Teknik Menterjemahkan Kelas 10 SMA Seni Budaya sm 1 Buku Siswa 2016

Seni Budaya 205 Contoh yang dapat dikemukakan, antara lain mengubah lagu, artinya lagu diaransemen dengan warna musik yang tidak sama dengan musik aslinya tetapi syair lagu tetap sama. Misalnya; warna pop diubah ke dalam musik dangdut atau mengkawinkannya menjadi popdut pop dangdut. Menyadur dalam konteks cerita ke dalam bentuk lakon dapat kamu lakukan dengan mengubah sumber cerita yang ada, yakni apakah itu dari cerita dongeng, puisi, cerpen, prosa, hikayat, legenda, sejarah dan sumber cerita lainnya yang diangkat dan dituangkan kedalam bentuk naskah lakon teater.

4. Sanggit

Istilah Sanggit atau menyanggit dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadarminta, 1984 mengandung pengertian bergeser atau menggeser sesuatu tetapi dalam satu hal yang sama. Seperti bambu berderik apabila terjadi gesekan dengan bambu yang lain atau gigi kita menderik apabila terjadi gesekan dengan gigi yang lain. Sanggit atau menyanggit dalam hubungan dengan menyusun naskah lakon tidak sama dengan menggubah atau teknik sadur. Sanggit lebih mengandung pengertian membuat atau menyusun cerita atau lakon bersifat baru, tetapi tidak melepaskan dari lakon atau cerita aslinya. Dapat pula dikatakan bahwa Sanggit adalah proses pengembangan cerita dari tematik yang ada atau pengembangan lakon dari sebuah adegan atau babak di dalam lakon sehingga lakon yang disusun benar-benar baru dan tidak sama dengan lakon asli yang kita jadikan sumber gagasan lakon baru. Dengan demikian teknik menyusun naskah lakon dengan cara nyanggit diilhami oleh tematik – tematik lakon yang telah ada dan ditulis orang sebelumnya. Kapankah, kita melakukan Sanggit ? Telah dikatakan bahwa tidak semua sumber cerita dapat dijadikan sumber penulisan atau penyusunan lakon teater. Artinya, proses sanggit hanya dapat dilakukan pada cerita-cerita, kisah yang memungkinkan terjadinya pengembangan lakon atau cerita ke arah peristiwa dramatic, yakni memiliki unsur konlik penokohan cerita atau lakon yang jelas. Konlik dalam lakon adalah inti dari cerita atau kisah itu sendiri. Misalnya, dongeng kelinci, apabila diceritakan hanya seputar kehidupan keluarga kelinci, yang cinta damai, penuh kasih-sayang pada anak-anaknya, tinggal pada tempat yang subur. Akan tetapi, mereka tidak digambarkan jerih payah Sang Kelinci dalam berjuang untuk menciptakan tantangan dan hambatan dikala membangun arti dari sebuah kedamaian, kasih sayang atau kesuburan sebelumnya. Apa yang terjadi ? Cerita berkesan datar dan tidak menarik, karena cerita tidak mengandung muatan emosi dari pesan moral yang ingin disampaikan. Dengan demikian, kedamaian, kasih sayang dan 206 Kelas X SMA MA SMK MAK kesuburan didapat tanpa jerih payah. Seharusnya digambarkan atau ditawarkan bahwa kedamaian, kesuburan dan kasih sayang tidak datang dengan sendirinya, tetapi didapat dengan perjuangan sebagai upaya untuk mencari kebenaran hakiki yang sangat manusiawi sehingga lakon dapat digambarkan dengan struktur : Introduction konklusi Keluarga Kelinci -------- hidup dengan tenang, damai -------- Keluarga bahagia Menyusun naskah dengan teknik sanggit dapat dilakukan kapan saja, artinya dapat diproses sebentar atau dilakukan dengan lama. Hal ini sangat ditentukan dengan kesiapan kamu untuk memulai menyusun naskah lakon. Apakah kamu memiliki ketertarikan atau tidak terhadap tematik lakon yang kamu baca, kamu ketahui dengan kebutuhan penyusunan naskah lakon? Setiap orang memiliki daya khayal dan ketertarikan terhadap tematik cerita atau lakon. Hal ini, sangat bergantung pada kepekaan atau sensitivitas masing-masing orang, termasuk kamu. Sifatnya sangat pribadi, tidak bisa dipaksakan atau berlarut-larut mengalir begitu saja menjadi sampah. Itu sebabnya untuk membangun daya khayal dan kepekaan menyusun naskah lakon, kamu harus banyak mengapresiasi pementasan teater atau membaca karya sastra lakon orang lain. Teks bacaan dengan cara mengamati kejadian, peristiwa yang nampak di sekitar kamu maupun konteks pementasan teater dapat menjadi rangsangan gagasan dalam menyusun atau menulis lakon teater. Tema cerita yang akan diangkat tidak harus yang rumit atau yang susah untuk dituangkan, apalagi dalam bentuk lakon yang panjang hingga beberapa babak. Cukup tema yang sederhana saja, tetapi dituangkan dalam teknik menyusun yang tepat, menarik, dan komunikatif. Kamu telah mengetahui dan memahami beberapa teknik menulis atau menyusun naskah lakon Selanjutnya, melalui latihan kelompok, terstruktur, dan bimbing dengan guru dan teman kamu, ajaklah untuk berkreativitas menyusun naskah lakon yang akan kamu presentasikan secara lisan dan tulisan di depan kelas E. Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Pembelajaran lakon teater melalui kreativitas menyusun naskah lakon dapat kamu lakukan dengan menggunakan keberanian trial and error dan mau melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: