Refrigeran R-718 TINJAUAN PUSTAKA

35 Dimana: m w = Massa air kg C pw = Panas jenis dari air kJkg. C T w1 = Temperatur awal air sebelum dipanaskan kolektor C T w2 = Temperatur actual setelah dipanaskan oleh kolektor C

2.5.4. Efisiensi dari Kolektor

Efisiensi dari kolektor dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara energi berguna yang diberikan kolektor ke air dengan panas incident. Hal itu menurut Mehmet Esent [15] dapat dirumuskan sebagai berikut:   incident w w pw w Q T T C m 1 2   η ........................................... 2.28 Definisi efisiensi disini adalah kemampuan dari kolektor untuk memanasi air sampai suhu maksimum dalam rentang waktu tercepat. Semakin cepat didapat pemanasan suhu maksimum, maka akan semakin besar pula tingkat efisiensi yang diperoleh dan semakin lama rentang waktu pencapaian suhu maksimum, semakin kecil pula tingkat efisiensi yang didapat oleh kolektor. Nilai efisiensi yang ditinjau pada penelitian ini adalah nilai efisiensi saat temperatur air maksimum.

2.6. Refrigeran R-718

Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan zat organic lainnya. Pada tekanan atmosfir R-718 air mendidih pada suhu 100 C dan membeku pada suhu 0 o C. Apabila tekanannya dinaikkan maka titik didihnya semakin besar, sebaliknya bila tekanannya diturunkan titik didihnya lebih rendah. Pada tekanan vacuum titik didih R-718 dibawah 100 o C seperti pada tekanan vacuum 35 cm Hg 0,533 bar absolut R-718 akan mendidih pada suhu 79,54 C. Refrigeran R-718 akan berubah menjadi gas jika temperaturnya dinaikkan dari 79,54 C pada tekanan vacuum 35 cm Hg dan akan berubah menjadi cair jika suhunya diturunkan, sifat refrigeran R-718 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 36 Tabel 2.3. Sifat – Sifat dari R-718 yang digunakan Properties R-718 Komposisi Hidrogen 11,19 Komposisi Oksigen 88,81 Massa jenis 1000 kgm 3 Pada tekanan 1 bar dan 0°C Tidak berasa dan tidak berbau Jenis warna Tidak berwarna Titik lebur C Titik didih 100 C Tabel 2.4. Sifat R-718 pada tekanan vakum 45 cmHg 0,400 bar absolut Properties R-718 Titik didih 75,80 o C Specifitic heat liquid 4,1936 kJkg. o C Specifitic heat vapour 2,001 kJkg. o C Density liquid 974,32 kgm 3 Density vapour 0,2498 kgm 3 Laten Heat 2319,23 kJkg Tabel 2.5. Sifat R-718 pada tekanan vakum 40 cmHg 0,466 bar absolut Properties R-718 Titik didih 79,54 o C Specifitic heat liquid 4,196 kJkg. o C Specifitic heat vapour 2,010 kJkg. o C Density liquid 972,07 kgm 3 Density vapour 0,2885 kgm 3 Laten Heat 2310,11 kJkg Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 2.6. Sifat R-718 pada tekanan vakum 35 cmHg 0,533 bar absolut Properties R-718 Titik didih 82,81 C Specifitic heat liquid 4,199 kJkg. o C Specifitic heat vapour 2,020 kJkg. o C Density liquid 969,99 kgm 3 Density vapour 0,2498 kgm 3 Laten Heat 2301,53 kJkg Universitas Sumatera Utara 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lantai 4 gedung Magister Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun letak penelitian ini seperti ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 3.1. Tata Letak Lokasi Penelitian 3.1.2. Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Februari 2015 sampai Mei 2015.

3.2. Bahan dan Peralatan

3.2.1. Bahan Pada penelitian ini, bahan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Air murni Air yang dipakai dalam penelitian ini adalah air murni dan bersih. Sumber air tersebut diambil dari kran air PAM. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

1 66 157

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air Dengan Penambahan External Helical Fins Pada Pipa Dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

0 0 6

PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN OPTIK BROKOLI SELAMA PROSES PENGERINGAN VAKUM DENGAN TEKANAN 15 cmHg

0 0 8

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 6

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 20 DAN 30

0 0 15

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 0 32

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI KEMIRINGAN KOLEKTOR 40 DAN 50

0 0 16