G. Zat Pengatur Tumbuh Asam Indol Butirat AIB
Golongan auksin yang sering ditambahkan dalam medium adalah asam indol asetat AIA, asam indol butirat AIB, dan asam α-naftalenasetat ANA.
AIB lebih sering digunakan untuk memacu perakaran dibandingkan dengan ANA atau auksin lainnya.
AIB dapat disimpan pada tubuh tanaman, kemudian secara bertahap dilepaskan, hal ini menjadikan konsentrasi AIB
bertahan pada tingkat yang tepat, khususnya pada tahap pembentukan akar selanjutnya. Sifat-sifat inilah yang menyebabkan pemakaian AIB dapat lebih
berhasil kerena sifat kimianya yang mantap dan pengaruhnya yang lebih lama Lukman dan Sumaryono, 1995.
Menurut Wudianto 1999 asam indol butirat mempunyai sifat yang lebih baik dan efektif dari pada AIA dan ANA. Dengan demikian IBA paling cocok
untuk merangsang perakaran, karena kandungan kimianya lebih stabil dan daya kerjanya lebih lama. IAA biasanya mudah menyebar ke bagian lain serta
menghambat perkembangan serta pertumbuhan tunas dan NAA dalam mempergunakannya harus benar-benar tahu konsentrasi yang tepat yang
diperlukan oleh suatu jenis tanaman, bila tidak tepat akan memperkecil batas konsentrasi optimum perakaran. AIB dan ANA bersifat lebih efektif
dibandingkan AIA yang merupakan auksin alami, sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling berperan dalam pembentukan tunas adalah sitokinin yang
terdiri atas zeatin, zeatin riboside, kinetin, isopentenyl adenin ZiP, thidiazurron TBZ, dan benzyladenine BA atau BAP. Selain auksin, absisic
acid ABA juga berperan penting dalam pengakaran setek.
H. Jenis Bambu Betung
Bambu petungbetungbitung tumbuh subur di banyak tempat di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi hingga kepulauan Nusa Tenggara, nama ilmiah bambu ini
adalah Dendrocalamus asper. Bambu betung tumbuh paling baik di daerah lembab dan basah, namun bisa juga tumbuh di daerah yang kering. Tanaman
bambu betung dewasa dapat mencapai ketinggian hingga 20 meter dan memiliki diameter antara 12--20 cm dan ketebalan dinding 11--36 mm.
Di daerah tropis, bambu betung tumbuh pada ketinggian 0—1.500 m dpl dengan curah hujan sebesar 2.400 mmtahun. Ukuran buluh bambu betung
lebih besar dan lebih tinggi daripada jenis bambu lainnya. Warna buluh bambu betung hijau kekuningan dan pelepah buluh ditumbuhi bulu-bulu halus
berwarna coklat kehitaman atau coklat muda. Cabang bambu betung muncul dari buku-buku atas, jumlahnya sedikit dan salah satu cabang akan lebih
dominan pertumbuhannya daripada yang lain Dransfield dan Widjaja, 1995.
Bambu betung dimanfaatkan oleh banyak orang untuk bangunan karena diameternya yang besar dan kokoh. Selain untuk tiang, jenis bambu ini juga
sering dibelah untuk dijadikan reng atap. Pemanfaatan batang bambu betung yang paling cocok adalah untuk papan laminasi bambu. Selain untuk bahan
bangunan, rebung betung dapat dijadikan sayuran yang lezat. Batang bambu betung bersifat keras dan baik untuk bahan bangunan karena seratnya besar-
besar dan ruasnya panjang. Batang bambu tersebut dapat dimanfaatkan untuk saluran air, penampung air aren yang disadap, dinding rumah yang dianyam
gedek atau bilik dan berbagai jenis barang kerajinan Isnan, 2008.