Zat Pengatur Tumbuh Asam Indol Butirat AIB

III. METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di areal kebun koleksi bambu Lembaga Penelitian dan Pengembangan Hutan Palembang, Desa Tanjung Agung, Kecamatan Tanjungan, Kabupaten Lampung Selatan.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabang bambu betung Dendrocalamus asper dengan jumlah ruas 2 sebanyak 125 cabang, asam indol butirat AIB berkonsentrasi 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, dan 400 ppm, tanah lapisan atas top soil, Furadan 3G, Dhitane, aquades, NaOH 1N dan air. Sedangkan alat yang digunakan adalah polybag ukuran 15 cm x 25 cm, cangkul, ayakan dari bambu, golok, gunting setek, gembor, label, kaliper, penggaris, pita meter, lux meter, termohigrometer, dan alat tulis.

C. Metode Penelitian

1. Persiapan

Persiapan penelitian meliputi persiapan media penumbuh setek, pemotongan setek, dan pembuatan larutan AIB berkonsentrasi 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, dan 400 ppm. Media penumbuh setek yang digunakan untuk setek cabang bambu betung adalah lapisan tanah atas atau top soil. Tanah lapisan atas tersebut dibersihkan dari kotoran dan batu, kemudian diayak. Setelah itu, tanah diaksenisasi menggunakan Furadan 3G dan Dhitane lalu dibiarkan selama satu minggu. Tanah kemudian dimasukkan ke dalam polybag dan dibasahi air. Pemotongan setek dapat dilakukan pada bambu yang berumur 2--3 tahun dengan dengan jumlah ruas dua dan ciri seluruh cabang mengeluarkan ranting dan daun. Cara memperoleh bahan setek adalah batang bambu ditebang, lalu cabang-cabangnya diambil. Posisi ruas, diameter, dan panjang ruas sebaiknya sama. Cabang bambu yang diambil sebagai bahan setek adalah bagian pangkal. Larutan AIB berkonsentrasi 100 ppm dibuat dengan cara menimbang serbuk AIB sebanyak 100 mg, lalu diberi beberapa tetes larutan NAOH 1N sambil diaduk-aduk hingga larut kemudian ditambahkan aquades hingga volume larutan mencapai 1 liter dan diaduk-aduk hingga larut. Cara yang sama digunakan sesuai dengan konsentrasi yang akan digunakan dalam penelitian ini, kecuali untuk konsentrasi 200 ppm digunakan 200 mg