Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

bisa memperoleh pendapatan dengan menjadi pelaku atau pun pekerja dalam sektor usaha tersebut. Dari sinilah tenaga kerja dapat terserap, sehingga masalah pengangguran dapat teratasi, produksi meningkat dengan disertai peningkatan daya beli, terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan penduduk hingga akhirnya terciptalah kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Fakta mengenai peran UMKM tersebut dapat dilihat dari data yang dilansir oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Republik Indonesia tercatat bahwa jumlah UMKM pada periode 2012 sebanyak 56.539.560 unit atau naik 2,41 persen dari periode sebelumnya di tahun 2011 yang berjumlah 55.211.396 unit. Kenaikan jumlah ini seiring dengan kontribusinya dalam hal penyerapan tenaga kerja yakni sekitar 97,16 persen atau 107.657.509 orang. Sementara terhadap Produk Domestik Bruto, UMKM menyumbang sebesar 59,08 persen dalam periode yang sama. 6 Kontribusi UMKM yang besar dalam perekonomian Indonesia memang sudah bisa diakui. Namun, ada kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM, salah satunya mengenai keterbatasan modal. Sumber permodalan terbanyak masih berasal dari modal sendiri. Sementara akses perbankan belum dapat dijangkau dikarenakan beberapa hambatan, seperti ketidaktahuan tentang prosedur pengajuan kredit kelemahan informasi, prosedur pengajuan kredit 6 Kementerian Koperasi dan UKM, “Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah UMKM dan Usaha Besar UB Tahun 2011 – 2012”, artikel diakses pada 2 September 2014 dari http:www.depkop.go.idphocadownloaddata_umkmsandingan_data_umkm_2011-2012.pdf. yang berbelit-belit dan banyak persyaratan, serta adanya kekhawatiran kredit yang diajukan tidak memenuhi standar. 7 Selain itu, kesulitan UMKM mendapatkan kredit bank juga disebabkan oleh tidak adanya agunan yang dimiliki UMKM ketika mengajukan kredit. Disusul dengan faktor bunga yang tinggi, proses kredit yang lama, keterbatasan petugas bank dan prosedur kredit. Hal ini tercermin dalam diagram 1.1 dibawah, yakni: Diagram 1.1 Kendala Mendapatkan Kredit UMKM: Hasil Survei SMEDC-UGM, 2002 8 Namun upaya untuk mengembangkan UMKM tidak bisa dilakukan jika hanya dilihat dari sisi permodalan saja. Masih banyak masalah-masalah lain 7 Tulus TH Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu Penting Jakarta: LP3ES, 2012, h. 141. 8 Ibid., h. 140. Agunan 25 Proses Kredit lama 17 Keterbatasan Petugas Bank 11 Lain-lain 17 Prosedur Kredit 8 Bunga Tinggi 22 diluar pendanaan yang menjadi kendala berkembangnya UMKM, seperti penguasaan teknologi, pemasaran, sember daya manusia, dan manajemen usaha. 9 Kelompok ini masih menerapkan manajemen tradisional dan belum bankable sehingga untuk dapat akses kepada permodalan dibutuhkan lembaga keuangan alternatif. 10 Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi UMKM yakni: 11 a kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar; b kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan; c kelemahan dibidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia; d keterbatasan jaringan usaha kerja sama antar pengusaha kecil sistem informasi pemasaran; e iklim usaha yang kurang kondusif karena persaingan yang saling mematikan; f pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil; g biaya transportasi dan energi yang tinggi; keterbatasan komunikasi, biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan ketidakpastian akibat peraturan dan kebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas atau tak menentu 9 Dewan Perwakilan Daerah RI, Integrasi Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM dalam Strategi Perencanaan Ekonomi Nasional Jakarta: Pusat Kajian Kebijakan dan Hukum Sekretariat Jenderal DPD RI, 2010, h. 40. 10 Euis Amalia, Keadailan Distributif Dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia Jakarta : Rajawali Pers, 2009, h. 15. 11 Mudrajad Kuncoro, Ekonomika Pembangunan: Masalah, Kebijakan, dan Politik Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010, h. 196. arahnya; 12 dan h tidak ada pendampingan untuk mendapatkan akses dan untuk pengelolaan usaha serta penguasaan dan pengenalan teknis perbankan syariah masih kurang. 13 Melihat kendala tersebut, diperlukan sebuah institusi keuangan yang dapat mengcover sumber permodalan UMKM. Dalam hal ini, sektor UMKM membutuhkan dukungan permodalan dari lembaga keuangan untuk memajukan usahanya agar tidak terjerat kepada tangan-tangan rentenir. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa lembaga keuangan yang memusatkan perhatian pada pembiayaan di skala mikro, baik dengan konsepnya yang konvensional ataupun dengan prinsip syariah. Kemudian muncullah konsep lembaga keuangan mikro microfinance. Microfinance mempunyai peran penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi, baik di desa maupun di kota dan menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat. 14 Kebangkitan keuangan mikro ditandai dengan keberadaan Grameen Bank dari Bangladesh pada tahun 1970-an yang dipelopori oleh Muhammad Yunus. Keberhasilannya memberdayakan perempuan miskin menularkan virus baru ke berbagai belahan penjuru untuk 12 Tulus TH Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu PentingJakarta: LP3ES, 2012, h. 51. 13 Euis Amalia, Keadailan Distributif Dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia Jakarta : Rajawali Pers, 2009, h. 70. 14 Iqbal Valiri Zulfikar, “Pengembangan Microfinance Syariah dalam Upaya Mendukung Sektor Riil dan UMKM di Indonesia: Meneladani BRI dan Mengikuti Jejak Mega Mitra Syariah ”, artikel diakses pada 20 Januari 2014 dari http:iqbalvaliri.wordpress.com20091031pengembangan- microfinance-syariah-dalam-upaya-mendukung-sektor-riil-dan-umkm-di-indonesia-meneladani-bri- dan-mengikuti-jejak-mega-mitra-syariah. terus mengembangkan sistem lembaga keuangan yang concern pada skala mikro. Sementara di Indonesia, lembaga keuangan mikro sudah hadir 117 tahun lalu atau tepatnya pada 16 Desember 1895 yang didirikan oleh R. Aria Wiriaatmaja dengan nama “De Poerwokertosche Hul En Spaarbank der Inlandesche besturr Ambetenaren ”. Lembaga ini melayani pegawai pemerintah rendahan dan para petani pegusaha mikro. Lembaga keuangan tersebut kini dikenal sebagai Bank Rakyat Indonesia 15 . Lembaga lain yang juga menangani pembiayaan skala mikro yakni perusahaan modal ventura PMV. UMKM bisa memperoleh dana untuk memulai danatau mengembangkan usaha nya melalui lembaga ini. Di Indonesia, peran modal ventura dalam pembiayaan kepada UKM tidak bisa dilepaskan dari orientasi modal ventura sebagai lembaga pembiayaan pembangunan development financing institution yang menerapkan pembiayaan yang tetap mengindahkan cara berusaha yang sehat. Peran lainnya, yang terutama, adalah membina UKM yang belum bankable menjadi bankable layak mendapat kredit. 16 Perkembangan Perusahaan Modal Ventura di Indonesia dapat dilihat dalam grafik di bawah ini: 15 Bambang Ismawan, Membangun Indonesia dari Desa Melalui Keuangan Mikro Jakarta: Gema PKM Indonesia, 2012, h.9. 16 Siwi Taufiqrachman, “Pembiayaan UMKM oleh Modal Ventura”, artikel diakses pada 02 September 2013 dari http:007umkm.wordpress.com20080926pembiayaan-umkm-oleh-modal- ventura. Grafik 1.1 Jumlah Perusahaan Modal Ventura Sumber : Diolah dari data Bapepam-LK tahun 2002 hingga 2011 Selama tahun 2002 hingga 2005 terlihat bahwa perkembangan perusahaan modal ventura mengalami stagnasi dengan jumlah 60 perusahaan. Penurunan terlihat pada tahun 2006 menjadi 55 perusahaan. Hal ini disebabkan selama tahun 2006 telah dilakukan pencabutan 9 izin usaha karena 1 perusahaan telah di likuidasi, 1 perusahaan telah mengubah kegiatan usahanya, dan 7 perusahaan tidak memenuhi ketentuan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Dalam periode 2006 juga telah dikeluarkan izin usaha perusahaan modal ventura baru sebanyak 4 perusahaan dan semakin meningkat di tahun-tahun berikutnya hingga berjumlah 86 perusahaan di tahun 2011. Salah satu perusahaan modal ventura yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah yakni PT Permodalan Nasional Madani Ventura Syariah PT PNM Ventura Syariah. Anak perusahaan dari PT PNM Venture 60 60 60 60 55 60 66 74 79 86 20 40 60 80 100 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah PMV Capital ini bergerak di bidang modal ventura dengan prinsip syariah yang didukung dengan layanan jasa manajemen dan teknologi bagi UMKM. PT PNM didirikan sebagai bagian dari solusi strategis pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui akses permodalan dan program peningkatan kapasitas bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi UMKMK. 17 Secara strategis, PT PNM diarahkan untuk memberikan solusi finansial maupun non finansial bagi sektor UMKMK. 18 Kepada mitra usahanya PT PNM tidak hanya memberikan solusi permodalan tetapi juga solusi non finansial. Jasa manajemen dan peningkatan kapasitas capacity building kewirausahaan merupakan beberapa solusi non finansial yang ditawarkan agar mitra usaha memperoleh manfaat yang lebih besar dari bantuan permodalan yang diterimanya. Hal tersebut sejalan dengan visi PNM Techno Venture Syariah yakni menjadi lembaga modal ventura terkemuka yang berbasiskan syariah dalam meningkatkan akses Usaha Mikro, Kecil, Menengah UMKM dan LKM Lembaga Keuangan Mikro terhadap modal finansial dan modal intelektual dengan berbasiskan kepada teknologi dengan tetap berlandaskan pada nilai 17 Portal PT Perusahaan Nasional Madani, “Profil Perusahaan”, artikel diakses pada 12 April 2013 dari http:www.pnm.co.idread1Profil-Perusahaan . 18 Portal PT Perusahaan Nasional Madani, “Profil Perusahaan”, artikel diakses pada 12 April 2013 dari http:www.pnm.co.idread1Profil-Perusahaan . spiritual, best practices dan prinsip-prinsip GCG dan semangat inovasi untuk meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Perkembangan Perusahaan Modal Ventura Syariah PMVS memang belum secemerlang pertumbuhan perbankan syariah. Namun dengan pendekatan yang berbeda dari perbankan, posisi PMVS bisa lebih menjangkau pelaku usaha di sektor UMKM yang belum terjangkau kredit bank.Bahkan untuk sektor UMKM, yang lebih ideal untuk dimasyarakatkan adalah pemanfaatan modal ventura sebagai salah satu alternatif sumber-sumber pembiayaan. 19 Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas mengenai peran lembaga keuangan non bank syariah khususnya perusahaan modal ventura yang terkait dengan pengembangan UMKM. Maka penelitian skripsi ini berjudul Peran Perusahaan Modal Ventura Syariah dalam Mengembangkan UMKM dengan Metode ANP Studi Pada PT Permodalan Nasional Mandiri Ventura Syariah .

B. Batasan dan Rumusan Masalah

a Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 19 Krisna Wijaya, Mengubah Mitos Mengasihani Usaha Kecil , artikel diakses pada 14 Agustus 2014 dari http:www.infobanknews.com201106mengubah-mitos-mengasihani- usaha-kecil. 1. Sulitnya UMKM dalam memperoleh modal untuk memulai atau mengembangkan usahanya. 2. Tidak terjangkaunya lembaga perbankan sebagai sumber modal UMKM dikarenakan prosedur dan persyaratan pengajuaan pembiayaan yang relatif sulit untuk dipenuhi serta tidak adanya jaminan yang dimiliki UMKM untuk memperoleh dana dari institusi keuangan karena keterbatasan aset. 3. Kebanyakan UMKM belum menjalankan usahanya secara profesional dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen modern, belum memiliki izin usaha resmi 4. Kebanyakan UMKM kurang memiliki orang-orang yang berkompeten dalam hal manajemen keuangan, pemasaran ataupun teknologi untuk mengembangkan UMKM agar usahanya lebih modern dan maju. 5. Pendampingan usaha oleh lembaga keuangan untuk pengelolaan usaha yang lebih baik. Dari identifikasi masalah yang telah dijabarkan, penulis membatasi masalah yang akan dibahas. Hal ini dilakukan untuk menghindari perluasan masalah dalam penelitian agar nantinya lebih fokus dan terarah. Maka pembatasan permasalahan dalam penelitian ini yakni: 1. Peran Perusahaan Modal Ventura Syariah dalam mengembangkan UMKM oleh PT PNM Ventura Syariah. 2. Kriteria yang digunakan dalam menentukan prioritas pendampingan usaha kepada UMKM antara lain: modal, sumber daya manusia, pemasaran, dan teknologi. 3. Metode analisis yang digunakan adalah Analytic Network Proccess ANP dengan menggunakan software SuperDecisions version 2.2.6. b Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang dicari jawabanya dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan kriteria yang menjadi prioritas dalam pengembangan UMKM oleh PT PNM Ventura Syariah? 2. Bagaimana menentukan prioritas strategi yang dilakukan oleh PT PNM Ventura Syariah dalam mengembangkan UMKM?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kriteria apa saja yang menjadi prioritas PT PNM Ventura Syariah dalam mengembangkan UMKM. b. Untuk mengetahui prioritas strategi pendampingan usaha dalam rangka pengembangan UMKM yang dilakukan oleh PT PNM Ventura Syariah.