teknik Adaptasi
Adaptasi secara hariah dapat diartikan menyesuaikan atau penyesuaian diri sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang dihadapi. Adaptasi
dalam hubungan naskah lakon merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi perbendaharaan naskah
lakon seni teater bersumber cerita, kisah atau lakon yang ada dan pernah tumbuh dan berkembang di daerah.
Mengadaptasi naskah sastra drama atau lakon teater dalam proses kreatifnya dapat dilakukan dengan cara; meminjam kandungan isi tematik
dan struktur lakon dari naskah aslinya. Akan tetapi bentuk lakonnya dapat disesuaikan dengan setting yang dikehendaki kreator. Misalnya, Suyatna
Anirun melakukan adaptasi naskah Drama Komedi karya Molire berjudul “ Lingkaran Kapur Putih “ diadaptasi atau di bawa pada situasi, kondisi alam
dan nuansa etnik Jawa Barat Sunda. Dengan demikian teknik mengadaptasi lakon atau menyusun naskah lakon teater pun dapat dilakukan dengan cara
memimjam bentuk atau warna dengan sumber cerita dari naskah lakon karya bangsa lain atau karya sastra etnik lain di Indonesia.
3. Teknik Sadur
Sadur adalah teknik menyusun naskah dengan cara menggubah atau merubah sebagian unsur karya orang lain menjadi karya kita, tetapi dengan
tidak menghilangkan, merusak unsur-unsur pokok lakon dari pengarangnya. Lakon saduran dengan tidak mencantumkan sumber cerita dan pengarang
aslinya dapat disebut plagiat mencaplok, mengaku karya orang lain menjadi karya sendiri.