Tikus Putih Rattus norvegicus

mencapai 200 gram. Tikus memiliki lama hidup berkisar antara 4−5 tahun dengan berat badan umum tikus jantan berkisar 267−500 gram dan betina 225−325 gram Sirois, 2005. Tikus dapat mendengar hingga suara ultrasonik dengan rentang pendengaran 70 dB yaitu 250 Hz−70 kHz dan rentang yang paling sensitif berkisar antara 8−32 kHz. Suara ultrasonic ini sangat penting sebagai alat berkomunikasi antara induk dengan anaknya. Galur ini memiliki pertumbuhan yang cepat, tempramen yang baik dan kemampuan laktasi yang tinggi Robinson, 1999. Tikus putih Rattus norvegicus tersebar luas dibeberapa tipe habitat, namun tikus putih lebih sering terlihat pada beberapa tempat yang merupakan habitat alami dari tikus putih, yaitu area pertanian, hutan alami maupun buatan, pesisir pantai, dan tempat−tempat yang lembab Pagad, 2011. Tikus termasuk binatang pemakan segala makanan omnivora. Walaupun demikian, tikus cenderu ng untuk memilih biji−bijian serealia seperti jagung, padi dan gandum. Air sebagai sumber minuman dapat diambil dari air bebas atau dapat diperoleh dari pakan yang banyak mengandung air. kebutuhan air bagi tikus tergantung dari suhu, lingkungan, aktivitas, umur dan jenis makanan. kebutuhan air berkurang, jika pakan yang dikonsumsi sudah banyak mengandung air. Pada umumnya tikus makan secara teratur pada tempat tertentu. Tikus putih Rattus norvegicus biasanya membuat sarang pada tempat-tempat yang berdekatan dengan sumber makanan dan sumber air. Tikus berimigrasi jika terjadi kekurangan makanan pada habitat awal yang ditempati Priyambodo, 2005. Menurut Malole dan Pramono, tingkat konsumsi dipengaruhi oleh temperatur kandang, kelembaban, kesehatan dan kualitas makanan itu sendiri. Beberapa data biologi tikus laboraturium tersaji pada tabel 2. Tabel 2. Data biologi tikus putih laboraturium. Data Biologi Keterangan Lama hidup Lama Bunting Kawin sesudah beranak Umur di sapih Umur Dewasa Siklus kelamin Siklus estrus Lama estrus Berat dewasa Berat lahir Jumlah anak Aktivitas Kecepatan tumbuh Pernafasan Denyut jantung Tekanan darah 2−3 tahun, dapat sampai 4 tahun 20 –22 hari 1 sampai 24 jam 21 hari 40 –60 hari Poliestrus 4 –5 hari 9 –20 jam 300 –400 gram jantan; 250–300 gram betina 5 –6 gram Rata –rata 9, dapat 20 Nokturnal 5g hari 65 –115 menit 330 –480 menit 90 –180 sistol; 60–145 diastol Sumber : Smith dan Mangkoewidjojo 1987.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik, yaitu untuk mempelajari suatu fenomena dalam korelasi sebab−akibat, dengan cara memberikan suatu perlakuan pada subjek penelitian kemudian melihat dan mempelajari efek dari perlakuan tersebut Notoatmodjo, 2012. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test−only control group design. Sebanyak 25 ekor tikus putih Rattus novergicus jantan galur Sprague dawley berumur 8 –10 minggu yang dipilih secara acak dan dibagi menjadi 5 kelompok.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboraturium Patologi Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung untuk mengetahui gambaran mikroskopis dari organ esofagus tikus putih Rattus norvegicus jantan galur Sprague dawley yang telah diberikan herbisida paraquat diklorida per−oral. Waktu penelitian adalah selama bulan oktober−november 2014.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah tikus putih Rattus norvegicus jantan galur Sprague dawley berumur 8 −10 minggu yang diperoleh dari laboraturium Balai Penelitian Veteriner BALITVET Institut Pertanian Bogor IPB. Sampel penelitian sebanyak 25 ekor tikus putih jantan yang dipilih secara acak yang dibagi menjadi 5 kelompok 4 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol sehingga 1 kelompok perlakuannya terdiri dari 5 ekor tikus. Penentuan besar sampel menurut rumus Frederer, yakni dengan jumlah sampel minimal 5 mencit untuk setiap kelompoknya. Menurut Frederer 1967, rumus penentuan sampel untuk uji eksperimental adalah : t –1 r–1≥15 Dimana t merupakan jumlah kelompok percobaan dan n merupakan jumlah pengulangan atau jumlah sampel tiap kelompok. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan sehingga perhitungan sampel menjadi : 5−1 n−1≥15 4n−4≥15 4n≥19 n≥4,75 Jadi, sampel yang digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 5 ekor n≥4,75 dan jumlah kelompok yang digunakan adalah 5 kelompok sehingga penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih Rattus norvegicus jantan galur Sprague dawley dari populasi yang ada. Kriteria Inklusi a. Tikus putih galur Sprague dawley b. Berjenis kelamin jantan c. Berat badan sekitar 100−150 gram d. Berusia sekitar kurang lebih 8–10 minggu dewasa e. Tingkah laku dan aktivitas normal f. Tidak ada kelainan anatomi yang tampak g. Tidak tampak penampakan rambut kusam, rontok, atau botak, dan bergerak aktif Kriteria Ekslusi a. Penampakan rambut kusam, rontok atau botak dan aktivitas kurang atau tidak aktif, keluarnya eksudat yang tidak normal dari mata, mulut, anus dan genital b. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10 setelah masa adaptasi di laboraturium. c. Mati selama masa adaptasi tikus.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

a. Hewan percobaan b. Makanan hewan percoban berupa pelet c. Herbisida paraquat diklorida dengan merk Gramoxone yang akan diberikan ke hewan coba dengan cara per −oral dengan dosis yang berbeda disetiap kelompok perlakuanya.

2. Bahan Kimia

Bahan yang digunakan untuk pembuatan preparat histopatologi dengan metode paraffin meliputi larutan formalin 10 untuk fiksasi, alkohol 70, alkohol 96, alkohol absolut, etanol, xylol, pewarna hematoksilin dan Eosin, dan entelan.

3. Alat Penelitian

a. Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1 Neraca analitik Metler Toleda dengan tingkat ketelitian 0,01 gram, untuk menimbang berat tikus 2 Sonde lambung 3 Minor Set, membedah tikus untuk mengidentifikasi esofagus 4 Kapas dan alkohol

b. Alat Pembuat Preparat Histopatologi

Alat pembuat preparat histopatologi yang digunakan yaitu object glass, tissue cassete, deck glass, water bath, platening table, rotarymicrotome, autochnicom procesor, staining jar, staining rak, kertas saring, histoplast dan parafin dispenser.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

PENGARUH PEMBERIAN HERBISIDA PARAQUAT DIKLORIDA PER-ORAL TERHADAP PEMBENGKAKAN HEPATOSIT DAN KONGESTI SINUSOID HATI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 8 81

PENGARUH PEMBERIAN HERBISIDA GOLONGAN PARAQUAT DIKLORIDA PER-ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

3 13 78

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI MIOKARDIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 4 65

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP KETEBALAN DINDING AORTA ABDOMINAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 5 72

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 13 66

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 26 71

PENGARUH HERBISIDA PARAQUAT DIKLORIDA ORAL TERHADAP HATI TIKUS PUTIH

0 1 6