Pisang Kepok Interaksi Pemlastis dengan Polimer

penawaran metode produksi dengan pengurangan harga dengan pengubahan teknik 2. Polimernya dapat dimodifikasi dengan berbagai macam aplikasi. Melalui polimerisasi, orientasi, dan teknik lain dari sifat fisika produknya yang dapat divariasikan dengan jarak suhu dan keperluan mekanik. 3. Proses yang mudah dari polimer ini membuat penggunaannya lebih ekonomis Kroschwitz,1990. PP merupakan suatu polimer ideal yang sering digunakan sebagai lembar kemasan. PP memiliki sifat kelembapan yang baik kecuali terjadi inhibisi dengan oksigen. Untuk pemanfaatan penggunaan dari PP tersebut, dapat dilakukan modifikasi terhadap PP Severini, 1999. PP merupakan suatu komoditas yang menarik dari polimer termoplastik. Ketertarikan terhadap PP ini ditimbulkan karena aplikasinya dibidang komposit, bioteknologi, teknologi serbuk, bidang elektronik, dan pendukung katalisasi untuk bioreaktor dan pada pengeringan air Paik, 2007.

2.2 Pisang Kepok

Ciri-ciri pisang kepok Musa Paradisiaca. L yaitu berbatang besar, kekar, tinggi mencapai 3 - 3,5 m, berwarna hijau muda, Daun berwarna hijau tua, lebar dan kuat sehingga bisa digunakan sebagai pembungkus nasi. Pisang kepok hampir mirip pisang siam dan pisang batu. Berat tandan buah 10 – 50 Kg. Tandan buah yang beratnya sampai 50 Kg memiliki batang dan tandan yang sangat besar sehingga dikenal dengan kepok raksasa. Ada jenis pisang kepok yang daging buahnya berwarna putih Kepok putih dan ada yang kekuningan Kepok kuning pisang kepok kuning lebih disukai konsumen dibanding kepok putih. Berikut merupakan klasifikasi botani tanaman pisang. Menurut Herbarium Medanense 2011 klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai beikut : Universitas sumatera utara Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Lliliopsida Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Zingiberales Famili `: Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradiasiaca L Nama lokal : Pisang Kepok Umur panen kira-kira 4 bulan sejak keluar jantung, warna kulit buah kekuningan, setiap tandan terdapat 6-12 sisiran dan setiap sisiran 10-20 buah Sunarjono, 2002. Pisang kepok atau pisang kepok kuning termasuk pisang berkulit tebal dengan warna kuning menarik kalau sudah matang Trubus, 2004. kulit pisang kepok dapat dilihat pada gambar 2.2 : Gambar 2.2 Limbah kulit pisang kepok Musa acuminate balbisiana colla Adapun komposisi dari kulit pisang dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini : Universitas sumatera utara Tabel 2.1 Komposisi Kulit Pisang Parameter Jumlah Materi Organik 91,50 ± 0,05 Protein 0,90 ± 0,25 Crude lipid 1,70 ± 0,10 Karbohidrat 59,00 ± 1,36 Crude Fibre 31,70 ± 0,25 Sumber : Rahmawati et al, 2011

2.4 Interaksi Pemlastis dengan Polimer

Pemlastis dalam konsep sederhana adalah merupakan pelarut organik dengan titik didih tinggi atau padatan dengan titik leleh rendah yang ditambahkan kedalam resin yang keras atau kaku, sehingga akumulasi gaya antar molekul pada rantai panjang akan menurun akibatnya kelenturan, pelunakan dan pemanjangan resin akan bertambah, Dengan berkurangnya gaya antar molekul menyebabkan gerakan antar rantai lebih mudah bergerak, akibatnya bahan yang tadi keras dan kaku akan menjadi lembut pada suhu kamar. Persyaratan mendasar yang harus dipenuhi oleh pemlastis adalah bahwa semua gaya antar molekul antara pemlastis-pemlastis, polimer-polimer, pemlastis-polimer harus dalam besaran yang sama. Untuk menjadi pemlastis yang efisien maka suatu senyawa dengan berat molekul rendah harus memiliki afinitas yang cukup untuk mengatasi interaksi antara polimer- polimer dengan cara mensolvasi polimer pada titik kontak interaksi. Untuk memberikan fleksibelitas yang baik pada suhu rendah senyawa ini juga harus memiliki mobilitas yang cukup untuk berpartisipasi dalam kesetimbangan sistem dan harus dapat berdifusi melalui sistem tersebut Rudin, 1982 dan Frankel, 1975. Proses pemlastis ini prinsipnya adalah terjadinya dispersi molekul pemlastis kedalam fase polimer. Bilamana pemlastis mempunyai gaya interaksi kedalam fase polimer, proses dispersi akan berlangsung dalam sekala molekul dan Universitas sumatera utara terbentuk larutan polimer pemlastis sehingga keadaan ini disebut kompatibel. Interaksi antara polimer pemlastis ini sangat dipengaruhi oleh sifat afinitas polimer-pemlastis tinggi, maka molekul pemlastis akan terdifusi ke dalam bundel, disini molekul pemlastis akan berada antara rantai polimer dan mempengaruhi mobilitas rantai Wirjosentono, 1995. Pada mulanya dianggap bahwa sifat mekanis misalnya kekuatan tarik dari polimer terplastisasi akan lebih rendah dari polimer semula. Hal ini benar jika konsentrasi pemlastis cukup besar. Karena adanya lapisan molekul pemlastis diantara rantai polimer akan menurunkan gaya interaksi anatara molekul atau rantai. Akan tetapi bila pemlastis hanya ditambahkan dalam jumlah yang kecil akan terjadi kenaikan kekuatan mekanis bahan yang kemudian menurun kembali bila konsentrasi bertambah Ningsih,1999.

2.5 Dimetil ftalat