Dimetil ftalat Bahan Pengisi

terbentuk larutan polimer pemlastis sehingga keadaan ini disebut kompatibel. Interaksi antara polimer pemlastis ini sangat dipengaruhi oleh sifat afinitas polimer-pemlastis tinggi, maka molekul pemlastis akan terdifusi ke dalam bundel, disini molekul pemlastis akan berada antara rantai polimer dan mempengaruhi mobilitas rantai Wirjosentono, 1995. Pada mulanya dianggap bahwa sifat mekanis misalnya kekuatan tarik dari polimer terplastisasi akan lebih rendah dari polimer semula. Hal ini benar jika konsentrasi pemlastis cukup besar. Karena adanya lapisan molekul pemlastis diantara rantai polimer akan menurunkan gaya interaksi anatara molekul atau rantai. Akan tetapi bila pemlastis hanya ditambahkan dalam jumlah yang kecil akan terjadi kenaikan kekuatan mekanis bahan yang kemudian menurun kembali bila konsentrasi bertambah Ningsih,1999.

2.5 Dimetil ftalat

Senyawa-senyawa ftalat adalah pemlastis yang paling umum digunakan khususnya dimetil ftalat DMP. DMP dapat diperoleh dengan mudah dan menguasi 86 pasaran pemlastis dunia. DMP adalah cairan jernih dan bagian terbesar berupa senyawa diester dari asam ftalat, memiliki 2 cabang ester diester, memiliki densitan 1,19 gcm 3. Berikut adalah struktur dari senyawa DMP. Struktur dari DMP dapat dilihat pada gambar 2.3 : Gambar 2.3 Struktur senyawa dimetil ftalat Senyawa DMP adalah senyawa benzen terpolarisasi yang efektif sebagai pemlastis melalui pembentukan gel sehingga kompatibilitas dengan PP dan Universitas sumatera utara polietilena. Pembentukan gel dan kompatibilitas menurun dengan peningkatan panjang rantai alkohol. Bagian terpolarisasi adalah untuk memberikan gaya antraktif dipol-dipol dan selanjutnya menghasilkan sifat polar dari molekul pemlastis, sementara rantai alifatis pada bagian nonpolar akan menyelubungi dipol-dipol polimer Garnaik, 1996. pemlastis adalah senyawa yang memungkinkan plastik yang dihasilkan tidak kaku dan rapuh. Sebagian besar pemlastis sintetis yang digunakan berasal dari golongan ftalat Arban, 2007.

2.6 Bahan Pengisi

Bahan pengisi digunakan secara luas sebagai bahan tambahan pada komposisi polimer. Bahan pengisi inert ditambahkan pada komposisi polimer untuk memperbaiki sifat dan untuk mengurangi biaya atau harga. Ada tiga jenis pengisi yaitu : 1. Pengisi yang memperkuat Akan memperkuat polimer dengan adanya tarikan yang tinggi dari serat yang dikenal dengan serat plastik yang memperkuat fibre reinforced plastic FRP. FRP memiliki modulus elastisitas yang tinggi, kekuatan yang tinggi, tahan terhadap korosi dan mudah untuk dibentuk. Serat penguat yang utamanya adalah kaca, grafit, alummina, carbon, boron. 2. Pengisi aktif Serat yang mempunyai kekuatan mekanik disebut serat aktif dan yang tidak mempunyai kekuatan mekanik disebut serat tidak aktif. Serat aktif carbon black, silika gel lebih kuat 10 hingga 20 kali dibandingkan elastromer sintetik dan karet. 3. Pengisi tidak aktif Serat ini digunakan untuk menekan harga lebih rendah sebaik mungkin seperti hasil pencampurannya yang baik. Serat ini terdiri dari kayu dan Universitas sumatera utara material yang hampir sama dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Serat ini juga mengisi volume lebih besar lagi. Oleh karena itu perbandingan serat dengan matriksnya sangatlah penting agar tidak terjadinya kesalahan metode Bhatnaghar, 2004 Umumnya proses pengolahan polimer dilakukan dengan menambahkan bahan pengisi untuk memodifikasinya dengan partikel-partikel ataupun padatan berpori. Resin, amino, tepung kayu, selulosa, kalsium karbonat. Material-material ini dapat meningkatkan kekuatan stabilitas bentuk struktur polimer, tahan terhadap abrasi dan material yang stabil terhadap panas. Secara prinsip pengisi yang dipakai dalam polimer dapat dibedakan menjdi dua jenis yaitu partikulat dan fibrus Ningsih, 1999.

2.7 Maleat Anhidrat