sistem pembukuan
formal ACS
3 Sifat
dari kesempatan
kerja Kebanyakan
menggunakan anggota-anggota
keluarga tidak
dibayar Beberapa
memakai tenaga kerja TK yang
digaji -
Semua memakai
Tenaga Kerja digaji
- Semua
memiliki sitem
perekrutan formal
4 Polasifat dari
proses produksi
Derajat mekanisasi
sangat rendah
umumnya manual; tingkat
teknologi sangat rendah
Beberapa memakai mesin-
mesin terbaru Banyak
yang mempunyai
derajat mekanisasi yang
tinggimempunyai akses
terhadap teknologi tinggi
5
Orientasi pasar
Umumnya menjual
ke Banyak
yang menjual ke pasar
Semua menjual
ke pasar domestik
pasar lokal
untuk kelompok berpendapatan
rendah domestik
dan ekspor,
dan melayani kelas
menengah ke
atas dan banyak yang
ekspor, dan
melayani kelas
menengah ke atas
6 Profil
ekonomi sosial
dari pemilik usaha
Pendidikan rendah dan dari
rumah tangga
RT miskin;
motivasi utama: survival
Banyak berpendidikan
baik dan dari Rumah Tangga
RT non
miskin; banyak yang
bermotivasi bisnismencari
profit Sebagaian besar
berpendidikan baik
dan dari
rumah tangga
makmur; motivasi utam: profit
7
Sumber- sumber dari
bahan baku
dan modal Kebanyakan
pakai bahan
baku lokal dan uang sendiri
Beberapa memakai bahan
baku impor dan mempuyai akses
ke kredit formal Banyak
yang memakai
bahan baku impor dan
mempunyai akses ke kredit formal
8 Hubungan-
Kebanyakan Banyak
yang Sebagian besar
hubungan ekternal
tidak mempunyai
akses ke
program- program
pemerintah dan tidak
punya hubungan-
hubungan bisnis dengan UB
punya akses ke program-
program pemerintah dan
punya hubungan-
hubungan bisnis dengan
Usaha Besar
Termasuk Penanam Modal
Asing punya akses ke
program-program pemerintah
dan banyak
yang punya hubungan-
hubungan bisnis dengan
Usaha Besar termasuk
Penanam Modal Asing
9
Wanita pengusaha
Rasio dari
wanita terhadap pria
sebagai pengusaha
sangat tinggi Rasio
dari wanita terhadap
pria sebagai
pengusaha cukup tinggi
Rasio dari wanita terhadap
pria sebagai
pengusaha sangat rendah
3. Jenis-Jenis Usaha Kecil dan Menengah
Jenis-jenis usaha kecil dan menengah di Indonesia dibagi menjadi beberapa bentuk:
35
a Ditinjau dari segi kelembagaan ekonomi sektoral terdiri dari: 1 sektor
koperasi; 2 sektor negara; 3 sektor swasta, yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseoran Komanditer, Firma, Usaha Perorangan, dan
Perusahaan Internasional. b
Ditinjau berdasarkan bentuk produksinya,terbagi atas: 1 perusahaan industri; 2 perusahaan niaga; 3 perusahaan agribisnis; 4 perusahaan
jasa; 5 Perusahaan ekstraktif; 6 perusahaan kredit. c
Ditinjau berdasarkan tanggung jawabnya, yaitu tanggung jawab pemilik terhadap utang-utang perusahaan, maka perusahaan dapat dibagi menjadi
dua, yaitu: 1
Peusahaan dengan pemilik yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap utang perusahaan. Contoh: firma
2 Peusahaan dengan pemilik yang tidak bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap utang perusahaan. Contoh: Perseroan Terbatas.
35
Edillius, et all., “Pengantar Ekonomi Peusahaan”, dalam Euis Amalia, Keadilan
Distributif Dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 47.
4. Strategi Pemberdayaan UMKM
Strategi pemberdayaan UMKM yang telah diupayakan selama ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
36
1. Aspek
manajerial, yang
meliputi: Peningkatan
produktivitasomzettingkat utilisasitingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia
2. Aspek permodalan, yang meliputi bantuan modal penyisihan 1-5
keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil minimum 20 dari portofolio kredit bank dan kemudahan kredit
KUPEDES, KUK, KIK, KMKP, KCP, Kredit MiniMidi, KKU 3.
Mengembangkan program kemitraan dengan usaha besar baik lewat sistem Bapak Anak Angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir forward
linkage, keterkaitan hilir – hulu backward linkage, modal ventura
ataupun sub kontrak 4.
Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan, baik berbentuk PIK Pemukiman industri Kecil, LIK Lingkungan Industri
Kecil, SUIK Sarjana Usaha Industri Kecil yang didukung oleh UPT Unit Pelayanan Teknis ataupun TPI Tenaga Penyuluh Industri
36
Mudrajad Kuncoro, Ekonomika Pembangunan: Masalah, Kebijakan, dan Politik, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010,h. 197.
5. Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB
Kelompok Usaha Bersama, KOPINKRA Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan
C. Regulasi Terkait Modal Ventura dan UMKM
Peraturan yang menjadi dasar hukum bagi Perusahaan Modal Ventura dan UMKM di Indonesia, antara lain meliputi:
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61 Tahun 1988 Tanggal 20
Desember 1988, tentang Lembaga Pembiayaan; 2.
Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tanggal 10 September 1992, tentang Sektor-sektor Usaha PPU dan PMV dalam pelaksanaan Undang-
Undang No. 7 Tahun 1983, tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1991;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 1995 tanggal 8
Februari 1995, tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan PMV dari transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal modal pada
PPU-nya; 4.
Keputusan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia No.
1251KMK.0131988 tanggal 20 Desember 1988, tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Keuangan;