Pengujian Tahap II Suhu Kolektor dan Air pada Tangki dari Hasil Pengujian

Gambar 4.2. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Temperatur air Vs Waktu pada pengujian 50 o tahap 1 Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu pada sudut 50 . Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 62,75 C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 58,87 C dan 57,85 C dengan besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing - masing bernilai 87,83 C, 86,44 C dan 83,57 C.

4.2.2 Pengujian Tahap II

4.2.2.1 Kemiringan Kolektor 40 o Pada bagian ini peneliti melakukan eksperimen dengan kemiringan kolektor sebesar 40 o . Pengujian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2015 dimulai pukul 08.00 WIB sd 16.00 WIB. Adapun hasil pengujian ini dapat di lihat pada gambar 4.3. 85 85 80 80 75 75 70 70 65 65 60 60 55 55 50 50 45 45 40 40 35 35 30 30 25 25 T e m p e ra tu r ° C 9:00 20032015 9:00 20032015 10:00 10:00 11:00 11:00 12:00 12:00 13:00 13:00 14:00 14:00 15:00 15:00 16:00 16:00 Waktu [WIB] Tangki 1 Tekanan Vacum 45 cmHg Tangki 2 Tekanan Vacum 40 cmHg Tangki 3 Tekanan Vacum 35 cmHg Absorber 1 Absorber 2 Absorber 3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3.Grafik Temperatur Pelat Absorber, Temperatur air Vs Waktu pada pengujian 40 o tahap 2 Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu pada sudut 40 . Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 58,62 C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 58,20 C dan 57,59 C dengan besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing - masing bernilai 90,56 C, 90,23 C dan 85,32 C. 4.2.2.2 Kemiringan Kolektor 50 o Pada bagian ini peneliti melakukan eksperimen dengan kemiringan kolektor sebesar 50 o . Pengujian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2015 dimulai pukul 08.00 WIB sd 16.00 WIB. Adapun hasil pengujian ini dapat di lihat pada gambar 4.4. 90 90 85 85 80 80 75 75 70 70 65 65 60 60 55 55 50 50 45 45 40 40 35 35 30 30 25 25 T e m p e ra tu r ° C 9:00 23032015 9:00 23032015 10:00 10:00 11:00 11:00 12:00 12:00 13:00 13:00 14:00 14:00 15:00 15:00 16:00 16:00 Waktu [WIB] Tangki 1 Tekanan Vacum 45 cmHg Tangki 2 Tekanan Vacum 40 cmHg Tangki 3 Tekanan Vacum 35 cmHg Absorber 1 Absorber 2 Absorber 3 Universitas Sumatera Utara 6 Gambar 4.4. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Temperatur air Vs Waktu pada pengujian 50 o tahap 2 Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu pada sudut 50 . Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 57,73 C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 57,3 C dan 53,12 C dengan besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing - masing bernilai 84,46 C, 82,5 C dan 80,68 C.

4.2.3 Pengujian Tahap III

Dokumen yang terkait

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

1 66 157

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air Dengan Penambahan External Helical Fins Pada Pipa Dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

0 0 6

PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN OPTIK BROKOLI SELAMA PROSES PENGERINGAN VAKUM DENGAN TEKANAN 15 cmHg

0 0 8

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 6

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 20 DAN 30

0 0 15

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 0 32

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI KEMIRINGAN KOLEKTOR 40 DAN 50

0 0 16