e. meniadakan apa yang dilalaikan tanpa hak; danatau f. menempatkan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 tiga
tahun. Sanksi-sanksi yang ada dalam peraturan perundang-undang kita
yang terkait dengan lingkungan dirasakan sudah cukup, namun alangkah disayangkan apabila penerapan sanksi-sanksi tersebut tidak didukung oleh
penegakan hukum oleh aparat yang berwenang terhadap undang-undang itu sendiri.
36
BAB III KASUS LUMPUR LAPINDO
A. Kronologis terjadinya bencana lumpur Lapindo
Banjir lumpur panas Lapindo di Sidoarjo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Desa Renokenongo,
Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang terjadi sejak tanggal 27 Mei 2006. Semburan lumpur panas telah mengakibatkan tergenangnya
kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
1. Lokasi
Lokasi semburan lumpur panas berada di Kecamatan Porong, bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 kilometer sebelah selatan Kota Sidoarjo.
Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan di sebelah selatan.
Lokasi semburan hanya berjarak 150-500 meter dari sumur Banjar 100 Panji-1 BJP-1, yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas
sebagai pelaksana teknis blok Brantas. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang
dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori yang berhubungan dengan asal semburan. Pertama, semburan
lumpur berhubungan dengan kegiatan pengeboran. Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum
diketahui. 36
37
Gambar 1. Lokasi Sumur Banjar Panji
Sumber :
Rubi Rubiandini R. S., Pembelajaran dari Erupsi Lumpur di Sekitar Lokasi Sumur Banjar Panji-1, IAGI, Jakarta 27 September 2006. Diakses tanggal 09 Maret 2015
Gambar 2. Lokasi Sumur Banjar Panji-1
Sumber :
Rubi Rubiandini R. S., Pembelajaran dari Erupsi Lumpur di Sekitar Lokasi Sumur Banjar Panji-1, IAGI, Jakarta 27 September 2006. Diakses tanggal 09 Maret 2015
Lokasi tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari
lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-
38
Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi jalur pantura timur, serta jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.
2. Perkiraan Penyebab Kejadian
Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT
Medici Citra Nusantara. Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki 2590 meter sampai mencapai formasi Kujung batu
gamping. Sumur tersebut akan dipasang selubung bor casing yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi
circulation loss hilangnya lumpur dalam formasi dan kick masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur sebelum pengeboran menembus formasi
Kujung. Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo “sudah” memasang casing 30
inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing liner 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-38 inchi pada 3580 kaki Lapindo Press
Rilis ke wartawan, 15 Juni 2006. Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing
9-58 inchi yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara formasi Kalibeng Bawah dengan Formasi Kujung 8500 kaki.
39
Gambar 3. Posisi Cashing Prognosis VS Realisasi Sumur Banjar Panji-1
1
Sumber :
Rubi Rubiandini R. S., Pembelajaran dari Erupsi Lumpur di Sekitar Lokasi Sumur Banjar Panji-1, IAGI, Jakarta 27 September 2006. Diakses tanggal 09 Maret 2015
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka
membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka
membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping
formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama melakukan pengeboran mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih
berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure bertekanan tinggi dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos blow out tetapi dapat diatasi
dengan pompa lumpur. Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu
gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal
1
Rubi Rubiandini R. S., Pembelajaran dari Erupsi Lumpur di Sekitar Lokasi Sumur Banjar Panji-1, IAGI, Jakarta 27 September 2006. Diakses tanggal 21 Desember 2014