Ketidaknyamanan dan pertambahan usia. Kelihatannya sangat ironis
bahwa pertambahan usia menjadi salah satu faktor yang dapat memacu konsumtif dari seorang wanita untuk merokok. Namun hal inilah yang dikemukakan Aiman.
Menurutnya pertambahan usia seiring dengan pertambahan beban hidup yang akan dihadapi seorang wanita. Apalagi bagi wanita yang menuju masa
menopause, dimana perasaan sensitif, kecemasan, kesulitan tidur, perasaan kesepian kerap hadir dan terasa sangat mengganggu. Beberapa dari mereka
mengantisipasi hal ini dengan meningkatkan frekuensi merokok Aiman, 2006.
2.4. Bahaya Merokok
Merokok banyak membawa dampak buruk bagi kesehatan baik secara fisik maupun psikis. Data statistik menggambarkan bahwa 90 kematian yang
disebabkan karena gangguan pernapasan , 25 kematian yang disebabkan karena penyakit jantung koroner dan 75 kematian yang disebabkan karena penyakit
emphysema, kesemuanya itu dipacu oleh kebiasaan merokok Aiman, 2006. Beberapa permasalahan yang sering timbul akibat dari merokok antara lain:
Ketagihan, efek nikotin membawa keinginan merokok terus ada bagi
yang telah mencobanya. Bahkan ini merupakan hambatan yang cukup besar bagi seorang yang ingin berhenti merokok. Aktivitas putus rokok justru sering
membuat ketidaknyamanan seperti kesulitan tidur bahkan gangguan pencernaan seperti konstipasi. Dampak ketagihan ini tidak hanya membawa pengaruh buruk
bagi kesehatan namun juga pengeluaran financial akibat dari kebutuhan akan rokok yang harus dipenuhi Stuart, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Sakit pada area pernapasan. Paru – paru sebagai sumber pengatur
pernapasan merupakan komponen yang sangat vital bagi tubuh manusia. Aktivitas merokok dengan kondisi menghisap asap rokok akan langsung mempengaruhi
organ pernapasan. Efek dari tar memberi pengaruh pada penebalan selaput lendir paru. Ini menghilangkan sedikit demi sedikit elastisitas paru, akibatnya kerja paru
tidak edekuat. Dinyatakan bahwa seorang perokok membayar 34,6 menit hidupnya untuk sebatang rokok Jones, 2005.
Kanker, kondisi kronik dari sakit pada area pernapasan akan dilanjutkan
pada kondisi kanker. Ini terjadi ketika zat – zat pada rokok telah mengendap dan meracuni sel – sel di tubuh kita. Dampak yang kronik ini tidak hanya dihadapi
oleh satu atau dua orang melainkan sebagian besar pengkonsumsi rokok.
Impotensi, ini merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan.
Bukan hanya pada pria tapi juga pasangannya. Impotensi berarti gangguan yang terjadi pada kesehatan reproduksi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh aktivitas
merokok yang membuat kerusakan sel – sel dan mengganggu faal tubuh. Beberapa konsekuensi yang harus dihadapi pada kondisi ini adalah hilangnya
keharmonisan rumah tangga, tidak tercapainya kepuasan seksual bagi pria maupun pasangannya. Dan kemungkinan untuk mempunyai keturunanpun tidak
akan terwujud Aiman, 2006.
Gangguan kehamilan dan janin, seorang wanita yang hamil berarti
segala sesuatu yang diperbuatnya meliputi dua hal yaitu ibudirinya dan janin. Merokok membawa dampak buruk bagi kesehatan secara umum, begitu juga efek
yang ditimbulkan pada sang janin. Melalui plasenta zat – zat racun itu diabsobrsi dan mempengaruhi kehidupan sang janin. Alhasil seorang ibu yang aktif merokok
Universitas Sumatera Utara
pada masa kehamilannya, bisa dipastikan 97 bayinya kan lahir dengan kelainan jantung ataupun kecacatan Nirmala, 2003.
Menopause dini, merokok dapat mempercepat menopause. Ini karena
rokok ternyata dapat mempengaruhi produksi hormon estrogen. Nikotin yang terdapat di rokok diasumsikan menghambat produksi hormon estrogen sehingga
siklus hormonal pada wanita tersebut tidak berjalan efektif. Seringkali wanita perokok mengeluhkan siklus menstruasinya tidak teratur dan jarak persiklusnya
sangat panjang. Kondisi ini memungkinkan terhentinya menstruasi secara permanen akan lebih cepat. Kondisi menopause dini ini nantinya akan
mempengaruhi juga pada penyakit osteoporosis yang lebih awal. Hal ini karena berkurangnya produksi hormon estrogen yang mengurangi kemampuan observasi
tubuh terhadap kalsium juga berkurang. Diketahui bahwa 20 wanita merokok mengalami masa menopause pada usia dini, hal ini berbanding dengan angka
1,7 saja dari mereka yang tidak merokok Elisabet, 2005.
Ketidaknyamanan Fisik, ini biasanya diakibatkan dari reaksi
ketergantungan rokok. Sehingga sering kali seorang perokok merasa pusing, mual dan lemas jika kebutuhan akan rokoknya terhambat. Kondisi ini pula yang
memacu seseorang untuk terus mengkonsumsi rokok setiap hari, tanpa ada kemampuan untuk berhenti walau ada kemauan Hawari,1990.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan usia menopause pada wanita perokok di kota Tg. Balai. Merokok
dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi usia menopause dimana hal ini juga didukung oleh beberapa karakteristik tertentu yang ada pada wanita
tersebut. Menurut Aiman, menopause dini erat kaitannya dengan perilaku dan kebiasaan merokok pada wanita.
Yang membedakan antara menopause dini dengan menopause alami adalah waktumasa klimakterium itu. Menopause dini timbul pada usia kurang
dari atau sama dengan 45 tahun. Dimana wanita tersebut telah mengalami henti haid secara permanen, proses ovulasi dan pembuahan sel telurpun berhenti
Kartini, 1992. Dengan kondisi diatas, maka peristiwa – peristiwa pada masa
klimakterium juga datang lebih awal, gejala yang lazim pada menopause dini antara lain : Hot flases, tubuh berkeringat pada malam hari, isomnia, napsu makan
meningkat, kerontokan rambut, vagina kering, rasa sakit saat berhubungan seks,mengendurnya hasrat seksual, inkontinensia, cepat tersinggung, marah dan
depresi. Semua kondisi ini dirasakan lebih hebat dan hadir lebih awal pada wanita dengan diagnosa menopause dini atau menopause yang datang pada usia yang
lebih awalkurang dari 45 tahun Nirmala, 2003.
Universitas Sumatera Utara