Pengaruh Cuaca Terhadap Performansi Kolektor

NOP tekanan pada pipa panas sebesar 31 cmHg 0,407 bar lalu mencapai temperatur maksimum pada pukul 12.00 sebesar 61,58 C dengan tekanan pada pipa panas sebesar 56 cmHg 0,736 bar kemudian temperatur air menurun seiring dengan berkurangnya intensitas radiasi matahari, pada pukul 16.00 temperatur air menjadi 47,24 C dengan tekanan pada pipa panas sebesar 36 cmHg.

4.11 Pengaruh Cuaca Terhadap Performansi Kolektor

4.11.1 Uji Regresi dan Korelasi pada kemiringan Kolektor 40 Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh cuaca terhadap performansi Pemanas Air Tenaga Surya maka dilakukan uji regresi dan korelasi. Berikut uji Korelasi dan Regresi PATS saat pengujian dengan kemiringan kolektor 40 . Tabel 4.3. Uji korelasi cuaca terhadap performansi kolektor pada kemiringan 40 η Kolektor 1 η Kolektor 2 η Kolektor 3 T Udara RH I Radiasi η Kolektor 1 1 η Kolektor 2 0,983871 1 η Kolektor 3 0,996716 0,972312 1 T Udara 0,73531 0,736964 0,71637 1 RH -0,48806 -0,3874 -0,4732 -0,46473 1 I Radiasi 0,898109 0,894008 0,887671 0,86397 -0,43007 1 Saat dilakukan uji regresi pada data diatas, didapat nilai R square pada kolektor 1 sebesar 0,827399, pada kolektor 2 sebesar 0,800559 dan pada kolektor 3 sebesar 0,809877. Dapat dilihat dari tabel korelasi sudut pengujian 40 , nilai efisiensi baik pada kolektor 1,2 ataupun 3 berhubungan sejajar dengan temperatur lingkungan dan intensitas radiasi matahari. Namun nilai efisiensi berbanding terbalik dengan kelembapan udara saat pengujian. Pada hasil uji regresi terhadap kolektor 1, 2 dan 3 ditunjukkan bahwa cuaca sangat mempengaruhi performansi dari PATS. Semakin baik cuaca saat penilitian, maka performansi PATS akan semakin baik pula. Hal lainnya yang sangat mempengaruhi terhadap performansi PATS selain cuaca adalah tingkat isolator atau peredaman terhadap panas yang telah diserap kolektor ataupun air di tangki agar tidak keluar ke lingkungan. Perhitungan uji regresi kemiringan kolektor 40 terdapat pada lampiran 13. Universitas Sumatera Utara QRS 4.11.2 Uji Regresi dan Korelasi pada kemiringan Kolektor 50 Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh cuaca terhadap performansi Pemanas Air Tenaga Surya maka dilakukan uji regresi dan korelasi. Berikut uji Korelasi dan Regresi PATS saat pengujian dengan kemiringan kolektor 50 . Tabel 4.4. Uji korelasi cuaca terhadap performansi kolektor pada kemiringan 50 η Kolektor 1 η Kolektor 2 η Kolektor 3 T Udara RH I Radiasi η Kolektor 1 1 η Kolektor 2 0,998475 1 η Kolektor 3 0,99520 0,998876 1 T Udara 0,827802 0,837724 0,846076 1 RH -0,6543 -0,67146 -0,68442 -0,77549 1 I Radiasi 0,935867 0,922858 0,908718 0,713658 -0,50668 1 Saat dilakukan uji regresi pada data diatas, didapat nilai R square pada kolektor 1 sebesar 0,933045, pada kolektor 2 sebesar 0,924141dan pada kolektor 3 sebesar 0,914149. Dapat dilihat dari tabel korelasi sudut pengujian 50 , nilai efisiensi baik pada kolektor 1,2 ataupun 3 berhubungan sejajar dengan temperatur lingkungan dan intensitas radiasi matahari. Namun nilai efisiensi berbanding terbalik dengan kelembapan udara saat pengujian. Pada hasil uji regresi terhadap kolektor 1, 2 dan 3 ditunjukkan bahwa cuaca sangat mempengaruhi performansi dari PATS. Semakin baik cuaca saat penilitian, maka performansi PATS akan semakin baik pula. Hal lainnya yang sangat mempengaruhi terhadap performansi PATS selain cuaca adalah tingkat isolator atau peredaman terhadap panas yang telah diserap kolektor ataupun air di tangki agar tidak keluar ke lingkungan. Perhitungan uji regresi kemiringan kolektor 50 terdapat pada lampiran 14.

4.12 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

1 66 157

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air Dengan Penambahan External Helical Fins Pada Pipa Dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

0 0 6

PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN OPTIK BROKOLI SELAMA PROSES PENGERINGAN VAKUM DENGAN TEKANAN 15 cmHg

0 0 8

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 6

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 20 DAN 30

0 0 15

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 0 32

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI KEMIRINGAN KOLEKTOR 40 DAN 50

0 0 16