Karakteristik Modal Ventura Modal Ventura
g. Keuntungan yang diharapkan oleh PMV adalah terutama capital gain atau
apresiasi nilai saham di samping deviden. h.
Tingkat keuntungan yang tinggi artinya bidang usaha yang umumnya dibiayai oleh modal ventura bersifat terobosan baru yang menjanjikan
keuntungan tinggi. i.
Mempunyai nilai tambah. Pembiayaan modal ventura tidak akan banyak artinya bila tidak disertai dengan paket lainnya, yaitu pertambahan nilai
melalui technical assistence, manajemen dan strategi bisnisnya.
28
Perbedaan antara pembiayaan dengan modal ventura dan kredit perbankan dari sudut pandang perusahaan pembiayaan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Pembiayaan Modal Ventura dan Kredit Perbankan
29
Keterangan Modal Ventura
Kredit Perbankan
Tujuan Investasi Memaksimalkan
capital gain Memperoleh bunga
Jangka Waktu Jangka
panjang maksimal 10 tahun
Jangka pendek,
menengah, dan
panjang Instrumen
Saham biasa, obligasi konversi,
options, warrants
Pinjaman
Tarif Price earning ratio
net tangible assets Suku bunga
Jaminan Tidak ada
Ada Kepemilikan
Ada Tidak ada
Pengendalian Minority shareholder Convenants
28
Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, h.1152.
29
Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, h. 1152.
right protection Dampak pada neraca
Mengurangi leverage Meningkatkan
leverage Dampak
pada cash
flow Meningkat
Meningkat Dampak pada laba
Meningkat Meningkat
Mekanisme divestasi IPO, sale to third
party, sale
to enterpreneurs, private
placement Pelunasan utang
Di samping itu, bagi perusahaan modal ventura syariah terdapat karakteristik khusus berupa terpenuhinya prinsip-prinsip syariah, yaitu:
30
a. Adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi penerapan
prinsip-prinsip syariah. b.
Aktivitas usaha yang dijalankan oleh perusahaan modal ventura haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tidak dibenarkan melakukan
kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah
tersebut, antara lain: 1.
Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
2. Lembaga keuangan konvensional ribawi termasuk perbankan dan
asuransi konvensional;
30
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 314.
3. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang
haram; 4.
Produsen, distributor, danatau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat;
5. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat
nisbah utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.