dan akan diteruskan ke sistem layar. Hasil yang diperoleh merupakan gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi. Dalam Penelitian
morfologi permukaan dengan menggunakan SEM pemakaiannya terbatas, tetapi memberikan informasi yang bermanfaat mengenai topologi permukaan dengan
resolusi berkisar 1000 Å. Aplikasi-aplikasi yang khas mencakup penelitian dispersi-dispersi pigmen dalam cat, pelepukan atau peretakan koting, batas-batas
fasa dalam struktur sel busa-busa polimer, dan kerusakan pada bahan perekat. SEM teristimewa berharga dalam mengevaluasi pada penamaan implant bedah
polimerik bereaksi baik dengan lingkungan bagian tubuh Stevens, 2001
2.11.2 Uji Tarik dan Kemuluran
Bila suatu bahan dikenakan bahan tarik yang disebut tegangan gaya persatuan luas, maka bahan akan mengalami perpanjangan regangan. Kurva tegangan
terhadap regangan merupakan gambaran karakteristik dari sifat mekanik suatu bahan. Kekuatan tarik diartikan sebagi besarnya beban maksimum F
maks
yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang
bahan. Kekuatan tarik dapat dihitung berdasarkan rumus :
1 Keterangan :
σ = kekuatan tarik Mpa F = beban tarik N
A = luas penampang m
2
Wirjosentono,1995. Pada uji tarik benda diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah
besar secara kontinu, bersamaan dengan bertambahnya besar diamati perpanjangan yang dialami benda yang diuji. Hasil dari suatu uji tarik yang
berupa nilai merupakan tegangan tarik Dieter,1986. Berdasarkan ASTM D-638, bentuk spesimen dumbbell tipe 1 dibutuhkan untuk uji kekuatan komposit.
Detail bentuk ditunjukkan gambar berikut : Gambar 2.6 Bentuk Spesimen Dumbbell Tipe I ASTM D-638
A F
= σ
Universitas sumatera utara
65 mm 25,5mm
2 mm
19 mm 6 mm
33 mm 115 mm
Gambar 2.6 Spesimen uji berdasarkan ASTM D638
2.11.3. Kerapatan Papan Komposit
Kerapatan komposit merupakan salah satu sifat fisis yang sangat berpengaruh terhadap kualitas komposit. Karena itu kerapatan komposit diupayakan seseragam
mungkin, sehingga perbedaan sifat-sifat komposit yang dianalisis sedapat mungkin tidak disebabkan oleh perbedaan kerapatan Dina, 2006.
Kerapatan komposit dihitung berdasarkan berat dan volume keringnya. Kerapatannya dihitung berdasarkan rumus :
ρ =
m v
2 Keterangan :
ρ = kerapatan grcm
3
m = berat contoh uji kering gr v = volume contoh uji kering cm
3
Danu, 2009
2.11.4 Uji Daya Serap Air
Nilai daya serap air mencerminkan kemampuan untuk menyerap air setelah direndam selama 2 jam dan 24 jam. Air yang masuk terdiri dari air yang
langsung masuk melalui rongga-rongga kosong di dalam papan dan air yang masuk ke dalam partikel-partikel penyusun. Pengujian ini bertujuan untuk
melihat bagaimana ketahanan papan terhadap pengaruh cuaca jika digunakan untuk penggunaan eksterior. Daya serap air papan komposit dihitung
Universitas sumatera utara
berdasarkan berat sebelum dan sesudah perendaman dalam air selama 2 dan 24 jam. Besarnya daya serap air papan dihitung berdasarkan rumus:
DSA =
B ₂−B₁
B ₁
x 100 3
Keterangan : DSA = Daya serap air
B
1
= berat contoh uji sebelum perendaman gr B
2
= berat contoh uji setelah perendaman gr Danu, 2009.
2.11.5 Spektroskopi Inframerah Fourier Transform FTIR