Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

9 Stahl Solihatin, 2007: 5 mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Sejalan dengan hal tersebut Depdiknas Komalasari, 2011: 62 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat belajar bersama, saling membantu, berani mengeluarkan ide, dapat memecahkan masalah melalui diskusi, dapat men- jelaskan dan mengajukan pertanyaan dalam kelompoknya. Slavin Solihatin, 2007: 5 mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif diartikan sebagai suatu strategi belajar yang mengondisikan siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok –kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok heterogen. Selanjutnya Artzt dan Newman Trianto, 2011: 56, dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama dalam keberhasilan kelompoknya . Ada lima unsur pokok yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif agar pembelajaran dapat mencapai hasil maksimal, seperti yang diungkapkan Johnson Lie, 2002: 30 sebagai berikut. 1. Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti kegagalan kelompok. Karena 10 penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran kooperatif adalah penilaian individu dan kelompok. 2. Tanggung jawab individu Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Siswa bekerja sama dalam satu tim dalam menyelesaikan tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama dalam keberhasilan kelompoknya. 3. Tatap muka Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk berdiskusi, saling bertatap muka. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Intinya adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Jika tugas kelompok dikerjakan secara sendiri-sendiri sesuai dengan pembagian tugas, harus tetap berada di dalam kelompok dan mendiskusikannya dengan anggota yang lain. Dengan begitu akan tetap terjadi saling tatap muka. 4. Komunikasi antar kelompok Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka ketika proses diskusi berlangsung. 5. Evaluasi proses kelompok Bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja kelompok agar selanjutnya dapat bekerja sama jauh lebih baik. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat diartikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa ditempatkan dalam kelompok-

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 17 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 42 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 8 47

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Baradatu Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 50

PEGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 20 203

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54