H. Jenis Bambu Betung
Bambu petungbetungbitung tumbuh subur di banyak tempat di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi hingga kepulauan Nusa Tenggara, nama ilmiah bambu ini
adalah Dendrocalamus asper. Bambu betung tumbuh paling baik di daerah lembab dan basah, namun bisa juga tumbuh di daerah yang kering. Tanaman
bambu betung dewasa dapat mencapai ketinggian hingga 20 meter dan memiliki diameter antara 12--20 cm dan ketebalan dinding 11--36 mm.
Di daerah tropis, bambu betung tumbuh pada ketinggian 0—1.500 m dpl dengan curah hujan sebesar 2.400 mmtahun. Ukuran buluh bambu betung
lebih besar dan lebih tinggi daripada jenis bambu lainnya. Warna buluh bambu betung hijau kekuningan dan pelepah buluh ditumbuhi bulu-bulu halus
berwarna coklat kehitaman atau coklat muda. Cabang bambu betung muncul dari buku-buku atas, jumlahnya sedikit dan salah satu cabang akan lebih
dominan pertumbuhannya daripada yang lain Dransfield dan Widjaja, 1995.
Bambu betung dimanfaatkan oleh banyak orang untuk bangunan karena diameternya yang besar dan kokoh. Selain untuk tiang, jenis bambu ini juga
sering dibelah untuk dijadikan reng atap. Pemanfaatan batang bambu betung yang paling cocok adalah untuk papan laminasi bambu. Selain untuk bahan
bangunan, rebung betung dapat dijadikan sayuran yang lezat. Batang bambu betung bersifat keras dan baik untuk bahan bangunan karena seratnya besar-
besar dan ruasnya panjang. Batang bambu tersebut dapat dimanfaatkan untuk saluran air, penampung air aren yang disadap, dinding rumah yang dianyam
gedek atau bilik dan berbagai jenis barang kerajinan Isnan, 2008.
III. METODE PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di areal kebun koleksi bambu Lembaga Penelitian
dan Pengembangan Hutan Palembang, Desa Tanjung Agung, Kecamatan Tanjungan, Kabupaten Lampung Selatan.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabang bambu betung Dendrocalamus asper dengan jumlah ruas 2 sebanyak 125 cabang, asam
indol butirat AIB berkonsentrasi 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, dan 400 ppm, tanah lapisan atas top soil, Furadan 3G, Dhitane, aquades, NaOH
1N dan air. Sedangkan alat yang digunakan adalah polybag ukuran 15 cm x 25 cm, cangkul, ayakan dari bambu, golok, gunting setek, gembor, label,
kaliper, penggaris, pita meter, lux meter, termohigrometer, dan alat tulis.