Counterpart GroupCG. Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana
menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw gigi gergaji.
Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan
pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi
pembelajaran yang telah didiskusikan. 2. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
3. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor
dasar ke skor kuis berikutnya. 4. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran. 5. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi
baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidaklah selalu berjalan dengan mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal
yang dapat menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran Cooperative Learning.
2. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga yang hanya segelintir
orang yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton. 3. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran
Cooperative Learning. 4. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.
5. Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam penelitian ini adalah sebuah teknik
pembelajaran kooperatif dimana siswa, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua
materi sendirian, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Guru memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk bidang studi apa yang akan menjadi pokok
bahasan.
2.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok serta menjelaskan tugas untuk masing-masing kelompok. Kelompok ini disebut kelompok awal.
3.
Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi selama 7 menit dan diharapkan siswa dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya pada
kesempatan ini.
4.
Siswa diberi Lembar Kerja LK dan diberi waktu 8 menit untuk mengerjakan lembar kerja tersebut.
5.
Setiap siswa dalam satu kelompok menyebarpindah ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang
dipelajari oleh kelompok lain. Siswa diberi kesempatan untuk berpindah- pindah kelompok selama 10 menit dan siswa diharapkan dapat menyerap
dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kelompok lain.
6.
Siswa kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh selama 10 menit.
7.
Kemudian salah satu anggota kelompok berlatih untuk memasukkan data ke komputer dengan menggunakan program inspiration selama 20 menit.
Setelah itu siswa akan mebuat peta konsep di komputer dan kelompok lain akan memasukkan informasi ke chart yang telah disediakan. Pada tahap ini
siswa diberikan waktu selama 20 menit untuk menyelesaikan tugasnya. 6. Terakhir guru akan memberikan penguatan dari tugas yang harus
dikerjakan siswa di rumah.
2.6 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan
oleh peneliti sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan memperhatikan langkah-
langkah secara tepat, maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Gunung Raya Kecamatan Marga Sekampung
Kabupaten Lampung Timur Tahun pelajaran 20142015.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini jenis penelitian yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research Wardhani Igak
dkk., 2003: 13. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 58 yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas PTK adalah penelitian tindakan action
research ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 1 Gunung Raya Kecamatan Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur, dengan tujuan memperbaiki
mutu praktik pembelajaran dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas silabus, materi,
dan lain-lain ataupun output hasil belajar. PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Adlan 2011: 4 menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Makna setiap kata
tersebut adalah sebagai berikut. Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan
cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan;
sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu
rangkaian siklus kegiatan. Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang
melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru
3.2 Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 20142015.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Gunung Raya Kecamatan Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur Jalan Raya
Desa Gunung Raya Kecamatan Marga Sekampung Kabupaten Lampung
Timur. 3.3 Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV semester ganjil SD Negeri 1 Gunung Raya Kecamatan Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur
Tahun Pelajaran 20142015, dengan jumlah siswa 27 orang, yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 14 orang perempuan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data lengkap dan akurat dalam penelitian ini digunakan teknik tes dan non tes.
1. Teknik non tes merupakan prosedur atau cara pengumpulan data untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan guru.
2. Teknik tes merupakan prosedur atau cara pengumpulan data tentang hasil belajar siswa.
3.5 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Lembar panduan observasi, instrument ini dirancang sebagai alat kolaborasi peneliti dengan guru. Lembar ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama
penelitian tindakan
kelas dalam
pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2. Tes hasil belajar, adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan
data mengenai hasil belajar siswa khususnya terhadap materi yang telah diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus dianalisis untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran: 1. Análisis kualitatif, digunakan untuk menganalisis data yang terdiri atas:
a. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran, data tersebut dicatat dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa. Data kualitatif
pada lembar observasi kegiatan siswa dianalisis menggunakan teknik persentase:
NP =
�
X 100 Keterangan :
NP = Nilai Persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh oleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap
Sumber Purwanto, 2008: 102 Setelah diperoleh persentase hasil kegiatan siswa, kemudian
dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel 1 dibawah ini
Tabel 1. Lembar Observasi Efektivitas Pembelajaran
Nama Guru : Mata Pelajaran :
Pokok Bahasan Tema : Sekolah Kelas :
Hari Tanggal : Skor skala rating :
1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = sangat baik
ASPEK PENGELOLAAN 1 2 3 4 5
MATERI PEMBELAJARAN -- -- -- -- --
Gagasan utama materi jelas dan spesifik -- -- -- -- --
Tersedia beragam variasi untuk mendukung informasi -- -- -- -- --
Relevansi dengan pokok bahasan jelas -- -- -- -- --
Diperlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi
-- -- -- -- --
Guru menghubungkan gagasan-gagasan dengan pengetahuan awal siswa
-- -- -- -- --