Karakteristik Wanita Menopause pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai

(1)

Karakteristik Wanita Menopause Pada Wanita Perokok Di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai

SKRIPSI Dian Ramadha Sari

Skripsi

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(2)

Judul : Karakteristik Wanita Menopause pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai

Peneliti : Dian Ramadha Sari

NIM : 071101105

Jurusan : Keperawatan

Tahun : 2009

Tanggal Lulus :

Pembimbing Penguji I

………. ……….

Evi Karota Bukit, S.Kp.MNS Siti Zahara Nasution, S.Kp.MNS

NIP. 1967 1215200003 2001 NIP. 1971 0305200112 2001

Penguji II

………... M. Syukri Tanjung, S.Kep, Ns

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan untuk kelulusan Sarjana Keperawatan ( S.Kep).

Medan,

Pembantu Dekan I

……… Erniyati, S.kp,MNS


(3)

Judul : Karakteristik Wanita Menopause pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai

Peneliti : Dian Ramadha Sari

NIM : 071101105

Jurusan : Keperawatan

Tahun : 2009

ABSTRAK

Menopause bukan merupakan penyakit melainkan kondisi dimana seorang wanita mencapai masa berhentinya menstruasi. Menopause dikatakan terjadi apabila seorang wanita tidak lagi menstruasi selama 12 bulan. Usia rata-rata untuk mencapainya menopause alami adalah diatas 51 tahun. Bila seorang wanita mencapai menopause pada usia kurang dari atau usia 45 tahun dapat dikatagorikan sebagai menopause dini. Merokok diasumsikan dapat mempercepat datangnya menopause atau menopause dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskritif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposif sampling terhadap 64 responden wanita menopause yang perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden wanita

menopause dengan riwayat merokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai yang diperoleh dari data demografi yaitu usia responden berada pada rentang kelompok umur 51-55 sebanyak 58%, seluruh responden telah merokok sebelum mereka menopause, usia wanita menopause dengan kelompok umur 46-50 tahun (47%), status sudah menikah (59%) wanita tersebut menikah, jumlah responden yang beragama Islam yaitu (61%), pendidikan responden sampai tamat sekolah menengah umum sederajat (44%), responden yang berwirausaha (45%). Berdasarkan penghasilan, 37 responden (58%) berada pada kelompok berpenghasilan lebih dari 1.000.000. Sedangkan dari data tingkat kebiasaan merokok pada wanita diperoleh data 27 responden (42%) wanita berada pada kondisi perokok ringan dan 59% merupakan kelompok perokok berat. Diketahui bahwa 23 responden telah menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun dan diantara 23 responden tersebut 17 orang diantaranya adalah kelompok perokok berat.


(4)

PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang dengan pertolongan-Nya selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Karakteristik Wanita Menopause pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai”. Dan juga kepada Rasullah SAW sebagai uswatun hasanah, semoga kita memperoleh syafaatnya dikemudian kelak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Evi Karota Bukit, SKp, MNS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu, serta memberi masukan dan arahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya kepada Dekan Fakultas Keperawatan USU Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak kecamatan terutama Bapak Edwarsyah, S.Sos selaku Camat Tanjungbalai Utara serta semua staf yang telah membantu penulis dalam mengurus administrasi penelitian ini.

Terimakasih tidak terhingga kepada keluarga penulis, Bapak Subroto, SE dan Ibu Marliani selaku Ayah dan Ibu kandung saya yang tidak pernah bosannya mendoakan saya, memberikan bantuan moril dan materil. Begitu juga kepada Ibu Rosmini selaku Ibu sekaligus pengasuh saya selama saya menjalani masa studi, Adik-adik tercinta, Panji, Yudi, Aldo, Momon dan Adiet selaku teman terdekat saya. Terimakasih juga kepada teman-teman kuliah angkatan 2007 antara lain


(5)

Rica Yolanda, SKp, Yun Rolaz, AMK, Ira Pengek, SE, Ilellibe, AMK, yang selalu menyumbangkan saran, ide serta kritikannya dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Akhirkata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, 22 Desember 2009


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Skema ... vii

Daftar Tabel ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Pertanyaan Penelitian ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 4

4.1. Bagi Peneliti ... 4

4.2. Bagi Masyarakat ... 4

4.3. Pendidikan Keperawatan ... 4

4.4. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.Menopause ... 6

1.1. Definisi Menopause ... 6

1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menopause ... 7

1.3. Tanda dan Gejala Menopause ... 9

1.4. Karakteristik Menopause Wanita ... 11

1.4.1. Karakteristik Wanita Menopause ... 11

1.4.2. Usia Menopause ... 13

2.Merokok ... 14

2.1. Defenisi Merokok ... 14

2.2. Wanita Perokok ... 15

2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Aktivitas Merokok ... 16

2.4. Bahaya Merokok ... 17

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konseptual ... 20

2. Defenisi Operasional ... 22

2.1 Karakteristik Wanita Menopause ... 22


(7)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

1.Desain Penelitian ... 24

2. Populasi dan Sampel ... 24

2.1. Populasi Penelitian ... 24

2.2. Sampel Penelitian ... 24

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 25

5. Instrumen Penelitian ... 26

6. Realibilitas ... 27

7. Pengumpulan Data ... 27

8. Analisa Data ... 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 29

1.1. Karakteristik Responden. ... 29

1.2. Kebiasaan Merokok Wanita ... 32

1.3. Tingkat Kebiasaan Merokok ... 34

2. Pembahasan ... 34

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan ... 37

2. Rekomendasi ... 38

2.1. Bagi Masyarakat ... 38

2.2. Bagi Institusi Keperawatan ... 38

2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 38 Daftar Pustaka

Lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

2. Instrumen Penelitian

3. Rencana Anggaran Biaya Penelitian

4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

5. Surat Izin Penelitian dari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota

Tanjungbalai

6. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kecamatan Tanjungbalai Utara

Kota Tanjungbalai


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Wanita Menopause Pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjung Balai... 21


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai

(N=64 responden)... 30 Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase pengelompokan usia, usia

merokok, dan usia menopause responden... 32 Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat

kebiasaan merokok wanita (N=64)... 33 Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat kebiasaan


(10)

Judul : Karakteristik Wanita Menopause pada Wanita Perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai

Peneliti : Dian Ramadha Sari

NIM : 071101105

Jurusan : Keperawatan

Tahun : 2009

ABSTRAK

Menopause bukan merupakan penyakit melainkan kondisi dimana seorang wanita mencapai masa berhentinya menstruasi. Menopause dikatakan terjadi apabila seorang wanita tidak lagi menstruasi selama 12 bulan. Usia rata-rata untuk mencapainya menopause alami adalah diatas 51 tahun. Bila seorang wanita mencapai menopause pada usia kurang dari atau usia 45 tahun dapat dikatagorikan sebagai menopause dini. Merokok diasumsikan dapat mempercepat datangnya menopause atau menopause dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskritif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposif sampling terhadap 64 responden wanita menopause yang perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden wanita

menopause dengan riwayat merokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai yang diperoleh dari data demografi yaitu usia responden berada pada rentang kelompok umur 51-55 sebanyak 58%, seluruh responden telah merokok sebelum mereka menopause, usia wanita menopause dengan kelompok umur 46-50 tahun (47%), status sudah menikah (59%) wanita tersebut menikah, jumlah responden yang beragama Islam yaitu (61%), pendidikan responden sampai tamat sekolah menengah umum sederajat (44%), responden yang berwirausaha (45%). Berdasarkan penghasilan, 37 responden (58%) berada pada kelompok berpenghasilan lebih dari 1.000.000. Sedangkan dari data tingkat kebiasaan merokok pada wanita diperoleh data 27 responden (42%) wanita berada pada kondisi perokok ringan dan 59% merupakan kelompok perokok berat. Diketahui bahwa 23 responden telah menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun dan diantara 23 responden tersebut 17 orang diantaranya adalah kelompok perokok berat.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kodratinya, seorang wanita tetap akan melewati fase perubahan fisiologis diawali dengan perkembangan masa remaja yang ditandai dengan menstruasi yang kemudian secara normal itu terjadi terus – menerus setiap bulannya pada masa reproduktif. Selanjutnya wanita melewati masa hamil dan menyusui. Fase reproduksi ini kemudian diakhiri dengan datangnya menopause yang umumnya mulai terjadi pada usia lebih dari 45 tahun (Siagian, 2003).

Menopause dialami oleh wanita – wanita yang telah melewati masa subur yang ditandai dengan berhentinya haid secara menetap. Periode berhentinya menstruasi secara definitife ini disebut dengan periode klimakterium (Kartini, 1992). Berhentinya haid dinilai banyak membawa penderitaan dan konsekuensi kesehatan baik secara fisik maupun psikis yang berakibat buruk jika tidak ditangani secara serius ditambah lagi tidak cukupnya persiapan dalam menghadapi masa menopause (Nirmala, 2003). Seringkali wanita menopause melaporkan bahwa tubuhnya tidak sehat, perasaan tidak tenang, merasa tidak berguna lagi, penampilan menjadi semakin tua dan merasa kehilangan status peran (Caroline, 2001).

Setiap orang mempunyai waktu menopause yang berbeda-beda yaitu ada yang lebih datang lebih awal dan ada yang menjalani terlambat. Dikatakan awal bila menopause muncul pada usia 20-40 tahun. Usia menopause terlambat biasanya terjadi di atas 51 tahun. Dalam kondisi ini yang lebih dapat menimbulkan masalah adalah usia menopause yang lebih awal atau yang biasa


(12)

disebut dengan menopause dini, dimana terjadi penurunan aktivitas ovarium serta estrogen dan progesteron berfluktuasi. Hal ini berangsur-angsur terus terjadi sampai ovarium tidak beraktifitas lagi dan kadar estrogen akan menimbulkan gejala-gejala menopause yang juga lebih awal dialami perempuan tersebut. Kondisi ini akan membuat ketidaknyamanan sebab penurunan estrogen disinyalir membawa dampak munculnya penyakit seperti osteoporosis, penyakit jantung, Alzheimer dan kanker usus besar (Wahyudi, 2002).

Kenyataannya sebagian besar wanita ingin masa menopausenya datang lebih lama (pada rentang usia 51 tahun) karena kekhwatiran mereka dalam menghadapi berbagai permasalahan kesehatan yang mungkin timbul akibat menopause ini. Menopause yang datang terlambat kurang membawa masalah (Jones, 2005). Hal ini didukung pula oleh tim penelitian Unversitas Harvard (1997) yang mengasumsikan usia menopause yang lebih lama dinilai positif karena melambangkan tingginya kemampuan reproduksi perempuan. Ironisnya di tengah-tengah kekhwatiran itu, saat ini berkembang pula istilah premature ovarium failure (POF) yaitu kondisi berhentinya haid pada usia kurang dari 45 tahun karena kegagalan produksi estrogen di dalam ovarium. Kondisi ini kemudian dikenal dengan istilah menopause dini (Nirmala, 2003).

Banyak faktor yang mempengaruhi waktu terjadinya menopause. Beberapa faktor tersebut antara lain : genetic, riwayat kesehatan reproduksi seperti riwayat oopherectomi, infeksi kesehatan reproduksi, riwayat pekerjaan. Gaya hidup seperti merokok, olah raga, makanan dan nutrisi, karakteristik individu seperti ras; iklim lingkungan; berat badan; dll, dimana semua hal diatas dapat menentukan apakah seseorang beresiko mendapat menopause lebih awal atau


(13)

tidak. Dari data karakteristik di ketahui wanita berkulit putih lebih cenderung mendapatkan menopause pada usia yang sewajarnya, sementara pada ras kulit kuning memiliki resiko mendapatkan menopause dini sekitar 32 %. Untuk wanita yang tinggal di negara dengan iklim panas kejadian menopause dini kerap lebih banyak terjadi dibandingkan yang tinggal di iklim dingin (Manuaba, 1999).

Menurut Wahyudi, wanita dengan tingkat pendapatan minimal atau yang lazim hidup di bawah garis kemiskinan hampir 60 % mengalami menopause lebih awal. Hal ini didominasi oleh faktor gizi, gaya hidup, dan keteraturan aktivitas yang mempengaruhi seluruh mekanisme tubuh termasuk di dalamnya metabolisme hormon estrogen dan progesteron.

Hasil penelitian di Norwegia (2007) yang dilakukan oleh mahasiswa Harvard memaparkan dari 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini perokok aktif ada sekitar 25%, 28% mantan perokok dan 35,2% adalah kelompok perokok pasif. Hasil evaluasi dari penelitian itu menyatakan bahwa 59% kelompok yang lebih beresiko memasuki menopause sebelum usia 45 tahun adalah kelompok perokok aktif (sukma, 2007). Hal yang sama dikemukakan oleh Jones (2005) dalam bukunya bahwa merokok akan mempercepat menopause.

Dari observasi lapangan sementara, tingkat kebiasaan merokok masyarakat Tanjungbalai sangat tinggi. Tidak hanya pada komunitas laki-laki tapi juga wanita bahkan anak-anak. Kebiasaan merokok ini tampaknya terjadi karena pengaruh budaya dan prilaku “ kumpul-kumpul” yang sering dilakukan sehingga kebiasaan merokok kerap ditularkan kepada teman perkumpulannya. Untuk itulah saya mengambil permasalahan ini sebagai objek penelitian.


(14)

2. Pertanyaan Penelitian

2.1. Bagaimanakah gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita

perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai?

3. Tujuan Penelitian

3.1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita

perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.

4. Manfaat Penelitian 4.1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah sekaligus membuka wawasan baru bagi peneliti, sebagai wadah untuk mengepresikan ilmu dan kemampuan analisanya terhadap suatu masalah yang timbul di masyarakat.

4.2. Bagi masyarakat

Komunitas atau personal yang diteliti dapat secara langsung memahami dan mendapatkan informasi baru sehingga diharapkan hal ini dapat meningkatkan status kesehatan wanita.

4.3. Bagi institusi

Sebagai wujud peningkatan peran serta keperawatan di komunikasi dalam upaya meningkatnya derajat kesehatan wanita.

4.4. Bagi penelitian selanjutnya

Sebagai bahan tambahan, perbandingan dan inspirasi bagi mahasiswa lain yang ingin meneliti masalah yang hampir sama.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Menopause

1.1. Defenisi menopause

1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause

1.3. Tanda dan gejala menopause

1.4. Karakteristik Menopause wanita

2. Merokok

2.1. Defenisi merokok

2.2. Wanita perokok

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas merokok


(16)

1. Menopause

1.1.Defenisi Menopause

Menopause dialami oleh wanita-wanita yang telah melewati masa subur yang ditandai dengan berhentinya haid secara menetap. Priode berhentinya menstruasi secara definitife ini disebut dengan priode klimakterium (Kartini, 1992).

Klimaterium merupakan suatu masa peralihan dari kehidupan seorang wanita yang berawal sejak fungsi indung telur berkurang hingga beberapa waktu sampai berhentinya haid. Masa klimaterium ini biasa terjadi pada usia 45 – 60 tahun. Kondisi yang demikian jika terjadi pada rentang usia dibawah 45 tahun termasuk pada kondisi menopause dini (Sembiring, 1991).

Menopause adalah kondisi dimana seorang wanita mencapai masa berhentinya haid pada usia lebih dari atau pada 45 tahun. Usia rata-rata untuk mencapainya menopause alami atau berhentinya haid adalah diatas 51 tahun. Bila seorang wanita mencapai menopause pada usia kurang dari atau tepat 45 tahun dapat dikatagorikan sebagai menopause dini (Nirmala, 2003).

Menopause dikatakan terjadi apabila selama 12 bulan haid tidak datang lagi, maka ditetapkan menopause sebenarnya. Sebelum menghadapi masa menopause secara alamiah, seseorang akan dihadapkan pada masa premenopause yang terjadi 3-5 tahun sebelum menopause sebenarnya. Pada tahap ini keluhan klimaterium mulai berkembang. Selanjutnya diikuti pada tahap menopause sampai akhirnya postmenopause yaitu tahap awal setelah 12 bulan tidak haid. Tahap postmenopause akan dihadapi semua wanita menopause baik yang alamiah maupun menopause dini karena insidensi tertentu. Gabungan premenopause dan


(17)

postmenopause disebut masa perimenopause. Pada masa inilah terjadi keluhan yang memuncak (Kartini, 1992).

1.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause

Ada banyak faktor yang terkait dengan kondisi menopause baik secara sengaja diperbuat ataupun tanpa segaja. Berikut faktor – faktor yang terkait dengan timbulnya menopause:

Menopause secara alami terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang diikuti dengan penurunan produksi hormon reproduksi. Ini terjadi secara alamiah. Seorang wanita secara spontan telah memiliki folikel/indung telur dari sejak lahir. Namun, folikel – folikel ini matang dan bekerja untuk menghasilkan sel telur pada saat memasuki usia puberitas yang ditandai dengan proses menstruasi. Seiring dengan hal tersebut, granulose secara otomatis menghasilkan estrogen yang merupakan salah satu hormon reproduksi wanita. Estrogen tadi akan memaksa folikel untuk mengeluarkan sel telur, keluarnya sel telur dari corpus luteum ini akan meningkatkan produksi estrogen dan progresteron. Progresteron sendiri menyiapkan tempat pembuahan dengan menebalkan dinding endometrium. Setiap bulannya jika sel telur tidak jadi dibuahi, akan membuat dinding endometrium yang menebal tadi luruh. Luruhnya dinding endomerium dibuktikan dengan keluarnya darah melalui lubang vagina dan inilah yang disebut menstruasi. Ketika ovarium tidak lagi produktif, folikel yang dihasilkan berkurang maka rangsangan produksi hormon estrogen dan progresteronpun berangsur – angsur menurun. Kondisi ini yang semakin lama


(18)

mencapai titik pada masa klimaterium dengan keadaan menopause (Nirmala, 2003).

Menopause karena operasi. Ini terjadi akibat proses pembedahan, diantaranya operasi rahim (histerektomi) dan pengangkatan kedua indung telur (oophorectomy bilateral). Kondisi ini sering disingkat dengan istilah TAHA/BSO. Bila rahim diangkat dan dinding telur tetap dipertahankan maka masa haid berhenti namun gejala menopause tetap berlangsung ketika wanita tersebut mencapai usia menopause alami. Itu artinya wanita tersebut akan tetap mengeluhkan rasa ketidaknyamanan seperti keringat berlebih, panas yang dirasakan ditubuh dan kesulitan tidur pada dirinya saat usianya mencapai masa klimaterium atau pada kisaran usia 40 tahun ke atas (Manuaba, 1999).

Menopause karena kondisi medis. Kemoterapi karena menderita kanker seringkali berakibat pada kondisi menopause dini sementara ataupun permanen. Obat – obatan anti kanker dinilai mempengaruhi produksi hormon yang diproduksi oleh indung telur. Tidak hanya itu, perilaku dan kebiasaan mengkonsumsi obat – obatan anti hipertensi, reumatik dan jantung akan mempercepat datangnya masa menopause. Obat – obatan ini diduga akan memberikan efek penekanan produksi hormon – hormon reproduks i (Nirmala, 2003).

Menopause karena merokok. Walaupu n belum diteliti secara mendalam, diasumsikan merokok dapat mempercepat datangnya masa menopause. Aktivitas merokok dilaporkan membawa pengaruh terhadap menopause dini pada wanita. Diketahui 59% wanita perokok aktif lebih mungkin berisiko terhadap menopause dini (Sukma, 2007). Perbandingannya, wanita


(19)

perokok sembilan kali lebih cepat mendapati masa menopausenya dibanding mereka yang tidak merokok (Takasihaeng, 2000). Ini disinyalir karena kerusakan yang mungkin terjadi pada alat – alat reproduksinya seperti indung telur sehingga produksi hormon estrogen menurun. Penurunan produksi estrogen akibat kerusakan ovarium maupun ovum, secara otomatis akan mematikan siklus reproduksi secara bertahap. Ketika produksi estrogen tidak lagi memadai, maka proses menstruasi akan terhenti dan henti haid atau menopause data lebih awal dari waktu yang semestinya (Elisabet, 2005).

Menopause karena kondisi peran. Dinyatakan bahwa seorang wanita single baik itu janda maupun wanita tidak menikah di usia yang sudah tidak muda lagi lebih cepat mendapati masa menopause. Hal ini diakibatkan karena kondisi peran yang tidak komplit dalam hidupnya. Wanita yang tidak memiliki pasangan memiliki kewajiban lebih besar terhadap keluarganya sehingga memungkinkan untuk mengalami stress atau tekanan dalam hidupnya. Wanita yang berpendidikan kurang mungkin memasuki menopause dalam usia 40 tahunan (Takasiahaeng, 2000).

1.3.Tanda dan Gejala Menopause

Menopause ternyata memberi pengaruh ketidaknyamanan. Berikut dikemukakan beberapa gejala fisik yang sering muncul pada kondisi menopause dini, antara lain:

Hot flashes yaitu perasaan panas, gerah bahkan rasa seperti terbakar pada area wajah, lengan, leher, dan tubuh bagian atas serta muncurnya keringat berlebih khususnya pada malam hari. Kondisi ini adalah kondisi yang paling


(20)

sering dikeluhkan dan menjadi pemberat utama dalam menghadapi masa klimaterium (Caroline, 2001).

Kesulitan tidur sepanjang malam dengan atau tanpa gangguan keringat. Kesulitan tidur ini bisa terjadi karena kegelisahan akibat perubahan faal tubuh atau mungkin keinginan BAK yang datang lebih sering dari biasanya. Kesulitan tidur yang dialami wanita akan berakibat buruk pada status kesehatannya, dimana wanita tersebut akan tampak lemah dan pucat (Elisabet, 2005)

Nafsu makan bertambah, sehingga wanita tersebut kelihatan lebih gemuk ditambah lagi pelebaran pada bagian pinggul, pinggal dan paha. Belum disadari benar mengapa keinginan makan pada wanita perimenopause meningkat. Diduga, lemak tubuh akan diolah untuk terus menghasilkan estrogen sehingga keinginan makan akan bertambah untuk mensuptitusi pemecahan lemak tubuh tadi.

Kerontokan rambut membuat menipisnya rambut di kepala, kemaluan dan seluruh tubuh. Namun bulu – bulu pada area wajah meningkat. Hal ini sejalan dengan berkurangnya produksi kelenjar dan lapisan lemak pada kulit.

Vagina kering akibatnya sakit saat melakukan hubungan seks. Keringnya vagina dapat terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang secar berangsur – angsur meminimalkan pengeluaran cairan vagina. Selain itu otot – otot vagina juga semakin kendur dan daya kontraksinya lebih rendah. Hal ini secara tidak langsung nantinya berdampak pada menurunnya libido.

Inkontenensia yaitu sulitnya menahan BAK terutama dalam kondisi bersin, tertawa, dan terkejut. Ini mengindentifikasikan hilangnya kelenturan otot


(21)

halus. Kondisi seperti ini lebih memberatkan saat malam hari karena mengganggu aktivitas istirahat dan tidur.

Gangguan pada kulit dan ekstremitas adanya gelenyar – gelenyar pada kaki dan tangan yang diakibatkan kurangnya vitamin B12, perubahan kelenturan pembuluh darah dan menipisnya kadar potassium dan kalsium. Juga kondisi kulit kering dan pecah – pecah (Wahyudi Nugroho, 2000).

Selain gejala fisik seperti yang dikemukakan di atas, terdapat pula gejala psikis yang menonjol pada wanita menopause seperti : mudah tersinggung, susah tidur, kecemasan, gangguan daya ingat, streess, depresi, tertekan, gugup dan kesepian. Ada juga wanita yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan suami dan keluarga. Semua tanda dan gejala diatas mulai data pada waktu yang lebih awal yaitu sekitar 3 – 5 tahun sebelum menopause atau sebanding dengan usia 40 – 45 tahun (Kartini, 1992).

1.4.Karakteristik Menopause Wanita 1.4.1. Karakteristik Wanita Menopause

Menopause selain disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang telah dijelaskan di atas, terdapat juga beberapa hal yang mesi dikaji terkait karakteristik wanita tersebut. Kecenderungan bahwa karakteristik tertentu berpengaruh terhadap datangnya masa menopause memang belum diteliti secara mendalam namun dalam beberapa analisa diketahui bahwa faktor – faktor berikut ini berpeluang untuk mempercepat datangnya masa menopause.


(22)

Status perkawinan, wanita yang tidak menikah dinilai lebih berisiko untuk mendapati menopause dalam waktu lebih awal. Begitu juga jika wanita tersebut berstatus sebagai janda. Kondisi ini dimungkinkan berhubungan dengan pengalaman psikis yang terjadi pada seorang wanita yang hidup tanpa atau tidak lagi dengan pasangannya (Wahyudi Nugroho, 2000)

Suku bangsa, ras kulit kuning atau ras pada perempuan yang tinggal di belahan bumi bagian selatan mempunyai resiko mendapatkan menopause dini lebih tinggi dibandingkan perempuan ras putih yang tinggal dibelahan bumi bagian utara. Selain itu, pada negara dengan iklim panas, kejadian menopause dini lebih kerap dibandingkan negara beriklim dingin (Manuaba, 1999).

Pendidikan, wanita yang berpendidikan kurang mungkin memasuki menopause dalam usia 40 tahunan. Disebabkan wanita yang berpendidikan cendrung mampu mengatur koping dan kebutuhan hidupnya ke arah yang lebih sehat ( Takasiahaeng, 2000)

Pekerjaan, riwayat pekerjaan juga menjadi sorotan. Nantinya hal ini terkait dengan kesehatan. Seorang perempuan yang sering terpapar radiasi perlu diwaspadai terhadap kemunculan menopause dini ( Wahyudi Nugroho, 2000)

Sisial ekonomi, pendapatan yang sangat menimal atau kurang memadai kurang mungkin pula untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam keluarga tersebut. Sementara itu kerja faal tubuh harus disuplai energi yang diperoleh melalui metabolisme makanan yang padat gizi (Wahyudi Nugroho, 2000)

Gaya hidup, wanita perokok; pengkonsumsi alkohol dan mereka yang memiliki kebiasaan sebagai vegetarian murni lebih berisiko untuk mencapi masa menopause dalam waktu lebih awal. Namun penumpukan lemak atau obesitas


(23)

juga dapat berdampak pada waktu menopause yang juga hadir lebih awal / dini (Purwanto, 2007)

Riwayat keluarga / genetik, faktor genetik memegang peranan penting. Perempuan dengan riwayat keluarga yang mempunyai menopause dini cenderung mendapat menopause lebih awal dan mengalami kegagalan kemampuan reproduksi. Menarche, masa menstuasi yang datang terlambat pada usia puberitas memberi kecendrungan masa menopause data lebih cepat (Wahyudi Nugroho, 2000)

1.4.2. Usia Menopause

Setiap orang mempunyai waktu menopause yang berbeda – beda. Ada yang datang lebih awal dan ada yang terlambat. Dikatakan awal bila menopause muncul pada usia 20 – 40 tahun. Usia menopause terlambat biasanya terjadi di atas 51 tahun (Sukma, 2007).

Klimaterium merupakan suatu masa peralihan dari kehidupan seorang wanita yang berawal sejak fungsi indung telur berkurang hingga beberapa waktu sampai berhentinya haid. Masa klimaterium ini bisa terjadi pada usia dibawah 45 tahun termasuk pada kondisi menopause dini (Sukma, 2007)

Menopause adalah kondisi dimana seorang wanita mencapai masa berhentinya haid pada usia lebih dari atau pada 45 tahun. Usia rata – rata untuk mencapainya menopause alami atau berhentinya haid adalah diatas 51 tahun (Nirmal, 2003)


(24)

2. Merokok

2.1. Definisi Merokok

Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap yang dihasilkannya. Menghisap asap yang dihasilkannya berarti sekurang – kurangnya menghirup 60% gas dan uap yang dihasilkannya. Merokok didefinisikan sebagai suatu aktivitas aktif menghisap/mengkonsumsi sebagi upaya memenuhi keinginan, kebutuhan dan kebiasaannya. Beribu – ribu orang pada dewasa ini menjadi perokok berat bukan hanya karena suatu pilihan melainkan karena mereka tidak punyak jalan keluar. Motivasi merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup seseorang untuk berhenti merokok, namun tidak banyak implus yang dapat merangsang keinginan seseorang agar berhenti merokok (Aiman, 2006).

Dengan menghisap/mengonsumi sebatang rokok berarti menghisap 69 bahan kimia berbeda yang menyebabkan kanker dan ribuan racun lain yang dapat meningkatkan resiko beberapa jenis penyakit berbeda. Dengan kata lain merokok berarti secara sengaja mensuplay tubuh dengan berbagai jenis racun melalui kegiatan aktif menghisap rokok (Aiman, 2006).

Zat yang paling berbahaya adalah tar dan nikotin. Zat tar ini nantinya akan menumpuk pada selaput lendir cabang tenggorok. Tak tidak hanya menimbulkan rangsang atau dampak buruk bagi area tersebut namun juga dapat berdampak pada gangguan vascular. Begitu juga efek nikotin yang tidak hanya menimbulkan minat ketagihan sehingga merokok menjadi sebuah kebutuhan, nikotin juga berdampak pada kerusakan tubuh karena perlu disadari bahwa nikotin merupakan derifat dari cyanida (M. Ruth, 1999)


(25)

Pada penelitian di Inggris (2007) dinyatakan 70% perokok ingin berhenti merokok namun mereka terhalang oleh kekuatan nikotin. Hanya satu dari lima orang yang berusaha berhenti merokok berhasil menghentikan kebiasaan merokok mereka (ASH,2007). Pemerintah Inggris menyatakan 106.000 orang telah meninggal dalam setahun akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok. Karena itu pula pada 1 juli 2007, merokok telah dilarang di tempat – tempat umum tertutup di seluruh Inggris (Rich, 1999)

ASH menyatakan seperempat orang dewasa di Inggris saat ini merokok, 70% diantaranya adalah orang tua tunggal. Diantara 70% itu, 24,9% adalah wanita. Ini merupakan angka yang cukup besar mengingat dampak yang nantinya berpengaruh pada wanita tersebut.

2.2. Wanita Perokok

Wanita perokok adalah wanita yang secara aktif dan dalam intensitas rutin mengkonsumsi rokok. (Rich, 1999). Kegiatan merokok bukan hanya kebiasaan yang lazim dilakukan para lelaki atau pemuda. Tidak jarang ditemui bahwa seorang wanita bahkan remaja putri merokok secara aktif. Komunikasi perokok pada wanita kian lama kian kian meningkat, bahkan dibeberapa tempat mengalami kemajuan yang pesat. Persentasenya hampir sama dengan jumlah perokok pria. ASH mengidentifikasi (data 2006) jumlah perokok wanita dewasa di Inggris saat ini mencapai sepertiga lebih yaitu 37,7%; 55,4% ada pada kalangan laki – laki dewasa dan 0,8% pada kalangan anak – anak/remaja. Aktivitas merokok pada wanita ternyata menunjukkan angka yang besar. Badan statistik kesehatan inggris


(26)

juga memaparkan bahwa 50% lebih penderita kanker paru – paru di Inggris adalah wanita dengan riwayat merokok (Aiman. 2006).

Dengan mempertimbangkan bahaya dan dampak negatif yang mungkin timbul maka sesungguhnya ini merupakan awal masalah pada penurunan status kesehatan masyarakat secara global.

2.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Merokok

Sebenarnya ada banyak hal yang mempengaruhi aktivitas merokok baik secara internal maupun eksternal. Namun fakton internal dan eksternal itu tidak sedemikian rupa dapat dipisah – pisahkan. Adapun faktor yang lazim berpengaruh pada aktivitas merokok antara lain:

Lingkungan dan pergaulan. Kebanyakan perokok pada mulanya tidak secara mutlak ingin merokok karena pikiran mereka sendiri, melainkan karena orang lain. Seorang terpaksa belajar merokok karena terikut pada apa yang dilakukan orang lain (Jones, 2005).

Masalah atau kondisi stress. Mereka yang merasa hidupnya dipenuhi banyak tekanan, merasa merokok dapat membantu meringankan tekanan dan peranana strees itu. Walaupun sebenarnya efek nikotin yang ada pada rokok justru memberikan stimulasi yang antagonis dari yang dipersepsikan (Jones, 2005)

Budaya yang berkembang. Sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang di suatu komunitas tertentu menjadi satu alasan seseorang terpaksa merokok. Mereka menyimpulkan dengan tidak merokok berarti mereka bukan bagian dari komunitas itu. Bagaimanapun merokok menjadi suatu syarat yang dianggap legal untuk dilakukan (Mu’tadin,2002).


(27)

Ketidaknyamanan dan pertambahan usia. Kelihatannya sangat ironis bahwa pertambahan usia menjadi salah satu faktor yang dapat memacu konsumtif dari seorang wanita untuk merokok. Namun hal inilah yang dikemukakan Aiman. Menurutnya pertambahan usia seiring dengan pertambahan beban hidup yang akan dihadapi seorang wanita. Apalagi bagi wanita yang menuju masa menopause, dimana perasaan sensitif, kecemasan, kesulitan tidur, perasaan kesepian kerap hadir dan terasa sangat mengganggu. Beberapa dari mereka mengantisipasi hal ini dengan meningkatkan frekuensi merokok (Aiman, 2006).

2.4. Bahaya Merokok

Merokok banyak membawa dampak buruk bagi kesehatan baik secara fisik maupun psikis. Data statistik menggambarkan bahwa 90% kematian yang disebabkan karena gangguan pernapasan , 25% kematian yang disebabkan karena penyakit jantung koroner dan 75% kematian yang disebabkan karena penyakit emphysema, kesemuanya itu dipacu oleh kebiasaan merokok (Aiman, 2006).

Beberapa permasalahan yang sering timbul akibat dari merokok antara lain: Ketagihan, efek nikotin membawa keinginan merokok terus ada bagi yang telah mencobanya. Bahkan ini merupakan hambatan yang cukup besar bagi seorang yang ingin berhenti merokok. Aktivitas putus rokok justru sering membuat ketidaknyamanan seperti kesulitan tidur bahkan gangguan pencernaan seperti konstipasi. Dampak ketagihan ini tidak hanya membawa pengaruh buruk bagi kesehatan namun juga pengeluaran financial akibat dari kebutuhan akan rokok yang harus dipenuhi (Stuart, 2006).


(28)

Sakit pada area pernapasan. Paru – paru sebagai sumber pengatur pernapasan merupakan komponen yang sangat vital bagi tubuh manusia. Aktivitas merokok dengan kondisi menghisap asap rokok akan langsung mempengaruhi organ pernapasan. Efek dari tar memberi pengaruh pada penebalan selaput lendir paru. Ini menghilangkan sedikit demi sedikit elastisitas paru, akibatnya kerja paru tidak edekuat. Dinyatakan bahwa seorang perokok membayar 34,6 menit hidupnya untuk sebatang rokok (Jones, 2005).

Kanker, kondisi kronik dari sakit pada area pernapasan akan dilanjutkan pada kondisi kanker. Ini terjadi ketika zat – zat pada rokok telah mengendap dan meracuni sel – sel di tubuh kita. Dampak yang kronik ini tidak hanya dihadapi oleh satu atau dua orang melainkan sebagian besar pengkonsumsi rokok.

Impotensi, ini merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Bukan hanya pada pria tapi juga pasangannya. Impotensi berarti gangguan yang terjadi pada kesehatan reproduksi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh aktivitas merokok yang membuat kerusakan sel – sel dan mengganggu faal tubuh. Beberapa konsekuensi yang harus dihadapi pada kondisi ini adalah hilangnya keharmonisan rumah tangga, tidak tercapainya kepuasan seksual bagi pria maupun pasangannya. Dan kemungkinan untuk mempunyai keturunanpun tidak akan terwujud (Aiman, 2006).

Gangguan kehamilan dan janin, seorang wanita yang hamil berarti segala sesuatu yang diperbuatnya meliputi dua hal yaitu ibu/dirinya dan janin. Merokok membawa dampak buruk bagi kesehatan secara umum, begitu juga efek yang ditimbulkan pada sang janin. Melalui plasenta zat – zat racun itu diabsobrsi dan mempengaruhi kehidupan sang janin. Alhasil seorang ibu yang aktif merokok


(29)

pada masa kehamilannya, bisa dipastikan 97% bayinya kan lahir dengan kelainan jantung ataupun kecacatan (Nirmala, 2003).

Menopause dini, merokok dapat mempercepat menopause. Ini karena rokok ternyata dapat mempengaruhi produksi hormon estrogen. Nikotin yang terdapat di rokok diasumsikan menghambat produksi hormon estrogen sehingga siklus hormonal pada wanita tersebut tidak berjalan efektif. Seringkali wanita perokok mengeluhkan siklus menstruasinya tidak teratur dan jarak persiklusnya sangat panjang. Kondisi ini memungkinkan terhentinya menstruasi secara permanen akan lebih cepat. Kondisi menopause dini ini nantinya akan mempengaruhi juga pada penyakit osteoporosis yang lebih awal. Hal ini karena berkurangnya produksi hormon estrogen yang mengurangi kemampuan observasi tubuh terhadap kalsium juga berkurang. Diketahui bahwa 20% wanita merokok mengalami masa menopause pada usia dini, hal ini berbanding dengan angka 1,7% saja dari mereka yang tidak merokok (Elisabet, 2005).

Ketidaknyamanan Fisik, ini biasanya diakibatkan dari reaksi ketergantungan rokok. Sehingga sering kali seorang perokok merasa pusing, mual dan lemas jika kebutuhan akan rokoknya terhambat. Kondisi ini pula yang memacu seseorang untuk terus mengkonsumsi rokok setiap hari, tanpa ada kemampuan untuk berhenti walau ada kemauan (Hawari,1990).


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan usia menopause pada wanita perokok di kota Tg. Balai. Merokok dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi usia menopause dimana hal ini juga didukung oleh beberapa karakteristik tertentu yang ada pada wanita tersebut. Menurut Aiman, menopause dini erat kaitannya dengan perilaku dan kebiasaan merokok pada wanita.

Yang membedakan antara menopause dini dengan menopause alami adalah waktu/masa klimakterium itu. Menopause dini timbul pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun. Dimana wanita tersebut telah mengalami henti haid secara permanen, proses ovulasi dan pembuahan sel telurpun berhenti (Kartini, 1992).

Dengan kondisi diatas, maka peristiwa – peristiwa pada masa klimakterium juga datang lebih awal, gejala yang lazim pada menopause dini antara lain : Hot flases, tubuh berkeringat pada malam hari, isomnia, napsu makan meningkat, kerontokan rambut, vagina kering, rasa sakit saat berhubungan seks,mengendurnya hasrat seksual, inkontinensia, cepat tersinggung, marah dan depresi. Semua kondisi ini dirasakan lebih hebat dan hadir lebih awal pada wanita dengan diagnosa menopause dini atau menopause yang datang pada usia yang lebih awal/kurang dari 45 tahun (Nirmala, 2003).


(31)

Berdasarkan tinjauan pustaka, kesemua hal diatas juga berkaitan dengan latar belakang atau karakteristik serta riwayat kesehatan klien terutama tentang riwayat merokoknya (Aiman, 2006). Adapun bentuk skema konseptual penelitian karakteristik dan usia menopause pada wanita perokok adalah sebagai berikut:

Kerangka Konseptual

Karakteristik Wanita Menopause Pada Wanita Perokok

Menopause pada wanita perokok di Tanjung Balai

Karakteristik wanita menopause:

• Usia

• Status perkawinan

• Agama

• Suku

• Pendidikan

• Pekerjaan

• Pendapatan

Wanita Perokok

• Ringan


(32)

2. Definisi Operasional

2.1. Karakteristik Wanita Menopause

Karakteristik merupakan data demografi dan ciri atau kebiasaan wanita menopause meliputi usia, status perkawinan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan.

Usia yaitu umur seseorang yang dikumulatifkan dari saat ia lahir hingga saat ini. Usia dalam hal ini terkait kajian usia menopause yaitu waktu atau umur seorang wanita saat terakhir kalinya mengalami menstruasi. Usia merokok merupakan waktu dimulaianya untuk pertama kali mengkonsumsi rokok.

Status perkawinan yaitu keadaan yang membedakan status wanita dalam hal perkawinan/pernikahan yang dapat diklasifikasikan bentuk wanita menikah, wanita tidak menikah dan janda.

Agama adalah nilai – nilai kepercayaan yang dianut wanita menopause dan diwujudkan dalam bentuk ibadah atau keyakinan pada Tuhan.

Suku merupakan garis keturunan tertentu yang nantinya terkait pada alat dan kebiasaan yang dijalaninya.

Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar dalam situasi formal yang pernah diikuti oleh wanita menopause

Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang harus dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

Pendapatan adalah sejumlah materi yang dihasilkan oleh satu rumah tangga dan dihitung dengan rata – rata perbulan.


(33)

2.2. Wanita Perokok

Wanita perokok adalah wanita yang memiliki kebiasaan secara aktif menghisap rokok yang dilakukan secara rutin/terus menerus dengan frekuensi dan dalam jumlah tertentu. Katagori untuk perokok ringan adalah wanita yang aktif merokok dalam rentang waktu dan jumlah yang tidak membuatnya konsumtif serta ketagihan. Batasan jumlah tidak melebihi dari tiga batang perhari. Sedangkan katagori untuk perokok berat adalah seorang wanita yang aktif merokok dalam jumlah dan frekuensi waktu yang tetap, memiliki sikap komsumtif yang tinggi disertai dengan perasaan candu atau ketagihan. Jumlah rokok mencapai lebih dari tiga batang perhari.


(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Tanjungbalai.

2. Populasi dan Sample 2.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita dewasa yang diperkirakan telah mengalami menopause dan tinggal di wilayah kota Tanjungbalai. Berdasarkan observasi data yang dilakukan ke Kantor Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai, Jumlah wanita dewasa yang saat ini berusia 45 – 55 tahun di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai ada sekitar 640 orang.

2.2. Sample Penelitian

Penentuan jumlah sampel diambil dengan cara yang dikemukakan oleh Arikunto (1998), dimana pengambilan subjek sebanyak 10% dari jumlah populasi. Hal ini dilakukan mengingat jumlah populasi sudah lebih dari 100 subjek. Sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 64 orang.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sample yang dilakukan dengan mengambil responden yang terpilih oleh peneliti menurut ciri –


(35)

ciri spesifik yang dimiliki oleh sample itu (Nasution, 1982). Kriteria untuk subjek penelitian adalah wanita dewasa dan telah menopause, berusia 45 – 55 tahun, tidak pernah melakukan operasi histerektomi, mempunyai riwayat merokok. Bersedia menjadi responden serta dapat berbahasa Indonesia, membaca dan menulis dengan baik dan benar.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai dengan pertimbangan jumlah wanita dewasa dengan kategori umur 45 – 55 tahun di tempat itu memadai dan banyak wanita perokok sehingga dapat memenuhi kriteria sampel. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09 November 2009 sampai dengan 28 November 2009.

4. Pertimbangan Etik

Peneliti menyerahkan secara langsung lembar persetujuan kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia menjadi objek penelitian maka diminta persetujuannya dengan menandatangani lembar persetujuan. Dimana dalam hal ini responden yang menjadi objek penelitian diminta kesediaannya secara suka rela, tidak akan memberikan tekanan kepada responden baik fisik maupun psikis. Jika responden menolak untuk menjadi objek penelitian maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Responden dapat kapan aja memilih berhenti untuk menjadi objek penelitian dan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuisioner) yang diisi oleh responden. Lembar


(36)

tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2001).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk kuisioner. Pada bagian awal instrumen penelitian berisi data demografi klien yang meliputi umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan perbulan. Data ini sekaligus sebagai pertimbangan untuk mengidentifikasi karakteristik wanita menopause

Bagian instrumen penelitian selanjutnya berisi pernyataan untuk mengidentifikasi aktifitas/kebiasaan merokok pada wanita meopause. Bagian ini terdiri dari 10 pernyataan terkait aktivitas merokok dengan pilihan ya dan tidak. Untuk jawaban ya diberi nilai 1 dan jawaban tidak diberi nilai 0. Nilai tertinggi adalah 10 dan nilai terendah adalah 0. Pengukuran kebiasaan merokok dikatagorokan berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (1992).

kelas banyak

g ren

p= tan

Kategori kelas untuk kebiasaan merokok yaitu wanita perokok berat dan wanita perokok ringan. Skor merokok dengan interval 0 – 10 dengan rentang sebesar 10 dan 2 kategori kelas, didapatlah panjang kelas 5. Nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, tingkat merokok dikategorikan sebagai berikut : 0 – 5 adalah perokok ringan sedangkan 6 – 10 adalah perokok berat.


(37)

Peneliti terlebih dahulu melakukan uji reliabilitas pada instrumen penelitian. Uji relibilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui konsistensi instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama. Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas konsistensi internal karena memiliki kelebihan yaitu: pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk instrumen kepada satu subjek studi. Uji reliabilitas dilakukan kepada responden dan diolah dengan memakai uji KR – 20 (Kuder Richardson 20) (Portney & Watkins, 1999; Arikunto, 1998).

Uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 orang responden sebelum pengumpulan data (Nursalam, 2003). Responden diambil di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila koefisiennya sama dengan atau lebih dari 0.70 (Polit & Hungler, 1995). Hasil uji reliabilitas untuk kuisioner karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai yang dilakukan terhadap 10 orang didapat hasilnya sebesar 0.78. Instrumen ini berarti real dan layak untuk diteruskan.

7. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuisioner. Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonana ijin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), kemudian permohonan ijin yang telah diperoleh dikirimkan ke tempat penelitian (Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai ). Setelah mendapatkan izin penelitian dari Camat Tanjungbalai


(38)

Utara kota Tanjungbalai, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Apabila peneliti menemukan calon responden yang memenuhi criteria, maka calon responden tersebut dipilih sesuai dengan keinginan peneliti. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan pada calon responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuisioner, kemudian calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Responden selanjutnya diminta untuk mengisi kuisioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada point-point yang tidak dimengerti. Setelah semua responden mengisi kuisioner tersebut, maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.

8. Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui pengolahan data dengan perhitungan statistik deskritif menggunakan sistem komputerisasi. Pertama, memeriksa data demografi responden serta memastikan bahwa semua pernyataan telah diisi dengan benar. Dilanjutkan dengan mengklarifikasi data dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan. Untuk mengolah data terlebih dahulu setiap jawaban responden diberi skor terendah sampai tertinggi dan disesuiakan dengan bentuk kuisionernya. Kemudia dilakukan pengolahan data dengan menggunakan salah satu program komputer. Hasil analisa data baik data demografi dan data kebiasaan merokok pada wanita bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik wanita menopause pada wanita perokok yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.


(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang telah dialakukan selama tiga minggu yaitu dari tanggal 9 November 2009 sampai dengan 28 November 2009 dengan jumlah responden sebanyak 64 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi dan karakteristik serta kebiasaan merokok wanita menaupause pada wanita perokok di kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.

1.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian Pada tabel 1 menggambarkan data demografi wanita menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai, usia responden berada pada rentang kelompok umur 51-55 sebanyak 37 orang (58%). Seluruh responden yaitu 64 orang (100%) telah merokok pada usia sebelum mereka menaupause. Sementara itu usia wanita menopause dengan kelompok umur 46-50 tahun ada 30 orang (47%). Berdasarkan status pernikahan 59% wanita tersebut menikah. Responden beragama Islam mencapai 61%. Hampir setengah dari responden suku Batak (45%). Responden telah menyelesaikan sampai tingkat sekolah menengah umum (SMU) sederajat yaitu sekitar 44%. Berdasarkan pekerjaannya, hampir setengah dari responden berwirausaha sebanyak 45%. Penghasilan lebih dari 1.000.000 (58%).


(40)

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden di Kec Tanjung balai Utara Kota Tanjungbalai (N = 64)

Data Demografi responden Fr %

Umur

43 tahun 1 1

45 tahun 1 1

46 tahun 3 5

47 tahun 6 9

48 tahun 2 3

49 tahun 5 8

50 tahun 11 17

51 tahun 3 5

52 tahun 7 11

53 tahun 7 11

54 tahun 8 13

55 tahun 10 16

(Mean=51;SD=3) Umur mulai merokok

10 tahun 1 2

11 tahun 2 3

12 tahun 2 3

13 tahun 3 5

14 tahun 2 3

15 tahun 2 3

16 tahun 5 8

17 tahun 4 6

18 tahun 3 5

19 tahun 5 8

20 tahun 3 5

21 tahun 5 8

22 tahun 4 6

23 tahun 2 3

24 tahun 2 3

26 tahun` 7 10

27 tahun 2 3

28 tahun 2 3

30 tahun 3 5

31 tahun 1 2

36 tahun 1 2

38 tahun 1 2

40 tahun 2 3


(41)

Tabel 1. (Lanjutan)

Data Demografi Responden Fr (n) % Umur Menopause

38 tahun 1 1

40 tahun 4 6

41 tahun 1 1

43 tahun 3 5

44 tahun 5 8

45 tahun 9 14

46 tahun 3 5

47 tahun 5 8

48 tahun 5 8

49 tahun 5 8

50 tahun 11 17

51 tahun 3 5

52 tahun 5 8

53 tahun 3 5

54 tahun 1 1

(Mean=47;SD=4) Status pernikahan

Menikah 38 59

Tidak menikah 3 5

Janda 23 36

Agama

Islam 39 61

Kristen 25 39

Suku

Melayu 15 23

Batak 29 45

Jawa 18 28

Lain-lain 2 4

Pendidikan

SD 11 17

SMP 18 28

SMU 28 44


(42)

Tabel 1. (Lanjutan)

Data Demografi Responden Fr (n) % Pekerjaan

PNS 8 13

BUMN 2 3

Peg.Swasta 8 13

Wirausaha 29 44

IRT 17 27

Penghasilan

< Rp 500.000 6 9

Rp 500.000-Rp 1.000.000 21 33

> Rp 1.000.000 37 58

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase pengelompokan usia, usia merokok dan usia menopause responden.

Data Demografi Fr %

Usia

< 45-50 tahun 29 45

51-55 tahun 35 55

Usia merokok

10-16 tahun 17 27

17-21 tahun 20 32

22-35 tahun 23 35

36-40 tahun 4 6

Usia menopause

<45-45 tahun 23 36

46-55 tahun 41 64

1.2. Kebiasaan Merokok Wanita

Pada tabel 3 mengenai kebiasaan merokok wanita diketahui 100% responden menyatakan telah merokok sebelum memasuki usia menopause. Responden mayoritas menyatakan frekuensi merokoknya tidak meningkat saat menjelang menopause yaitu sekitar 39 responden (61%), responden yang menyatakan saat stress jumlah rokok yang dihisapnya meningkat sebanyak (92%).


(43)

Responden umumnya merasa pusing, mual dan lemas jika tidak merokok. Hal ini terlihat dari hasil persentase sebesar 63%. 93% wanita perokok menyatakan bahwa mereka merokok setiap hari dan terus menerus. Namun 64% responden menyatakan waktu istirahatnya tidak selalu dihabiskan dengan merokok. Setara dengan pernyataan tersebut, 64% responden menyatakan lebih baik makan/jajan dari pada merokok. Responden yang menyatakan bahwa mereka merokok sedikitnya tiga batang perhari 92% orang. Umumnya responden menyukai rokok yang mengandung filter yaitu sebanyak 80%. Responden yang menyatakan hanya bisa tidur jika telah merokok hanya 8 orang (12.5%).

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan kebiasaan merokok wanita (n=64).

Pernyataan Ya Tidak

n (%) n (%)

Kebiasaan merokok sebelum menopause 64 (100) 0 (0)

Frekuensi merokok meningkat menjelang 25 (39) 39 (61)

menopause

Saat stres jumlah rokok yang dihisap lebih 59 (92) 5 (8)

banyak

Merokok setiap hari dan terus menerus 63 (98) 1 (2)

Menghabiskan waktu istirahat dengan merokok 23 (36) 41 (64)

Lebih baik tidak makan/jajan dari pada tidak 23 (36) 41 (64)

merokok

Merokok sedikitnya tiga batang perhari 59 (92) 5 (8)

Menyukai rokok yang sedikit mengandung 13 (20) 51 (80)

filter


(44)

1.3. Tingkat Kebiasaan Merokok

Tabel 4 menunjukan hasil penelitian tenyang pengelompokan tingkat kebiasaan merokok dari 64 responden, 27 orang (42%) wanita berada pada kondisi perokok ringan dan 37 orang (59%) merupakan kelompok perokok berat. Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat kebiasaan

merokok wanita.

Tingkat kebiasaan merokok Fr (n) %

Perokok ringan 0-5 27 42

Perokok berat 6-10 37 58

2. Pembahasan

Pada penelitian yang dilakukan terhadap 64 wanita perokok yang telah menopause di Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai umumnya responden berusia diatas 50 tahun .Dengan nilai mean 51 tahun. Selanjutnya bila dilihat dari aspek status pernikahan, hasil penelitian menunjukan bahwa 8 dari 23 responden yang menopause dini berstatus janda dan 2 dari 3 responden wanita perokok yang tidak menikah tergolong dalam menopause dini. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Takasihaeng (2000). Dinyatakannya bahwa seorang wanita single baik itu janda maupun wanita tidak menikah di usia yang sudah tidak muda lagi lebih cepat mendapati masa menopause. Hal ini diakibatkan karena kondisi peran yang tidak komplit dalam hidupnya. Kebiasaan merokok tampaknya dipengaruhi juga oleh karakteristik budaya dan kebiasaan hidup sehari-hari seperti yang dipaparkan oleh Mu’tadin (2002) bahwa sebuah kebudayaan atau kebiasaan pada suatu komunitas tertentu menjadi satu alasan


(45)

seseorang terpaksa merokok. Mereka menyimpulkan dengan tidak merokok berarti mereka bukan bagian dari komunitas itu. Terdapat 45% responden merupakan suku Batak, 6 orang diantaranya telah menopause sejak usia kurang dari 45 tahun. Hanya ada 23% wanita perokok aktif yang bersuku Melayu, 8 orang diantaranya merupakan kelompok menopause dini. 44% responden adalah tamatan SMU sederajat, 10 diantaranya menopause dini. Hal ini berbeda dengan pernyataan Takasiahaeng (2000) yang menyatakan bahwa wanita yang berpendidikan kurang mungkin memasuki menopause dalam usia 40 tahunan. Penyebabnya adalah wanita yang berpendidikan cendrung mampu mengatur koping dan kebutuhan hidupnya ke arah yang lebih sehat. Jika melihat pada konsep teoritis, harusnya kelompok diatas berpotensi menopause pada usia lebih lama lagi, apalagi 37 responden (58%) merupakan kelompok wanita dengan penghasilan bulanan lebih dari Rp 1.000.000,- sehingga pemenuhan primer seperti pangan dalam kehidupannya dipersepsikan cukup seperti pernyataan Wahyudi Nugroho (2000) menyatakan pendapatan yang sangat minimal atau kurang memadai kurang mungkin pula untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam keluarga tersebut. Sementara itu kerja faal tubuh harus disuplai energi yang diperoleh melalui metabolisme makanan yang padat gizi. Namun tampaknya teori ini tidak berlaku bagi wanita yang aktif merokok sebab tidak hanya 10 responden berpendidikan yang mengalami menopause dini, 18 responden tamatan SMU yang aktif merokok lainnya menopause pada usia tidak lebih dari 55 tahun.

Kondisi diatas diasumsikan dapat dicegah atau diminimalkan jika saja jumlah wanita perokok dapat diturunkan. Kenyataannya, dari 64 responden yang saat ini berusia rata-rata 51 tahun, seluruhnya memiliki riwayat merokok sebelum


(46)

mengalami menopause. Bahkan 27% responden mulai merokok pada usia remaja. 58% diantanya merupakan perokok berat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 92% responden sepakat jumlah konsumsi rokok yang merek hisap akan meningkat pada saat stres. Jones (2005) juga menyatakan mereka yang merasa hidupnya dipenuhi banyak tekanan, merasa merokok dapat membantu meringankan tekanan dan peranana strees itu. Walaupun sebenarnya efek nikotin yang ada pada rokok justru memberikan stimulasi yang antagonis dari yang dipersepsikan.

Hal ini juga tampaknya yang mendasari banyaknya wanita-wanita remaja yang mulai aktif merokok dan memungkinkan seseorang akan meningkatkan frekuensi merokoknya disaat menjelang menopause karena adanya stres atau tekanan yang dihadapinya, peningkatan frekuensi merokok pada waktu menjelang menopause dialami oleh 39% responden. Hasil penelitian juga menggambarkan 98% responden menyatakan mengkonsumsi rokok setiap hari dan terus menerus. Ini merupakan salah satu bentuk ketagihan seperti yang dinyatakan Stuart (2006). Stuart juga menyatakan perokok aktif akan mengalami gangguan kesulitan tidur terutama ini terjadi dari kompensasi putus rokok. Namun kenyataannya Hasil penelitian juga menggambarkan 98% responden menyatakan mengkonsumsi rokok setiap hari dan terus menerus. Ini merupakan salah satu bentuk ketagihan seperti yang dinyatakan Stuart (2006).

Bila dilihat dari hasil penelitian mengenai usia menopause, ada 36% responden berada dalam katagori menopause dini yaitu wanita yang telah mengalami menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun. Seperti yang dikemukakan oleh Nirmala (2003) menyatakan bahwa menopause adalah kondisi dimana seorang wanita mencapai masa berhentinya haid pada usia lebih


(47)

dari atau pada 45 tahun. Usia rata-rata untuk mencapainya menopause alami atau berhentinya haid adalah diatas 51 tahun. Bila seorang wanita mencapai menopause pada usia kurang dari atau tepat 45 tahun dapat dikatagorikan sebagai menopause dini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa diantara 23 responden yang menopause dini, 17 responden diantaranya merupakan kelompok perokok berat. Hal ini berarti 72% responden yang menopause dini merupakan wanita perokok berat. Dari fakta tersebut diatas tampaknya terlihat adanya indikasi hubungan antara kebiasaan merokok dengan waktu menopause. Bahkan kemungkinannya tergambar sangat besar. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sukma (2007) yang menyatakan bahwa aktivitas merokok dilaporkan membawa pengaruh terhadap menopause dini pada wanita. Diketahui 59% wanita perokok aktif lebih mungkin berisiko terhadap menopause dini.

Penelitian ini hanya sebatas memberi gambaran tentang karakteristik wanita menopause yang perokok sehingga tidak mungkin ditarik kesimpulan pasti apalagi gambaran secara kualitatif mengenai kemungkinan pengaruh merokok terhadap menopause dini. Untuk itu, sebenarnya perlu adanya pengkajian lebih dalam mengenai hubungan atau pengaruh merokok terhadap usia menopause. Hal ini pastinya akan lebih akurat bila dilakukan dengan bentuk penelitian kualitatif di masa yang akan datang.


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi mengenai deskritif dari karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden (wanita menopause dengan riwayat merokok) di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai diperoleh dari data demografi yaitu mayoritas usia responden berada pada rentang kelompok umur 51-55 sebanyak 37 orang (58%), 64 responden (100%) telah merokok pada usia sebelum mereka menaupause, usia wanita menopause dengan kelompok umur 46-50 tahun ada 30 orang (47%), status pernikahan 59% wanita tersebut menikah (38 orang), jumlah responden yang beragama Islam yaitu berjumlah 39 orang (61%), suku Batak 29 orang (45%), pendidikan responden sampai batas sekolah menengah umum (SMU) sederajat yaitu sekitar 28 orang (44%), responden yang berwirausaha sebanyak 29 orang (45%). Berdasarkan penghasilan, 37 responden (58%) berada pada kelompok berpenghasilan lebih dari 1.000.000. Sedangkan dari data tingkat kebiasaan merokok pada wanita diperoleh data 27 responden (42%) wanita berada pada kondisi perokok ringan dan 37 responden (59%) merupakan kelompok perokok berat. Sukma (2007) menyatakan bahwa aktivitas merokok dilaporkan membawa pengaruh terhadap menopause dini pada wanita. Diketahui 59% wanita perokok aktif lebih mungkin


(49)

berisiko terhadap menopause dini. Pernyataan Sukma diatas tampaknya sejalan dengan hasil penelitian dimana telah diketahui bahwa 23 responden telah menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun dan diantara 23 responden tersebut diatas, 17 orang diantaranya adalah kelompok perokok berat.

2. Rekomendasi 2.1. Bagi Masyarakat

Bagi komunitas wanita perokok ataupun personal wanita yang diteliti diharapkan lebih dapat memahami pentingnya menjaga gaya hidup sehat terutama hidup bebas tanpa rokok dan alkohol.

2.2. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pengembangan keperawatan khususnya di bidang keperawatan komunitas. Institusi Keperwatan diharapkan dapat meningkatan peran serta keperawatan komunikasi dalam upaya meningkatnya derajat kesehatan wanita.

2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap usia menopause seorang wanita di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Aiman, (2006). Tobat Merokok. Jakarta : Pustaka Ilman.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Caroline J. Bohme, M.D. (2001). Kesehatan wanita di atas 40 tahun. Jakarta: Pt. Elek Media Komputinjo

Devore, J. (1986). Statistic, the exploration and analysis of data. St. Paul: West Publishing Company.

Dowling, C. (1989). Cinderella Complex: Ketakutan wanita pada kemandirian. Jakarta: Erlangga

Elisabet, Owen, M.D. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya.

Hawari, M. (1990). Merokok Menurunkan Kualitas Hidup. Jakarta: Rineka Cipta. Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2. Bandung: Mandar Maju

Khalid, J. (2004). Hanya untuk perempuan. Solo: Era Intermedia Ibrahim. (2006). Rokok & kanker. Pada website

Jones, D.I. (2005). Setiap wanita. Jakarta: Delapratasa Publising

http: //library.usu.ac.id.html

Manuaba, Ida Bagus. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Arcan

M.Ruth, (1999). Apa yang kamu ketahui tentang wanita. Bandung : Tarsito

Mu’tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri Remaja. Dibuka pada website http://www.e-psikologi.com.


(51)

Nirmala. (2003). Hidup sehat dengan menopause. Jakarta: Buku Pupuler Nirmala Notoatmodjo, S. (1993). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku

kesehatan. Yogyakarta: Andi Affset.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan (ed.1). Jakarta: Salemba Medika.

Purwanto. (2007). Seks dan menopause. Dibuka pada website http:www.ama.assn.org

Rey Sukma. (2007). Wanita merokok? waspadai menopause dini! Dibuka pada pada tanggal 12 oktober 2007.

websit

Rich. (1999). Penelitian tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan individu. Dibuka pada websit

pada tanggal 18 September 2007.

Sembiring , H. (1991). Memahami Wanita Menopause. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Stuaart. (2006). Pertanyakan Legalitas Merokok! Jakarta: Gaya Baru. Sudjana, M.A. (1984). Metode Statistik (ed.3). Bandung: Tarsito. Takasihaeng, J. (2000). Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Kompas. Wahyudi Nugroho, (2000). Kesehatan wanita. Jakarta : Erlangga. Yatim, W. (1982). Psikologi perkembangan. Bandung: Tarsito.


(52)

Aiman, (2006). Tobat Merokok. Jakarta : Pustaka Ilman.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Caroline J. Bohme, M.D. (2001). Kesehatan wanita di atas 40 tahun. Jakarta: Pt. Elek Media Komputinjo

Devore, J. (1986). Statistic, the exploration and analysis of data. St. Paul: West Publishing Company.

Dowling, C. (1989). Cinderella Complex: Ketakutan wanita pada kemandirian. Jakarta: Erlangga

Elisabet, Owen, M.D. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya.

Hawari, M. (1990). Merokok Menurunkan Kualitas Hidup. Jakarta: Rineka Cipta. Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2. Bandung: Mandar Maju

Khalid, J. (2004). Hanya untuk perempuan. Solo: Era Intermedia Ibrahim. (2006). Rokok & kanker. Pada website

Jones, D.I. (2005). Setiap wanita. Jakarta: Delapratasa Publising

http: //library.usu.ac.id.html

Manuaba, Ida Bagus. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Arcan

M.Ruth, (1999). Apa yang kamu ketahui tentang wanita. Bandung : Tarsito

Mu’tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri Remaja. Dibuka pada website http://www.e-psikologi.com.

Nasution, S. (1982). Metode research. Bandung: Jemmars


(53)

Notoatmodjo, S. (1993). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku kesehatan. Yogyakarta: Andi Affset.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan (ed.1). Jakarta: Salemba Medika.

Purwanto. (2007). Seks dan menopause. Dibuka pada website http:www.ama.assn.org

Rey Sukma. (2007). Wanita merokok? waspadai menopause dini! Dibuka pada pada tanggal 12 oktober 2007.

websit

Rich. (1999). Penelitian tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan individu. Dibuka pada websit

pada tanggal 18 September 2007.

Sembiring , H. (1991). Memahami Wanita Menopause. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Stuaart. (2006). Pertanyakan Legalitas Merokok! Jakarta: Gaya Baru. Sudjana, M.A. (1984). Metode Statistik (ed.3). Bandung: Tarsito. Takasihaeng, J. (2000). Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Kompas. Wahyudi Nugroho, (2000). Kesehatan wanita. Jakarta : Erlangga. Yatim, W. (1982). Psikologi perkembangan. Bandung: Tarsito.


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi mengenai deskritif dari karakteristik wanita menopause pada wanita perokok di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden (wanita menopause dengan riwayat merokok) di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai diperoleh dari data demografi yaitu mayoritas usia responden berada pada rentang kelompok umur 51-55 sebanyak 37 orang (58%), 64 responden (100%) telah merokok pada usia sebelum mereka menaupause, usia wanita menopause dengan kelompok umur 46-50 tahun ada 30 orang (47%), status pernikahan 59% wanita tersebut menikah (38 orang), jumlah responden yang beragama Islam yaitu berjumlah 39 orang (61%), suku Batak 29 orang (45%), pendidikan responden sampai batas sekolah menengah umum (SMU) sederajat yaitu sekitar 28 orang (44%), responden yang berwirausaha sebanyak 29 orang (45%). Berdasarkan penghasilan, 37 responden (58%) berada pada kelompok berpenghasilan lebih dari 1.000.000. Sedangkan dari data tingkat kebiasaan merokok pada wanita diperoleh data 27 responden (42%) wanita berada pada kondisi perokok ringan dan 37 responden (59%) merupakan kelompok perokok berat. Sukma (2007)


(2)

berisiko terhadap menopause dini. Pernyataan Sukma diatas tampaknya sejalan dengan hasil penelitian dimana telah diketahui bahwa 23 responden telah menopause pada usia kurang dari atau sama dengan 45 tahun dan diantara 23 responden tersebut diatas, 17 orang diantaranya adalah kelompok perokok berat.

2. Rekomendasi 2.1. Bagi Masyarakat

Bagi komunitas wanita perokok ataupun personal wanita yang diteliti diharapkan lebih dapat memahami pentingnya menjaga gaya hidup sehat terutama hidup bebas tanpa rokok dan alkohol.

2.2. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pengembangan keperawatan khususnya di bidang keperawatan komunitas. Institusi Keperwatan diharapkan dapat meningkatan peran serta keperawatan komunikasi dalam upaya meningkatnya derajat kesehatan wanita.

2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap usia menopause seorang wanita di Kecamatan Tanjung Balai Utara Kota Tanjung Balai.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aiman, (2006). Tobat Merokok. Jakarta : Pustaka Ilman.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Caroline J. Bohme, M.D. (2001). Kesehatan wanita di atas 40 tahun. Jakarta: Pt. Elek Media Komputinjo

Devore, J. (1986). Statistic, the exploration and analysis of data. St. Paul: West Publishing Company.

Dowling, C. (1989). Cinderella Complex: Ketakutan wanita pada kemandirian. Jakarta: Erlangga

Elisabet, Owen, M.D. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya.

Hawari, M. (1990). Merokok Menurunkan Kualitas Hidup. Jakarta: Rineka Cipta. Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2. Bandung: Mandar Maju

Khalid, J. (2004). Hanya untuk perempuan. Solo: Era Intermedia Ibrahim. (2006). Rokok & kanker. Pada website

Jones, D.I. (2005). Setiap wanita. Jakarta: Delapratasa Publising

http: //library.usu.ac.id.html

Manuaba, Ida Bagus. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Arcan

M.Ruth, (1999). Apa yang kamu ketahui tentang wanita. Bandung : Tarsito


(4)

Nirmala. (2003). Hidup sehat dengan menopause. Jakarta: Buku Pupuler Nirmala Notoatmodjo, S. (1993). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku

kesehatan. Yogyakarta: Andi Affset.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan (ed.1). Jakarta: Salemba Medika.

Purwanto. (2007). Seks dan menopause. Dibuka pada website http:www.ama.assn.org

Rey Sukma. (2007). Wanita merokok? waspadai menopause dini! Dibuka pada pada tanggal 12 oktober 2007.

websit

Rich. (1999). Penelitian tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan individu. Dibuka pada websit

pada tanggal 18 September 2007.

Sembiring , H. (1991). Memahami Wanita Menopause. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Stuaart. (2006). Pertanyakan Legalitas Merokok! Jakarta: Gaya Baru. Sudjana, M.A. (1984). Metode Statistik (ed.3). Bandung: Tarsito. Takasihaeng, J. (2000). Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Kompas. Wahyudi Nugroho, (2000). Kesehatan wanita. Jakarta : Erlangga. Yatim, W. (1982). Psikologi perkembangan. Bandung: Tarsito.


(5)

Aiman, (2006). Tobat Merokok. Jakarta : Pustaka Ilman.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Caroline J. Bohme, M.D. (2001). Kesehatan wanita di atas 40 tahun. Jakarta: Pt. Elek Media Komputinjo

Devore, J. (1986). Statistic, the exploration and analysis of data. St. Paul: West Publishing Company.

Dowling, C. (1989). Cinderella Complex: Ketakutan wanita pada kemandirian. Jakarta: Erlangga

Elisabet, Owen, M.D. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya.

Hawari, M. (1990). Merokok Menurunkan Kualitas Hidup. Jakarta: Rineka Cipta. Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2. Bandung: Mandar Maju

Khalid, J. (2004). Hanya untuk perempuan. Solo: Era Intermedia Ibrahim. (2006). Rokok & kanker. Pada website

Jones, D.I. (2005). Setiap wanita. Jakarta: Delapratasa Publising

http: //library.usu.ac.id.html

Manuaba, Ida Bagus. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Arcan

M.Ruth, (1999). Apa yang kamu ketahui tentang wanita. Bandung : Tarsito

Mu’tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri Remaja. Dibuka pada website http://www.e-psikologi.com.


(6)

Notoatmodjo, S. (1993). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku kesehatan. Yogyakarta: Andi Affset.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan (ed.1). Jakarta: Salemba Medika.

Purwanto. (2007). Seks dan menopause. Dibuka pada website http:www.ama.assn.org

Rey Sukma. (2007). Wanita merokok? waspadai menopause dini! Dibuka pada pada tanggal 12 oktober 2007.

websit

Rich. (1999). Penelitian tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan individu. Dibuka pada websit

pada tanggal 18 September 2007.

Sembiring , H. (1991). Memahami Wanita Menopause. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Stuaart. (2006). Pertanyakan Legalitas Merokok! Jakarta: Gaya Baru. Sudjana, M.A. (1984). Metode Statistik (ed.3). Bandung: Tarsito. Takasihaeng, J. (2000). Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Kompas. Wahyudi Nugroho, (2000). Kesehatan wanita. Jakarta : Erlangga. Yatim, W. (1982). Psikologi perkembangan. Bandung: Tarsito.