B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah
1. Pengertian
Di Indonesia, perhatian tehadap usaha kecil mulai muncul pada saat Presiden Soeharto mencanangkan Gerakan Kemitraan Usaha Nasional pada 15
Mei 1996. Presiden Soeharto mengatakan bahwa kemitraan usaha jangan sampai menimbulkan beban yang memberatkan rakyat sebab tujuan kemitraan
membatasi konsentrasi kekuatan ekonomi yang akan berdampak pada kesenjangan usaha.
Di Indonesia dikenal dua definisi mengenai UMKM. Pertama, definisi UMKM menurut Undang-Undang UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah yang pengertiannya diklasifikasikan dalam tiga kriteria, yakni Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah. Pengertian
UMKM tidak hanya mencakup industri pengolahan saja namun juga mencakup sektor usaha lain, misalnya perdagangan, konstruksi, pengangkutan, pertanian,
jasa, dan lainnya.
33
Pengertian dan kriteria dari masing-masing klasifikasi usaha menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
yakni sebagai berikut: 1
Usaha Mikro Usaha mikro adalah sebuah usaha produktif milik orang perorangan
danatau badan usaha perorangan. Kriteria usaha mikro sebagai berikut:
33
Mudrajad Kuncoro, Ekonomika Pembangunan: Masalah, Kebijakan, dan Politik, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010,h. 185.
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 lima puluh
juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 tiga ratus juta rupiah
2 Usaha Kecil
Kriteria usaha kecil sebagai berikut: a
Memiliki kekayaan bersih dari Rp 50.000.000 lima pulh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 lima ratus juta
rupiahtidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 dua miliar
lima ratus juta rupiah. 3
Usaha Menengah Usaha menengah yakni usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar.
Kriteria Usaha Menengah yakni sebagai berikut: a
Memiliki kekayaan bersih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000,00 sepuluh
miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua
miliar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah.
Kedua, definisi UMKM menurut BPS Badan Pusat Statistik. BPS membagi jenis UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja dimana usaha kecil
identik dengan Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga IKRT. Klasifikasi industri berdasarkan jumlahnya yakni: 1 Industri Rumah Tangga dengan
pekerja 1-4 orang; 2 industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; 3 industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; 4 industri besar dengan pekerja 100
orang atau lebih.
2. Karakteristik-Karakteristik Utama Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Usaha Menengah
Di negara sedang berkembang, Usaha Mikro UMI, Usaha Kecil UK, dan Usaha Menengah UM memiliki karakteristiknya masing-masing.