Analisa Sifat Morfologi dengan Uji Scanning Electron Microscopy SEM Kesimpulan

kemuluran yang paling rendah diperoleh dengan perbandingan 7:3:1 yaitu sebesar 1,84 .

4.4 Analisa Sifat Morfologi dengan Uji Scanning Electron Microscopy SEM

Gambar 4.6 Foto SEM Komposit Perbandingan PP:PP-g-MA:SKP 7:2:1 g pembesaran 500 x Gambar 4.6 adalah foto SEM komposit dengan perbandingan PP:PP-g-MA:SKP 7:2:1 g menunjukkan permukaannya rata dan tidak rongga di permukaan, hal ini mengindikasikan bahwa antara campuran bahan yang digunakan untuk membuat komposit PP:PP-g-MA:SKP 7:2:1 g dapat berinteraksi dengan baik dan menghasilkan campuran yang homogen. Universitas sumatera utara Gambar 4.7 Foto SEM Komposit perbandingan PP:DMP:SKP 7:5:1 g Pembesaran 500x Gambar 4.7 adalah foto SEM komposit dengan perbandingan PP:DMP:SKP 7:5:1 g menunjukkan permukaan dari komposit tersebut tidak rata dan menunjukkan adanya butiran-butiran dan rongga dipermukaan, hal ini mengindikasikan bahwa serbuk kulit pisang tersebut tidak dapat berinteraksi dengan baik dengan polipropilena. 4.5 Analisa Kerapatan dan Daya Serap Air Komposit PP:PP-g-MA:SKP 4.5.1 Kerapatan Kerapatan komposit menunjukkan sifat ringan pada komposit. Sifat ringan merupakan sifat yang mutlak diperlukan untuk beberapa bahan komposit yang digunakan dalam bidang industri.

4.5.1.1 Kerapatan dengan Variasi Berat PP-g-MA

Pada penelitian ini kerapatan pada komposit yang dihasilkan berkisar antara 0,58 grcm 3 -0,87grcm 3 . Hasil Kerapatan ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Kerapatan Komposit Variasi Berat PP-g-MA No Sampel M 1 g M 2 g M 3 g Mg Kerapatan Universitas sumatera utara gcm 3 1 PP:PP-g-MA:SKP 7:0:1gr 0,45 0,45 0,45 0,45 0,56 2 PP:PP-g-MA:SKP 7:1:1gr 0,51 0,51 0,51 0,51 0,63 3 PP:PP-g-MA:SKP 7:2:1 0,56 0,56 0,57 0,56 0,70 4 PP:PP-g-MA:SKP 7:3:1 0,50 0,550 0,50 0,50 0,62 5 PP:PP-g-MA:SKP 7:4:1 0,49 0,49 0,50 0,49 0,61 6 PP:PP-g-MA:SKP 7:5:1 0,54 0,54 0,54 0,54 0,67 Grafik dari kerapatan komposit dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini : Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara Variasi Komposisi Dengan Kerapatan Dari Grafik tersebut terlihat bahwa komposit yang memiliki kerapatan yang paling besar yaitu dengan perbandingan 7:2:1 sebesar 0,7 grcm 3 dan yang paling rendah yaitu dengan perbandingan 7:4:1 sebesar 0,61 grcm 3.

4.5.1.2 Kerapatan dengan Variasi DMP

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 1 2 3 4 5 6 0,56 0,63 0,7 0,62 0,61 0,67 K e ra p a ta n g r cm 3 Variasi berat PP-g-MA g Universitas sumatera utara Pada penelitian ini kerapatan yang dihasilkan dengan variasi DMP yaitu berkisar antara 0,61 grcm 3 - 0,71 grcm 3 . Hasil Kerapatan ditunjukkan pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Kerapatan Komposit dengan variasi DMP No DMP g M 1 g M 2 g M 3 g M g Densitas gcm 3 1 0,45 0,45 0,45 0,45 0,56 2 1 0,56 0,56 0,56 0,56 0,70 3 2 0,50 0,50 0,50 0,50 0,62 4 3 0,57 0,57 0,57 0,57 0,71 5 4 0,49 0,49 0,49 0,49 0,61 6 5 0,55 0,55 0,55 0,55 0,68 Grafik hubungan antara Variasi DMP dengan Kerapatannya dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut : Gambar 4.9 Grafik Hubungan Antara Variasi DMP Dengan Kerapatan Dari Grafik tersebut terlihat bahwa komposit yang memiliki kerapatan yang paling besar yaitu dengan perbandingan 7:3:1 sebesar 0,71 grcm 3 dan kerapatan yang paling rendah yaitu dengan perbandingan 7:4:1 sebesar 0,61 grcm 3 .

4.5.2 Daya Serap Air

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 1 2 3 4 5 6 0,56 0,7 0,62 0,71 0,61 0,68 K e ra p a ta n g r cm 3 Variasi berat DMP g Universitas sumatera utara Daya serap air dari komposit dilakukan dengan cara merendam komposit dengan air dengan waktu selama 2 jam dan 24 jam yang menunjukkan kemampuan papan komposit setelah direndam. Data daya serap air setelah perendaman 2 jam dan 24 jam sebagai berikut :

4.5.2.1 Daya Serap Air Dengan Variasi Berat PP-g-MA

Tabel 4.8 Daya Serap air Dengan waktu perendaman 2 jam No Sampel Massa Awal g Massa Akhir g DSA 1 PP:PP-g-MA:SKP7:0:1g 0,44 0,45 2,27 2 PP:PP-g-MA:SKP7:1:1g 0,51 0,52 1,96 3 PP:PP-g-MA:SKP7:2:1g 0,56 0,57 1,78 4 PP:PP-g-MA:SKP7:3:1g 0,50 0,51 2,00 5 PP:PP-g-MA:SKP7:4:1g 0,49 0,50 2,04 6 PP:PP-g-MA:SKP7:5:1g 0,54 0,55 1,85 Tabel 4.9 Daya Serap Air Dengan Waktu Perendaman 24 jam No Sampel Massa awal g Massa Akhir g DSA 1 PP:PP-g-MA:SKP 7:0:1g 0,44 0,45 2,27 2 PP:PP-g-MA:SKP7:2:1g 0,51 0,53 3,92 3 PP:PP-g-MA:SKP7:3:1g 0,56 0,57 1,78 4 PP:PP-g-MA:SKP7:3:1g 0,50 0,52 4,00 5 PP:PP-g-MA:SKP7:4:1g 0,49 0,50 2,04 6 PP:PP-g-MA:SKP7:5:1g 0,54 0,56 3,70 Grafik perbandingan DSA dengan waktu perendaman 2 jam dan 24 jam dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut ini : Universitas sumatera utara Gambar 4.10 Grafik Daya Serap Air Pada Waktu Perendaman 2 dan 24 jam Dari grafik tersebut dapat dilihat nilai rata-rata daya serap air komposit yang direndam selama 2 jam antara 1,78 - 2,27 . Sedangkan nilai rata-rata daya serap air komposit dalam waktu perendaman 24 jam antara 1,85 - 4,00 . Nilai Daya serap air akan semakin meningkat dengan bertambahnya waktu perendaman. Pada waktu perendaman 2 jam daya serap air yang paling rendah diperoleh dengan perbandingan 7:2:1 yaitu sebesar 1,78 dan daya serap air yang paling tinggi diperoleh dengan perbandingan 7:4:1 yaitu sebesar 2,04 . Pada Perendaman 24 jam daya serap air yang paling rendah dengan perbandingan 7:2:1 yaitu 1,78 dan yang paling tinggi diperoleh dengan perbandingan 7:3:1 yaitu 4,00 . Dari data tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah PP-g-MA yang ditambahkan semakin meningkat pula daya serap airnya, hal ini dikarenakan semakin banyak PP-g-MA maka komposit semakin bersifat hidrofilik atau suka air.

4.5.2.2 Daya Serap air dengan Variasi Berat DMP

Tabel 4.10 Daya Serap air dengan Waktu Perendaman 2 jam No Sampel Massa Awal g Massa Akhir g DSA 2,27 1,96 1,78 2 2,04 1,85 2,27 3,92 1,78 4 2,04 3,7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 D SA Variasi berat DMP g DSA 24 jam DSA 2 jam Universitas sumatera utara 1 PP:DMP:SKP7:0:1 0,54 0,6 3,70 2 PP:DMP:SKP7:1:1 0,47 0,49 4,25 3 PP:DMP:SKP7:2:1 0,55 0,57 3,63 4 PP:DMP:SKP7:3:1 0,47 0,49 3,63 5 PP:DMP:SKP7:4:1 0,47 0,49 4,25 6 PP:DMP:SKP7:5:1 0,52 0,55 5,76 Tabel 4.11 Daya Serap air dengan waktu perendaman 24 jam No Sampel Massa Awal g Massa Akhir g DSA 1 PP:DMP:SKP7:1:1gr 0,54 0,59 9,25 2 PP:DMP:SKP7:2:1gr 0,47 0,52 10,68 3 PP:DMP:SKP7:3:1gr 0,55 0,52 5,45 4 PP:DMP:SKP7:4:1gr 0,47 0,52 10,63 5 PP:DMP:SKP7:5:1gr 0,52 0,58 11,53 Grafik perbandingan DSA dengan waktu perendaman 2 jam dan 24 jam dapat dilihat pada gambar 4.11 sebagai berikut : 5 10 15 20 1 2 3 4 5 3,7 4,25 3,63 4,25 5,76 9,25 10,68 5,45 10,63 11,53 DS A Variasi komposisi DSA 24 jam DSA 2 jam Universitas sumatera utara Gambar 4.11 Grafik Daya Serap Air PadaWaktu Perendaman 2 dan 24 jam Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai rata-rata daya serap air selama 2 jam yaitu sebesar 3,63 - 5,76 . Dimana daya serap yang paling besar diperoleh dengan variasi DMP 5 gr yaitu sebesar 5,76 . Pada waktu perendaman 24 jam nilai rata- rata serap air diperoleh antara 5,45 - 11,53 . Dimana Daya serap air paling tinggi diperoleh dengan variasi DMP 5 gr yaitu 11,53 . Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin lama waktu perendaman maka akan semakin tinggi nilai daya serap airnya . Universitas sumatera utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Variasi PP-g-MA kekuatan tarik yang paling tinggi dengan perbandingan 7:2:1 yaitu 16,77 Mpa dengan kemuluran 2,26 . Uji kerapatan yang paling besar pada perbandingan 7:2:1 g sebesar 0,87 gcm 3 . Namun DSA yang paling tinggi dihasilkan dengan perbandingan 7:4:1 g pada waktu 2 jam sebesar 2,04 dan dalam waktu 24 jam pada perbandingan 7:3:1 g sebesar 4,00 . Dari ketiga uji tersebut terlihat bahwa perbandingan yang memiliki kekuatan tarik yang paling tinggi akan memiliki kerapatan yang paling besar dan DSA yang paling rendah. Dari analisa morfologi SEM menunjukkan bahwa permukaan merata, hal ini mengindikasikan komposit pada perbandingan PP-PP-g-MA:SKP 7:2:1 g tercampur homogen. 2. Variasi pemlastis DMP kekuatan tarik yang paling tinggi dengan perbandingan 7:5:1 g yaitu 15,60 Mpa dengan kemuluran 2,20 . Dan uji kerapatan yang paling tinggi dengan perbandingan 7:3:1 yaitu 0,71 gcm 3 , DSA yang paling tinggi dengan perbandingan 7:5:1 dalam waktu 2 jam 5,76 dan dalam waktu 24 jam 11,53 . Dari uji tersebut terlihat bahwa perbandingan 7:5:1 memiliki kekuatan tarik yang paling tinggi tetapi memiliki kerapatan yang cukup rendah dan DSA yang paling tinggi. Hasil analisa dengan SEM menunjukkan bahwa permukaan tidak merata dapat dilihat dari rongga dan SKP yang berada diluar matriks. Hal ini mengindikasikan bahwa komposit PP:DMP:SKP dengan perbandingan 7:5:1 g tidak homogen. Universitas sumatera utara

5.2 Saran