merusak membran sel, protein, DNA dan berakibat fatal bagi keberlangsungan hidup sel atau jaringan. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang berkepanjangan
maka akan terjadi penumpukan hasil kerusakan oksidatif didalam sel dan jaringan yang akan menyebabkan sel atau jaringan tersebut kehilangan
fungsinya dan akhirnya mati Bagiada, 2001.
Traktus gastrointestinal merupakan tempat awal kerusakan yang ditandai dengan kerusakan permukaan mukosa usus oleh karena paraquat. Toksisitas
ini bermanifestasi seperti mukosa yang edema dan membengkak dan ulserasi yang salah satu nya terjadi pada esofagus Oliveira, 2008.
Gambar 7. Kerangka Teori Penelitian
Hati
Ginjal Kulit
Traktus GI Paru
Kerusakan hepatoseluler
Cedera sel epitel tubulus ginjal
Iritasi pada kulit
Edema paru akut, asfiksia
Karbon, Hidrogen dan Nitrogen Dimetabolisme oleh enzim NADPH-Cytochrome p450 reductase, Xantin oksidase,
NADH ubiquinone oxireductase, nitric oxide synthase
Paraquat mono-cation radical PO
-
dalam sel Di Reoksidasi Menjadi PQ
2+
Herbisida Paraquat Diklorida Sumber Internal
Sumber Eksternal Radikal
Bebas Mitokondria, Fagosit, Xantin
Oksidase, Reaksi yang melibatkan Besi, Peroksisom,
Olahraga, Peradangan, iskhemia
Rokok, Polutan Lingkungan, Radiasi,
Larutan industri, Ozon
HERBISIDA
Radikal Bebas Reactive Oxygen Species, Superoxide, Hidrogen peroksida dan hidroksil
radikal
Stress Oksidatif
MULUT ESOFAGUS
GASTE USUS
Erosi epitel, Deskuamasi epitel,
F. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Herbisida Paraquat
Diklorida Per−oral Terhadap Derajat Kerusakan Esofagus Tikus Putih Rattus norvegicus Jantan Galur Sprague dawley tertera pada
gambar 8 dibawah ini.
Gambar 8.
Kerangka Konsep Kelompok
Kontrol Kelompok
Dua Kelompok
Satu Kelompok
Empat Kelompok
Tiga
Paparan Herbisida Paraquat Diklorida per−oral
Dosis 25 mgkg BB
Dosis 50 mgkg BB
Dosis 100 mg kg BB
Tidak dipapar
Dosis 200 mgkg BB
NORMAL Deskuamasi
Epitel EROSI
EROSI ULKUS
Perubahan Gambaran Histopatologi Esofagus Tikus Putih Jantan Rattus novergicus galur Sprague dawley
G. Hipotesis
Adapun Hipotesis dari penelitian ini adalah 1.
Ada pengaruh pemberian herbisida paraquat diklorida per−oral terhadap gambaran histopatologi esofagus tikus putih Rattus norvegicus jantan
galur Sprague dawley. 2.
Ada pengaruh pemberian herbisida paraquat diklorida dosis bertingkat terhadap peningkatan derajat kerusakan esofagus tikus putih Rattus
norvegicus jantan galur Sprague dawley.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Herbisida Golongan Paraquat Diklorida
Herbisida paraquat adalah salah satu jenis herbisida non−selektif dan secara
luas sering digunakan, terutama pada sistem pertanian dan oleh agen pemerintah dan perindustrian untuk mengontrol hama tanaman. Paraquat
memiliki nama kimia 1,1 –dimetil–4,4–bipiridilium dan mempunyai nama lain
paraquat dichloride, methyl viologen dichloride, Crisquat, Dexuron, Esgram, Gramuron, Ortho Paraquat CL, Para-col, Pillarxone, Tota-col, Toxer Total,
PP148, Cyclone, Gramixel, Gramoxone, Pathclear dan AH 501. Sesuai namanya, paraquat memiliki rumus molekul [C
12
H
14
N
2
]
2+
dengan struktur sebagai berikut:
Gambar 1.
Struktur kimia 1,1−dimethyl 4,4 bipyridylium dichlorid Sumber:
Lestari, 2005.
Paraquat atau kation 1,1 –dimetil–4,4–bipiridilium juga tersedia sebagai
garam dibromida ataupun diklorida dengan rumus [C
12
H
14
N
2
]Br
2
atau [C
12
H
14
N
2
]Cl
2
, senyawa ini berwujud padatan berwarna putih bersih dan
sangat larut dalam air Lestari, 2005. Struktur kimia [C
12
H
14
N
2
]Cl
2
adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Struktur kimia [C
12
H
14
N
2
]Cl
2
Sumber: Lestari, 2005.
Paraquat memiliki kemampuan menyerap sinar radiasi ultraviolet pada panjang gelombang maksimum I=260 nm, yaitu sebagai akibat transisi
elektronik p pada ikatan rangkap terkonjugasi dalam gugus bipiridil. Paraquat tereduksi berwarna biru dan menyerap sinar pada panjang
gelombang I=600 nm Lestari, 2005. Tabel sifat kimia dan fisika paraquat tersaji pada tabel 1 dibawah ini.