Analisis pengaruh dana pihak ketiga, BI Rate, dan kurs rupiah terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Persero di Indonesia pada periode 2008-2014

(1)

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE,

DAN KURS RUPIAH TERHADAP PROFITABILITAS (ROA)

PADA BANK PERSERO DI INDONESIA PADA PERIODE

2008-2014

Skripsi

Disusun Oleh :

M. NUR FIRDAUS RAHMAN 109081000038

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : M. Nur Firdaus Rahman

2. Tempat tanggal lahir : Krueng Geukeuh, 06 Oktober 1991

3. Alamat : Jalan Cinangka No. 1 Kp. Cinangka Rt 003/002 Kel. Cinangka, Kec. Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat.

4. Telepon : 089676360330

5. E-mail : mfirdausrahman@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

1. SD Harapan Medan Tahun 1997-2003 2. SMP Negeri 2 Bogor Tahun 2003-2006 3. SMA Negeri 1 Karawang Tahun 2006-2009

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun 2009-2015

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2009-2010 Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

2010-2011 Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajamen 2010 Anggota Pelaksana Manajemen Cup

2011 Ketua Panitia Seminar CAFTA

IV. PENGALAMAN BEKERJA

2011 Part Time Crew Burger King Pondok Indah Mall 2013 Staff IT Partai Persatuan Pembangunan

2013 Personal Asisstant Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan 2015 Personal Asisstant Staff Khusus Kementrian Agama Bidang IT


(7)

Abstract

This study aims to analyze the effect of third parties funds, the BI rate, and exchange rate as an independent variable on bank profitability be measured by return on assets as the dependent variable.

This study used a sample of own state bank at the time of the study was 7 years ie from 2008 to 2014. This research use econometric and regression techniques with methods of Ordinary Least Square (OLS) simultaneously results indicate that Third Parties Fund, BI Rate, and Exchange Rates have a significant impact on Return on Assets at state-owned banks operating in Indonesia with a probability level of 0.0000. The results also show that the partial variable third parties fund significantly positive with a probability of 0.0000, Bi Rate does not affect the probability of 0.3692, and variable exchange rate significantly negative with probability 0.0000. And the relationship between the independent variable on the dependent variable is equal to 74.7%, which means that the rest influenced by other variables not included in the model.

Keywords:third parties fund, the BI rate, the exchange rate, return on assets, profitability, and Engineering Regression Ordinary Least Square.


(8)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, BI rate, dan Kurs sebagai variabel independen serta profitabilitas bank yang diukur dengan return on asset sebagai variabel dependen.

Penelitian ini menggunakan sampel bank persero pada dengan data penelitian selama 7 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2014. Penelitian ini menggunakan alat analisis ekonometrik dan regresi dengan metode Ordinary Least Square (OLS) secara bersamaan dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga, BI Rate , dan Kurs memiliki dampak yang signifikan terhadap Return on Assets di bank-bank BUMN yang beroperasi di Indonesia dengan tingkat probabilitas 0,0000. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsialvariabel dana pihak ketiga berpengaruh secara signifikan positif dengan niali probabilitas 0,0000, BI rate tidak memiliki pengaruh dengan nilai probabilitas 0,3692, dan variabel kurs secara signifikan negatif mempengaruhi dengan niali probabilitas 0,0000. Dan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 74,7%, yang berarti bahwa sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Kata Kunci :dana pihak ketiga (DPK), BI rate, kurs, return on assets(ROA), Profitabilitas, dan Teknik RegresiOrdinary Last Square.


(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Seiring berjalannya waktu, puji syukur alhamdulillah atas kasih sayang yang Allah SWT berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi yang berjudul “Analisis PengaruhDana Pihak Ketiga, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Persero di Indonesia Pada Periode 2008-2014”. Dimana skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam Jurusan Manajemen konsentrasi Perbankan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis penyadari isi dari penelitian skripsi ini masih jauh dari kata sempurna mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, namun penulis berusaha semaksimal mungkin mencurahkan tenaga keringat untuk menyusun skripsi ini dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya pembuatan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu dan memberikan dukungan. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini:

1. Allah SWT atas segala karunia, nikmat, hidayah, rahmat, serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Alm. ayah yang belum sempat melihat anaknya diwisuda serta ibu tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi, arahan serta doa yang tak henti-hentinya kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini demi Alm. ayah tercinta.


(10)

3. Om Sigit Hariyanto dan Tante Endang “Tanty” Widuri yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan secara langsung agar skripsi ini cepat selesai.

4. Ibu Wenny Nugrohowati dan Inovani Azhar yang senantiasa mengingatkan dan memberi masukan, doa serta tak pernah henti memberikan kepercayaan kepada penulis.

5. Ibu Dr. H. Pudji Astuty selaku pembimbing I yang telah besedia meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.

6. Ibu Murdiyah Hayati S.kom, MM. selaku pembimbing II yang telah besedia meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.

7. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu dan memberi dukungan pada saat penulis mulai merasa lelah dengan skripsi.

8. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis.

10. Buat sahabat spesial Manajemen A 2009 Amry, Vian, Ahong, Bayu, Adi, Reza, Kevin, Gabo, Ayi, Marina, Alinda, Sarmel semoga yang udah lulus bisa mencapai kesuksesannya dan yang belum lulus ayo segera ya cepet lulus jangan lama lama.

11. Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabatku di kelas Manajemen A 2009 semoga semua sukses dan bisa meraih impiannya.

12. Sahabat-sahabatku di kelas Perbankan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah menjalani tiga semester bersama.

13. Teman seperjuangan skripsi ditingkat akhir untuk Bombom, Ucok, Oki, Ryan, Amir, dan Dika semoga sukses setelah skripsi ini.


(11)

14. Seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terutama mahasiswa Jurusan Manajemen Angkatan 2009.

15. Bang Boyor dan Kak Sofi yang mengingatkan penulis dan akhirnya penulis juga telat lulus, maafkan dosa dosa penulis.

16. Seluruh pihak yang penulis tidak mampu sebutkan satu persatu karena telah membantu baik secara moril dan dukungan secara langsung berkat kalian semua penulis mampu bertahan untuk tetap menyelesaikan skripsi ini.

Atas jasa-jasa mereka semua, penulis tidak bisa memberi apa-apa kecuali Jazakumullah Khoiron Kasiron, semoga Allah membalas kebaikan mereka semua dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, 30 Mei 2015 Penulis,

M. Nur Firdaus Rahman 109081000038


(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v

ABSTRACT... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II LANDASAN TEORI... 15

A. Kerangka Teoritis ... 15

1. Pengertian Bank ... 15

2. Jenis-Jenis Bank... 16

a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya ... 16

b. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya ... 19

c. Jenis Bank Menurut Operasionalnya... 22

3. Fungsi Bank ... 25

4. Profitabilitas Bank ... 27

5. Dana Pihak Ketiga ... 31


(13)

B. Pengaruh Variabel Dependen Terhadap Variabel Independen ... 45

1. Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan Return On Assets (ROA)... 45

2. Bi Rate dengan Return On Assests (ROA) ... 45

3. Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika dengan Return On Assets .. 45

C. Penelitian Terdahulu ... 46

D. Kerangka Pemikiran ... 51

E. Hipotesis Penelitian... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 54

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 54

B. Metode Penentuan Sampel... 54

C. Metode Pengumpulan Data ... 55

D. Metode Analisis Data... 55

1. Uji Asumsi Klasik... 55

a. Normalitas ... 56

b. Uji Multikolinieritas ... 57

c. Uji Heterokedesitas ... 57

d. Uji Autokorelasi ... 58

2. Uji Hipotesis ... 59

a. Uji Uji F... 59

b. Uji T ... 61

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 62

a. Uji Koefisien Determinasi (Adj R2) ... 63

E. Operasional Variabel Penelitian... 64

1. Varibel Independen ... 64

a. Dana Pihak Ketiga ... 64

b. BI Rate... 65

c. Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika ... 65

2. Variabel Dependen... 65

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 67

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67


(14)

1. Analisis Deskriptif Variabel ... 69

a. Analisis Deskriptif Jumlah DPK ... 69

b. Analisis Deskriptif BI Rate ... 71

c. Analisis Deskriptif Perubahan Kurs Rupiah... 72

d. Analisis Deskriptif Jumlah ROA... 73

2. Uji Asumsi Klasik... 74

a. Uji Normalitas ... 74

b. Uji Multikolinieritas ... 76

c. Uji Heterokedesitas ... 77

d. Uji Autokorelasi ... 78

4. Uji Hipotesis ... 81

a. Uji F... 81

b. Uji T ... 82

3. Analisis Regresi Berganda ... 86

a. Pengaruh Variabel DPK Terhadap ROA... 87

b. Pengaruh Variabel Kurs Terhadap ROA... 87

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Implikasi... 91

C. Saran... 92

DAFTAR PUSTAKA... 94


(15)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 46

4.1 Jumlah DPK pada Bank Persero... 69

4.2 Pertumbuhan BI Rate Bulanan... 71

4.3 Pertumbuhan Kurs Rupiah Bulanan... 72

4.4 Pertumbuhan ROA Bulanan... 73

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas... 76

4.6 Hasil Uji Heterokedesitas... 78

4.7 Hasil Uji Autokorelasi... 80

4.8 Hasil Uji F... 81

4.9 Hasil Uji T... 83

4.10 Hasil Uji Regresi Berganda... 86


(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Komposisi Perbankan Nasional dari Segi Aset Tahun 2014... 3

1.2 Jumlah Aset Perbankan Nasional Tahun 2014... 4

1.3 Perkembangan ROA Bank Persero... 5

1.4 Jumlah DPK Bank Persero... 6

1.5 Pergerakan BI Rate... 8

1.6 Pergerakan Kurs Rupiah... 9

2.1 Kerangka Pemikiran... 51

2.2 Model Konseptual... 52

4.1 Peningkatan Jumlah DPK pada Bank Persero... 70


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Penelitian... 100

2 Uji Normalitas... 102

3 Uji Multikolinieritas... 102

4 Uji Heterokedesitas... 103

5 Uji Autokorelasi... 103

6 Uji F, Uji T, Analisis Regresi Linier Berganda dan Adj R2... 104


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini globalisasi adalah salah satu jalan dalam mencapai kesejahteraan perekonomian, dengan tumbuhnya peluang peluang dalam melakukan bisnis secara mendunia. Namun sisi lain dari tumbuhnya perekonomian akan selalu sejalan dengan adanya kebijakan kebijakan ekonomi bahkan perubahan dalam makro ekonomi. Krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan, menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi (Setyorini: 2012:179).

Lembaga keuangan perbankan adalah salah satu sektor usaha yang cukup berpengaruh dalam perekonomian negara. Hadirnya usaha perbankan sangat berpengaruh dalam perekonomian modern ini, selain sebagai menampung dana dari beberapa pihak, Bank juga sangat berpengaruh sebagai perantara keuangan berbagai pihak. Sebagai penampung dana sangatlah penting bagi perbankan untuk terus meningkatkan kinerjanya ditengah pertumbuhan pesat ekonomi. Sebagai salah satu lembaga keuangan atau finansial sangatlah penting bagi bank untuk menjaga kepercayaan nasabah dan pihak yang berkepentingan (stockholder). Lancarnya kegiatan yang dilakukan oleh bank akan sangat mendukung dalam mencapai kesejahteraan parastockholderdan akan meningkatkan nilai perusahaan


(19)

Tingginya pertumbuhan ekonomi meningkatkan tingginya persaingan antar bank untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga akan menarik dan menambah investor (stockholder) dan nasabah (Third Party). Untuk meningkatkan pihak pihak tersebut maka bank melaporkan secara rutin keuangan dalam pelaporannya untuk meningkatkan daya tarik dari berbagai pihak. Kemudian dengan adanya krisis perekonomian global di tahun 1998 banyak sekali sektor bisnis yang mengalami kebangkrutan. Krisis moneter tersebut juga memaksa sektor bisinis perbankan mengalami kemunduran dengan tingginya tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap dollar. Hal inilah yang kemudian meningkatkan tingginya penarikan dana nasabah secara besar besaran. Dan kemudian ditambah dengan tingginya hutang luar negeri swasta dan publik yang memang sudah ada sejak tahun 1990, sehingga pada saat tahun 1998 krisis terjadi akibat faktor faktor makro ekonomi dan internal perbankan itu sendiri.

Kemudian perbaikan ekonomi Indonesia berjalan hingga pada tahun 2008 kembali terjadinya krisis global dengan permasalahan yang terjadi pada awalnya adalah runtuhnya salah satu sektor bisnis finansial Amerika Serikat. Dengan runtuhnya salah satu sektor bisnis raksasa ekonomi dunia, maka tersebarnya isu tersebut membuat beberapa negara yang bergantung terhadap mata uang dollar sangat berpengaruh dan mengalami kelumpuhan beberapa saat. sehingga memaksa The Fed untuk melakukan bailout kepada beberapa bank di dunia ( http://finance.detik.com/read/2009/04/15/120601/1115753/5/3/kronologi-dan-latar-belakang-krisis-finansial-global).


(20)

36,95% 2,63%

8,14%

5,91% 7,99%

Komposisi Perbankan Nasional

Kemudian pa membaik. Pada akhir positif walaupun dari yang pada saat itu ma kepercayaan nasabah pihak ketiga yang ke sisi aset perbankan it bank pun menyalurka permodalan bank de Pengawasan Bank, ekonomi Indonesia juga Moneter Bank Indone

Kompo

Sumb

Dengan naikn

38,38%

36,95% 7,99%

Komposisi Perbankan Nasional

Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD

Bank Campuran Bank Asing

pada tahun tahun berikutnya kinerja perbanka khir tahun 2010 kinerja bank mulai menunjukan t

dari sisi lain masih melemahnya kinerja perekonom masih menunjukan pemulihan keadaan. Kembal ah (Third party)menunjukan adanya peningkata kemudian menunjukan adanya peningkatan pe n itu sendiri. Untuk mendukung pertumbuhan urkan kredit kepada pihak kreditur. Dan pihak

dengan meningkatnya jumlah profit bank se nk, 2011). Selama tahun berjalan pada 2011

juga mengalami kenaikan sebesar 6,5% (Lapor ndonesia Triwulan IV, 2011).

Grafik 1.1

posisi Perbankan Nasional dari Segi Aset Tahun 2014

mber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id) diakses pada tanggal 30 April 2015

iknya pertumbuhan ekonomi ini meningkatk

Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa

Bank Campuran

bankan berangsur n tren yang sangat rekonomian dunia bali meningkatnya katan dari sisi dana n peningkatan dari buhan ekonomi maka hak bank menjaga nk sendiri (Laporan 2011 pertumbuhan aporan Kebijakan

014

id)


(21)

20765181999417

140823440691 320067 432582 0

500000 1000000 1500000 2000000 2500000

Jumlah Aset Perbankan Nasional

2014

Jumlah Aset Perbankan


(22)

2,74 2,69 2,98

3,63 3,73 3,66 3,75

0 1 2 3 4

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Perkembang ROA Bank Persero

Perkembang ROA Bank Persero


(23)

0 5000000 10000000 15000000 20000000

Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank

Persero (dalam Milyar Rupiah)

Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Persero (dalam Milyar Rupiah)


(24)

semakin tinggi (Taswan, 2010:173). Dari grafik 1.4 dapat dilihat bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) bank persero terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2008 total DPK dari bank persero berada di angka Rp. 6.755.922 milyar yang kemudian pada tahun 2009 kembali naik Rp. 8.222.621 Milyar. Kenaikan cukup pesat ini membuktikan adanya peningkatan dari pemulihan krisis ekonomi yang berjalan pada saat itu. Kemudian pada tahun 2010 kembali mengalami peningkatan hingga mencapai Rp. 9.274.597 Milyar dan pada tahun 2011 mencapai Rp. 10.612.292 Milyar. Kenaikan terus menerus ini menunjukan bahwa bank telah mampu meningkatkan kepercayaan nasabah untuk menitipkan sejumlah dana tersebut (agent of trust). Dan kenaikan pada tahun 2012 dan 2013 masing masing sejumlah Rp. 12.517.870 Milyar dan Rp. 14.693.393 Milyar Rupiah dan pada tahun 2014 mencapai angka Rp. 16.874.254 Milyar

Dalam meningkatkan profitabilitas bank selain faktor internal perbankan juga sangat dipengaruhi oleh faktor faktor eksternal yang berasal dari kebijakan kebijakan moneter atau kondisi makro ekonomi. Faktor faktor eksternal tersebut antara lain, inflasi, suku bunga, kurs, pertumbuhan ekonomi. Suku bunga merupakan salah satu kebijakan makro ekonomi yang mempengaruhi pendapatan bank itu sendiri (Samuelson, 2004).


(25)

9,25

6,5 6,5 6

5,75

7,5 7,5

0 2 4 6 8 10

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

BI Rate (Persentase)

BI Rate (Persentase)


(26)

11824

9957 9522 9588 10145

12587 12438

0 5000 10000 15000

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Kurs Rupiah Terhadap

Dollar Amerika

Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika


(27)

profitabilitas suatu bank yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal juga pernah dilakukan. Hal ini mnunjukan bahwa profitabilitas perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal bank tetapi juga faktor eksternal seperti perubahan kebijakan moneter dan kondisi makro ekonomi yang terjadi di Indonesia.

Adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan faktor internal dan eksternal bank untuk mengukur Profitabilitas bank yang dilakukan oleh Muhammad Bilal, dkk (2013) tentang “Influnce of Bank Specific and Macroeconomic Factors on Probability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan” hasil penelitian menunjukan bahwa Bank Size, NIM, dan GDP berpengaruh terhadap ROA sedangkan CAR, NPL, dan Inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA).

Penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh Silvia Hendrayati dan Harjum Muharam (2013) tentang "Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum Di Indonesia Periode Januari 2003 - Februari 2013" hasil penelitian menunjukan beberapa variabel yang mempengaruhi ROA. Dari tujuh variabel yang diteliti (EAR, BOPO, LAR, Firm Size, Pertumbuhan Ekonomi dan Volatilitas ROA) terbukti bahwa EAR, BOPO, LAR dan Firm Size dan Volatilitas ROA berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan dua variabel lainnya tidak berpengaruh (Hendrayati, 2013).

Penelitian berikutnya diteliti oleh Sehrish Gul dkk (2011) tentang "Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan" dimana hasil penelitian menunjukan


(28)

korelasi positif dan signifikan antara variabel Bank Size, Loan, Deposito, Inflasi dan GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel ROA. Dan variabel Capital dan Market Capitalization tidak berpengaruh terhadap variabel ROA.

Ada pun penelitian pendukung di Indonesia yang dilakukan oleh Winarti Setyorini (2012) dengan judul "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia (periode tahun 2007-2010)" serta penelitian yang di lakukan Kartika Wahyu (2006) dengan judul penelitian "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia (periode tahun 2000-2005)"

Melihat fenomena sebelumnya yang terjadi pada bank persero. Dimana profitabilitas bank itu sendiri menunjukan angka tidak pasti dimana pada tahun tahun sebelumnya terjadi fluktuasi sesuai keadaan internal bank itu sendiri dan faktor makro ekonomi di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan kebijakan kebijakan yang mendukung sektor perbankan, baik dari pemerintah maupun bank itu sendiri. Melihat data yang disajikan diatas, tingginya profitablitas bank persero yang hanya terdiri dari empat bank dan menduduki 10 besar bank dengan total asset terbesar (sumber : www.idx.co.id, diakses pada tanggal 30 Maret 2015) maka bank persero menjadi penting untuk dilakukan penelitian.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya maka penulis mengambil judul skripsi “Analisis Pengaruh Dana

Pihak Ketiga, BI Rate, dan Kurs Rupiah terhadap Profitabilitas (ROA) Pada


(29)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah variabel DPK berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia?

2. Apakah variabel BI Rate berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia?

3. Apakah variabel Kurs Rupiah berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap ROA satu bulan pada Bank Persero di Indonesia?

4. Apakah variabel DPK, Bi Rate, dan Kurs berpengaruh secara simultan terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia?


(30)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis apakah variabel DPK berpengaruh signifikan positif

secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.

2. Untuk menganalisis apakah variabel Bi Rate berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.

3. Untuk menganalisis apakah variabel Kurs Rupiah berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia. 4. Untuk menganalisis apakah variabel DPK, Bi Rate dan Kurs Rupiah

berpengaruh secara simultan terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.


(31)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta informasi yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Bagi pemerintah, sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan ekonomi makro (moneter) khususnya kebijakan yang sangat mendukung industri perbankan.

2. Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

3. Bagi penulis, sebagai proses dalam menimba ilmu yang memberikan banyak tambahan ilmu dan pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya perbankan dan mempraktekan apa yang telah penulis dapatkan dibangku kuliah dan dalam dunia pekerjaan.


(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Bank

Kasmir (2008:4) dalam bukunya, mengartikan bank secara sederhana sebagai lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan disamping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Kemudian usaha bank lainnya memberikan jasa-jasa keuangan yang mendukung dan memperlancar kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usahayang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2008:25).

Menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999:31.1), bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak


(33)

kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Dalam penerimaan simpanan masyarakat, bank hanya memberikan pernyataan tertulis yang menjelaskan bahwa bank telah menerima simpanan dalam jumlah dan untuk jangka waktu tertentu.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Selain itu bank juga biasa dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan, sebagai tempat untuk menukar uang, dan memindahkan uang atau menerima segala bentuk pembayaran dan setoran.

2. Jenis-Jenis Bank

a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

Menurut Kasmir dalam bukunya (Kasmir, 2008:178), ada pun jenis jenis bank berdasarkan fungsinya yaitu:

1) Bank Sentral

Peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan keberadaannya. Hal ini disebabkan bahwa pembangunan di sektor apa pun selalu membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sektor lembaga keuangan termasuk bank. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah


(34)

dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.

a) Tujuan Bank Indonesia

Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 Bab III Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah memberatkan masyarakat luas. Oleh karena itu, tugas Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan sangatlah penting.

b) Tugas Bank Indonesia

Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:

(1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

(2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

(3) mengatur dan mengawasi bank

2) Bank Umum


(35)

kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun kegiatankegiatan bank umum yang utama antara lain:

a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, dan tabungan;

b) memberikan kredit;

c) menerbitkan surat pengakuan utang;

d) memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan bank itu sendiri;

e) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga; f) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga; dan

g) melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang


(36)

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:

a) menerima simpanan berupa giro, b) mengikuti kliring,

c) melakukan kegiatan valuta asing, d) melakukan kegiatan perasuransian.

Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal-hal berikut ini.

a) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.

b) Memberikan pinjaman kepada masyarakat. c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana

berdasarkan prinsip syariah.

b. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya

Menurut Martono (2010:28) Dilihat dari aspek kepemilikannya dalam arti siapa yang memiliki bank tersebut yang dapat dlihat dari akte pendiriannya dan berapa jumlah saham yang dimiliki. Dilihat kepemilikannya jenis bank terdiri dari:


(37)

Pada bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungan yang diperolehnya juga dimiliki oleh pemerintah. Pada saat ini bank milik pemerintah terdiri dari

a) Bank Negara Indonesia 1946 (BNI) b) Bank Rakyat Indonesia (BRI) c) Bank Tabungan Negara (BTN) d) Bank Mandiri.

Disamping itu terdapat bank milik pemerintah daerah yang tersebar disetiap provinsi, antara lain:

a) BPD DKI Jakarta b) BPD Jawa Barat c) BPD Sumatera Selatan d) BPD Sumatera Utara e) BPD Maluku.

2) Bank Milik Swasta Nasional

Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Demikian pula pembagian keuntungan yang diperoleh juga oleh swasta nasional. Beberapa bank milik swasta nasional antara lain:

a) Bank Central Asia b) Bank Bumi Putera c) Bank Muamalat


(38)

d) Bank Danamon e) Bank Lippo

f) Bank Internasional Indonesia.

3) Bank Milik Koperasi

Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki oleh koperasi yang berbadan hukum. Contoh bank yang dimiliki koperasi:

Bank Bukopin.

4) Bank Milik Swasta Asing

Pada jenis bank ini merupakan cabang dari bank yang sahamnya dimiliki oleh swasta asing maupun pemerintah asing. Dengan demikian kantor pusatnya di luar negeri dan keuntungannya juga dimiliki swasta asing. Beberapa bank swasta asing antara lain:

a) Deutche Bank

b) American Express Bank c) Bank of Tokyo

d) City Bank e) Hongkong Bank f) Bangkok Bank.

5) Bank Campuran


(39)

mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Beberapa bank campuran antara lain:

a) Bank Merincorp

b) Bank Sakura Swadarma c) Inter Pacific Bank d) Sanwa Indonesia Bank e) Sumitomo Niaga Bank.

c. Jenis Bank Menurut Operasionalnya

Jenis bank jika dilihat dari segi operasionalnya atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok (Kasmir, 2008 : 40).

1) Bank Konvensional

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat


(40)

antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro, menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.

Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi.Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR.

2) Bank Syariah

Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah


(41)

menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan.Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.

Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya.Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah:

a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).

c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).

d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).


(42)

e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis.Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.

Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan prinsip syariah. Contoh Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat (dikutip dari dahlanforum.wordpress.com "diakses tanggal 31 Maret 2015").

3. Fungsi Bank

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Secara garis besar bank hanya sebagai lembaga perantara saja, sehingga tanpa adanya himpunan dana dari masyarakat luas maka bank tidak dapat menjalankan kegiatan


(43)

penyaluran pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, hal tersebut merupakan sumber pendapatan terbesar yang dihasilkan oleh bank (Kasmir, 2008 : 40).

Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:9) dalam bukunya, fungsi bank yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan berminat menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik kembali simpanan dananya di bank. Pihak bank juga akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dananya dengan baik, debitur akan mampu membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil. Kedua sektor tersebut tidak bisa dipisahkan dan


(44)

saling berinteraksi mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan uang, sehingga dapat membangun perekonomian masyarakat.

c. Agent of Service

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.

4. Profitabilitas Bank

Profitabilitas merupakan hal yang penting untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan karena dengan profitabilitas manajemen dapat mengukur kemampuan dan kesuksesan perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Dan juga profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh pendapatan diatas biaya-biaya yang diperhitungkan. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian Profitabilitas menurut beberapa ahli


(45)

(46)

(47)

(48)

Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

5. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Sumber dana dari masyarakat (dana pihak ketiga) merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan meupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasi dari sumber dana ini (Martono, 2010:38). Dana Pihak Ketiga adalah sumber mendasar bagi pembiayaan bank. faktor ini mampu meningkatkan profitabilitas meningkat bank. Akan tetapi itu tergantung pada bagaimana bank mengkonversi kewajiban tabungannya serta simpanan lainnya ke dalam bentuk aset yang produktif (Bilal dkk, 2013). Sedangkan menurut Dietrich and Wanzenried (2009) tabungan sendiri merupakan bagian dari sumber pembiayaan bank sendiri. Dimana besaran dari tabungan tersebut akan meningkatkan profitabilitas ditambah lagi dengan pembiayaan dari nasabah pada sektor lainnya. Karena itu tabungan merupakan sumber dana yang paling mudah untuk dicari.

Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif tinggi dan memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah dan pelayanan yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana pihak ketiga


(49)

tangga), perusahaan, maupun lembaga masyarakat lainnya (Slamet Riyadi, 2006:95). Ada tiga jenis simpanan sebagai sarana untuk memperoleh dana dari masyarakat, yaitu: simpanan giro, tabungan dan deposito.

a. Simpanan Giro

Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1999 tanggal 10 November 1999 Simpanan Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah disimpan direkening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan catatan dana yang tersedia masih mencukupi.

Cek merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalam cek atau kepada pembawa cek. Dalam hal ini bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek tersebut untuk menguangkannya sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai atau secara pemindahbukuan.

Ada beberapa syarat yang berlaku secara formal dalam sebuah cek agar bisa digunakan sebagai uang giral, yaitu:

1. Sebuah cek harus memuat kata “CEK” di dalamnya dan tertulis dalam bentuk tulisan yang jelas.

2. Surat cek berisi perintah tak bersyarat yang berlaku resmi untuk mencairkan sejumlah dana.


(50)

3. Nama si penerbit cek yang akan melakukan pembayaran dalam transaksi (tertarik).

4. Menetapkan tempat pembayaran dimana pencairan cek akan dilakukan oleh pihak bank kepada pihak penarik.

5. Tanggal yang diberlakukan untuk menarik uang tertera di cek. 6. Tanda tangan dari pihak yang akan mengeluarkan uang tersebut

(penarik).

Beberapa penjelasan terkait pihak yang terlibat dalam sebuah penerbitan cek sebagai uang giral, yaitu:

1. Drawer atau penerbit adalah orang yang mengeluarkan cek dalam sebuah transaksi pembayaran.

2. Tersangkut yaitu bank yang diberi perintah tak bersyarat untuk melakukan pembayaran sejumlah uang yang tertera di dalam surat cek.

3. Bearer atau pembawa sendiri adalah orang yang menerima pembayaran dari sejumlah uang tersebut tanpa menyebutkan namanya di dalam cek bersangkutan.

4. Pengganti yaitu orang yang ditunjuk untuk menggantikan posisi pemegang surat cek dengan cara endorsement. Umumnya, nama pengganti ini akan dicantumkan di dalam surat cek sebagai keterangan tambahan.


(51)

Jenis-jenis cek sendiri ada berbagai macam yang tetap sah sebagai pengganti uang kartal. Setidaknya di Indonesia ada 5 jenis cek yang bersifat resmi, yaitu:

1. Cek atas nama, jenis cek ini diterbitkan atas nama orang tertentu ataupun badan hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek bersangkutan.

2. Cek atas unjuk, cek satu ini berbeda dari cek atas nama di atas yang menuliskan nama pihak tertentu. Di cek atas unjuk, setiap orang bisa menguangkan sejumlah uang yang tertulis di dalamnya tanpa ada tertera nama pihak bersangkutan.

3. Cek silang, tanda silang tertera 2 kali di bagian kiri pojok atas sebuah cek. Hal ini disengaja karena pembayaran dilakukan secara non tunai. Artinya cek silang dilakukan sebagai pemindah bukuan seseorang yang ditujukan kepada bank komersial tertentu. Cek yang awalnya sebagai pembayaran tunai berubah menjadi non-tunai dalam hal ini. 4. Cek mundur, kesepakatan antara si penerima dan si pemberi

cek untuk menuliskan tanggal mundur dari tanggal sekarang. Cek ini sering disebut pula sebagai cek jatuh tempo. Surat perintah ini diterbitkan karena pada saat itu belum ada dana untuk melakukan pembayaran.


(52)

5. Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak tersedia di dalam rekening giro si penerbit cek.

Setelah mengenal perihal cek, kita akan beralih kepada bilyet giro. Bilyet giro menurut Simorangkir (2004) merupakan surat perintah yang telah distandarisir bentuknya bank yang menerima perintah pemindah bukuan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada penerima yang disebut namanya pada bank yang sama atau pada bank lainnya. Ini juga merupakan uang giral layaknya sebuah cek.

Berdasarkan surat edaran BI no. 28/32/UPG tanggal 11 Agustus 1995 perihal bilyet giro ini, ada beberapa hal yang disyaratkan di dalam sebuah bilyet giro, yaitu:

1. Nama bilyet giro serta nomor bilyet giro bersangkutan yang akan digunakan dalam transaksi tersebut.

2. Adanya surat perintah untuk pemindah bukuan secara jelas tanpa adanya beban pada rekening penarik sendiri.

3. Terteranya nama serta rekening pihak pemegang dari bilyet giro.

4. Mencantumkan nama bank penerima dari bilyet giro.

5. Sejumlah dan yang akan dipindah bukukan oleh si pemegang.


(53)

b. Tabungan

Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 20 Tahun 1998 Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara pihak bank dengan si penabung. Misalnya dalam hal ini syarat tersebut adalah media penarikan harus secara tunai dengan buku tabungan melalui teller atau automatic teller machine (ATM) dengan menggunakan kartu atm, syarat lainya yaitu penarikan dalam kelipatan nominal tertentu, batas jumlah penarikan tidak lebih dari saldo minimal tertentu (taswan, 2010:178). Tabungan sendiri lebih ditujukan untuk berjaga jaga atau keamanan dana masyarakat luas.

c. Simpanan Deposito

Simpanan deposito dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dinyatakan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Untuk mencairkan deposito maka pemilik deposito dapat menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito. Dalam praktiknya terdapat tiga jenis deposito yaitu deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.


(54)

1) Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, hingga 24 bulan. Deposito berjangka dapat diterbitkan atas nama perorangan maupun lembaga (atas unjuk). 2) Jenis deposito kedua yaitu Sertifikat deposito pada

prinsipnya sama dengan deposito berjangka, perbedaannya hanyalah bahwa sertifikat deposito diterbitkan atas tunjuk (nama) dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain. Selain itu pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun non tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo dengan membawa sertifikat deposito tersebut dari bank yang menerbitkannya.

3) Deposit on call yang merupakan jenis deposito ketiga hanya digunakan untuk deposan yang memiliki jumlah uang dalam jumlah besar. Penerbitan deposit on call memiliki jangka waktu minimal 7 (tujuh) hari dan paling lama kurang dari 1 (satu) bulan. Deposit on call diterbitkan atas nama. Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call. Namun sebelum deposit


(55)

terlebih dahulu harus sudah memberitahukan kepada pihak bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan mencairkan deposit on call-nya.

Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya dan berdasarkan pada teori yang ada maka dapat disimpulkan jika, Dana Pihak Ketiga adalah sumber dasar pembiayaan bank yang paling mudah dihimpun bank agar mampu meningkatkan kinerjanya serta dihimpun dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito.

6. BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (www.bi.go.id). BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter (www.bi.go.id). Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan di ikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan BI Rate apabial inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan,


(56)

sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan (www.bi.go.id).

Menurut Ransford Quarmyne dkk, (2014:50) bahwa bunga bank sepenuhnya adalah selisih antara keuntungan dari tingkat pengembalian terhadap tabungan dan deposito yang diberikan kepada nasabah. Masalah yang terjadi adalahnya kecilnya jumlah selisih untuk nasabah seringkali dimanfaatkan oleh bank untuk menambah tingkat keuntungan bank sendiri.

Sedangkan menurut Aishahton Ayub and Mansur Masih (2013), tingkat suku bunga adalah salah satu alat kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral, juga merupakan salah satu bentuk utama dari risiko keuangan yang dihadapi oleh bank.

Sedangkan menurut Alper dan Anbar (2011:141) menjelaskan bahwa untuk mencapai profitabilitas yang tinggi maka manajemen biaya sangat penting salah satunya adalah rasio pengembalian bunga terhadap nasabah sehingga profitabilitas bank yang didapatkan dari selisih suku bunga akan mampu diprediksikan.

Menurut Darmawi (2006:181) tingkat bunga merupakan harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam hal ini merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan harga barang di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya merupakan suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi jumlah uang yang


(57)

Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak peminjam dana. Sedangkan tingkat bunag riil menunjukan persentasi dari nilai riil modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai presentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan (Sukirno, 2002:386).

Sedangkan Sjahrial (2006:7) menyatakan bahwa tingkat bunga adalah kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan pijaman. Dari sudut peminjam merupakan biaya dari dana yang mereka pinjam. Menurut Sadono Sukirno (2002:389) di dalam teori, analisis mengenai penentuan tingkat bunga selalu mengganggap bahwa dalam perekonomian hanya terdapat satu tingkat bunga. Namun, dalam kenyataan keadaannya sangat berbeda. Tingkat bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan tingkat bunga yang dibayarkan kepada konsumen. Dan bank mengenakan tingkat bunga yang berbeda-beda kepada para nasabahnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

a. Pebedaan resiko

b. Jangka waktu pinjaman c. Biaya administrasi pinjaman

Menurut Herman Darmawi (2006:188) tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam berbagai kegiatan perekonomian sebagai berikut:


(58)

a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi.

b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan pemiliki modal apakah ia akan berinvestasi pada real assets ataukah pada financial assets.

c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya.

d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar. Berdasarkan teori pada penelitian sebelumnya serta literatur maka disimpulkan jika tingkat suku bunga adalah jumlah dana yang dipinjamkan kepada kreditur yang selisihnya sudah dibayarkan kepada dana pihak ketiga yang kemudian dihitung menjadi pendapatan bank.

7. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)

a. Penegertian Kurs atau Nilai Tukar

Exchange Rates (nilai tukar uang) adalah nilai harga dari sebuah mata uang yang dibandingkan dengan nilai mata uang eropa dan amerika dan lainnya dalam guna memenuhi kebutuhan perdagangan internasional serta melakukan pembayaran luar negeri (Benjamin Adjei dkk, 2014).

Sedangkan menurut Aishahton Ayub and Mansur Masih (2013), exchange rate adalah sejumlah nilai tukar mata uang yang mampu berfluktuasi mengikuti kemampuan kondisi pasar asing serta mampu


(59)

menimbulkan keuntungan serta kerugian baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Exchange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing (Adiwarman Karim, 2008:157). Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi internasional, ataupun aliran uang jangka pendek antarnegara, yang melewati batasbatas geografis ataupun batas-batas hukum.

Kurs merupakan salah satu hal terpenting dalam perekonomian terbuka, karena memiliki pengaruh yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makroekonomi lainnya. Kurs menggambarkan harga dari suatu mata uang terhadap mata uang negara lainnya, juga merupakan harga dari suatu aktiva atau harga aset (asset price) (Krugman, 2005: 40). Sadono sukirno (2004:197), menjelaskan bahwa kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai nilai seunit valuta (mata uang) asing apabila ditukarkan dengan mata uang dalam negeri. Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang suatu negara dapat dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal (Samuelson, 2006:305). Nilai tukar nominal adalah nilai tukar yang


(60)

digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari suatu mata uang rupiah yang ditukerkan ke dalam mata uang negara lain. Contohnya nilai tukar rupiah terhadap dolaar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, nilai tukar rupiah terhadap Euro dan lain-lain. Sedangkan nilai tukar riil ialah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain, nilai tukar riil menyatakan tingkat dimana pelaku ekonomi dapat memperdagangkan barang-barang dari suatau negara dengan barang-barang negara lain. Nilai tukar mata uang erat kaitannya dengan konsep konvertibilitas (convertible currency). Mata uang konvertibel (convertible currency) adalah mata uang yang bisa digunakan secara bebas dalam berbagai transaksi internasional oleh penduduk dan negara dimana pun (Krugman, 2005:292) konsep ini menekankan pada pentingnya penggunaan mata uang yang dapat dengan mudah ditukarkan dengan mata uang negara lain. Tidak adanya konvertibel mata uang akan sangat menyulitkan bagi transaksi dan perdagangan internasonal.

b. Macam-Macam Kurs

Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu (Mankiw, 2006:128):

a) Kurs nominal (nominal exchange rate)


(61)

dan yen Jepang adalah 120 per dolar, maka kita bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar uang.

b) Kurs riil (real exchange rate)

Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang yang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.

Nilai tukar atau disebut juga valuta asing dalam berbagai transaksi atau jual beli valuta asing, ada empat jenis yakni:

a. Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu. b. Middle Rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual

dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.

c. Buying Rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu. d. Flat Rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveller chaque, demana sudah diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.

maka berdasarkan dari penelitian dan literatur penunjang maka dapat disimpulkan jika kurs merupakan satuan nilai tukar mata uang yang jumlah atau nilainya berfluktuasi sesuai dengan keadaan pasar yang terjadi pada saat itu.


(62)

B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

1. Dana Pihak Ketiga ( DPK ) dengan Return On Assets (ROA)

Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan sehari harinya adalah bergerak di bidang keuangan maka, sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memiliki keuntungan. (Kasmir, 2007)

2. BI Rate dengan Return On Assets (ROA)

Hubungan BI Rate terhadap ROA juga mempengaruhi profitabilitas suatu bank. Semakin tinggi suku bunga BI maka akan diikuti naiknya suku bunga deposito dan suku bunga kredit. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).

3. Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika dengan Return On

Assets (ROA)

Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan internasional, tidak dapat menghindari diri dari


(63)

asing. Menurut Febrina dan Naomi (2009:95), adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi dan depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya, profitabilitas bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging.

Selain menjadi fasilisator perdagangan internasional perbankan syariah juga dapat terpengaruh oleh depresiasi nilai tukar melalui nasabah yang memiliki dana besar dalam bentuk valuta asing seperti dollar AS. Apabila terdepresiasinya rupiah terhadap dollar Amerika maka akan berdampak pada peningkatan profitabilitas bank (Zainul Arifin, 2009:231).

C. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian

1 Muhamad

Bilal, Asif Saeed, Ammar Ali Gull, dan Toquer Akram (2013)

Influnce of

Bank

Specific and Macroecnom ic Factors on Profitability of

Commercial

Banks: A

Case Study

of Pakistan

Return On Asset,

Return On Equity, bank Size, Capital

Ratio, Non

Performing Loans,

Deposits to Asset

Ratio, Net Interest

Margin, Inflation,

Real Gross Domestic

Product, dan

industry Production Growth.

Analisis regresi Linier berganda

Hasil penelitian menunjukan Bank Size berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE, Non

Performing Loan

berpengaruh

terhadap ROE

tetapi tidak

berpengaruh

terhadap ROA,

Capital Ratio

signifikan

terhadap ROE


(64)

No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian

terhadap ROA,

Deposit to Total

Aseet tidak

berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE , Net

Interest Margin

berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE,

Industry Production Growth

Berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE, GDP berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE, Inflasi tidak

berpengaruh

terhadap ROE

tetapi berpengaruh terhadap ROA. 2 Silvia Hendraya nti, Harjum Muharam (2013) Analisis Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap profitabilitas bank (Studi

Pada Bank

Umum Periode 2003 - 2012)

ROA, EAR, BOPO,

LAR, Firm Size,

Pertumbuhan

Ekonomi (GDP),

Inflasi dan ROA

Volalitas

Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian ini menunjukkan beberapa variabel yang

mempengaruhi ROA. Dari tujuh

variabel yang

diteliti ( EAR,

BOPO, LAR,

Firm size,

Pertumbuhan ekonomi, Inflasi dan volatilitas ROA), terbukti

bahwa EAR,


(65)

No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian signifikan

terhadap ROA

sedangkan

variabel lainnya yaitu

Pertumbuhan

ekonomi dan

Inflasi terbukti tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA.

Penelitian ini memiliki

beberapa keterbatasan. Dimana Nilai R2

hanya dapat

menjelaskan 71%.

Hal ini

mengindikasikan adanya faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam

penelitian ini dan

diduga lebih

mampu menjelaskan variasi variabel 3 Sehrish Gul, Faiza Irshad, dan Khalid Zaman (2011) Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan

ROA, ROE, ROCE,

NIM, Bank Size,

Capital, Loan,

Deposit (Third

Fund), GDP, Inflasi,

Stock Market

Capitalizatin

Analisis Regresi Panel

Ada dua faktor yang

mempengaruhi pendapatan bank dipakistan secara keseluruhan diantyaranya ada dua faktor yaitu faktor internal itu snediri dan faktor eksternal bank.

Untuk faktor

internal sendiri menunjukan pengaruh signifikan

terhadap bank.

Begitu pula


(66)

No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian eksternal bank juga

memperngaruhi secara signifikan. Sehingga dari dua hypotesis yang ada menunjukan

jika adanya

pengaruh terhadap pendapatan bank dipakistan. 4 Deger Alper dan Adem Anbar (2011) Bank Specific and Macroecono mic Determinant of Commercial Bank Profitability: Empirical Evidence from Turkey

Asset size, capital

adequacy, asset

quality, liquidity, deposits, NIM, non interest income, GDP, inflation, and

interest rate

(variabel independen),

ROA and ROE

(variabel dependen)

Analisis regresi panel

hasil penelitian ini menunjukan bahwa bank size

berpengaruh positif

terhadap ROA

dan ROE, capital

adequacy tidak

berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE, asset quality

berpengaruh negatif terhadap ROA dan tidak berpengaruh

terhadap ROE,

deposits tidak berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE, NIM tidak berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE, NII

berpengaruh posiitf terhadap ROA tetapi tidak berpengaruh

terhadap ROE,

interest rate tidak berpengaruh

terhadap ROA

tetapi berpengaruh


(67)

No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian berpengaruh

terhadap ROA

dan ROE. 5 Febrina Dwi Jayanthy dan Prima Naomi (2009) Analisis Pengaruh Inflasi, BI

Rate, dan

Nilai Tukar

Mata Uang

terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007

Inflasi, BIRatedan Nilai Tukar Mata Uang (variabel independen) profitabilitas (variabel dependen)

Analisis Regresi berganda

Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa inflasi

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank, BI Rate terbukti tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas bank dan Nilai

tukar mata uang terhadap

profitabilitas bank terbukti

berpengaruh sebagai dampak kewajiban bank

dalam bentuk


(68)

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran BANK INDONESIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Bank PERSERO

INDEPENDEN VARIABEL: Dana Pihak Ketiga (X1) BI Rate (X2)

Suku Bunga (X3)

DEPENDEN VARIABEL: ROA (Y)

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikoliniearitas 3. UJi Heterokedesitas 4.Uji Autokorelasi

Uji F Uji t

Adjusted R Square Uji Hipotesis


(69)

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka dapat diperoleh model konseptual dari penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2.2 Model Konseptual

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, maka dapat diambil beberapa hipotesis sebagai berikut :

H1: Diduga ada pengaruh Positif Dana Pihak Ketiga ( DPK ) terhadapReturn On Assets(ROA).

H2: Diduga ada pengaruh positif BI Rate (Suku Bunga) terhadapReturn On Assets(ROA).

H3: Diduga ada pengaruh negatif dari Nilai Tukar ( Kurs ) terhadapReturn On Assets(ROA).

Dana Pihak Ketiga

Kurs Rupiah

BI Rate Return On Assets

Dana Pihak Ketiga BI Rate Kurs Rupiah


(70)

H4: Diduga ada pengaruh secara simultan DPK, BI Rate, dan Kurs terhadapReturn On Assets(ROA).


(71)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang merupakan data time series. Data yang diperlukan merupakan data sekunder yaitu kinerja keuangan bank persero, BI rate dan kurs rupiah pada periode tahun 2008-2013 yang diperoleh dari data Statistik Perbankan Indonesia serta kebijakan moneter Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

Penelitian ini ditunjang dengan penelitian terdahulu baik dari Indonesia ataupun luar negeri yang merujuk pada data data bank umum yang relevan serta di tunjang penelitian sebelumnya. Model dalam penelitian ini menggunakanan empat variabel yaitu Return On Asset (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), BI Rate dan Kurs rupiah terhadap Dollar Amerika.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok bank yang termasuk dalam bank persero yang ada di Indonesia pada periode tahun 2008-2013 yaitu Bank Persero, antara lain adalah Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara ( BTN), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

C. Metode Pengumpulan Data


(72)

1. Studi kepustakaan, yaitu memperoleh dari berbagai literatur, jurnal jurnal yang telah dipublikasikan, penelitian terdahulu dan dari berbagai sumber lainnya.

2. Data sekunder, yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penelitian ini menggunakan data time series bulanan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia periode tahun 2008-2013. Data – data tersebut diperoleh dari:

a. Statistik Ekonomi Perbankan Indonesia ( SEKI ) b. Statistik Perbankan Indonesia ( SPI )

D. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi berganda. analisis regresi merupakan salah satu alat analisis yang menjelaskan tentang akibat yang ditimbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas dan variabel terikat ( tidak bebas ) ( sudarmanto,2005 ). Dengan menggunakan software eviews 6.0 setelah semua data data terkumpul maka selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini dilakukan sebagai parameter untuk mengukur apakah data yang digunakan ini bersifat blue atau tidak.


(73)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak (Suliyanto 2011:67).Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu Chi-Square, Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis. Pada penelitian ini, Uji normalitas menggunakan jarque-bera yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Pada penelitian ini untuk menguji normalitas dalam persamaan regresi adalah dengan dua cara:

a. Membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai JB ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal.

b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat kesalahan α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada


(74)

permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel independen didalam regresi berganda. (Agus Widarjono, 2010:75). Ada beberapa metode untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model regresi berganda. multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model.

Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu kehati-hatian terutama pada data time series seringkali menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:77).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian


(75)

maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homoskedastisitas (Suliyanto, 2011: 95).

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji park utuk menguji masalah heteroskedastisitas data.. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas melalui Uji Park yaitu meregresi nilai logaritma dari kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas signifikansi variabel independen lebih besar dari derajat kesalahan yaitu 5%, maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang dari derajat kesalahan 5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Winarno, 2009:5.12).

d. Uji Autokolerasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan = 5%.


(76)

Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi (Santoso. 2002 : 219).

Pendapat lain untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara umum bisa diambil patokan (Singgih, 2000:218):

1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak

autokorelasi

3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Pendapat lain dari Danang Sunyoto (2011:134) salah satu ukuran dalam menentukan adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)

2) Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan =2 atau -2 < DW , +2

3) Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas +2 atau DW > +2

2. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara


(77)

serentak/bersama-sama/sekaligus. Uji F ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011:98). Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau Ho : b1 = b2 = …= bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1≠ b2 ≠ … ≠ bk ≠ 0 artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah: Ho = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

Aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model


(78)

mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak. Untuk menyimpulkan apakah variabel bebas yang digunakan dalam model masuk dalam kategori cocok atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df : , (k-1), (n-k). (Suliyanto, 2011:61)

b. Uji T

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2011:98).

Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: Ho : bi = 0 Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : bi ≠ 0 Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah:

Ho = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.


(79)

(80)

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian

Tahun Bulan ROA DPK BI Rate KURS

2008 Januari 3,28 532878 8 9906,35

Februari 3,24 524205 8 9681,15

Maret 2,74 521856 8 9684,94

April 2,63 528568 8 9708,64

Mei 2,65 530964 8,25 9790,8

Juni 2,43 563202 8,5 9795,71

Juli 2,69 546933 8,75 9663,45

Agustus 2,73 535128 9 9649,25

September 2,62 575568 9,25 9840,65 Oktober 2,65 604913 9,5 10548,35 Nopember 2,6 621880 9,5 12211,15 Desember 2,72 669827 9,25 11824,84 2009 Januari 2,89 649338 8,75 11580,5 Februari 2,92 645356 8,25 12352,75 Maret 2,74 654751 7,75 12349,55

April 2,63 657564 7,5 11525,1

Mei 2,6 659249 7,25 10892,65

Juni 2,68 684450 7 10706,64

Juli 2,64 677812 6,75 10611,33

Agustus 2,64 696359 6,5 10477,6 September 2,57 694161 6,5 10400,72 Oktober 2,67 699218 6,5 9982,73 Nopember 2,63 720979 6,5 9969,95 Desember 2,71 783384 6,5 9957,75

2010 Januari 2,9 756125 6,5 9775,45

Februari 2,77 731073 6,5 9848,21

Maret 3,05 746188 6,5 9673,73

April 2,95 744237 6,5 9527,33

Mei 2,87 745012 6,5 9683,21

Juni 2,96 778439 6,5 9648,36

Juli 3,03 759868 6,5 9549,45

Agustus 3 760114 6,5 9471,76

September 3,02 774385 6,5 9473,5

Oktober 3,06 782626 6,5 9427,9

Nopember 3,13 798125 6,5 9438,38 Desember 3,08 898405 6,5 9522,62


(2)

Tahun Bulan ROA DPK BI Rate KURS 2011 Januari 3,32 847453 6,5 9537,38

Februari 3,67 819032 6,75 9412,56

Maret 3,82 845763 6,75 9261,48

April 3,76 833443 6,75 9151,3

Mei 3,59 847258 6,75 9055,8

Juni 3,8 869061 6,75 9064

Juli 3,56 876413 6,75 9033,24

Agustus 3,56 871186 6,75 9032

September 3,72 899322 6,75 9265,5 Oktober 3,67 926133 6,5 9395,24

Nopember 3,6 937971 6 9515,18

Desember 3,6 1039257 6 9588,48

2012 Januari 3,76 995381 6 9609,14

Februari 4,23 960609 5,75 9525,76

Maret 3,67 976682 5,75 9665,33

April 3,59 983288 5,75 9675,5

Mei 3,58 1028702 5,75 9790,24

Juni 3,67 1048512 5,75 9951,14

Juli 3,64 1035025 5,75 9956,59

Agustus 3,64 1044060 5,75 9999,84 September 3,71 1060300 5,75 10066,35 Oktober 3,74 1071565 5,75 10097,14 Nopember 3,82 1112462 5,75 10127,95 Desember 3,8 1201284 5,75 10145,89 2013 Januari 3,49 1155296 5,75 10187,33 Februari 3,4 1138323 5,75 10186,65 Maret 3,74 1141350 5,75 10209,42 April 3,63 1178129 5,75 10224,05

Mei 3,62 1193439 5,75 10260,91

Juni 3,7 1226507 6 10381,53


(3)

Tahun Bulan ROA DPK BI Rate KURS

Mei 3,67 1362280 5,75 11525,94

Juni 3,74 1395240 6 11892,62

Juli 3,67 1402732 6,5 11689,06

Agustus 3,67 1429498 7 11706,67 September 3,74 1475270 7,25 11890,77 Oktober 3,71 1473854 7,25 12144,87 Nopember 3,75 1499077 7,5 12158,3 Desember 3,75 1582488 7,5 12438,29

0 2 4 6 8 10 12 14

-0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Residuals

Sample 2008M01 2014M12 Observations 84

Mean 1.06e-16

Median -0.028380 Maximum 0.739976 Minimum -0.410672 Std. Dev. 0.231019 Skewness 0.650503 Kurtosis 3.228542 Jarque-Bera 6.106966 Probability 0.047194

DPK BI_RATE KURS

DPK 1.000000 -0.492451 0.505221

BI_RATE -0.492451 1.000000 0.237041


(4)

Lampiran 4 Uji Heterokedesitas

Lampiran 5 Uji Autokorelasi

Dependent Variable: ROA Method: Least Squares Date: 05/03/15 Time: 16:44 Sample: 2008M01 2014M12 Included observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000

DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000

BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692

KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000

R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929

Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874 S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370 Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383 Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162

Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Least Squares

Date: 05/03/15 Time: 16:52 Sample: 2008M01 2014M12 Included observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.859009 2.266948 -1.702292 0.0926

DPK -1.13E-06 1.19E-06 -0.948753 0.3456

BI_RATE 0.211290 0.301482 0.700838 0.4854

KURS -4.30E-05 0.000299 -0.143729 0.8861

R-squared 0.066195 Mean dependent var -3.931054

Adjusted R-squared 0.031177 S.D. dependent var 1.870308 S.E. of regression 1.840922 Akaike info criterion 4.104858 Sum squared resid 271.1194 Schwarz criterion 4.220611 Log likelihood -168.4040 Hannan-Quinn criter. 4.151389

F-statistic 1.890335 Durbin-Watson stat 2.025784


(5)

Lampiran 6 Uji F, Uji T, Analisis Regresi Linier Berganda dan Adj R

2

Dependent Variable: ROA Method: Least Squares Date: 05/03/15 Time: 16:44 Sample: 2008M01 2014M12 Included observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.653811 0.289767 12.60949 0.0000

DPK 1.73E-06 1.52E-07 11.34908 0.0000

BI_RATE 0.034802 0.038536 0.903108 0.3692

KURS -0.000213 3.82E-05 -5.567419 0.0000

R-squared 0.756197 Mean dependent var 3.308929

Adjusted R-squared 0.747055 S.D. dependent var 0.467874 S.E. of regression 0.235311 Akaike info criterion -0.009370 Sum squared resid 4.429699 Schwarz criterion 0.106383 Log likelihood 4.393539 Hannan-Quinn criter. 0.037162

F-statistic 82.71144 Durbin-Watson stat 0.567849

Prob(F-statistic) 0.000000


(6)

Chi-Square Distribution Table

2

χ 0

The shaded area is equal toαforχ2

=χ2

α.

df χ2

.995 χ

2

.990 χ

2

.975 χ

2

.950 χ

2

.900 χ

2

.100 χ

2

.050 χ

2

.025 χ

2

.010 χ

2

.005

1 0.000 0.000 0.001 0.004 0.016 2.706 3.841 5.024 6.635 7.879 2 0.010 0.020 0.051 0.103 0.211 4.605 5.991 7.378 9.210 10.597 3 0.072 0.115 0.216 0.352 0.584 6.251 7.815 9.348 11.345 12.838 4 0.207 0.297 0.484 0.711 1.064 7.779 9.488 11.143 13.277 14.860 5 0.412 0.554 0.831 1.145 1.610 9.236 11.070 12.833 15.086 16.750 6 0.676 0.872 1.237 1.635 2.204 10.645 12.592 14.449 16.812 18.548 7 0.989 1.239 1.690 2.167 2.833 12.017 14.067 16.013 18.475 20.278 8 1.344 1.646 2.180 2.733 3.490 13.362 15.507 17.535 20.090 21.955 9 1.735 2.088 2.700 3.325 4.168 14.684 16.919 19.023 21.666 23.589 10 2.156 2.558 3.247 3.940 4.865 15.987 18.307 20.483 23.209 25.188 11 2.603 3.053 3.816 4.575 5.578 17.275 19.675 21.920 24.725 26.757 12 3.074 3.571 4.404 5.226 6.304 18.549 21.026 23.337 26.217 28.300 13 3.565 4.107 5.009 5.892 7.042 19.812 22.362 24.736 27.688 29.819 14 4.075 4.660 5.629 6.571 7.790 21.064 23.685 26.119 29.141 31.319 15 4.601 5.229 6.262 7.261 8.547 22.307 24.996 27.488 30.578 32.801 16 5.142 5.812 6.908 7.962 9.312 23.542 26.296 28.845 32.000 34.267 17 5.697 6.408 7.564 8.672 10.085 24.769 27.587 30.191 33.409 35.718 18 6.265 7.015 8.231 9.390 10.865 25.989 28.869 31.526 34.805 37.156 19 6.844 7.633 8.907 10.117 11.651 27.204 30.144 32.852 36.191 38.582 20 7.434 8.260 9.591 10.851 12.443 28.412 31.410 34.170 37.566 39.997 21 8.034 8.897 10.283 11.591 13.240 29.615 32.671 35.479 38.932 41.401 22 8.643 9.542 10.982 12.338 14.041 30.813 33.924 36.781 40.289 42.796 23 9.260 10.196 11.689 13.091 14.848 32.007 35.172 38.076 41.638 44.181 24 9.886 10.856 12.401 13.848 15.659 33.196 36.415 39.364 42.980 45.559


Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Rasio Risk Based Bank Rating terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 48 139

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit perbankan; studi kasus pada bank umum di Indonesia periode tahun 2001-2009

0 5 153

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Penyaluran Kredit, dan Efisiensi Operasi terhadap Profitabilitas Bank (Studi kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)

0 6 139

Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Likuiditas (LDR) Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk

12 246 151

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, PENDAPATAN MARGIN MURABAHAH, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE), KURS, DAN MODAL SENDIRI TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE MARET 2009-AGUSTUS 2012)

1 4 111

ANALISIS PENGARUH HARGA MINYAK DUNIA, HARGA EMAS DAN BANK INDONESIA RATE TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dan Bank Indonesia Rate Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010–2014.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH HARGA MINYAK DUNIA, HARGA EMAS DAN BANK INDONESIA RATE TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dan Bank Indonesia Rate Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010–2014.

0 3 16

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dan Bank Indonesia Rate Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010–2014.

0 2 7

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI, BI RATE, DAN KURS TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2013-2017 - Raden Intan Repository

0 1 140