Alur atau Jalan cerita

200 Kelas X SMA MA SMK MAK

c. Penokohan

Penokohan di dalam teater dapat dibagi dalam beberapa peran, antara lain protagonis, antagoni, deutragonis, foil, tetragoni, conident, raisonneur dan utility. Secara rinci pesan tersebut dapat dijelaskan berikut. 1. Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama boga lalakon disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah menggerakkan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatik konlik 2. Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. tokoh antagonis dan protagonis biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita. 3. Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat kepada tokoh utama. 4. Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya to- koh ini membantu tokoh antagonis dalam menghambat itikad tokoh ut- ama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat untuk memperburuk kondisi kepada tokoh antagonis. 5. Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik. 6. Conident adalah tokoh yang menjadi tempat penyampaian tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh di- ketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton. 7. Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton. 8. Utilitty adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. To- koh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro punakawan. Kedud- ukan tokoh utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggem- bira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan, lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa yang dibangun. Dalam kaitan penokohan di dalam teater rakyat atau teater tradisional cenderung bersifat lat. Artinya, setiap pemain atau pemeran yang akan mem- bawakan penokohan cerita tidak berubah atau jarang berubah orang sesuai