Pengujian secara parsial METODOLOGI PENELITIAN

79

2. Melakukan uji dua pihak two tail test untuk setiap koefisien regresi baik

secara simultan maupun secara parsial sebagai berikut: a. Pengujian secara keseluruhan Simultan Hipotesis pada pengujian secara simultan ini adalah: H : β 1 = β 2 = 0 Ha : sekurang- kurangnya terdapat sebuah β ≠ 0 Rumus pengujian pada koefisien regresi secara keseluruhan simultan sebagaiman yang diungkapkan Gujarati 2004: 258 adalah sebagai berikut: Untuk satu variabel bebas nilai R 2 sama dengan r 2 . Uji statistik di atas mengikuti distribusi F dengan derajat bebas db 1 = k dan db 2 = n – K-1, dengan K adalah banyaknya parameter. Adapun kriteria uji hipotesisnya adalah: F hitung ≥ F tabel, dengan α = 5 maka tolak H artinya signifikan F hitung ≤ F tabel, dengan α = 5 maka terima H artinya tidak signifikan

b. Pengujian secara parsial

Hipotesis operasional dalam pengujian secara parsial ini adalah: H : β i = 0 Ha : β i ≠ 0 Dimana, i = 1, 2 Untuk menguji koefisien regresi secara individual, rumus menurut Gujarati 2004: 134 adalah sebagai berikut: F = 80 Dimana, i = 1, 2 β i = koefesien regresi ke – i Se β i = standar error koefesien ke - i Statistik uji di atas mengikuti distribusi dengan derajat bebas n – k – 1, k merupakan banyaknya parameter pada persamaan regresi. Dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut: t hitung ≥ t table, dengan α = 5 maka tolak H artinya signifikan t hitung ≤ t table ≤ t hitung, dengan α = 5 maka terima H artinya tidak signifikan

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis serta Penarikan Kesimpulan

Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria dan kesimpulannya akan dijelaskan berikut ini: 1 Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria: Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H Secara Simultan α Daerah Penerimaan H0 Daerah Penolakan H0 βi t i = Se βi 81 a. Tolak H jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien positif. b. Tolak H jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif. c. Tolak H jika nilai F hitung 0,05 2 Hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan kriteria: Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H Secara Parsial a. Jika t hitung t tabel maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. b. Jika -t hitung ≤ t tabel ≤ t hitung maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. c. t hitung dicari dengan rumus perhitungan t hitung d. t tabel dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan db = n – k – 1 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT Bank Danamon Indonesia Tbk

4.1.1 Sejarah PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Danamon didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia. Di tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Di tahun 1988, Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta. Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, pengelolaan Danamon dialihkan di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN sebagai BTO Bank Taken Over. Di tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN, melakukan rekapitalisasi sebesar Rp32,2 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah. Sebagai bagian dari program restrukturisasi, di tahun yang sama PT Bank PDFCI, sebuah BTO yang lain, dilebur menjadi bagian dari Danamon. Kemudian di tahun 2000, delapan BTO lainnya Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional dilebur ke dalam Danamon. Sebagai bagian dari paket merger tersebut, Danamon menerima program rekapitalisasinya yang kedua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp28,9 triliun. Sebagai surviving entity, Danamon bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia.